Share

Menuai Derita

“Sebenarnya apa maumu?” tanya Vella tegas.

Orang yang pada dasarnya baik tidak akan haus akan pujian. Kesombongan terletak pada diri Regha. Dengan bangganya pria itu menyombongkan perbuatan bejatnya.

Vella menggigit kuat bibir bawahnya guna menahan air mata yang menggenang di pelupuk. Regha seolah tak berdosa dan malah menantangnya. Seumur hidup itu lama dan ia tak mau mengarungi bahtera rumah tangga dengan pria seperti ini.

“Sakit dibalas sakit. Kamu pergi begitu saja meninggalkanku di saat rasa cintaku begitu besar padamu. Bukankah itu hal yang menyakitkan?”

Perasaan cinta yang semula menggebu berubah menjadi dendam. Regha masih ingat betapa sakitnya ditinggalkan oleh Vella ketika mereka baru saja merajut kasih. Tidak ada yang mengatakan putus di antara keduanya. Namun, Vella telah mengkhianatinya. Vella yang saat itu masih berstatus sebagai kekasihnya hilang bak ditelan bumi.

Wanita itu tergugu mendengar pengakuan Regha. Jadi, selama ini Regha masih mengingat kejadian itu. Jika ia bisa memilih. Tentu Vella tidak perlu berpikir lagi. Perjodohannya bersama Deon saat itu menyulitkannya.

“Asal kamu tahu, sampai sekarang aku masih mencintaimu. Saat itu aku sudah dijodohkan oleh orang tuaku. Dan pria itu adalah Deon, sahabat kamu!” teriak Vella diakhir kalimatnya.

Frustasi merasakan tuduhan Regha yang tak beralasan. Ia bukanlah wanita yang suka tebar pesona dan mengemis perhatian pada laki-laki. Jika sedari awal ia tahu akan dijodohkan. Vella tidak mungkin memberi harapan pada Regha.

Kini Regha tahu dendamnya selama ini karena kesalahpahaman. Ia telah salah menilai Vella. Regha menyimpulkan bahwa saat itu Vella berniat mempermainkan perasaannya.

Penyesalan selalu datang di akhir. Regha beruntung bisa mempersunting Vella. Namun, ia menyesal karena baru tahu isi hati wanita itu. Terlambat sudah, sekarang Vella membencinya. Keadaan berubah dengan cepat.

Vella menarik Regha dengan kasar. Menyuruh pria itu pergi dari kamarnya. Kehadiran Regha semakin memperunyam masalah.

Dari balik pintu, Regha dapat mendengar isak tangis Vella. Kekejamannya lenyap melihat wanita yang dicintainya terluka karenanya.

“Kita akan tetap menikah. Aku sudah janji pada orang tuamu untuk bertanggung jawab,”

Setelah mengatakan kalimat itu. Barulah Regha pergi menuju lantai bawah. Ia sudah keterlaluan pada Vella dan kini hanya penyesalan yang terbayang dalam benaknya.

Tak hanya Vella yang mendapat amukan dari keluarganya. Regha pun lebih parah. Ia dihajar habis-habisan oleh ayahnya akibat perbuatan kejinya. Berita ini cepat menyebar ke telinga orang tuanya karena mendapat informasi langsung dari kakaknya.

Entah bagaimana Vella memandangnya saat ini. Regha pasrah menerima kenyataan yang ada. Ucapan Deon beberapa waktu lalu masih terngiang-ngiang dalam benaknya. Ia akan mempertahankan apa yang sudah menjadi miliknya. Susah payah ia mendapatkan Vella dan tidak akan melepasnya.

Regha tak peduli jika persahabatannya dengan Deon hancur. Deon lah yang memulai genderang perang dengannya. Lebih parahnya pria itu selama ini hanya diam. Jika saja Regha mengetahui sejak awal perjodohan yang tak diinginkan ini. Tentu ia akan membantu Vella agar terlepas dari masalah yang rumit tersebut.

***

“Tidak bisakah kakak di sini saja. Aku takut sendirian di rumah.” Vella bergelanyut manja di lengar kakaknya. Ia memohon kakaknya untuk tinggal lebih lama lagi.

Di kediaman yang penuh kenangan terasa mengerikan bagi Vella. Kenangan buruk mendominasi daripada kehangatan sebuah keluarga. Miris memang ia tak mendapatkan kasih sayang yang utuh dari kedua orang tuanya.

“Kakak pulang karena adik kecilku yang satu ini mau menikah. Kenapa sedih, hm?” tanya Andra.

Kepulangan Andra disambut baik oleh Vella. Ia sangat merindukan kakaknya. Tak heran kalau ia tak mau melepas pelukannya. Hanya Andra yang dapat memahami perasaannya.

Andra mendekap adiknya. Ia merasa ada yang tidak beres di rumah ini. Kantung mata Vella menghitam. Ia tidak suka melihat saudara perempuannya itu bersedih. Terlepas dari kesalahan yang diperbuat Vella. Tidak pantas jika ayahnya juga ikut menyalahkan perempuan itu.

Hubungan Vella dan ayahnya sudah renggang sejak lama. Mereka tidak menunjukkan hubungan harmonis layaknya anak dan ayah.

Selama ini Andra selalu menjadi garda terdepan untuk Vella. Namun, setelah kepergiannya untuk menempuh pendidikan di luar negeri. Ia yakin penderitaan Vella kian bertambah.

“Apa dengan menikah akan membuatku bahagia?”

Kehidupan rumah tangga ayah dan ibunya yang hampir setiap hari bertengkar menyisahkan trauma bagi Vella. Tak ada momen yang ia lewatkan ketika orang tuanya bertikai. Ia takut akan mengalami kejadian yang serupa.

Vella pernah mendengar kalimat yang membuatnya berpikir seribu kali untuk menikah. Beban seorang perempuan akan bertambah setelah menikah dan beban laki-laki akan berkurang.

“Tentu, karena kamu menikah dengan orang kamu cintai.” Andra meyakinkan adiknya sambil mengelus surai perempuan itu.

Cincin yang tersemat di jari manis Vella pemberian dari Deon tergantikan oleh pemberian Regha. Karena sebentar lagi Vella dan Regha akan menikah. Sejauh apapun berkelana, orang lama tetaplah pemenangnya.

Sebagai seorang kakak, Andra marah pada Regha karena telah merusak adiknya. Baru ditinggal sebentar untuk meraih gelar magister. Ia sudah kecolongan. Namun, ia menyingkirkan segala kebenciannya agar tidak menambah beban Vella.

“Itu dulu, Kak. Sekarang aku sudah tidak mencintainya lagi,” bantah Vella.

Sejak kecil tumbuh bersama memudahkan Andra untuk membaca ekspresi Vella. Kerjapan polos itu tidak bisa mengelabuinya.

Pria itu menatap dalam adiknya. Membuktikan jika ucapannya benar. Membuang rasa sayang yang begitu besar pada seseorang tak semudah membalikkan telapak tangan. Akibat pertikaian kedua orang tuanya, adik perempuan satu-satunya terkena imbasnya.

Vella tidak peduli jika saat ini Regha merasa tidak tenang karena dijadikan topik utama. Ia berhak menyalurkan kekesalannya pada pria itu. Selagi tidak ada orangnya, ia bebas memaki habis-habisan lelaki itu.

Ia memanfaatkan waktu yang ada untuk bercerita pada sang kakak. Andra adalah sosok pelindung terbaik baginya. Sandaran ternyaman untuknya berlabuh. Andai saja Regha tidak berubah, ia pasti menemukan duplikat dari kakaknya. Sayangnya pria itu telah merusak kepercayaannya.

Memberikan nasihat pada Vella. Sama saja bicara dengan anak kecil. Tetapi, Andra tidak keberatan. Vella bertingkah manja seperti padanya karena tidak dapat mendapatkan figur dari seorang ayah. Andra selalu memainkan perannya sebagai kakak yang baik.

Setidaknya Andra tak pernah membuat Vella takut ketika berdekatan dengannya. Rasanya sangat berat jika nantinya ia harus meninggalkan adiknya. Namun, apa boleh buat. Setelah Vella menikah nanti, ia akan melakukan perjanjian dengan Regha untuk menjaga perempuan itu. Jikalau sampai ingkar, Andra tak segan-segan untuk membuat perhitungan terhadap Regha.

“Yang kakak lihat kamu tetap mencintainya. Bahkan kamu tergila-gila padanya bukan?” canda Andra.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status