Beranda / Romansa / Gairah Sahabat Suamiku / 1. Dasar Istri Tidak Berguna!

Share

Gairah Sahabat Suamiku
Gairah Sahabat Suamiku
Penulis: NARA

1. Dasar Istri Tidak Berguna!

Penulis: NARA
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-02 07:38:23

"Aku akan memberi pinjaman, asal kamu mau tidur denganku malam ini."

Perkataan itu keluar begitu saja dari bibir Elio Herland, pria tampan dan berkharisma yang berusia tiga puluh tahun, dimana ia tengah duduk santai di kursi kulit mahal dalam ruang kerjanya yang mewah. Matanya tajam menatap perempuan di depannya.

Dan kalimat yang Lio, sapaan dari Elio Herland itu terdengar seperti ledakan di telinga Liliana. Ia menatap pria di hadapannya dengan mata melebar, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

Liliana atau Lili, begitu ia biasa disapa, perempuan cantik berusia dua puluh enam tahun. Hari ini, ia datang ke kantor Lio pria yang dikenal sebagai sahabat sang suami demi satu hal, meminta bantuan keuangan padanya.

Suaminya, Zian sedang terpuruk. Usaha yang di bangunnya selama ini jatuh bangkrut. Hutang menumpuk, para penagih mulai datang silih berganti. Sementara Zian semakin frustasi karena selama hidupnya tidak pernah kekurangan.

Dan Lili mengikuti perintah sang suami untuk meminta bantuan keuangan pada Lio, saat sang suami sedang meminta bantuan pada sahabatnya yang lain.

Namun, belum lama Lili menyampaikan maksudnya, Lio malah mengucapkan permintaan yang menjijikkan baginya.

"Bagaimana? Bersedia tidak? Kalau kamu bersedia, jangankan hanya lima ratus juta. Satu miliar langsung aku berikan padamu." Suara Lio tenang, seolah-olah yang ia tawarkan bukan sebuah penghinaan.

Tatapan pria itu menusuk. Lili terdiam. Ia tidak tahu harus apa, marah, muak, atau justru sedih.

"Hei, jawab dong," desak Lio, senyumnya melebar. "Tenang, suamimu tidak akan tahu. Ini akan jadi rahasia kita."

Lili menggeleng cepat, lalu bangkit dari duduknya.

"Kamu mau ke mana?" tanya Lio dengan nada santai.

"Maaf, aku sudah mengganggu waktumu," jawab Lili datar, berusaha menahan gemetar di suaranya. Hatinya tercabik. Ia datang membawa niat baik, malah disambut dengan hinaan. Ia seorang istri. Seorang perempuan yang punya harga diri. Bagaimana mungkin ia menggadaikan tubuhnya hanya demi uang?

"Tunggu!" Lio berseru.

Langkah Lili terhenti. Ia tak menoleh, namun tubuhnya membeku di tempat.

"Yakin kamu tidak mau?" tanya Lio lagi, kini ia bangkit dari kursi kebesarannya, dan melangkah mendekati Lili. Langkah kakinya terdengar berat, namun tenang. "Kesempatan seperti ini tidak akan datang dua kali," ucapnya.

Dengan terpaksa, Lili menatap wajah pria itu. "Maaf, Aku tidak butuh uangmu!" tegasnya, lebih sebagai pernyataan untuk dirinya sendiri daripada untuk Lio.

Senyum sinis mengembang di bibir Lio. "Lili," ucapnya dengan nada mengejek. "Apa kamu lupa tujuanmu datang ke sini? Kamu mau meminjam uang. Artinya kamu butuh uangku. Jangan sok suci."

Lili tidak lagi menimpali ucapan Lio, karena benar apa yang dikatakan oleh Lio, bergegas Ia segera melangkah pergi, namun baru beberapa langkah, tangan Lio menahan lengannya.

"Jika kamu berubah pikiran, kamu tahu harus menghubungi siapa," bisiknya pelan di telinganya.

Lili menepis tangan Lio dengan kasar.

Ia membuka pintu ruang kerja Lio dengan kasar dan melangkah keluar tanpa menoleh lagi. Dan Lili benar-benar menyesal telah mengikuti perintah sang suami pergi ke kantor tersebut.

***

Setelah tidak mendapat pinjaman uang dari Lio, Lili kembali ke rumah yang tidak lama lagi akan disita oleh pihak bank.

Tautan kening menghiasi wajah Lili ketika melihat rumah begitu berantakan.

"Bajingan! Saat aku sedang susah seperti ini. Kalian malah pergi, sialan!" Teriak Zian sambil membanting gelas.

Bergegas Lili berlari menuju ruang tengah, dimana ia mendengar sang suami berteriak berbarengan dengan suara pecahan kaca.

"Sayang, ada apa ini?" tanya Lili menghampiri sang suami.

"Mereka yang selama ini aku pikir sebagai sahabat, malah menajuhi aku, Li." Zian memberitahukan sang istri.

"Sabar, sayang." Lili memeluk sang suami untuk menenangkannya.

Namun, apa yang Ziao lakukan membuat Lili terkejut. Karena sang suami malah mendorong tubuhnya.

"Aku tidak butuh pelukan, yang aku butuhkan uang Li, uang!" seru Zian.

Lili tahu kondisi sang suami benar-benar sulit, perubahan sikapnya juga dirinya maklumi.

"Bagaimana, apa Lio memberi pinjaman untuk kita?" tanya Zian menatap pada Lili.

Lili menggelengkan kepalanya. "Tidak sayang, dia tidak mau memberi pinjaman pada kita." jawab Lili.

"Ya ampun." Zian semakin frustasi, lalu mengacak rambutnya kasar.

"Sabar dulu sayang," Lili kembali menenangkan sang suami.

"Sabar kamu bilang, dasar istri tidak berguna!" seru Zian dan mendorong tubuh Lili hingga jatuh ke sofa. "Benar kata mama, kamu memang pembawa sial." Celetuknya, lalu pergi menuju kamar meninggalkan Lili yang hanya bisa menghela nafas panjang.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Juhaina R
astagaa kasar bgt jdi suami ... masalah pasti ada cuman gak kek gtu harusnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Gairah Sahabat Suamiku   259. Babak Belur

    Leo benar-benar merasa tenang, berada di tempat yang jauh dari keramaian kota. Heningnya udara pagi, hembusan angin yang begitu lembut, dan aroma tanah yang masih basah sehabis hujan semalam membuat dadanya terasa lebih lapang. Betapa tidak, setelah selama ini hidup di tengah hiruk pikuk kota, penuh tekanan, penuh kenangan buruk tentang James, kini Leo merasakan sesuatu yang sudah lama tidak ia rasakan, yaitu kedamaian dan ketenangan.Setelah begitu lama berada di luar rumah kayu itu, Leo duduk di sebuah bangku dekat danau, menatap hamparan bunga-bunga yang berwarna-warni, kupu-kupu berterbangan bebas, dan pegunungan hijau yang menjulang seperti lukisan alam yang terlalu indah untuk diabaikan. Semuanya terasa seperti dunia lain yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Leo bahkan merasa seolah tempat ini adalah pelarian yang diberikan semesta hanya untuknya.Namun, matahari kini sudah berada tinggi di atas kepala, pertanda waktu terus berjalan. Leo bangkit, kemudian melangkah masuk

  • Gairah Sahabat Suamiku   258. Resiko

    Rubby yang pernah melihat Damian dan tahu jika dia adalah sahabat dari James, kini menghampirinya, apalagi melihat gelagat Damian yang menurut Rubby perlu dicurigai."Om, dia sahabat James," Rubby memberitahu Lio. Suaranya memecah ketegangan yang sedang terjadi, setelah Damian mengatakan pada Lio tentang putrinya.Lio yang awalnya hanya menatap tajam tanpa ekspresi kini langsung menautkan keningnya menatap pada Damian. Nama James saja sudah cukup membuat Lio marah, apalagi mendengar pria yang berdiri di hadapannya adalah sahabat dari pria yang sudah menghancurkan hati putrinya.Damian sempat membuka mulut, bersiap mengatakan sesuatu, namun Lio langsung mengangkat tangan dan mengibaskannya seolah menepis keberadaan lelaki itu."Pergi dari sini!" bentaknya keras.Damian tidak berkutik. Ia tetap berdiri tegap, tidak menunjukkan tanda-tanda akan pergi. "Om, aku ingin memberitahu di mana Leo." Kata Damian, karena memang tujuannya pergi menemui kedua orang tua Leo memang untuk dimana gadis

  • Gairah Sahabat Suamiku   257. Memperkenalkan Diri

    Semua orang dipenuhi kecemasan. Suasana yang sebelumnya sudah tegang semakin menjadi tegang dan suram. Waktu terus berputar, namun tidak ada satu pun kabar dari Leo yang bisa meredakan kekhawatiran mereka. Nomor ponselnya tidak bisa dihubungi, membuat semuanya semakin cemas, tidak terkecuali dengan James.James berdiri tidak tenang, tangannya mengepal kuat hingga buku jarinya memutih. Pikirannya dipenuhi ketakutan. Bukan hanya karena ia telah mengkhianati Leo, tapi lebih karena ia tahu begitu rapuhnya Leo setelah kejadian itu. Dalam hati kecilnya, James takut Leo melakukan sesuatu yang nekat. Rasa bersalah kini terasa menyesakkan dadanya hingga James hampir sulit bernapas.Tidak jauh dari James, Lio berjalan mondar-mandir sambil sesekali mencoba menghubungi ponsel Leo lagi. Namun, jawaban yang ia dapat tetap sama. Nomor yang Anda tuju sedang tidak dapat dihubungi.Tatapan Lio kemudian beralih pada James, tajam, marah, dan penuh ancaman."Jika terjadi sesuatu pada Leo, kamu akan tahu

  • Gairah Sahabat Suamiku   256. Cemas

    Leo menatap pada Damian yang kini mengangkat telepon dan masuk ke dalam rumah kayu tersebut.Setelahnya Leo merebahkan tubuh kembali di rerumputan, lalu menatap bintang-bintang di langit yang berkilau indah. Udara malam yang sejuk dan segar dengan pemandangan yang mamanjakan mata sejauh Leo memandang. Membuatnya benar-benar merasa tenang. Ingin rasanya Leo terus berada di tempat tersebut yang jauh dari kebisingan kendaraan.Perlahan, kedua mata Leo terpejam, kantuk tiba-tiba datang menyerangnya, dan akhirnya ia tertidur pulas di bawah sinar bulan yang begitu terang.Damian yang baru kembali menghampiri Leo, mengukir senyum melihat gadis tersebut telah tertidur lelap.Tentu saja, Damian tidak membiarkan Leo tidur di ruang terbuka. Apalagi tiba-tiba awan gelap menutupi bulan, sepertinya hujan akan turun. Membuat Damian kini mengangkat tubuh Leo, dan membawanya masuk ke dalam rumah kayu tersebut.Baru juga Damian ingin merebahkan tubuh Leo diatas kasur, tiba-tiba gadis tersebut membuka

  • Gairah Sahabat Suamiku   255. Takjub

    Leo pasrah di bawa Damian entah ke mana. Intinya malam ini ia ingin melupakan masalahnya. Masalah terbesar yang ia alami selama hidupnya.Di sepanjang perjalanan, Leo sama sekali tidak menimpali apapun yang Damian katakan, meskipun Damian coba untuk mencairkan suasana. Leo tetap diam duduk di kursinya, sambil menatap jalanan yang di lewati mobil Damian.Sampai akhirnya, setelah mengendarai mobil cukup lama. Mobil yang Damian kendarai berhenti di sebuah halaman rumah kayu yang begitu khas."Kita sudah sampai, Leo." Kata Damian.Loe kini menatap pada Damian, karena pria itu membawanya entah ke mana. Yang Leo tahu, Damian menghentikan mobilnya di tempat yang begitu asing, hanya ada satu rumah kayu di tempat tersebut, yang di kelilingi pohon-pohon besar."Dimana ini?" tanya Leo ingin tahu.Damian tersenyum lalu menjawab. "Ini tempat yang akan membuat hati kamu tenang, Leo. Ayo kita turun," Ajak Damian."Tidak!" tolak Leo. "Aku ingin pergi ke tempat yang bisa menenangkan hatiku," kata Leo.

  • Gairah Sahabat Suamiku   254. Ikut Denganku

    Dengan kesal, Leo mengumpulkan semua foto James yang terpasang di setiap sudut kamarnya, tidak terkecuali foto pertunanganya dengan satu satunya pria yang Leo cintai.Air mata kembali mengaliri kedua pipi Leo yang mulus, kenangan indah bersama James selama ini, benar-benar ternoda setelah Leo menyaksikan sendiri pengkhianatan kekasihnya itu."Aku benci kamu, James. Benci!" Leo melempar foto James yang ada di tangannya. Hingga bingkai foto tersebut hancur berantakan.Setelahnya, Leo mengacak rambut dengan kasar. "Mbak!" teriak Leo sekeras mungkin memanggil asisten rumah tangganya. "Cepat kesini!" Teriaknya lagi sambil menghapus air matanya.Tidak berselang lama, salah satu asisten rumah tangga Leo masuk ke dalam kamar."Iya Nona, ada yang bisa saya bantu?" tanya asisten rumah tangga tersebut, sambil menautkan kening, melihat bingkai foto berserakan di dalam kamar majikannya tersebut."Buang semua foto ini!" perintah Leo menunjuk tumpukan bingkai foto yang berserakan."Kenapa di buang N

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status