Share

Bab 137

Author: kodav
last update Last Updated: 2025-05-27 11:00:01

Suara napas Anya terdengar pelan tapi berat. Di antara ketegangan yang menggantung di udara kamar, ia mencoba merespons dengan nada yang terdengar terkendali. "Val… kamu salah paham. Aku sama Evan itu cuma rekan kerja."

Celine langsung memotong dengan cepat. "Rekan kerja? Bukannya loe berdua udah kenal dari kuliah?"

Anya menoleh tajam ke arah Celine. Nada suaranya naik sedikit, matanya menyipit. "Apa sih, Cel? Loe tuh ada masalah apa sih dari dulu sama gue?!"

Lalu ia kembali menatap Valdi, mencoba mengembalikan fokus. "Val, kita emang udah kenal lama dari kuliah, iya. Tapi hubungan kita nggak seperti yang kamu pikirin. Aku nggak mau kamu salah paham dalam kondisi kayak gini."

Valdi menatapnya. Sorot matanya tak lagi meledak-ledak. Tidak ada amarah, tidak juga kese

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 269

    Pesawat mendarat mulus di landasan pacu pribadi di Macau. Udara lembap langsung menyergap saat pintu jet terbuka, membawa aroma asin laut dan asap knalpot. Di bawah, sebuah limosin hitam panjang berkilauan di bawah sinar matahari sore, diapit oleh dua SUV mewah. Pemandangan itu, di permukaan, tampak normal bagi seorang Valdi. Namun, Valdi adalah pria yang sangat detail dan memiliki naluri setajam pisau. Alisnya sedikit berkerut.“Tunggu,” Valdi bergumam, lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada Celine dan Lana yang berdiri kaku di belakangnya. Ia menyipitkan mata, mengamati siluet para pria di samping mobil. Mereka semua mengenakan setelan gelap, namun ada sesuatu yang salah. Pakaian mereka tampak terlalu seragam, gestur mereka terlalu kaku. Dan yang terpenting, ia tidak melihatnya. Sosok kepercayaan Mr. Wei, seorang pria tua dengan tahi lalat besar di pipi kiri, yang selalu menjemputnya se

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 268

    Di ketinggian puluhan ribu kaki, di dalam kemewahan kabin jet pribadi yang melesat menembus awan menuju Macau, dunia luar seolah lenyap. Yang ada hanyalah gejolak gairah yang membakar di antara tiga insan. Setelah pesawat lepas landas, Lana tak lagi bisa menahan hasratnya. Ia menarik Valdi ke sofa kulit yang empuk, bibir mereka bertemu dalam ciuman yang dalam dan menuntut. Lidah mereka bertaut, saling membelit, sementara tangan Lana sudah merayap liar di tubuh Valdi, merasakan otot-otot keras di balik kemeja mahalnya.“Aku tidak bisa menunggu lagi, Mas,” bisik Lana di sela-sela ciuman mereka, napasnya terengah.Dengan senyum penuh arti, Lana memutar tubuhnya dan duduk di pangkuan Valdi, sengaja membelakangi Celine yang duduk kaku di kursinya. Tak sedikit pun ia peduli pada keberadaan gadis itu. Lana mulai menggerakkan pinggulnya dengan gerakan melin

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 267

    Malam itu, kemewahan terukir dalam setiap inci kabin jet pribadi Valdi. Lampu-lampu temaram memantulkan kilau perak dan emas dari detail interior, sementara aroma kulit asli dan parfum mahal Valdi menyesaki udara, menciptakan atmosfer yang memabukkan sekaligus mengintimidasi. Celine duduk di seberang Valdi, jantungnya berpacu dalam kerangkeng rusuknya. Matanya sesekali mencuri pandang pada Valdi yang sedang membaca sebuah dokumen di tabletnya. Aura pria itu begitu kuat, begitu pekat, sehingga seolah memenuhi seluruh ruang, bahkan dalam diam sekalipun. Valdi mengenakan kemeja sutra hitam longgar yang terbuka dua kancing di atas, memperlihatkan garis otot di dadanya yang kokoh, mengundang imajinasi liar untuk menjelajahi lekuk-lekuk di baliknya. Rambutnya yang sedikit panjang disisir ke belakang, menonjolkan fitur wajahnya yang tajam dan sorot mata yang penuh misteri.Celine merasa gelisah, seolah duduk di atas jarum tajam. Kepergian mendadak ini, rahasia yang mereka bagi—rahasia kelam y

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 266

    "Cel? Ada apa?" Suara Valdi terdengar tenang, nyaris datar. Terlalu tenang untuk sesaat setelah ledakan nafsu yang baru saja mereka alami. Vina merasakan sakit bercampur kehampaan menusuk ulu hatinya. Inilah Valdi. Setelah sorotan mata yang membara, bisikan panas di telinga, dan sentuhan yang mengubah dirinya menjadi abu, dia bisa kembali menjadi es dalam hitungan detik."Valdi, lo di mana sih? Gosip soal Valdora Trust makin parah," suara Celine terdengar panik dari seberang, sedikit terdistorsi oleh speaker ponsel yang diaktifkan Valdi. Malam ini, entah kenapa, Valdi memilih untuk tidak menempelkan ponsel di telinganya. Mungkin agar Vina bisa mendengar, atau mungkin dia terlalu lelah untuk memegang benda itu. "Media udah mulai nulis yang aneh-aneh. Barusan ada artikel di website bisnis nasional, kacau banget beritanya."Valdi menyipitkan mata, tatapannya lekat pada gedung pencakar langit di hadapannya. "Apa isinya?""Mereka bilang Valdora Trust bakal hancur, Val. Terus… Maximilian bil

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 265

    Tanpa menunggu jawaban, Valdi menindihnya, tubuhnya yang kekar membelenggu Vina, membuatnya terperangkap dalam pelukannya. Vina merasakan sentuhan panas dan kuatnya kejantanan Valdi yang besar dan keras menekan perut bawahnya, sebuah janji surgawi yang menggetarkan, mengirimkan gelombang kenikmatan lain yang menjalar. Valdi menatapnya lagi, matanya yang abu-abu seperti pusaran badai, penuh dengan hasrat yang mendalam, hasrat yang seakan menelan Vina sepenuhnya ke dalam inti gairahnya.“Siap untuk yang terakhir, Sayang?” bisik Valdi, namun ada nada ejekan samar yang terselip di sana, seperti peringatan yang diabaikan dalam badai hasrat. Vina terlalu jauh tenggelam untuk peduli.Tanpa menunggu jawaban, Valdi menyesuaikan diri. Dengan satu dorongan kuat, ia menyatukan diri dengan Vina.Vina menjerit. Sebuah

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 264

    Pernyataan Valdi menusuknya. Dia memang menginginkan Valdi. Itu adalah kebenaran yang paling mengerikan dan paling membebaskan baginya. Kebenaran yang dia coba sembunyikan dari dirinya sendiri, tapi setiap kali Valdi menyentuhnya, kebenaran itu berteriak dengan nyaring. Vina menatap mata Valdi, mata yang kini tidak lagi memancarkan gairah membara, melainkan sebuah pengertian yang menakutkan, seolah Valdi bisa melihat langsung ke dalam jiwanya yang compang-camping.“Aku… aku tidak bisa terus begini, Valdi,” Vina berbisik, suaranya nyaris tak terdengar. “Ini adalah siksaan. I Love you honey, Tapi ini… ini salah. Ini dosa. Kamu… kamu keponakanku.” Rasa mual menusuk perutnya saat kata ‘keponakan’ itu keluar dari bibirnya. Fakta DNA itu adalah racun yang merayap di setiap sendi hidupnya, menggerogoti akal sehatnya, tapi juga menjadi rantai tak kasat mata

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status