Share

6

Di suatu malam, John pergi ke sebuah club malam, dan tentu saja tidak enak jika hanya duduk dan minum alkohol. Sudah pasti, John akan memesan seorang wanita penghibur.

"Selamat malam tuan, apakah butuh kepuasan malam ini?" ucap seorang wanita penghibur.

"Yah seperti biasa, buat aku banjir kenikmatan," ucap John.

Itulah John, ternyata sudah kerap kali melakukan perbuatan-perbuatan tercela seperti ini. Tidak hanya itu saja, John juga bermain dengan banyak wanita, meskipun menggunakan alat kontrasepsi ketika sedang berhubungan tidak senonoh, agar menghindari risiko yang tidak diinginkan. Tetap saja, John telah tega berselingkuh dan bermain gila di belakang Lie.

Jadi, jika Lie saat ini juga berkhianat, tentu saja tidak dapat disalahkan, meski perbuatan itu juga tidak dibenarkan 

Namun, setiap kali melakukan hubungan tidak senonoh dengan wanita manapun. John tetap saja tidak mendapatkan titik kesenangan yang bertahan lama. John hanya melampiaskan hawa nafsu berlebihannya kepada wanita-wanita jalang itu. Tidak ada yang dapat memuaskan hasrat maupun egonya sebagai pria.

John nyatanya tetap saja mengingat Lie, istri tercintanya. Namun, John juga tidak bisa menunjukkan sikap maupun perbuatan sebagai seorang suami. John terlalu egois dan kasar.

John akhirnya memilih untuk pulang, setelah dirasa cukup bermain gila dengan wanita penghibur itu.

***

"Mansion Kediaman Lie & John Osmond"

John mengendarai mobil seorang diri, dan di alam bawah sadarnya, sebenarnya John menyadari bahwa perbuatannya sangat salah dan tentu saja akan sangat menyakiti perasaan juga jiwa Lie, istrinya.

Saat John tiba, Lie sedang menenggak segelas minuman beralkohol. Akhir-akhir ini, Lie mulai suka mabuk-mabukan, meski tidak berat. Namun, sepertinya Lie menyadari apa yang selama ini John perbuat.

Lie berdiri di atas balkon kamar mereka, melihat John pulang dengan kancing kemeja terbuka di area dadanya, dan waktu pun sudah menunjukkan cukup larut malam.

Suara pintu kamar terbuka, menandakan bahwa John sudah tiba di kamar. Lie masih berdiri di balkon kamar mereka sembari terus menikmati setiap tenggakan minuman beralkohol tersebut.

"Kau masih terjaga?" tanya John.

"Yah, aku sedang menanti kepulangan suamiku yang super sibuk ini," balas Lie, lalu berjalan ke arah John.

Lie menatap John dari ujung kaki hingga ujung rambut, dan tercium aroma minyak wangi wanita. Yah, Lie paham betul jika ini aroma dari wanita. Ditambah lagi, ada tanda merah di dada John, juga noda lipstik merah di bawah kerah baju milik John. Dimana malam itu, John sedang mengenakan kemeja berwarna putih. Yasudah lah, semua sudah jelas.

Dengan menghela napas perlahan, "segeralah bersihkan dirimu. Bajumu terlihat kotor oleh noda merah," ucap Lie, lalu berbalik badan, kembali ke arah balkon.

...

John pun bergegas menuju kamar mandi, dan betapa terkejutnya John saat mendapati tanda merah di dadanya, yaitu kissmark dari si wanita penghibur, juga nida lipstik merah di bawah kerah kemeja.

"What the fuck.." umpat John. John teringat dengan sikap Lie ketika dirinya tiba dan ucapan sindiran halus Lie ternyata tentang itu semua.

John memukul wastafel kamar mandi itu, dan menjambak rambutnya sendiri.

John teringat kembali, bagaimana kisah cintanya bersama Lie yang begitu manis nan indah. Namun, semua seakan mulai pudar, tatkala John yang hilang kendali atas dirinya.

Setelah selesai membersihkan diri, John mendapati Lie sedang asyik bermain ponsel di atas tempat tidur.

John terlihat kikuk dan menyadari bahwa perbuatannya sudah diketahui Lie.

"Apakah sudah puas bersenang-senang, malam ini?" ucap Lie dengan wajah datar.

"Apa maksudmu?" balas John dengan wajah tak senang, dan seperti biasanya, emosi John begitu cepat tersulut.

"Kau sendiri tentu jauh lebih tahu, bukan? Lantas, mengapa masih saja terus berpura-pura.. kau ingin sampai kapan terus seperti ini? Kau ingin aku terus berpura-pura tidak tahu atas semua tindakan nakalmu diluar sana!" Ucap Lie yang terlihat penuh dengan kekecewaan dihatinya.

"Semua terjadi begitu saja, dan apa lagi yang kau inginkan?" 

Mendengar ucapan singkat dari John, tentu membuat perasaan Lie semakin hancur. Karena walau bagaimanapun juga, Lie sudah menemani hari-hari John selama beberapa tahun ini sebagai seorang istri yang taat dan tunduk pada suami. Meskipun, Lie juga sudah berselingkuh, akan tetapi perbuatan John sudah berlangsung lebih lama tentunya.

"Apa tujuanmu sebenarnya? Apakah pelayananku padamu kurang memuaskan? Semua yang kau inginkan dariku, kupenuhi meskipun terkadang aku tidak suka. Aku terus belajar menjadi istri yang tunduk dan taat. Namun, apa balasan darimu?"

"Apakah ini yang kau katakan tunduk taat, kau berani membentak suamimu!"

Plak

John menampar wajah Lie hingga terlihat memerah dan akan memar karena mengenai tulang pipi Lie.

Tamparan yang terasa panas, namun rasa sakit sekilas ini tak sebanding dengan rasa sakit hati yang harus Lie rasakan. Lie hanya bisa menyentuh bekas tamparan itu dengan telapak tangannya.

John lalu melangkah pergi dari kamar dan pergi lagi menggunakan mobil miliknya. Lie bahkan tidak tahu, kemana John pergi.

Lie menangis sejadi-jadinya, sungguh John tidak berperasaan. Lie mengambil ponsel miliknya, dan menghubungi Danil.

Danil: "Hallo sayang, mengapa belum tidur?" ucap Danil dengan suara lembut.

Lie: "Aku belum bisa tidur," balas Lie dengan suara lirih dan tangisan tersedu-sedu.

Danil: "Apa yang terjadi padamu? Apakah John bertindak kasar lagi padamu?" tanya Danil.

Lie pun menceritakan segalanya pada Danil apa yang terjadi malam ini.

Lie: "Lantas, apakah aku hanya bisa terus berpura-pura diam saja.." ucap Lie lirih.

Danil: "Apapun keputusanmu, aku akan mendukung dan aku siap menerimamu apapun yang terjadi,"

Lie: "Tidak, tidak semudah itu.."

Danil: "Lalu, sampai kapan kau akan bertahan di situasi seperti ini?" 

Lie: "Aku terperangkap, John terlalu kuat dalam hal kekuasaan..--"

Lie mencurahkan isi hatinya pada Danil, meski ia tahu Danil tidak akan dapat membantu, namun ada perasaan lega di hatinya ketika sudah mengungkapkan semua keresahan di hatinya.

Lie menyadari, bahwa Danil hanya sebagai pelariannya disaat sedang kacau dan hubungan mereka tidak akan berlangsung lama. Sedangkan John, entah sampai kapan Lie akan dapat terlepas dari belenggu rumah tangga yang sudah bak neraka itu.

Lie berkali-kali hendak berpikir untuk mengakhiri hidupnya, namun Lie menyadari itu bukanlah solusi yang tepat. Lie akhirnya nekat ingin meminta cerai. Namun, lagi-lagi John si manipulatif itu kembali playing victim, dan John tidak akan pernah bersedia untuk bercerai dari Lie. 

Karena John sebenarnya sangat mencintai Lie, hanya saja sikap bejat juga bajingan tidak terkatakan lagi. John yang suka bermain kasar pada Lie, tentu membuat Lie sangat muak.

Semenjak kejadian malam itu, Lie enggan untuk melayani John di atas ranjang. Lie terus menolak, hingga John harus melakukan tindakan paksa, seakan memperkosa Lie istrinya. Yah, begitulah John, sudah kasar, menyakiti hati jiw juga fisik Lie, namun tubuh itu juga yang John gunakan untuk memuaskan hasrat bajingannya.

***

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status