Share

7

”Mansion Kediaman keluarga Lie &  John Osmond”

...

”Hal apa lagi yang sudah terjadi di sini, sampai kami harus datang?” tanya Mr. Osmond, ayah dari John.

”Aku ingin bercerai dari putra, paman,” ucap Lie tiba-tiba, sontak membuat semua orang yang berada di dalam sana terkejut, tapi tidak bagi ayah dan ibu John.

Sembari memijat kepalanya, ”hal apa lagi yang telah kau perbuat, John!” Bentak Mr. Osmond, dengan raut wajah penuh amarah.

”Daddy, tahan dirimu.. kita belum mendengar apapun penjelasan dari John, putra kita,” timpal Mrs. Osmond, ibu dari John. Yah, Mrs. Osmond merupakan ibu yang selalu membela anak-anaknya, tak peduli benar atau tidak perbuatan anak-anaknya. 

”John, katakan apa yang sebenarnya terjadi di sini?” tanya Mr. Osmond yang sudah hampir hilang kesabaran.

”Ini permasalahan rumah tangga kami, dan sebenarnya Daddy dan mommy tidak perlu ikut campur. Aku bisa menyelesaikan masalah kami sendiri.” Ucap John.

”Yah, finalnya adalah paman dan bibi. Bahw, aku sudah tidak tahan lagi menjadi istri John. Aku sungguh tidak tahan lagi dengan semua ini..” ucap Lie dengan nada lirih.

”Apa yang kau tidak tahan, Liea? Bukankah kau hidup dalam kelimpahan, dan kau tahu seberapa besar sudah biaya yang putraku keluarkan sejak pernikahan kalian dan hingga saat ini!” Tegas Mrs. Osmond yang jelas-jelas sangat mendukung John, putranya.

”Aku ingin segera bercerai dari John, aju tidak bisa lagi terus menahan segala perselingkuhan, juga sikap kasarnya. Lihat ini, paman bibi, bahkan bekas tamparan John masih memar di wajahku. Sebenarnya aku bisa saja melaporkan hal ini ke pihak berwajib, bahkan sejak dulu.. hanya saja aku masih terus bersabar..” lirih Lie, lalu terduduk lemas di atas sofa.

”John tidak akan bertindak demikian, jika bukan karena ada sebab akibat.” Tegas Mrs. Osmond yang seolah tutup telinga dan mata atas permasalah di dalam keluarga putranya bersama si menantu, Lie.

”John, semua bisa dibicarakan dengan istrimu, apa kurang lebihnya yang kau inginkan. Tidak seharusnya, kau bertindak seperti itu.” Tegas Mr. Osmond, namun sebenarnya Mr. Osmond tidak bisa banyak bicara. Karena dirinya sendiri pun tukang selingkuh dan suka bermain wanita hingga saat ini.

”Lantas, apa yang Daddy ingin utarakan?” balas John dengan tersenyum miring, seolah enggan untuk mendengarkan nasihat ayahnya.

”Berlakulah baik pada istrimu, dan jaga dia baik-baik.” Nasihat Mr. Osmond.

John pun tertawa lepas, ”bagaimana bisa daddy berbicara tentang perilaku baik dan menjaga.. apakah daddy sudah memberikan contoh tersebut padaku?” ucap John dengan santai.

”John!” Bentak Mr. Osmond, lalu hendal memukul John.

”Mengapa dadd, mengapa berhenti? Pukullah aku sepuas hati daddy, sama seperti biasanya, atau perlu aku mengambil sabuk kesayangan daddy?” ucap John dengan nada mengejek.

”Kau..” ucap Mr. Osmond.

”Lebih baik daddy dan mommy pulang saja, kehadiran kalian tidak akan berdampak apapun pada keputusanku. Inilah keputusanku, aku John Osmond tidak akan pernah menceraikan Liea sampai kapanpun. Meskipun Liea memohon, tidak akan.” Tegas John.

Lie semakin lemas, dan tidak menyangka jika nasibnya akan seperti ini entah sampai kapan kah?

”Lie, kau akan tetap berada di kehidupanku, jangan pernah lupakan janji pernikahan kita, sehidup semati selamanya.”

”Apa yang kau tahu tentang janji pernikahan, sedangkan perbuatanmu saja seperti binatang!” Teriak Lie, tepat di hadapan kedua orangtua John, ayah dan ibu mertuanya.

”Wanita ini sungguh berani!” Timpal Mrs. Osmond. 

Lie berlari menuju ke luar mansion, hendak melarikan diri untuk mencari sebuah ketenangan semata.

...

”Benar-benar keluarga binatang..” ucap Lie lirih, sembari terus berlari.

Beberapa pengawal John pun mengejar dan menahan langkah Lie.

”Kalian lebih baik menyingkir, ini perintah dari istri tuan kalian!” Bentak Lie.

”Mohon maafkan kami Nyonya, namun kami tidak bisa membantah titah dari tuan John.

Lie akhirnya pergi ke sebuah paviliun samping mansion, dan para pengawal pun membiarkan Lie. Karena mereka tahu itu aman dan dalam lingkungan kediaman mereka juga.

”Lie! Apa tidak bisa kau tahan dulu emosimu, hingga kedua daddy dan mommy pergi?”

”Untuk apa? Sedangkan kehadiranku saja seakan tidak dihargai. Jadi, untuk apa kita harus terus bersandiwara agar saling menghargai? Sungguh melelahkan!” Ketus Lie.

“Tenangkan dirimu, masuklah!” Ajak John.

”Kau ingin aku bersandiwara seolah semuanya baik-baik saja? Baik, bisa. Tapi, tunggu hakim ketuk palu di atas sidang perceraian kita.” Ucap Lie lagi.

Melihat emosional Lie yang sudah diambang puncak, John cukup terkejut. Karena tidak biasanya Lie bersikap seperti ini, biasanya Lie selalu bersikap manis, pikir John.

”Aku tidak ingin lagi tinggal bersamamu, tapi jika kau masih memaksa, lebih baik aku mati saja.”

”Lie,”

Ayah dan ibu John sampai melangkah menuju area paviliun mansion.

” Kita selesaikan masalah ini, Lie kau adalah menantu yang baik di keluarga ini.”

”Itu dulu paman, tapi sekarang aku sudah tidak tahan lagi. Kehidupanku semakin hancur, aku lelah dengan sandiwara ini. Lebih baik paman terima menantu pengganti. Posisiku sudah tidak lagi berharga di sini, aku hanya bonek pajangan saja..” lirih Lie.

”Kau cukup menjadi istri yang penurut, tidak peduli apa yang suamimu perbuat. Maka semua akan tentram.” Timpal Mrs. Osmond, si ibu mertua yang cukup jahat  bagi Lie.

”Maaf bibi, mungkin aku tidak bisa seperti itu, tapi mungkin menantu yang baru bisa melakukannya.. bagiku, semua harta ini tidak ada artinya.. lagipula selama menikah, sejak kapan aku menghambur uangmu John, bahkan untuk meminta uang darimu, apakah sering?” 

John terdiam, karena apa yang Lie katakan semuanya benar. Semenjak menikah Lie ialah seorang penulis, dan untuk berbelanja keinginannya, Lie menggunakan uangnya sendiri. Kecuali jika John memberikan fasilitas mewah, itupun tidak selalu bisa Lie gunakan, seperti contoh mobil.

”Baiklah, Daddy dan mommy akan segera pergi. Mungkin, Lie lebih nyaman jika kalian menyelesaikannya secara berdua saja.” Ucap Mr. Osmond, kemudian membelai puncak kepala Lie lalu pergi.

•••

Di kamar pribadi Lie dan John.

Lie duduk di atas kursi yang berada di dalam kamar tersebut, emosional Lie masih tinggi dan sulit untuk Lie kendalikan.

”Apa yang mommy katakan benar, kau cukup menjadi istri yang penurut saja, maka semua akan baik-baik saja.” Ucap John.

”Itu berlaku bagi ibumu, tapi tidak bagiku. Setelah apa yang kau perbuat, bahkan disaat aku mengira semua baik-baik saja, kau masih sanggup terus membohongiku?”

”Lantas kau mau apa?”

”Aku ingin kita bercerai, itu yang kuinginkan..”

”Lalu, setelah bercerai, kau pikir hidupmu akan jauh lebih baik?”

”Itu urusanku, aku lebih baik, aku jadi pelacur jalang, itu urusanku.” Tegas Lie, yang sudah kepalang marah.

”Kau menjadi wanita pelacur, sama saja mempermalukan aku!” John memukul tembok tepat di samping kepala Lie.

”Untuk apa kau merasa seperti itu, kita sudah lepas hubungan, itu tidak lagi jadi urusanmu. Kau pikir aku bahagia menjadi istrimu, jujur kukatakan, sebenarnya sudah sekian lama aku mencurigai bahkan mulai mengetahui kebusukanmu diluar sana. Hanya saja aku masih menunggu kau dapat berubah, semua kuusahakan, namun kau perlakukan aku seperti wanita bodoh..”

”Aku tidak akan menceraikanmu, itu sudah keputusan mutlak.” John pun melangkah pergi dari hadapan Lie.

”Kau memang suami bajingan, kau keparat biadab!” Umpat Lie, kemudian hanya bisa pasrah di sana. Sedangkan John pergi begitu saja, tanpa memedulikan Lie.

Akankah John terus membuat Lie terperangkap di mansion tersebut? 

Sampai kapan penderitaan Lie akan segera berakhir?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status