Share

Bab 188

Author: kodav
last update Last Updated: 2025-06-21 21:48:56

Valdi melihat kebimbangan itu. Melihat kilatan gairah yang masih bersemayam di dasar mata Vina. Ini adalah momennya. Momen untuk mendesak, untuk mengambil apa yang dia inginkan, informasi atau respons lain yang dia butuhkan. Tangannya yang tadinya hanya membelai kini meluncur turun, merayap di bawah blus Vina, menyentuh kulit paha wanita itu yang masih hangat.

Sentuhan itu disengaja, merusak jarak dan batasan yang tadi Vina coba ciptakan.

"Termasuk Max?" ulangnya, suaranya kini terdengar rendah, berbahaya, dan penuh tuntutan. Jemarinya kini telah menemukan jalurnya, berhenti di ambang batas, di mana denyut terlarang menjadi paling kuat dan sensitif.

Viviana terkekeh pelan, suara renyahnya mengandung sedikit ironi dan geli, seolah Valdi baru saja melontarkan lelucon yang cerdas namun absurd. Tawa itu kontras dengan ketenangan permukaan yang selalu ia tampilkan. Valdi menatapnya, pandangan matanya menyipit, mencoba membaca makna di balik respons wanita itu. Senyumnya sedikit mengeras.

"
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 197

    Valdi memejamkan mata, namun kegelapan yang seharusnya membawa ketenangan justru diisi bayangan-bayangan yang menari di pikirannya. Sensasi dingin yang merayap di punggungnya tadi, bisik-bisikan halus, seolah masih menggantung di udara.Matanya terbuka, menoleh ke samping. Mayang yang terlelap pulas. Wajah gadis itu begitu tenang, seperti bayi yang baru saja menemukan kedamaian setelah seharian bermain. Bibirnya sedikit terbuka, napasnya teratur, dan rambutnya yang acak-acakan di bantal menambah kesan tak berdosa. Melihat Mayang, sulit membayangkan gelombang gairah dahsyat yang baru saja mereka lewati. Mayang sepenuhnya terbuai, termanipulasi, dan terjerat dalam jaringnya. Valdi tahu itu. Tapi mengapa kemudian ada perasaan aneh ini, seolah jaring itu kini juga menjerat dirinya? Cahaya redup dari ponselnya menunjukkan pukul satu dini hari. Valdi menggerakkan tubuhnya perlahan, berhati-hati agar Mayang tidak terbangun. Aroma khas Mayang, perpaduan keringat setelah gairah dan wangi alam

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 196

    Malam itu terasa menusuk tulang, namun di dalam kamar, udara justru terasa begitu pekat, dibakar oleh hawa panas yang tak tertanggungkan. Pendingin ruangan yang meraung tak mampu memadamkan api yang berkobar di antara Valdi dan Mayang. Malam yang dingin tak mampu mengalahkan panas dari gairah mereka berdua yang membuncah. Di atas pangkuan Valdi, Mayang, dengan bibir yang masih menempel erat pada bibir pria itu, kemarinya yang mungil tak henti-hentinya menggesekkan kejantanan Valdi yang keras ke celah kewanitaannya yang telah basah kuyup dan berdenyut. Setiap gerakan kecil Mayang mengirimkan gelombang kenikmatan yang semakin memuncak, menyulut api yang tak terpadamkan di antara mereka.Tangan Valdi, dengan sigap menangkap pinggul Mayang. Ia siap menancapkan kejantanannya yang besar dan kokoh ke dalam kehangatan kewanitaan Mayang yang sudah terbuka lebar di atasnya.“Sayang, kamu yakin?” Suara Valdi terdengar serak, penuh pertanyaan yang menggantung di udara. Ia menatap Mayang lekat-leka

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 195

    Pagi menjelang di kediaman Valdi, namun bagi Farah, malam yang baru saja berlalu meninggalkan jejak yang jauh lebih dalam dari sekadar debu tidur. Ia terbangun dengan tubuh yang pegal lada, terutama di area kewanitaannya yang terasa lengket dan sedikit perih. Apakah itu nyata? Atau hanya mimpi basah yang begitu hidup, begitu kuat, hingga meninggalkan sensasi fisik yang nyata pula? Celana dalam yang seharusnya dikenakannya semalam kini tergeletak tak beraturan di sisi ranjang, sebuah bukti bisu dari sebuah malam yang penuh gairah terlarang.Jam masih menunjukkan pukul enam pagi. Valdi, tuan rumahnya, biasanya baru bangun dua jam lagi. Ia bangkit dari ranjang, setiap langkah masih terasa berat, terutama saat kakinya mencoba merenggangkan otot-otot yang terasa kaku dan nyeri pasca 'tempaan' semalam. Sesuatu yang panjang, besar, dan kuat memompa dirinya berulang-ulang, memaksanya mencapai berkali-kali puncak kenikmatan. Dengan hati-hati, Farah keluar dari kamarnya. Pintu kamar Valdi di l

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 194

    Dalam kegelapan, dalam posisi telungkup, pria itu memompa lubang kenikmatan Farah. Rasanya seperti dimasuki badai. Benda hangat, besar, dan keras itu tidak hanya sekadar di dalam, namun menghantam masuk dengan tenaga yang nyaris brutal, menarik keluar hanya untuk mengumpulkan momentum dan menghantam lagi. Tubuh Farah gemetar hebat di bawahnya, bukan hanya dari ketakutan, tetapi juga dari gelombang kejutan listrik, sebuah kenikmatan yang begitu asing dan terlalu intens untuk dicerna oleh otaknya yang panik.Napasnya terenggap, tersangkut di antara bibirnya yang sedikit terbuka. Kegelapan melingkupi segalanya, menyembunyikan identitas penyusup ini, namun sensasi fisiknya begitu nyata, begitu besar. Dia bisa merasakan perut bawahnya ditekan ke ranjang, tubuhnya melengkung ke atas seiring dengan setiap dorongan yang dalam. P

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 193

    Beberapa saat berlalu, terbungkus dalam keheningan yang hanya dipecah oleh deru napas mereka yang berangsur teratur. Valdi perlahan melepaskan ciumannya, tapi pelukannya di pinggang Celine tidak mengendur. Mereka berpelukan tanpa banyak merubah posisi. Kehangatan tubuh Valdi masih melingkupinya, aroma maskulinnya yang bercampur keringat meruap di udara sempit. Celine membenamkan wajahnya di dada Valdi, merasakan detak jantungnya yang kuat."Kenapa sih... kenapa loe jahat sama gue?" bisik Celine lirih, suaranya teredam. Itu bukan tuduhan penuh murka, melainkan keluhan yang rapuh, sarat kebingungan."Jahat kenapa? Bukannya loe yang pengen?" Suaranya tenang, bahkan terdengar seperti menggoda, sebuah pukulan telak yang memutarbalikkan realitas. Ia tidak peduli dengan kebenaran, ia hanya peduli dengan permainannya

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 192

    Valdi hanya menatapnya. Senyum dingin itu kembali, kali ini dengan sedikit rasa geli tersembunyi di matanya. Dia menikmati pemandangan di bawahnya: Celine, sepupunya, PA-nya, wanita tunangan orang lain, tergeletak di jok belakang mobilnya, gaun hitam bodycon yang tadi terlihat begitu berkelas kini tersingkap acak-acakan di atas pinggangnya, kakinya terentang lebar, napasnya terengah-engah. Tatapan matanya yang tadinya penuh amarah kini melunak, berubah menjadi tatapan memohon, putus asa. Memohon pelepasan, memohon Valdi menyelesaikan apa yang sudah dimulainya.Sangat... memuaskan.Valdi mengetuk partisi yang memisahkan mereka dari pengemudi. Tanpa perlu membuka, suaranya yang tenang namun berotoritas terdengar. "Pak Tarno, turun aja dulu," katanya. "Mobilnya biarin nyala, saya masih ada urusan."Ada jeda sebentar, lalu suara pintu depan terbuka dan tertutup. Mereka sendirian.Valdi meraih remote audio di dekatnya, memutar volume musik di mobil, alunan musik yang sensual memenuhi ruan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status