Home / Romansa / Gairah Panas Atasan Mantan / Tak Sengaja Bertemu

Share

Tak Sengaja Bertemu

Author: Atieckha
last update Last Updated: 2025-06-18 12:03:02

"Apa kabarmu, baby?" sapa Maria Gunawan dengan nada menggoda yang khas—nada yang dulu bisa membuat Darren lupa segalanya, bahkan makan siang sekalipun.

Wanita itu melangkah percaya diri, tubuh rampingnya terbalut gaun yang terlalu mahal untuk disebut sederhana, dan senyumnya? Masih sama seperti dulu—manis, dan pastinya sangat memikat.

Perempuan ini adalah perempuan yang sangat dicintai oleh Darren Setelah Mama dan neneknya. Dia belum pernah mencintai wanita seperti dia mencintai Maria. Namun sayangnya setelah Maria kabur tanpa pesan, Darren sudah membiasakan dirinya hidup tanpa Maria Gunawan.

Saat Maria hendak menyentuh lengan Darren, bahkan mungkin berniat memeluknya seperti dulu, pria itu langsung mundur dua langkah. Jarak yang tak jauh secara fisik, tapi cukup untuk menjelaskan semuanya. Maria sempat mengerutkan alis, ekspresi wajahnya berubah.

"Come on, baby. Ada apa? Apa kamu nggak merindukanku?" tanya Maria dengan alis terangkat tinggi. Matanya lalu melirik Nayla, memindai dari
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
SAKURA
ayo lagi dong,masa cuma 1 bab...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Dekapan Hangat Suami Tampan

    Waktu sudah memasuki pukul 01.00 dini hari, tapi mata Nayla dan suaminya belum juga bisa terpejam. Kamar rawat inap tempat Raja terbaring sunyi, tangannya masih di infus memberi tanda bahwa bocah kecil itu masih belum sepenuhnya sembuh.Tadi dokter Chiko sudah memberitahu Nayla dan suaminya kalau bubur itu memang diberikan racun mematikan. Reaksi dari racun itu 2 sampai 3 jam, makanya bubur itu menjadi biru. Mungkin jika bubur itu masuk ke dalam perut seseorang, maka sudah dipastikan orang itu akan meninggal dunia dalam hitungan jam. Belum ada obat yang bisa menyembuhkan pasien yang terkena racun mematikan itu.Membayangkan itu saja membuat hati Nayla sangat sakit. Marcella dan Bayu pun sekarang masih ada di luar ruang rawat inap Raja. Mereka segera datang setelah Nayla menghubungi ada kejadian yang membuat akal sehat mereka tidak berfungsi dengan baik. Terkejut. Sudah pasti mereka terkejut. Siapa pelakunya? Siapa yang tega menginginkan nyawa Raja? Sementara Nayla dan Darren bahkan ta

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 186

    Andika masuk ke kamar tanpa menoleh ke belakang. Wajahnya tegang, gerakannya cepat, seperti orang yang sedang dikejar waktu. Ia membuka lemari, mengeluarkan pakaian dan barang-barang pribadinya. Dua koper besar ia buka di atas tempat tidur. Tak ada waktu untuk memilah-milah, yang penting semua masuk. Ia bahkan menyelipkan amplop tebal berisi tabungan dan uang tunai di antara tumpukan pakaian. Ia tahu Miranda akan menghalalkan segala cara kalau sampai tahu. Beberapa jam tangan mahal ikut ia masukkan. Mungkin bisa dijual lagi nanti. Harganya tak main-main, beberapa di antaranya hadiah dari kolega lama. Siapa tahu hasil menjual jam tangan ini nantinya bisa jadi modal awal bangkit dari reruntuhan rumah tangga? Andika sadar ini sudah terlambat. Usianya sudah kepala lima. Tapi daripada hidup seperti pesakitan di rumah yang sudah mirip kandang neraka, lebih baik mencoba dari nol. Dia sudah sepakat: cerai. Titik. Lima belas menit kemudian, Andika keluar dari kamar. Wajahnya masih dingin.

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 185

    Jam menunjukkan pukul 23.00 ketika suara barang-barang dibanting menggema di rumah besar keluarga Atmaja. Bukannya suasana tenang karena semua penghuni rumah tertidur, malah terdengar keributan dari ruang tengah. Andika yang baru saja pulang, langkahnya sempoyongan, mata merah, dan aroma minuman keras masih menempel di bajunya. Tapi sebelum sempat duduk, Miranda sudah terus mencecarnya dengan wajah merah dan mata melotot."Aku sedang ada masalah. Antarkan aku bertemu Ilham sekarang!" bentak Miranda tanpa basa-basi.Andika menoleh dengan ekspresi bingung, tapi matanya langsung menatap tidak suka ke arah istrinya. "Ngapain kamu ketemu Ilham malam-malam begini?"Suaranya terdengar meninggi, kepalanya pening, dan tubuhnya sedikit goyah. Alkohol jelas masih menguasai pikirannya, tapi emosi Miranda malah bikin dia makin tersulut.Miranda mendekat cepat, seolah tak peduli suaminya baru pulang dalam keadaan mabuk. "Aku menyuruh adik iparnya untuk meracuni makanan anak dari wanita sialan itu d

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 184

    Di sisi lain, Andika benar-benar tidak sadar ponselnya berdering. Entah karena sengaja disilent, atau karena volumenya kecil, yang jelas dia tidak terganggu sama sekali. Padahal sejak satu jam terakhir, istrinya sudah menelepon sampai lima belas kali. Tapi tidak satu pun yang dijawab.Andika sedang sibuk dengan urusannya sendiri. Bukan urusan kantor, bukan juga rapat penting, tapi urusan yang kalau ketahuan, bisa membuat rumah tangganya hancur dalam satu malam. Di ruangan privat yang disewanya di tempat hiburan itu, dia sudah sejak jam dua siang tenggelam dalam dunia yang jauh dari kata waras.Satu perempuan sedang menari di tiang di depan sofa empuk tempatnya bersandar. Lampu remang-remang, aroma parfum mahal bercampur asap rokok, dan musik bass yang menggetarkan dinding ruangan seolah membuatnya lupa bahwa dia adalah seorang pria berumur hampir kepala lima. Paru-parunya mungkin sudah setengah rusak, tapi nafsunya masih aktif seperti remaja baru lulus SMA.Satu perempuan lagi duduk m

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 183

    “Bu–bukan siapa-siapa, Dok,” ucap Rossa gugup. Matanya tidak berani menatap langsung.“Saya menyuruhmu mengumpulkan semua tim yang bertugas sore ini. Kenapa belum diberitahu?” tanya dokter itu, pandangannya tajam dan sorotnya mulai curiga.“Sa–saya baru sampai di pantry, Dok. Se–sekarang saya akan kasih tahu semua,” jawab Rossa tergagap, suaranya nyaris tercekat.Tanpa menunggu instruksi lebih lanjut, Rossa langsung berbalik dan mulai menghubungi semua rekannya melalui panggilan internal. Tangannya gemetar saat mengetik pesan di ponsel rumah sakit. Satu per satu, tim yang bertugas mulai berdatangan. Sekitar sepuluh menit kemudian, ruang rapat rumah sakit sudah penuh. Mereka semua hadir—mulai dari staf dapur, pengantar makanan, sampai petugas logistik. Total ada 25 orang yang bertugas pada shift sore itu.Di depan ruangan, berdiri dokter yang memeriksa Raja sore tadi. Ia bukan hanya dokter umum, tapi juga menjabat sebagai direktur rumah sakit. Di sampingnya ada suster yang tadi membaw

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 182

    “Pergilah. Lanjutkan tugas Anda. Makanannya sudah dibawa ke lab. Dan ingat, minta semua petugas gizi untuk berkumpul di ruang meeting,” kata dokter yang memeriksa Raja sore itu. Wajahnya serius. Suaranya datar sambil menatap petugas mengisi itu dengan penuh curiga. Tidak ada ruang untuk dibantah oleh Rossa.“Ba–baik, dok.” Rossa mengangguk buru-buru. Suaranya gemetar, nyaris tak keluar. Ia membalikkan tubuhnya dan langsung menuju ke pantry.Darren langsung menoleh, begitu juga dokter. Mereka berdua sama-sama melihat ke arah Rossa yang tampak gugup, tapi tidak ada yang membuka suara. Mereka hanya saling melirik, menyimpan rasa curiga dalam diam. Rossa tahu dirinya diperhatikan, tapi ia pura-pura sibuk menunduk dan cepat-cepat keluar dari ruangan.Di dalam ruang rawat inap itu, dokter mulai membangunkan Raja. Bocah itu membuka mata setengah malas, jelas masih ingin tidur. Tapi saat tahu yang membangunkannya adalah dokter, dia menurut saja. Gerakannya lambat tapi mau kooperatif. Dokter m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status