Home / Romansa / Gairah Terlarang Calon Mertua / Bab 134 Perang panas dingin 

Share

Bab 134 Perang panas dingin 

Author: Cynta
last update Last Updated: 2025-12-11 13:31:46

​Denzel tersenyum smirk melihat ekspresi wajah Stella, ia seakan mengejek kepanikan wanita itu. Denzel menoleh ke arah Audrey, memberikan ciuman lembut di pelipis istrinya yang duduk terdiam di atas pangkuannya.

​“Apa pendapatmu, baby? Haruskah dia kita berikan kesempatan?” bisik Denzel, membiarkan Audrey merasa dilibatkan dalam permainan kekuasaan ini.

​Audrey tersenyum kecil. “Dia harus belajar, Denzel. Tapi dia mengandung cucu Tuan Shaquille. Itu adalah kartu yang kuat,” bisik Audrey.

​Denzel mengangguk, puas dengan respons Audrey.

​Denzel menoleh ke arah Aksa. “Aksa, apakah semua persiapan pengunduran diriku sudah siap? Kita harus bergerak ke ruang meeting besar sekarang.”

​Aksa segera melangkah maju. “Sudah, Denzel. Direksi, pemegang saham utama, pers, dan media sudah menunggu. Bahkan ada beberapa investor besar dari luar yang meminta hadir.”

​“Bagus,” Denzel berdiri, mengangkat Audrey dari pangkuannya dengan mudah. “Aku akan mengumumkan pengunduran diriku dari Trustin Gru
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Bab 171 Ketegangan di dalam ruangan

    Suara serak itu memecah keheningan bunker yang mencekam. Denzel dan Audrey menoleh bersamaan ke arah brankar. Kelopak mata Trustin terbuka perlahan, memperlihatkan manik mata yang identik dengan milik Denzel, namun terlihat jauh lebih lelah dan menyimpan beban trauma yang mendalam.​Denzel tidak membuang waktu. Ia menarik pinggang Audrey, membawanya mendekat ke sisi ranjang seolah ingin menunjukkan pada kakaknya bahwa ia telah menemukan belahan jiwanya. Tangan Denzel yang bebas mencengkeram besi brankar, sementara matanya menatap tajam setiap pergerakan Trustin.​"Trustin.. Kamu bisa mendengarku?" tanya Denzel, suaranya berat, mencoba menekan gejolak emosi yang terasa ingin meledak.​Trustin bergumam pelan, mencoba menstabilkan fokusnya. "Denzel... Audrey..." Suaranya terdengar pelan. Ia menatap tautan tangan Denzel dan Audrey, lalu sebuah senyum tipis yang getir muncul di bibirnya yang pucat. "Kamu terlihat jauh lebih kuat dari sebelumnya, Denzel.”​"Apa kamu merasa sudah jauh lebih

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Bab 170 Hasrat menuntut dalam ketegangan

    Sosok itu tidak bicara, ia langsung memeluk tubuh Audrey, mendekapnya begitu erat hingga Audrey bisa merasakan panas tubuh yang masih beraroma keringat dan adrenalin.“Denzel.. Aku takut.. Aku pikir kamu—” suara Audrey gemetar. “Ssttt.. Ini aku sayang.. Maaf, aku seharusnya tidak meninggalkanmu..” kata Denzel dengan penuh penyesalan, ia mengeratkan pelukannya. Denzel tidak peduli pada tatapan para pengawal atau Fiona yang tertegun di ambang pintu. Ia menangkup wajah Audrey dengan kedua tangannya yang gemetar, matanya menatap setiap inci wajah istrinya dengan ketakutan yang mendalam.​"Kamu tidak apa-apa? Katakan padaku kamu tidak menghirupnya!" desis Denzel, napasnya memburu di depan bibir Audrey.​"Aku... Aku baik-baik saja, Denzel. Fiona memperingatkan ku lebih awal.. Dan pengawal datang membawa kami keluar tepat waktu.." lirih Audrey, air mata mulai mengalir karena rasa lega yang luar biasa.​Tanpa kata-kata lagi, Denzel membungkam bibir Audrey dengan ciuman yang sangat dalam dan

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Bab 169 Aroma kematian di lorong steril

    Wanita berseragam perawat itu tertawa semakin keras mendengar ancaman Denzel, sebuah tawa melengking yang menggema kesunyian di atas rooftop. Matanya menatap Denzel dengan binar kegilaan yang terlihat jelas, seakan cengkeraman tangan Denzel di lehernya hanyalah sebuah belaian semata.​"Bunuh aku, Tuan Muda... Jatuhkan aku sekarang juga!" tantangnya dengan suara serak. "Tapi kematianku tidak akan mengubah fakta kalau gas itu sudah memenuhi paru-paru istrimu yang cantik. Tidak ada cara menghentikannya sampai tabung itu kosong. Lima menit? Oh tidak, mungkin sekarang mereka sudah mulai bermimpi indah tentang kematian.. Hahaha.."​Cengkeraman Denzel semakin menguat hingga wajah wanita itu membiru. Amarahnya kini sudah berada di puncak, melampaui logika. Namun, sebuah tangan menepuk bahunya dengan tegas.​"Denzel! Berhenti! Jangan biarkan dia mati semudah ini!" seru Aksa. Ia mendekat dengan napas memburu. "Tim teknis sedang melacak letak tabung itu di dalam saluran ventilasi. Kita harus fok

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Bab 168 Perburuan ditengah gairah yang baru reda

    Aksa langsung berdiri saat mendengar laporan dari tim di ruang kendali, tanpa ragu dia memberikan perintah. [Pantau terus pergerakan wanita itu! Aku akan minta pengawal mengejarnya!][Dia kembali ke arah kamar.][Oke..! Wanita itu cari mati!] geram Aksa. Tidak lama, Aksa langsung beralih menghubungi pengawal yang tersebar di lorong. [Hentikan dan tangkap perawat yang berjalan disana! Dia mata-mata! Tangkap semua perawat di lantai ini..!][Baik Pak Aksa!]Aksa segera mengakhiri panggilannya, ia meboleh ke arah Fiona dengan wajah tegang. “Fiona dengarkan aku, aku akan menangkap penyusup itu! Kamu tetap disini! Kalau ada perawat atau dokter yang masuk, minta pengawal juga ikut masuk dan jangan biarkan mereka melangkah lebih jauh dari pintu sebelum aku kembali! Segera hubungi aku! Kamu paham?!”“Aku paham, Aksa!” Fiona mengangguk. “Bagus sayang! Dan kalau Denzel sudah selesai, katakan padanya ada perawat yang mencoba menyusup dan memata-matai kita! Aku akan membereskan mereka!” “Oke

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Bab 167 Pelepasan yang tak mampu ditahan

    ​Audrey menelan salivanya dengan kasar, dadanya berdebar semakin cepat. "Denzel.. Di sini? Kamu yakin? Kakakmu sedang sakit, dia bahkan masih belum sadar.." Dia menoleh ke arah Trustin yang terbaring di ranjang. ​"Dia sedang tidur karena obat bius, Baby. Dia tidak akan melihat bagaimana aku akan melumat bibirmu sampai kamu lupa cara bernapas," Denzel menunduk, berbisik, tapi bibirnya justru menyapu lembut daun telinga Audrey, menimbulkan desahan halus yang lolos dari bibir istrinya. “Sshhh.. Denzel..” Ciuman ​Denzel turun perlahan ke ceruk leher Audrey membuat tanda kepemilikan yang samar di balik rambut istrinya. Tangannya yang besar sudah merayap turun, meremas pinggul Audrey dengan gairah yang menuntut. "Jangan pernah berani meragukanku lagi, baby. Setiap tetes darah di tubuhku hanya untuk melindungimu. Mengerti?" ​Audrey meremas kerah kemeja Denzel, menarik pria itu agar memperdalam ciuman mereka. Ciuman itu terasa semakin panas seperti sebuah ungkapan permintaan maaf dari Aud

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Bab 166 Labirin di tengah gairah

    ​Audrey terdiam sejenak, matanya masih terpaku pada sosok Denzel yang berdiri beberapa meter darinya. Tapi tidak lama, pandangannya kembali ke arah Fiona, yang masih menunggu jawabannya dengan raut wajah cemas. ​"Bukan ancaman, Fiona," bisik Audrey pelan, suaranya hampir tertelan kebisingan lorong rumah sakit. "Tapi..” ​Belum sempat Audrey menyelesaikan kata-katanya, terdengar langkah kaki yang berjalan mendekat. Denzel telah selesai berbicara dengan Aksa. Wajahnya masih menunjukkan ketegangan, namun sorot matanya terasa lembut seketika saat tertuju ke arah Audrey. ​"Ayo, Baby. Kak Trustin akan dipindahkan ke ruang rawat inap sekarang," ajak Denzel sambil mengulurkan tangannya. ​”Baik, Denzel.. Ayo!” Audrey menyambut tangan itu, merasakan kehangatan yang kontras dengan dinginnya ruang tunggu rumah sakit. Denzel segera merangkul bahu Audrey, menarik tubuh istrinya ke dalam pelukannya. Ia kini menjadi perisai hidup, memastikan tidak ada satu pasang mata asing yang bisa menyentuh Au

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status