Share

Gairah Panas Atasan Mantan
Gairah Panas Atasan Mantan
Author: Atieckha

Batal Kawin

Author: Atieckha
last update Last Updated: 2025-05-17 11:09:36

Tangan dan kaki Nayla mendadak keram saat berdiri di depan kamar calon suaminya. Suara desahan dari dalam kamar membuatnya susah bernapas. Jantungnya berdebar kencang, seakan loncat dari cangkangnya.

Ia sempat ragu untuk masuk dan berharap suara desahan itu bukan dari pria yang dicintainya, tapi tangannya bergerak perlahan mendorong pintu yang ternyata tidak terkunci. 

Matanya membelalak.

Dia yakin itu calon suaminya. Pria yang menebar janji setia sehidup semati hanya bersama Nayla. Tapi nyatanya, ini sangat menyakitkan. Terlalu sakit untuk diabaikan.

Air mata mulai membasahi wajah cantiknya. Niat ingin memberi kejutan, justru dia yang dikejutkan dengan permainan panas di ranjang Bima.

“Ya Tuhan, kenapa dia sejahat ini,” lirihnya menahan isakan. Dia harus punya bukti kuat agar Bima tak bisa mengelak.

Pria itu tampak sedang bergerak di atas tubuh seorang perempuan. Wajah wanita itu tak terlihat, tertutup oleh punggung Bima yang lebar dan telanjang.

Nayla membeku. Hatinya serasa diremas tangan tak kasat mata. Kejutan yang seharusnya manis malam ini, berubah menjadi mimpi buruk, mimpi yang menghancurkan semua rencananya. 

Dia ingat betul perlakuan calon suaminya yang selalu mesra padanya. “Sayang, aku tak pernah bisa hidup tanpamu. Kalau bukan denganmu, aku tak akan pernah menikah dengan wanita manapun, hatiku hanya untukmu seorang.” Manis bukan ucapan Bima? Tapi ternyata semua itu hanya untuk menutupi keburukannya. 

Dia memilih mengambil ponselnya dan merekam dari celah pintu agar punya bukti atas pengkhianatan calon suaminya.

Nayla mulai merekam.

"Sentuhanmu selalu membuatku ketagihan, Lily...," gumam Bima dengan napas terengah.

Suara ranjang berderit pelan mengikuti irama tubuh mereka. Pendingin ruangan menyala maksimal, tapi hawa panas tetap tak bisa dihindari. Bima, pria mapan yang akan menikahi wanita cantik bertubuh mungil yang sudah ia pacari selama empat tahun, namun, kini dia justru memilih  menumpahkan nafsunya bersama wanita lain yang merupakan seorang pelayan yang bekerja di rumahnya.

BRAAAK!

Pintu kamar itu terhempas terbuka. Nayla berdiri di ambang pintu dengan napas tak beraturan, matanya membelalak melihat pemandangan yang membuat jantungnya seolah diremas cukup keras. Hatinya sakit, sangat sakit. Tangisnya semakin jelas terdengar.

“Kak Bimaaaaaaa.. Apa yang kamu lakukan?!” teriaknya, nyaris tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Bima terkejut bukan main. Tubuhnya sontak bangkit dari atas perempuan yang kini buru-buru menyembunyikan dirinya di balik selimut. Panik, Bima menarik celana dan bajunya, sementara wajahnya pucat pasi menatap Nayla. Tak pernah terbayangkan ini akan menjadi hari terburuk dalam hidupnya.

“Na-Nayla... Aku bisa jelaskan—”

Nayla menggeleng cepat. “Jelaskan? Apa yang mau kau jelaskan kak? Semua sudah kurekam!” Nayla tertawa miris, air matanya sudah jatuh tanpa bisa ditahan. 

Lily memilih tetap bersembunyi, tak berani menampakkan wajah. Sementara Nayla menatap Bima dengan penuh kekecewaan.

“Pantas kamu selalu minta aku kabarin dulu sebelum datang ke rumah... Pantas saja kamu tidak pernah keberatan kita jarang ketemu. Ternyata kamu sibuk habiskan malam dengan pelayanmu.”

“Nayla, aku khilaf. Aku minta maaf. Aku janji tidakakan ulangi ini lagi...” Bima mendekat, mencoba menyentuh tangan Nayla, tapi perempuan itu mundur cepat.

“Jangan sentuh aku! Aku jijik! Niatku datang malam ini buat kasih kejutan, karena besok kita fitting baju pengantin. Tapi ternyata malah aku yang dikasih kejutan.” Suaranya semakin meninggi, matanya memerah.

Nayla membuka cincin tunangannya, lalu melemparkannya ke sembarang arah.

“Aku tidak bisa nikah sama pengkhianat sepertimu, Kak Bima. Hancur semua kepercayaan yang udah aku bangun selama ini.”

Nayla mendekati ranjang, tangannya hendak menjambak rambut sang pelayan. Namun Bima berhasil menghentikannya. Dia menjauhkan tubuh Nayla dari tempat tidur.

“Nayla, tolong jangan gila. Semua sudah dibayar, pernikahan tinggal sebulan lagi! Kamu tidak bisa ninggalin aku gitu aja!” Bima berseru, hampir putus asa.

“Aku lebih baik tidak menikah seumur hidupku daripada harus hidup dengan laki-laki pengkhianat kayak kamu.”

Tanpa menoleh lagi, Nayla membalikkan badan, berjalan cepat keluar dari kamar. Bima mencoba mengejar, tapi Nayla sudah lebih dulu menghilang di balik pintu rumah, menyalakan motornya, lalu pergi tanpa menoleh sedikit pun.

“Sialan!” Bima mengumpat keras. Semua sudah berakhir.

Tanpa banyak pikir, ia tancap gas. Jalanan malam yang sepi tak mampu menenangkan pikirannya yang kacau. Hatinya hancur, pikirannya berisik, semuanya bercampur menjadi kabut tebal yang membuatnya tak lagi fokus.

Dan saat lampu hijau berganti merah, Nayla melaju tanpa melihat sekitar. Brak!

Tubuhnya terhentak. Suara keras dentuman membuat pengendara lain menoleh panik. Motor Nayla menghantam bagian belakang sebuah mobil mewah berwarna hitam yang sedang berhenti perlahan di persimpangan.

Nayla terlempar, tubuhnya jatuh menghantam aspal.

“Ya Tuhan!” teriak yang lainnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Mengancamnya

    Lama tak mendapat balasan dari kekasihnya, Marcella akhirnya menghela napas panjang. Jantungnya sempat berdebar-debar menunggu kabar, tetapi saat layar ponselnya tetap hening, dia mulai paham. Ia tidak ingin memaksa Bayu menjawab di tengah situasi yang pasti sedang rumit. Dengan hati-hati, dia mengetik pesan lagi untuk kekasihnya.“Di sana pasti lagi rame ya. Ya sudah lain kali saja aku nelepon ya. Sekarang aku mau pergi ke rumah Nayla, ada janji sama Raja mau jalan ke mall. Kalau kamu pulang hati-hati ya di jalan, sampai jumpa nanti sayang.”Jari-jarinya sempat ragu menekan tombol kirim. Ada rasa cemas, tapi dia memilih untuk percaya. Meski tanpa restu orang tua Bayu, Marcella tak pernah berhenti berharap. Baginya, Bayu adalah satu-satunya yang membuat hidupnya berarti.Pesan dari Marcella membuat Bayu sedikit lega. Dadanya yang sejak semalam sesak, terasa lebih ringan meski hanya sebentar. Senyum kecil muncul di wajahnya, namun seketika juga hilang saat ia sadar bahwa barusan ia tel

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Terpaksa Berbohong

    Bayu kembali menyalakan mesin mobilnya. Hatinya benar-benar hancur. Semua harapan yang ia bawa dari kota, semua niat baik untuk meminta restu, ternyata dibalas dengan penolakan keras, bahkan sumpah buruk yang keluar dari mulut orang yang selama ini ia junjung tinggi.Sepanjang jalan, Bayu hanya bisa menatap kosong ke arah depan. Lampu-lampu jalan berkelebatan di matanya, tapi pikirannya melayang jauh. “Kenapa orang tua bisa setega itu pada anaknya sendiri?” batinnya. Ia menelan ludah, mencoba menguatkan diri, tapi perasaan sesak di dadanya tidak juga pergi.Sejak kecil, Bayu selalu berusaha jadi anak penurut. Ia belajar keras, mengikuti semua perintah, bahkan saat harus mengorbankan mimpinya sendiri. Semua ia lakukan agar orang tuanya bangga padanya. Tapi hari ini, seakan semua itu tidak pernah berarti. Hanya karena ia mencintai seorang perempuan bernama Marcella, tiba-tiba ia dianggap anak durhaka.Air matanya mengalir lagi tanpa bisa ia tahan. Ia merasa sendirian di dunia. Ia punya

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Anak Durhaka

    “Maaf, Bu. Bayu tak bisa memenuhi permintaan Ibu. Bayu berhak bahagia dengan wanita yang Bayu cintai. Kalau memang Ibu dan Bapak tetap tak memberi restu, maka Bayu akan tetap menikahi Marcella. Maafkan Bayu, Bu, karena belum bisa memenuhi keinginan Ibu untuk menikahi wanita pilihan Ibu,” ucap Bayu dengan suara berat.Perkataan itu membuat ruang tamu rumah keluarga besar itu terasa tegang. Wajah sang ibu merah padam, matanya melotot, bibirnya bergetar menahan amarah. Baru saja selesai bicara, langkah berat terdengar dari arah pintu.“Bayu, jadi kamu lebih mementingkan kebahagiaan wanita itu ketimbang kebahagiaan orang tuamu?” bentak bapaknya Bayu, yang baru masuk ke ruang tamu. Suaranya begitu keras dan pria paruh baya itu sampai memukul meja hingga membuat vas bunga di meja sedikit bergetar.Bayu membeku di tempatnya. Kedua tangannya mengepal, wajahnya menunduk menahan perasaan tak menentu. Ia sudah menduga akan seperti ini, tapi mendengar sendiri kata-kata itu dari mulut bapaknya mem

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Tanpa Restu

    Weekend ini Bayu akhirnya meminta izin pada Darren, atasannya di kantor, untuk pulang kampung. Ia bilang baru akan kembali ke kota hari Minggu malam. Darren tentu saja memberikan izin anak buahnya untuk pulang kampung. Sebab setelah perusahaan Atmaja Group membaik, mereka jarang sekali lembur. Bayu tampak lega, meski raut wajahnya tetap menyimpan kecemasan.Sebetulnya Marcella ingin ikut bersama kekasihnya pulang. Ia bahkan sempat menyiapkan barang-barang kecil kalau-kalau Bayu mengizinkan. Namun Bayu menolak dengan tegas. Ia meyakinkan Marcella bahwa urusan dengan ibunya harus ia hadapi sendiri. “Aku ingin menyelesaikan konflikku dulu dengan Ibu. Kalau semua berjalan lancar, aku akan segera membawamu pulang untuk menemui keluargaku,” kata Bayu tanpa keraguan sedikitpun.Marcella sempat terdiam. Ia tahu kalau dirinya tidak pernah mendapatkan restu dari kedua orang tua Bayu. Meski dirinya bukan berasal dari keluarga miskin, latar belakangnya yang sebatang kara membuat orang tua Bayu

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Hadiah

    “Mas, kita kasih hadiah apa ya pada Marcella dan Bayu?” tanya Nayla pada suaminya.Malam itu kamar mereka temaram dengan cahaya lampu tidur berwarna kuning lembut. Suasana terasa tenang setelah sepanjang hari rumah dipenuhi hiruk pikuk. Raja sudah tidur lebih dulu, sehingga hanya ada mereka berdua di atas ranjang. Nayla yang sedang hamil lebih suka tidur dengan posisi miring, sementara Darren baru saja menutup laptopnya dan menaruh di meja samping tempat tidur.Pertanyaan Nayla membuat Darren menoleh. Ia tahu istrinya sudah lama ingin membicarakan soal itu, hanya saja tertunda karena kesibukan Darren hari ini. “Bagaimana kalau kita hadiahkan mereka rumah, Sayang?” tanya Darren sambil mengusap lengan istrinya.Mata Nayla membesar. “Ide yang bagus, Mas. Aku setuju, bahkan sangat setuju. Ngomong-ngomong, mereka belum beli rumah kan untuk persiapan pernikahannya, kan?” Nayla sedikit mengangkat kepalanya, mencoba mengingat obrolannya dengan Marcella beberapa waktu lalu.Darren menggeleng.

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Mama Nakal

    “Mama oh Mama, kenapa Mama nakal. Raja bilang nggak mau nasi, tetapi Mama kasih…”Suara Raja sudah terdengar jelas dari halaman depan rumahnya. Anak itu berjalan sambil menyanyikan lagu karangan sendiri dengan penuh semangat. Liriknya yang penuh sindiran, tapi justru membuat siapa pun yang mendengarnya ingin tertawa.Nayla yang duduk di ruang tamu bersama Marcella menoleh ke arah pintu. Baru beberapa bait Raja nyanyikan, tawa mereka berdua sudah tak terbendung. Marcella sampai menutup mulut dengan tangannya karena tak kuat menahan geli.“Raja kenapa?” tanya Marcella sambil terkekeh. Rasanya sudah lama sekali ia tidak bertemu keponakan kecilnya itu. Sejak sibuk mengelola butik milik Miranda, waktunya banyak tersita. Tenaga dan pikirannya sudah habis terkuras, sehingga kesempatan untuk main ke rumah sahabatnya semakin jarang. Maka setiap kali berhasil meluangkan waktu, Marcella tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk bercengkerama dengan keponakan dan sahabat baiknya itu.“Dia nggak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status