Share

GLPM68

last update Last Updated: 2025-05-26 00:46:14
“Sofia memang sudah dijebloskan ke penjara, tapi anak buahnya masih banyak.yang loyal. Bagaimana jika mereka menyerang Aura?” Arga tanpa basa basi langsung mengatakan kekhawatirannya.

“Kirim beberapa orang untuk menjaga Aura. Aku tidak mau dia kehilangan sehelai rambutpun,” perintah Rey.

Arga menganggukkan kepalanya. “Baik. Tapi Rey, ada baiknya kita percepat peluncuran aplikasi tracker itu. Paling tidak, kita tidak akan kesulitan kalau Aura menghilang lagi.”

Aura cukup kesal berada di bawah pengawasan orang suruhan Rey. Mereka selalu mengekor, kecuali saat Aura di kamar mandi. Dan itu benar-bebar membuatnya tak nyaman.

Karena itu, Aura memutuskan belanja sendiri ke supermarket siang itu. Ia bukan hanya risih karena selalu diawasi, tapi juga cukup jengah dengan dapur kosong dan lemari es yang hanya diisi botol-botol air mineral dan buah impor berstiker. Ia ingin memasak sesuatu yang benar-benar hangat, yang rasanya seperti rumah, bukan seperti restoran hotel bintang lima.

Namun
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM91

    Di tengah keheningan yang menggantung usai pengumuman Rey dan Aura, Linda perlahan berdiri dari tempat duduknya. Gaun gelapnya yang elegan tampak sedikit bergetar bersama langkahnya yang pelan, seolah menyimpan segudang beban yang akhirnya harus dilepaskan. Sorot matanya menghindar sejenak dari tatapan Rey, sebelum akhirnya berhenti tepat di depan Aura.“Aura ….” Suara Linda terdengar serak, namun ia berusaha lembut. Ia mencoba tersenyum, meski jelas bibirnya gemetar. “Aku tahu … kamu membenciku. Tapi sungguh, aku tak pernah berniat mengambil yang bukan milikku.”Aura menatapnya dalam diam. Jantungnya berdetak cepat, namun ia memilih untuk mendengarkan.“Aku … aku memang menjalankan Dinata Corp setelah ayahmu tiada. Tapi hanya karena … karena aku tak ingin perusahaan itu jatuh ke tangan orang asing.” Linda menarik napas, mencoba menstabilkan suaranya. “Aku pikir saat kau sudah cukup dewasa, dan mampu berdiri sendiri … aku akan menyerahkan semuanya. Aku … benar-benar menunggu waktu yan

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM90

    Aura menatap Rey penuh tanya saat mereka duduk berdampingan di sofa, di antara tumpukan katalog gaun pengantin dan brosur tempat pernikahan yang tadi Rey lempar asal-asalan ke meja."Aku mau tanya sesuatu," ucap Aura pelan, menyingkirkan katalog dari pangkuannya.Rey menoleh, menatap istrinya, menunggu pertanyaan keluar dari bibirnya. "Kalau kamu bilang aku harus ambil kembali yang jadi milikku ... berarti kamu juga punya rencana, kan? Soal perusahaan ayahku." Suaranya agak berat. "Soal mama tiriku, Linda."Rey menghela napas dan menyandarkan punggung. Matanya menatap langit-langit sejenak, lalu kembali ke Aura."Aku tahu kamu nggak mau balas dendam, Aura. Tapi ini bukan lagi soal dendam," katanya serius. "Ini soal keadilan. Kamu putri satu-satunya Robin Dinata, dan kamu dibuang seperti orang asing. Linda ngambil semua hakmu, bahkan rumah warisan ayahmu. Dia nggak akan menyerahkannya begitu saja ... kecuali kita mengambilnya dengan paksa, kita buat dia merasa harus."Aura mengerutkan

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM89

    Rey meletakkan tubuh istrinya di atas ranjangnya. Tangannya meraih kedua tangan istrinya. Dengan napas yang masih tak teratur karena provokasi Aura barusan, ia menahan kedua tangan itu. “Kamu tahu apa hukuman seseorang yang berani memprovokasi Rey Damartha?” tanyanya dengan wajah serius. Aura tersenyum menggodanya. “Dan kamu tahu hukuman buat siapapun yang menindas nyonya Damartha?” Rey menarik sudut bibirnya. Ia merasa hidupnya beberapa hari terakhir terasa begitu nyaman. Tanpa masalah, tanpa sesuatu hal yang harus menguras pikiran dan emosinya.Ia merasa Aura benar. Kehidupan teratur, biasa, dan membosankan itu memang terasa indah dan menyenangkan. Persis seperti yang pernah digambarkan oleh Aura.Lelaki itu mengecup bibir Aura, seakan tak membiarkan istrinya kembali mengucapkan sepatah katapun. Napas Aura semakin memburu dalam setiap sentuhannya. Tubuhnya semakin menegang setiap Rey mengecup di titik-titik sensitif di tubuhnya. Di lehernya … di dadanya … di perutnya. Aura mene

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM88

    Berita soal gadis kecil bernama Vina dan CEO D’Amartha Group, terus berseliweran di televisi dan media sosial. Tapi bukan itu yang membuat dada Sintya sesak.Bukan tentang siapa Vina sebenarnya. Tapi tentang sosok perempuan muda yang berdiri mendampingi Rey dalam siaran langsung konferensi pers itu. Wajah yang tak akan pernah ia lupakan."Aura," bisik Sintya, matanya mulai berair.Ia masih mengingat mata itu. Senyuman anak dari kakaknya, Robin Dinata. Keponakan yang dulu sering ia gendong dan ajak menari-nari di halaman rumah tua keluarganya. Tapi sejak Robin meninggal, dan Linda istri barunya menguasai semua, Sintya memilih percaya bahwa Aura akan baik-baik saja. Linda sempat meyakinkannya bahwa ia akan menjaga Aura seperti anak kandung sendiri.Saar itu Sintya terlalu naif untuk menyadari bahwa Linda hanya ingin harta keluarganya.Dan sore itu, ia berdiri di depan sebuah rumah bergaya modern di kawasan sejuk pinggir kota. Taman kecil di halaman tampak terurus. Pintu putih beraksen k

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM87

    Senja mulai turun menyelimuti kota dengan cahaya tembaga yang hangat namun sendu. Rumah besar yang biasanya dipenuhi tawa dan langkah kaki kecil itu, kini hanya tinggal keheningan yang menggema. Aura duduk diam di sofa ruang keluarga. Rambutnya tergerai, wajahnya bersandar pada lutut yang ditarik ke dada. Matanya memandangi sudut-sudut ruangan yang terasa lebih luas dan kosong. Bantal-bantal sofa tempat Vina biasa menyembunyikan biskuit sudah rapi. Gambar-gambar krayon di lembaran kertas masih tertempel di lemari es, tapi tak lagi bermakna sama.Rey memperhatikannya dari ambang pintu. Ia sudah tahu betapa hancurnya hati Aura, bahkan jika perempuan itu tidak berkata sepatah kata pun. Karena ia juga merasakannya, perasaan kosong yang aneh, kehilangan yang sepi. Tapi Aura ... ia kehilangan lebih dari itu. Ia kehilangan seseorang yang ia rawat seperti darah daging sendiri. Dan Rey tahu … diam Aura bukan ketegaran, tapi luka yang tak berdarah.Rey mulai panik saat mata Aura mulai berkaca-

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM86

    “Diniiii!”Teriakan itu menggema, menabrak dinding kaca ruang konferensi pers seperti palu godam menghantam jantung semua orang yang hadir. Suara berat, kasar, dan penuh amarah itu membuat semua kepala serempak menoleh ke arah pintu masuk utama yang sudah terbuka dengan keras. Dua petugas keamanan yang bertugas di sana terhempas ke samping, dan seorang pria gempal bertato kepala harimau di lehernya melangkah masuk dengan napas memburu dan mata membara seperti bara api.Tatapan matanya terkunci pada Dini, seperti predator yang akhirnya menemukan mangsanya. Jaket kulit lusuhnya terbuka sebagian, memperlihatkan kaos hitam tipis yang basah oleh keringat dan mungkin darah. Satu tangan menggenggam ponselnya yang hancur sebagian, dan tangan lainnya terkepal begitu kencang hingga buku-bukunya memutih.“Aku sudah bilang, kamu nggak bisa lari dariku!” Tengu meraung memperlihatkan emosinya yang membara, dan saat itu juga ruangan konferensi yang semula penuh keraguan berubah jadi kepanikan.Warta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status