Home / Romansa / Gairah Sahabat Suamiku / 113. Aku Bukan Kamu

Share

113. Aku Bukan Kamu

Author: NARA
last update Last Updated: 2025-07-30 01:15:57

Lio menarik kasar lengan Zian yang hendak membuka pintu ruang perawatan Lili, lalu mendorong dadanya, membuat pria itu sedikit terhuyung ke belakang.

"Mau apa kamu, hah?" tanya Lio penuh emosi, sorot matanya tajam seakan siap meledak kapan saja.

Zian menatap balik tanpa ada niat membalas dorongan itu. "Aku hanya ingin bertemu dengan Lili," jawabnya datar, tapi cukup tegas untuk menunjukkan bahwa ia tak main-main.

"Untuk apa?" Lio mendengus sinis. "Untuk mengakui kalau bayi yang sedang dikandung Lili itu adalah bayimu? Jangan mimpi!" lanjutnya dengan nada tinggi. Mengingat lagi, sebelumnya Zian begitu menggebu gebu mengatakan jika bayi yang sedang Lili kandung adalah anaknya.

"Ingat, sudah berapa lama kamu tidak menyentuh Lili saat kalian masih sah sebagai suami istri? Sekarang kamu mau klaim anak itu anakmu? Yang benar saja! Sudah jelas, bayi itu adalah darah dagingku, Zi!"

Zian menarik napas panjang. Untuk pertama kalinya, ia tidak mencoba membela diri atau membantah. "Aku tahu. Bayi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Diana Khaliza
semoga lio slalu setia dengan lili
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Gairah Sahabat Suamiku   116. Aku Tidak Peduli

    Romi terus melangkah menuju salah satu kamar yang ada di rumah mewah tersebut. Rumah itu begitu luas dan sunyi, nyaris tak terdengar suara selain detak langkah kakinya yang beradu dengan lantai marmer dingin. Tujuannya hanya satu, menemui ibu dari gadis kecil yang kini berlari mengejarnya."Om, tunggu aku!" seru suara kecil yang familiar bagi Romi.Elea, gadis kecil berusia lima tahun, berhasil menghentikan langkah Romi yang hampir sampai ke pintu kamar yang ia tuju. Dengan napas terengah, anak itu memeluk kaki Romi erat.Romi membalik tubuhnya dan berjongkok, menurunkan tubuhnya hingga sejajar dengan Elea. Senyum hangat langsung merekah di wajahnya, dan tangannya dengan lembut mengelus pipi chubby gadis kecil itu."Kenapa, Elea sayang?" tanyanya lembut."Mama tidak mau ketemu Om," ucap Elea lagi dengan nada serius, bibirnya cemberut, dan tangan mungilnya menyilang di dada."Tapi Om mau ketemu sama mama kamu. Gimana dong?" Romi mengerling lucu, berusaha mencairkan suasana."Aku melara

  • Gairah Sahabat Suamiku   115. Ajaran Sesat

    Mama Feli terkekeh mendengar apa yang Lio katakan pada Romi."Tante juga kira kamu bowtie, Rom. Lagian, tidak pernah bawa gandengan," ujar Mama Feli sambil melirik nakal ke arah Romi, asisten kepercayaan putranya yang sudah ia anggap seperti anak sendiri.Romi mengerutkan dahi, lalu menatap Mama Feli dengan ekspresi setengah geli. "Tante bisa aja, tentu saja aku normal," jawabnya, mencoba tetap sopan meski dalam hatinya merasa geli sendiri."Bagus," sahut Mama Feli mantap. "Dan semoga kamu berjodoh dengan Devi."Romi langsung mengangkat alis. "Tan, jangan seperti ini," ucapnya cepat, tidak nyaman dengan arah pembicaraan yang mulai menyimpang."Tante tidak mau tahu. Kamu harus berjodoh dengan Devi. Devi itu perempuan baik, sopan, pintar dan cocok banget sama kamu." Ujar mama Feli."Tapi, Tan, siapa tahu dia udah punya pacar?""Tante tahu banget dia belum punya pacar, makanya langsung gas! Atau mau Tante bantu?""Tidak usah," sahut Romi buru-buru. "Aku bisa sendiri."Mama Feli menyipitk

  • Gairah Sahabat Suamiku   114. Bowtie

    Saat fokus Lio tertuju pada objek lain, Zian segera menjauh tanpa sepatah kata pun. Meskipun tutur katanya sebelumnya terdengar sopan dan tenang. Tapi dalam lubuk hatinya yang paling terdalam, ia benar-benar menginginkan Lili untuk kembali padanya."Aku akan melakukan apapun untuk bisa mendapatkan kamu kembali, Li," gumam Zian pelan. Langkahnya cepat meninggalkan rumah sakit, seolah tak sanggup lagi menahan sesak di dada yang meletup oleh rasa kehilangan dan penyesalan yang datang belakanga, karena ia baru sadar, Lili benar-benar perempuan yang begitu sempurna untuknya.Sementara itu, fokus Lio terus tertuju pada dua orang yang berjalan mendekati ruang perawatan di mana sang istri berada. Pandangannya tidak lepas dari Romi, sang asisten sekaligus sahabat baiknya, yang kini sedang berjalan berdampingan dengan Devi, sahabat dekat Lili.Lio sempat mengernyit, tak percaya pada pemandangan yang terpampang di depannya. Romi, pria dingin yang selalu bersikap cuek pada perempuan, kini berjala

  • Gairah Sahabat Suamiku   113. Aku Bukan Kamu

    Lio menarik kasar lengan Zian yang hendak membuka pintu ruang perawatan Lili, lalu mendorong dadanya, membuat pria itu sedikit terhuyung ke belakang."Mau apa kamu, hah?" tanya Lio penuh emosi, sorot matanya tajam seakan siap meledak kapan saja.Zian menatap balik tanpa ada niat membalas dorongan itu. "Aku hanya ingin bertemu dengan Lili," jawabnya datar, tapi cukup tegas untuk menunjukkan bahwa ia tak main-main."Untuk apa?" Lio mendengus sinis. "Untuk mengakui kalau bayi yang sedang dikandung Lili itu adalah bayimu? Jangan mimpi!" lanjutnya dengan nada tinggi. Mengingat lagi, sebelumnya Zian begitu menggebu gebu mengatakan jika bayi yang sedang Lili kandung adalah anaknya."Ingat, sudah berapa lama kamu tidak menyentuh Lili saat kalian masih sah sebagai suami istri? Sekarang kamu mau klaim anak itu anakmu? Yang benar saja! Sudah jelas, bayi itu adalah darah dagingku, Zi!"Zian menarik napas panjang. Untuk pertama kalinya, ia tidak mencoba membela diri atau membantah. "Aku tahu. Bayi

  • Gairah Sahabat Suamiku   112. Hyper

    Meskipun kondisi Lili sudah lebih baik dan kini telah dipindahkan ke ruang perawatan VVIP, rasa bersalah dalam diri Lio belum juga mereda. Ia kini duduk di tepi ranjang perawatan sang istri, tangan Lio tak pernah lepas menggenggam tangan istrinya yang tampak lemah namun tetap tersenyum menenangkan."Maafkan aku, istriku," bisik Lio dengan suara serak, lalu mengecup punggung tangan Lili berkali-kali. "Ini semua karena aku. Kalau saja aku tidak memaksamu untuk tambah ronde, kamu pasti tidak akan sampai begini. Aku benar-benar sangat bersalah," kata Lio menyesali.Lili tersenyum lembut, meskipun tubuhnya belum sepenuhnya pulih. Ia tahu Lio sangat mencintainya, dan semua yang terjadi bukanlah kesalahan suaminya semata. Dengan suara tenang, ia mencoba menenangkan Lio."Lio, semua sudah terjadi. Jangan menyalahkan dirimu terus menerus. Aku dan bayi kita baik-baik saja sekarang, itu yang penting." Kata Lili.Namun, Lio tetap terlihat murung. Dengan perlahan, ia mengelus perut Lili yang masih

  • Gairah Sahabat Suamiku   111. Ancaman

    Sesampainya di lantai dua, Zian melangkah cepat menuju ruang praktik dokter yang dulu mengeluarkan vonis paling menyakitkan dalam hidupnya, vonis bahwa Lili, istrinya saat itu, mandul. Dada Zian bergemuruh, langkahnya mantap tapi penuh amarah. Tangannya sudah siap membuka pintu saat suara seseorang memanggil keras dari belakang."Sayang, jangan!" teriak Bela, yang baru saja menyusulnya.Zian menoleh dengan sorot mata tajam. "Kenapa? Aku harus tahu kebenarannya, Bela! Kalau memang Lili mandul, kenapa sekarang dia bisa hamil? Ada yang tidak beres!"Bela menelan ludah, gugup. Napasnya tersengal karena terburu-buru menaiki tangga. Ia mencoba menahan tangan Zian, mencoba meredam amarah suaminya yang meledak-ledak."Sayang, tolong, jangan tanya-tanya ke dokter itu. Itu sudah berlalu. Sekarang kamu adalah suamiku, dan Lili, dia sudah punya kehidupan baru. Jangan ungkit masa lalu kalian." pinta Bela, tidak ingin Zian tahu tentang kebenaran yang selama ini mama Ika buat.Zian menggeleng dengan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status