Share

Momen Awkward

"Aduh!"

Kaki lelaki itu menendang meja yang ada di hadapannya, dia refleks mengumpat karena sakit. Bahkan hingga membuat wanita yang tertidur lelap itu bangun.

"Loh, Andri? Kapan kau datang?"

Kedua orang itu saling menatap satu sama lain, memikirkan pikiran negatif mereka masing-masing. Mona menutupi pahanya yang sempat terekspos, apalagi setelah tahu jika Andri melihatnya dengan tatapan yang tidak biasa. Lelaki itu memang sedikit tidak bisa mengontrol dirinya, terlebih tentang bagian bawahnya yang mulai mengetat itu. Karena takut terlihat oleh sang kakak ipar, Andri refleks menutup miliknya dengan tangan kekarnya.

Dia itu kenapa? Kenapa dia menutupi celananya? Astaga Mona, bagaimana jika dia melihatmu ketika sedang tidur tadi? Mampus aku. Batin wanita itu resah.

Mona terlihat sangat cemas, dia sangat takut jika sampai Andri melihatnya. Melihat hal yang tidak seharusnya dia lihat sebagai seorang adik ipar.

"Aku baru saja datang Kak. Oh iya, bukankah aku sudah mengatakan jika kita akan pergi hari ini? Atau Kakak sudah lupa?" Tanya Andri dengan senyuman manis diwajahnya.

"Oh iya aku lupa Ndri, memangnya kita akan pergi kemana?"

Mona bangun dari tempatnya tertidur, kini dia terlihat sangat antusias ketika Andri mengajaknya untuk keluar. Sudah berapa lama Mona tidak keluar dari rumah? Mungkin itu terjadi saat terakhir Raka pulang ke Indonesia. Dan sekarang, hanya Andri yang ngajak dia untuk keluar.

"Kakak, memangnya mau ke mana? Aku punya banyak pilihan tempat agar kita bisa pergi ke sana. Iya setidaknya itu bisa membuat pikiran Kakak fresh."

Lelaki tampan itu tersenyum pada kakak iparnya, dia terlihat sangat senang ketika mengajak Mona pergi keluar.

"Jika boleh, aku ingin ke bioskop saja. Tidak ada tempat lain yang aku ingin datangi kecuali itu, Raka tidak pernah mengajakku ke sana. Apalagi dia selalu sibuk dengan pekerjaannya, jadi apa kau tidak keberatan Andri?" Tanya Mona kepada lelaki itu.

Hanya bioskop? Apakah benar jika kakak tidak pernah mengajak istrinya untuk pergi ke tempat itu? Tetapi, bukankah bioskop hal yang umum didatangi oleh semua pasangan? Kenapa Kak Raka tidak mengajak Kak Mona kesana? Batin Andri.

Sebenarnya Andri tidak terlalu percaya, apalagi ketika Mona tidak pernah pergi ke tempat itu. Namun, ini bukanlah waktu yang tepat untuk memikirkan hal seperti itu. Andri datang kemari untuk membuat kakak iparnya itu merasa senang dan tidak kesepian.

"Baiklah, aku juga kebetulan ingin pergi ke sana. Oh iya apakah Kakak tahu? Aku dengar jika ada film horor baru yang akan ditayangkan di sana. Jadi cepat! Kita harus segera pergi sekarang. Aku akan tunggu Kakak untuk bersiap-siap."

Andri duduk di sofa itu, sementara Mona pergi ke kamar untuk bersiap-siap. Film horor? Mungkin itu bukan genre film yang ingin dia tonton. Namun iya karena tidak terlalu mengerti, wanita itu akan menurut saja.

Beberapa menit Mona bersiap-siap, Andri pun langsung mengajak wanita itu untuk pergi. Karena tidak bisa membawa mobil, keduanya pun memutuskan untuk naik motor saja. Sang adik ipar, minta Mona untuk berpegangan. Jadi wanita itu langsung memeluk tubuh kita hanya dengan erat. Lagi lagi lelaki itu dibuat ambigu sendiri, miliknya kembali menegang karena sentuhan dari sang kakak ipar.

Sabar Andri, bersabarlah. Batin lelaki itu resah.

Tidak terlalu lama di perjalanan, keduanya pun sampai di tempat tujuan. Andri adalah orang yang menuntun sang kakak ipar untuk pergi ke loket tiket. Mereka akan menonton film yang sangat ingin lelaki itu tonton.

Ketika tiba pada giliran, keduanya masuk ke dalam bioskop. Mona adalah orang yang paling banyak membawa makanan, dia seolah ingin berjualan bukan untuk menonton. Andri hanya bisa tersenyum, iya karena bisa melihat sang kakak ipar seantusias ini.

"Lihatlah, filmnya sudah dimulai."

Andri menunjuk ke arah layar besar itu, meminta sang Kakak ipar untuk melihatnya juga. Sebuah pembukuan film horor yang tidak bisa diduga-duga sebelumnya. Ketika sebuah adegan seks terpangpang di sana, bahkan suaranya membuat Andri sampai menganga.

What? Kenapa yang muncul malah adegan seperti ini? Sialan. Bisa-bisa Kak Mona menyangka jika aku ini seorang lelaki mesum. Uwaaa! Malu sekali rasanya!

Andri terlihat malu sendiri, padahal dia mengajak Mona untuk menonton film horor. Namun kenapa malah adegan seks yang muncul?

"Ndri, apa kau yakin ini film horor? Kenapa yang muncul malah.... Anjirrr setan!"

Mona refleks mengumpat ketika melihat hantu muncul di layar besar itu, lengan mungil itu bahkan tanpa sadar memegang paha kekar Andri. Mona meremasnya sembari menahan takut, sedangkan lelaki itu menggigit bibir bawahnya karena menahan geli.

"Kak jangan berteriak seperti itu!" Ucap Andri dengan suara pelan.

Mona menutup mulutnya, "Sorry, aku refleks tadi."

Semua orang menatap ke arah mereka, jelas karena Mona berteriak sangat kencang sekali. Andri sendiri sampai malu karena tatapan orang-orang, namun yang lebih akward lagi adalah cengkraman lengan Mona. Benar-benar membuat resah dan gelisah.

Dengan terpaksa kedua orang itu pun fokus  pada film yang sedang tayang, walau pun mungkin kedua hati mereka tidaklah nyaman.

Lama tidak mendapatkan sentuhan dari sang suami, Mona malah terangsang sekali dengan film yang dia tonton. Ingin sekali Mona segera keluar dari dalam bioskop ini, karena tidak tahan dengan gairahnya yang mulai memuncak dan menyebabkan tubuhnya terasa gerah.

Wanita cantik itu menundukkan kepalanya, mencoba berpura-pura memainkan ponselnya. Tiba-tiba, Mona menelan ludahnya kasar karena tidak sengaja menoleh ke bagian bawah Andri yang mulai mengetat.

Apa itu? Astaga Mona, jaga matamu! Tapi-tapi miliknya besar sekali, lebih besar dari Raka.

Pikiran Mona memang sudah sangat kotor, apalagi setelah menonton film horor bergenre dewasa itu. Mungkin rasa rindunya dengan sentuhan seorang lelaki, membuat Mona mengkhayal jauh .

"Kak, maaf ya. Aku tidak bermaksud menonton film seperti tadi. Ditambah lagi suasana bioskop yang kurang menyenangkan hehe..."

Wajah lelaki itu terlihat sangat menyesal, Andri juga malu karena sudah mengajak sang kakak ipar nonton film mesum. Padahal selama ini Mona tahu jika Andri adalah seorang lelaki yang polos, bukan mata keranjang.

"Iya aku paham, bioskop memang tempat orang-orang berpacaran. Tapi iya sudahlah, kita anggap sebagai hiburan gratis. Oh iya, kau mau mampir dulu ke rumah? Kita bisa makan malam terlebih dahulu."

Andri menatap tajam ke arah kakak iparnya itu, dia hanya sedang memikirkan bagaimana nantinya jika Andri dan Mona diam dalam satu rumah. Bukankah akan menimbulkan pikiran negatif bagi tetangga?

"Apa di rumah Kakak tidak ada siapa-siapa?" Tanya Andri.

"Tidak, memangnya kenapa? Kau sedang memikirkan sesuatu yang mesum ya?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status