Home / Rumah Tangga / Gairah Saudara Ipar / Lelaki Tak Berperasaan

Share

Lelaki Tak Berperasaan

Author: Nona Lee
last update Last Updated: 2022-11-08 18:13:07

"Apa uang yang aku kirim sudah habis?"

Sebuah pertanyaan yang Raka tanyakan ketika menelpon istrinya, kedua orang itu sedang melakukan panggilan video call sekarang. Mona terlihat begitu senang karena bisa melihat wajah sang suami tercinta. Walau pun mungkin tidak bisa dia lakukan secara langsung.

Namun ada satu hal yang disayangkan, karena Raka tidak menanyakan keadaan sang istri. Dia malah sibuk dengan uang yang mungkin Mona masih miliki.

"Kau jangan pikirkan tentang hal itu, karena uang yang kau berikan masih aku simpan. Dan mungkin sudah membengkak di rekening."

Mona menjawab dengan nada penuh kekecewaan, apakah suaminya hanya memikirkan tentang uang? Apakah dia tidak berfikir bagaimana perasaan sang istri sekarang? Mona sudah sangat merindukan suaminya itu, namun dia masih belum pulang ke rumah untuk menemuinya.

"Sayang, kapan kau akan pulang? Bukankah ini sudah hampir tanggal 30? Kenapa masih belum pulang ke Indonesia?" Tanya Mona dalam panggilan video itu.

Raka terdiam sebentar, dia seperti orang yang tengah bingung. Bukan karena tidak ingin pulang, namun dia memiliki begitu banyak pekerjaan di sana. Semua ini juga dia lakukan demi kebahagiaan Mona, kesejahteraan sang istri sendiri.

"Maafkan aku sayang, sepertinya aku tidak bisa pulang bulan ini. Pekerjaan begitu menumpuk, dan bukan itu saja. Aku juga memiliki proyek yang cukup menguntungkan."

Mona menghela nafasnya panjang, hatinya begitu kesal ketika mendengar apa yang di ucapkan oleh sang suami. Raka benar-benar tidak memiliki hati, bahkan kepada wanita yang menjadi belahan jiwanya itu. Dia lebih mementingkan pekerjaan dan juga posisinya di dalam pekerjaan, padahal Mona tidak pernah meminta apapun yang membebani Raka selama ini.

"Apa kau tidak merindukanku Raka? Aku di sini sangat kesepian. Tidak ada satupun orang yang bisa aku ajak bicara, bahkan ketika aku merasa rindu, kau tidak ada di sini. Sayang, tidak bisakah kau meminta seseorang untuk tetap di sana? Sedangkan kau, bisa pulang kemari."

Mona mencoba untuk memohon, bahkan membuat Raka agar mau pulang dengan cepat. Namun seperti yang kita tahu, jika lelaki itu seolah tidak pernah perduli.

"Tentu saja aku sangat merindukanmu sayang, tapi pekerjaan tidak bisa aku tunda. Kau sendiri tahu bukan? Ibu pasti akan sangat marah jika aku pulang, apalagi sampai meninggalkan pekerjaan yang penting ini. Kau itu istri yang sangat baik, jadi aku harap kau bisa memaklumi kesibukanku ini. Aku janji, jika semua sudah selesai maka aku akan segera pulang. Aku juga akan mengajakku pergi kemari jika memang itu perlu. Intinya untuk sekarang, kau harus bersabar sedikit lagi," ucap Raka dalam panggilan video itu.

"Iya aku paham, aku tahu jika Ibu pasti tidak akan pernah setuju jika kau pulang. Tapi, tidak bisa kah kau memahami istri mu sedikit? Aku juga pantas untuk kau hargai. Aku juga memiliki hak untuk memintamu pulang ke rumah," ucap Mona kepada suaminya.

"Kau itu manja sekali Mona! Bukankah kau sudah terbiasa hidup sendirian? Kenapa sekarang malah jadi begini? Aku bekerja dan  mencari uang untuk dirimu juga. Tapi kau tidak pernah mengerti diriku!"

Lelaki itu terlihat begitu marah, padahal Mona hanya sedang mengeluarkan isi hatinya. Dia sudah sangat menderita karena harus menanggung kesepian seorang diri. Tidak ada kasih sayang atau pun perhatian yang dia dapatkan, setiap hari Mona hanya merasakan penderitaan. Jika tidak ada Andri yang mengunjunginya, maka siapa lagi yang bisa dia ajak bicara?

Sejak mereka menikah, Raka tidak pernah boleh bergaul dengan tetangga. Bahkan untuk pergi keluar bersama teman-temannya saja, Mona tidak di ijinkan. Dan sekarang? Disaat wanita itu merasa sangat kesepian, Raka tidak ada di sana.

Hanya air mata yang menjadi saksi betapa hancurnya hati Mona saat ini. Jika boleh memilih, kenapa harus dia mencintai lelaki seperti Raka?

"Apa kau sedang menyinggungku Raka? Sejak kecil aku memang sudah hidup sendirian. Tapi kenapa kau harus memperjelas semuanya? Apa kau senang membuat istrimu ini menderita?" Ucap Mona dengan air mata yang mengalir membasahi pipinya.

Raka terlihat mengusap wajahnya, dia tidak bermaksud seperti itu. Dia hanya sedang berusaha membuat Mona memahami dirinya, namun yang terjadi malah sebaliknya. Dia tidak pernah ingin ada pertengkaran diantara keduanya, jadi lebih baik Raka menghindar saja.

"Aku malas bertengkar denganmu, lebih baik kau tidur dan lupakan semua yang terjadi. Selamat malam Mona."

"Raka!"

Tut

Raka mematikan panggilan video itu, jelas membuat Mona semakin frustasi. Pertengkaran mereka belum selesai, bahkan Mona belum puas mencurahkan isi hatinya. Raka benar-benar tidak berperasaan, dia pergi begitu saja. Mengabaikan sang istri yang tengah menangis.

"Dasar, laki-laki tidak berperasaan! Awas saja Raka, lihat apa yang akan aku lakukan pada pernikahan ini. Kau yang membuatku sampai seperti ini, dasar bedebah!"

Mona membanting ponsel itu ke lantai, merasakan amarahnya memuncak. Raka seolah sedang mempermainkan pernikahan yang sedang mereka jalani. Padahal, lelaki itu tahu jika sang istri tidak akan pernah bisa hidup berjauhan dengannya.

Sampai sebuah ide buruk pun melintas di pikiran wanita cantik ini, dia ingin mencari seorang pengganti. Orang yang bisa mengerti Mona lebih dari suaminya, lelaki yang mampu membahagiakan tanpa harus meninggalkan luka.

Mona menangis tersedu-sedu. Bahkan saking lelahnya, wanita itu sampai tertidur pulas. Dan ketika pagi sudah datang, wanita itu masih saja tertidur di sofa. Pintu rumah tidak dia kunci, bahkan jendela rumah pun sebagian masih terbuka. Untung saja komplek perumahan yang Mona tinggali aman, karena jika tidak akan sangat berbahaya sekali.

Brum

Suara motor berhenti tepat di depan rumah wanita cantik itu, turun seorang lelaki tampan yang tidak lain adalah Andri. Dia mengetuk pintu rumah kakak iparnya, namun tidak ada jawaban. Sampai Andri pun memberanikan diri untuk masuk, apalagi ketika tahu jika pintu itu tidak di kunci.

"Kak Mona?"

Lelaki itu terdiam. Matanya membulat sempurna ketika melihat Mona tidur di atas sofa. Wanita itu terlentang dengan dress pendek yang terangkat. Memperlihatkan paha mulusnya.

Sebagai seorang lelaki normal, kejantanan Andri pun seketika merespon pemandangan indah itu. Rasanya mulai menegang, bahkan keras sedikit.

"Astaga Andri, sadarlah! Dia itu Kakak ipar mu, bukan wanita jalang!"

Andri merasakan celananya mulai mengetat sehingga dia memalingkan wajahnya, tidak ingin terus menatap paha mulus yang terpampang jelas di hadapannya

Dug!

"Aduh!"

Kaki lelaki itu menendang meja yang ada di hadapannya, dia refleks mengumpat karena sakit. Bahkan hingga membuat wanita yang tertidur lelap itu bangun.

"Loh, Andri? Kapan kau datang?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gairah Saudara Ipar   Balas Dendam [Part ke-4]

    "Lebam? Kau yakin jika itu ulah Kakakmu?"Kania menatap serius pada putra bungsunya itu, dia memastikan jika ini bukanlah bualan yang dibuat oleh Andri. Kania hanya khawatir, jika menantunya itu membuat sebuah fitnah, agar Raka semakin terpojokkan. Memanfaatkan kepolosan Andri sebagai jalan. Benar-benar wanita licik yang hanya mementingkan harta dan kedudukan."Bu, bisa saja lelaki itu marah dan melampiaskan semuanya amarahnya pada kak Mona. Bukanlah Ibu lihat? Bagaimana Kakak begitu kesalnya mendengar kedudukan yang selama ini dia miliki, Ibu berikan padaku. Lelaki itu memiliki temperamen yang buruk," ucap Andri pada sang Ibu."Iya aku memang melihat tempramen lelaki itu berbeda dari sebelumnya, iya mungkin karena keadaan yang dia rasakan saat ini. Namun apapun itu, kau tidak berhak ikut campur dalam urusan rumah tangga Kakakmu. Biarkan saja meraka mengurus masalah mereka masing-masing Andri," ucap Kania pada putranya itu.Andri bingung harus berkata apa lagi, dia seolah dibatasi ten

  • Gairah Saudara Ipar   Balas Dendam [Part ke-3]

    "Sialan!"Andri mengumpat kesal, dengan wajah paniknya. Bukan hanya lelaki itu saja, tetapi Mona juga. Kedua orang yang sudah ketahuan basah tengah bercinta di ruangan terbuka itu, tidak bisa berkata-kata lagi. Mereka saling menatap, sembari memperbaiki penampilan yang acak-acakan. Mona benar-benar bingung, bagaimana jika kejadian ini sampai kepada suami dan mertuanya?!"Apa yang kau lihat? Pergi sana!"Lelaki itu membentak wanita paruh baya yang sejak tadi masih berdiri kaku memandang dirinya. Itu adalah bi Mina, pembantu yang sudah bekerja bersama keluarganya 20 tahun. Dia sangat syok, melihat pemandangan yang tidak menyenangkan seperti ini. Namun apapun itu, dia tidak bisa menegur bahkan menasehati majikan kesayangannya itu."Maafkan Bibi, permisi..."Bi Mina pergi meninggalkan kedua pasangan yang masih terengah-engah itu, berusaha tidak ikut campur tentang apa yang terjadi. Sementara Mona sibuk mencari cara, agar hal buruk tidak menimpanya."Andri bagaimana ini? Dia pasti mengadu

  • Gairah Saudara Ipar   Balas Dendam [Part ke-2]

    "Office boy??"Mona membulatkan matanya, mendengar cerita dari suaminya itu. Mertua yang begitu dia hormati, mulai bertindak diluar nalar terhadap Raka, setelah kejadian yang menimpanya beberapa waktu yang lalu. Satu kesalahan lelaki itu lakukan, namun Kania membalasnya dengan banyak hal yang cukup mengejutkan. Dari mulai mencabut jabatan, hingga kehidupan mewah yang selama ini Raka rasakan. Mona pun ikut terjerat dalam situasi ini, karena dia adalah istrinya. Walaupun sang ibu mertua tidak menyalahkan dia atas apapun, tetap saja Mona merasa ikut terpojokkan sekarang ini.Sekarang, sebuah pekerjaan baru Raka lakoni. Posisi yang tidak pernah dia bayangkan seumur hidupnya. Bagaimana nanti orang-orang akan menilai dirinya? Jika seorang bos besar seperti dirinya, kini tak memiliki kekuasaan apapun. "Aku tidak habis pikir, bagaimana bisa wanita tua itu memberiku pekerjaan yang sangat rendah seperti itu. Apa anak sialan itu yang meminta Ibu melakukannya?!" Gerutu Raka pada sang istri.Mona

  • Gairah Saudara Ipar   Balas Dendam [Part ke-1]

    "Jadi kau memutuskan untuk bergabung dengan perusahaan pusat?"Kania menatap serius wajah putra bungsunya itu, dia merasa kaget karena keputusan Andri yang mendadak seperti ini. Setelah menaklukkan perusahaan yang dia rebut dari kakaknya, dia menginginkan perusahaan pusat yang ibu nya kuasai. Karena dengan begitu, Andri bisa leluasa mengawasi Mona dari kakaknya yang brengsek itu. Dia juga sedang menyiapkan rencana yang akan merusak rumah tangga Mona dan sang suami. Setelah itu dia akan memiliki wanita yang sangat dia cintai itu."Memangnya aku tidak boleh ikut bergabung dengan perusahaan kesayangan ibu itu? Bukankah aku juga anak kesayangan Ibu?" tanya Andri dengan senyuman kecil diwajahnya.Kania tertawa mendengar ucapan lelaki itu. Sejak kapan dia bersikap manis seperti ini? Karena sejak awal Andri tidak pernah tertarik sedikitpun dengan yang namanya dunia bisnis. Dia bahkan selalu marah jika disangkut pautkan dengan hal seperti itu. Namun sekarang? Lelaki itu sangat terobsesi, seol

  • Gairah Saudara Ipar   Mengadu

    "Apa yang terjadi dengan wajahmu? Siapa yang melakukan semua ini Mona?!"Andri dibuat syok dengan keadaan wajah Mona yang penuh dengan memar. Setelah cukup jauh diperjalanan dan menahan perasaan rindu, lelaki ini malah dibuat syok setengah mati. Wanita yang dia cintai penuh dengan luka lebam, bahkan raut wajahnya penuh dengan rasa takut. "Raka, dia menyiksaku setiap hari Andri."Mata lelaki itu semakin membulat sempurna, ketika tahu sang kakak lah yang melakukan semua ini pada kekasihnya Mona. Sebuah fakta yang sangat mengejutkan, dan benar-benar tidak bisa termaafkan. Emosi lelaki itu jelas memuncak, mengetahui wanita yang sangat dia cintai di perlakukan seperti ini. "Lelaki sialan! Berani sekali dia berbuat seperti ini padamu. Kenapa kau tidak bilang padaku dari awal hah? Kenapa kau biarkan Kakakku menyiksamu seperti ini?!"Hati Andri rasanya remuk, hancur, tak berbentuk. Dia tidak bisa berkata-kata lagi dengan kondisi yang sedang Mona alami sekarang. Ini mungkin jawaban dari semu

  • Gairah Saudara Ipar   Semua Salahmu

    "Kau senang melihat suamimu hancur? Bukankah ini yang kau tunggu-tunggu selama ini Mona?"Sudah hampir sebulan Raka tidak kembali ke perusahaan itu, mengurus bisnis keluarga yang dulu dia jalani setiap harinya. Kini lelaki itu sudah menganggur, tak diperlukan lagi oleh ibunya. Setiap Minggu dia hanya mendapat jatah uang dari Kania, untuk hidup sehari-hari. Uang di dalam tabungannya tidak cukup banyak, karena dia berikan pada wanita selingkuhannya. Namun hubungan mereka benar-benar berakhir, karena Raka tak memiliki apapun lagi. Andri adalah orang paling penting di perusahaan sekarang, dan semua orang menghormatinya. Raka merasa iri sekali."Kau bicara apa? Apa kehadiranku disini tidak cukup untuk membuktikan apapun Raka?"Mona menahan amarahnya, dengan menusuk roti di atas piring itu dengan garpu. Selama Raka berada dirumah, dia tidak bisa melakukan apapun kecuali melayani lelaki itu. Mona juga harus menahan rasa rindunya pada sang kekasih karena lelaki ini. Andri, entah kapan mereka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status