Share

Momen Awkward

Penulis: Nona Lee
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-08 18:13:57

"Aduh!"

Kaki lelaki itu menendang meja yang ada di hadapannya, dia refleks mengumpat karena sakit. Bahkan hingga membuat wanita yang tertidur lelap itu bangun.

"Loh, Andri? Kapan kau datang?"

Kedua orang itu saling menatap satu sama lain, memikirkan pikiran negatif mereka masing-masing. Mona menutupi pahanya yang sempat terekspos, apalagi setelah tahu jika Andri melihatnya dengan tatapan yang tidak biasa. Lelaki itu memang sedikit tidak bisa mengontrol dirinya, terlebih tentang bagian bawahnya yang mulai mengetat itu. Karena takut terlihat oleh sang kakak ipar, Andri refleks menutup miliknya dengan tangan kekarnya.

Dia itu kenapa? Kenapa dia menutupi celananya? Astaga Mona, bagaimana jika dia melihatmu ketika sedang tidur tadi? Mampus aku. Batin wanita itu resah.

Mona terlihat sangat cemas, dia sangat takut jika sampai Andri melihatnya. Melihat hal yang tidak seharusnya dia lihat sebagai seorang adik ipar.

"Aku baru saja datang Kak. Oh iya, bukankah aku sudah mengatakan jika kita akan pergi hari ini? Atau Kakak sudah lupa?" Tanya Andri dengan senyuman manis diwajahnya.

"Oh iya aku lupa Ndri, memangnya kita akan pergi kemana?"

Mona bangun dari tempatnya tertidur, kini dia terlihat sangat antusias ketika Andri mengajaknya untuk keluar. Sudah berapa lama Mona tidak keluar dari rumah? Mungkin itu terjadi saat terakhir Raka pulang ke Indonesia. Dan sekarang, hanya Andri yang ngajak dia untuk keluar.

"Kakak, memangnya mau ke mana? Aku punya banyak pilihan tempat agar kita bisa pergi ke sana. Iya setidaknya itu bisa membuat pikiran Kakak fresh."

Lelaki tampan itu tersenyum pada kakak iparnya, dia terlihat sangat senang ketika mengajak Mona pergi keluar.

"Jika boleh, aku ingin ke bioskop saja. Tidak ada tempat lain yang aku ingin datangi kecuali itu, Raka tidak pernah mengajakku ke sana. Apalagi dia selalu sibuk dengan pekerjaannya, jadi apa kau tidak keberatan Andri?" Tanya Mona kepada lelaki itu.

Hanya bioskop? Apakah benar jika kakak tidak pernah mengajak istrinya untuk pergi ke tempat itu? Tetapi, bukankah bioskop hal yang umum didatangi oleh semua pasangan? Kenapa Kak Raka tidak mengajak Kak Mona kesana? Batin Andri.

Sebenarnya Andri tidak terlalu percaya, apalagi ketika Mona tidak pernah pergi ke tempat itu. Namun, ini bukanlah waktu yang tepat untuk memikirkan hal seperti itu. Andri datang kemari untuk membuat kakak iparnya itu merasa senang dan tidak kesepian.

"Baiklah, aku juga kebetulan ingin pergi ke sana. Oh iya apakah Kakak tahu? Aku dengar jika ada film horor baru yang akan ditayangkan di sana. Jadi cepat! Kita harus segera pergi sekarang. Aku akan tunggu Kakak untuk bersiap-siap."

Andri duduk di sofa itu, sementara Mona pergi ke kamar untuk bersiap-siap. Film horor? Mungkin itu bukan genre film yang ingin dia tonton. Namun iya karena tidak terlalu mengerti, wanita itu akan menurut saja.

Beberapa menit Mona bersiap-siap, Andri pun langsung mengajak wanita itu untuk pergi. Karena tidak bisa membawa mobil, keduanya pun memutuskan untuk naik motor saja. Sang adik ipar, minta Mona untuk berpegangan. Jadi wanita itu langsung memeluk tubuh kita hanya dengan erat. Lagi lagi lelaki itu dibuat ambigu sendiri, miliknya kembali menegang karena sentuhan dari sang kakak ipar.

Sabar Andri, bersabarlah. Batin lelaki itu resah.

Tidak terlalu lama di perjalanan, keduanya pun sampai di tempat tujuan. Andri adalah orang yang menuntun sang kakak ipar untuk pergi ke loket tiket. Mereka akan menonton film yang sangat ingin lelaki itu tonton.

Ketika tiba pada giliran, keduanya masuk ke dalam bioskop. Mona adalah orang yang paling banyak membawa makanan, dia seolah ingin berjualan bukan untuk menonton. Andri hanya bisa tersenyum, iya karena bisa melihat sang kakak ipar seantusias ini.

"Lihatlah, filmnya sudah dimulai."

Andri menunjuk ke arah layar besar itu, meminta sang Kakak ipar untuk melihatnya juga. Sebuah pembukuan film horor yang tidak bisa diduga-duga sebelumnya. Ketika sebuah adegan seks terpangpang di sana, bahkan suaranya membuat Andri sampai menganga.

What? Kenapa yang muncul malah adegan seperti ini? Sialan. Bisa-bisa Kak Mona menyangka jika aku ini seorang lelaki mesum. Uwaaa! Malu sekali rasanya!

Andri terlihat malu sendiri, padahal dia mengajak Mona untuk menonton film horor. Namun kenapa malah adegan seks yang muncul?

"Ndri, apa kau yakin ini film horor? Kenapa yang muncul malah.... Anjirrr setan!"

Mona refleks mengumpat ketika melihat hantu muncul di layar besar itu, lengan mungil itu bahkan tanpa sadar memegang paha kekar Andri. Mona meremasnya sembari menahan takut, sedangkan lelaki itu menggigit bibir bawahnya karena menahan geli.

"Kak jangan berteriak seperti itu!" Ucap Andri dengan suara pelan.

Mona menutup mulutnya, "Sorry, aku refleks tadi."

Semua orang menatap ke arah mereka, jelas karena Mona berteriak sangat kencang sekali. Andri sendiri sampai malu karena tatapan orang-orang, namun yang lebih akward lagi adalah cengkraman lengan Mona. Benar-benar membuat resah dan gelisah.

Dengan terpaksa kedua orang itu pun fokus  pada film yang sedang tayang, walau pun mungkin kedua hati mereka tidaklah nyaman.

Lama tidak mendapatkan sentuhan dari sang suami, Mona malah terangsang sekali dengan film yang dia tonton. Ingin sekali Mona segera keluar dari dalam bioskop ini, karena tidak tahan dengan gairahnya yang mulai memuncak dan menyebabkan tubuhnya terasa gerah.

Wanita cantik itu menundukkan kepalanya, mencoba berpura-pura memainkan ponselnya. Tiba-tiba, Mona menelan ludahnya kasar karena tidak sengaja menoleh ke bagian bawah Andri yang mulai mengetat.

Apa itu? Astaga Mona, jaga matamu! Tapi-tapi miliknya besar sekali, lebih besar dari Raka.

Pikiran Mona memang sudah sangat kotor, apalagi setelah menonton film horor bergenre dewasa itu. Mungkin rasa rindunya dengan sentuhan seorang lelaki, membuat Mona mengkhayal jauh .

"Kak, maaf ya. Aku tidak bermaksud menonton film seperti tadi. Ditambah lagi suasana bioskop yang kurang menyenangkan hehe..."

Wajah lelaki itu terlihat sangat menyesal, Andri juga malu karena sudah mengajak sang kakak ipar nonton film mesum. Padahal selama ini Mona tahu jika Andri adalah seorang lelaki yang polos, bukan mata keranjang.

"Iya aku paham, bioskop memang tempat orang-orang berpacaran. Tapi iya sudahlah, kita anggap sebagai hiburan gratis. Oh iya, kau mau mampir dulu ke rumah? Kita bisa makan malam terlebih dahulu."

Andri menatap tajam ke arah kakak iparnya itu, dia hanya sedang memikirkan bagaimana nantinya jika Andri dan Mona diam dalam satu rumah. Bukankah akan menimbulkan pikiran negatif bagi tetangga?

"Apa di rumah Kakak tidak ada siapa-siapa?" Tanya Andri.

"Tidak, memangnya kenapa? Kau sedang memikirkan sesuatu yang mesum ya?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Gairah Saudara Ipar   Balas Dendam [Part ke-4]

    "Lebam? Kau yakin jika itu ulah Kakakmu?"Kania menatap serius pada putra bungsunya itu, dia memastikan jika ini bukanlah bualan yang dibuat oleh Andri. Kania hanya khawatir, jika menantunya itu membuat sebuah fitnah, agar Raka semakin terpojokkan. Memanfaatkan kepolosan Andri sebagai jalan. Benar-benar wanita licik yang hanya mementingkan harta dan kedudukan."Bu, bisa saja lelaki itu marah dan melampiaskan semuanya amarahnya pada kak Mona. Bukanlah Ibu lihat? Bagaimana Kakak begitu kesalnya mendengar kedudukan yang selama ini dia miliki, Ibu berikan padaku. Lelaki itu memiliki temperamen yang buruk," ucap Andri pada sang Ibu."Iya aku memang melihat tempramen lelaki itu berbeda dari sebelumnya, iya mungkin karena keadaan yang dia rasakan saat ini. Namun apapun itu, kau tidak berhak ikut campur dalam urusan rumah tangga Kakakmu. Biarkan saja meraka mengurus masalah mereka masing-masing Andri," ucap Kania pada putranya itu.Andri bingung harus berkata apa lagi, dia seolah dibatasi ten

  • Gairah Saudara Ipar   Balas Dendam [Part ke-3]

    "Sialan!"Andri mengumpat kesal, dengan wajah paniknya. Bukan hanya lelaki itu saja, tetapi Mona juga. Kedua orang yang sudah ketahuan basah tengah bercinta di ruangan terbuka itu, tidak bisa berkata-kata lagi. Mereka saling menatap, sembari memperbaiki penampilan yang acak-acakan. Mona benar-benar bingung, bagaimana jika kejadian ini sampai kepada suami dan mertuanya?!"Apa yang kau lihat? Pergi sana!"Lelaki itu membentak wanita paruh baya yang sejak tadi masih berdiri kaku memandang dirinya. Itu adalah bi Mina, pembantu yang sudah bekerja bersama keluarganya 20 tahun. Dia sangat syok, melihat pemandangan yang tidak menyenangkan seperti ini. Namun apapun itu, dia tidak bisa menegur bahkan menasehati majikan kesayangannya itu."Maafkan Bibi, permisi..."Bi Mina pergi meninggalkan kedua pasangan yang masih terengah-engah itu, berusaha tidak ikut campur tentang apa yang terjadi. Sementara Mona sibuk mencari cara, agar hal buruk tidak menimpanya."Andri bagaimana ini? Dia pasti mengadu

  • Gairah Saudara Ipar   Balas Dendam [Part ke-2]

    "Office boy??"Mona membulatkan matanya, mendengar cerita dari suaminya itu. Mertua yang begitu dia hormati, mulai bertindak diluar nalar terhadap Raka, setelah kejadian yang menimpanya beberapa waktu yang lalu. Satu kesalahan lelaki itu lakukan, namun Kania membalasnya dengan banyak hal yang cukup mengejutkan. Dari mulai mencabut jabatan, hingga kehidupan mewah yang selama ini Raka rasakan. Mona pun ikut terjerat dalam situasi ini, karena dia adalah istrinya. Walaupun sang ibu mertua tidak menyalahkan dia atas apapun, tetap saja Mona merasa ikut terpojokkan sekarang ini.Sekarang, sebuah pekerjaan baru Raka lakoni. Posisi yang tidak pernah dia bayangkan seumur hidupnya. Bagaimana nanti orang-orang akan menilai dirinya? Jika seorang bos besar seperti dirinya, kini tak memiliki kekuasaan apapun. "Aku tidak habis pikir, bagaimana bisa wanita tua itu memberiku pekerjaan yang sangat rendah seperti itu. Apa anak sialan itu yang meminta Ibu melakukannya?!" Gerutu Raka pada sang istri.Mona

  • Gairah Saudara Ipar   Balas Dendam [Part ke-1]

    "Jadi kau memutuskan untuk bergabung dengan perusahaan pusat?"Kania menatap serius wajah putra bungsunya itu, dia merasa kaget karena keputusan Andri yang mendadak seperti ini. Setelah menaklukkan perusahaan yang dia rebut dari kakaknya, dia menginginkan perusahaan pusat yang ibu nya kuasai. Karena dengan begitu, Andri bisa leluasa mengawasi Mona dari kakaknya yang brengsek itu. Dia juga sedang menyiapkan rencana yang akan merusak rumah tangga Mona dan sang suami. Setelah itu dia akan memiliki wanita yang sangat dia cintai itu."Memangnya aku tidak boleh ikut bergabung dengan perusahaan kesayangan ibu itu? Bukankah aku juga anak kesayangan Ibu?" tanya Andri dengan senyuman kecil diwajahnya.Kania tertawa mendengar ucapan lelaki itu. Sejak kapan dia bersikap manis seperti ini? Karena sejak awal Andri tidak pernah tertarik sedikitpun dengan yang namanya dunia bisnis. Dia bahkan selalu marah jika disangkut pautkan dengan hal seperti itu. Namun sekarang? Lelaki itu sangat terobsesi, seol

  • Gairah Saudara Ipar   Mengadu

    "Apa yang terjadi dengan wajahmu? Siapa yang melakukan semua ini Mona?!"Andri dibuat syok dengan keadaan wajah Mona yang penuh dengan memar. Setelah cukup jauh diperjalanan dan menahan perasaan rindu, lelaki ini malah dibuat syok setengah mati. Wanita yang dia cintai penuh dengan luka lebam, bahkan raut wajahnya penuh dengan rasa takut. "Raka, dia menyiksaku setiap hari Andri."Mata lelaki itu semakin membulat sempurna, ketika tahu sang kakak lah yang melakukan semua ini pada kekasihnya Mona. Sebuah fakta yang sangat mengejutkan, dan benar-benar tidak bisa termaafkan. Emosi lelaki itu jelas memuncak, mengetahui wanita yang sangat dia cintai di perlakukan seperti ini. "Lelaki sialan! Berani sekali dia berbuat seperti ini padamu. Kenapa kau tidak bilang padaku dari awal hah? Kenapa kau biarkan Kakakku menyiksamu seperti ini?!"Hati Andri rasanya remuk, hancur, tak berbentuk. Dia tidak bisa berkata-kata lagi dengan kondisi yang sedang Mona alami sekarang. Ini mungkin jawaban dari semu

  • Gairah Saudara Ipar   Semua Salahmu

    "Kau senang melihat suamimu hancur? Bukankah ini yang kau tunggu-tunggu selama ini Mona?"Sudah hampir sebulan Raka tidak kembali ke perusahaan itu, mengurus bisnis keluarga yang dulu dia jalani setiap harinya. Kini lelaki itu sudah menganggur, tak diperlukan lagi oleh ibunya. Setiap Minggu dia hanya mendapat jatah uang dari Kania, untuk hidup sehari-hari. Uang di dalam tabungannya tidak cukup banyak, karena dia berikan pada wanita selingkuhannya. Namun hubungan mereka benar-benar berakhir, karena Raka tak memiliki apapun lagi. Andri adalah orang paling penting di perusahaan sekarang, dan semua orang menghormatinya. Raka merasa iri sekali."Kau bicara apa? Apa kehadiranku disini tidak cukup untuk membuktikan apapun Raka?"Mona menahan amarahnya, dengan menusuk roti di atas piring itu dengan garpu. Selama Raka berada dirumah, dia tidak bisa melakukan apapun kecuali melayani lelaki itu. Mona juga harus menahan rasa rindunya pada sang kekasih karena lelaki ini. Andri, entah kapan mereka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status