Share

CHAPTER 13 | MAU MAIN DI SINI?

Author: Langit Parama
last update Last Updated: 2025-08-23 08:13:34

Pagi-pagi sekali Yessa sudah berangkat ke rumah sakit, bahkan matahari belum terbit dari timur. Hari ini dia tidak mencuci pakaian Kaveer, tidak juga membuatkan sang suami sarapan.

Semalam, Kaveer melempar piring kaca ke atas meja. Pecahannya beterbangan, sebagian serpihannya mengenai wajah Yessa. Sebuah goresan cukup panjang kini menghiasi tulang pipinya—terlihat jelas, menyakitkan, sekaligus memalukan.

Sepanjang malam Yessa hanya bisa menangis. Bukan hanya karena sakit, tapi juga karena luka itu terasa seperti penghinaan. Entah kenapa, dibanding lebam di tubuhnya, ia jauh lebih marah saat Kaveer melukai wajahnya, meski mungkin tanpa sengaja.

Bagi Yessa, wajah dan rambut adalah aset paling berharga bagi seorang wanita—baru setelah itu bentuk tubuh. Lebam di tubuhnya masih bisa ia sembunyikan di balik pakaian. Tapi luka di wajah? Ia dipaksa menutupinya dengan masker setiap saat.

Baru saja kakinya melangkah masuk ke lobby, sebuah suara berat dan serak yang begitu familiar di teling
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 24 | RORA NGAJAK MAIN

    “Kamu pulang?” mata Isandro menyipit ketika melihat istrinya duduk di ruang tengah, mengenakan piyama satin berwarna dove. Aurora tersenyum tipis, lalu bangkit dari duduknya menghampiri sang suami yang berdiri tegap di tengah-tengah ruangan. “Kamu yang minta aku pulang, tapi setelah aku pulang kamu responnya malah begini!” ia berdiri di hadapan Isandro dengan kedua tangan terlipat di dada. Isandro menyeringai miring, “Kamu tidak bisa membaca ekspresi suami ketika menemukan istrinya yang katanya sangat sibuk dengan pemotretan, lalu tiba-tiba berada di hadapannya?” sindirnya halus. Aurora menelan ludah berat. “Demi kamu aku pulang cepat, tapi saat aku melakukan pekerjaanku dengan sangat singkat, respon kamu malah seperti ini.” Bibirnya mencebik sebal karena pengorbanannya seolah tak dihargai. “Kamu tidak perlu melakukannya demi aku. Lakukan saja demi Arby, anak kamu!” Setelah melontarkan kalimat sinis dengan nada dingin, Isandro berjalan melewati Aurora tanpa sedikit pun meno

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 23 | NAPASNYA TERATUR

    Tatapan Isandro tak lepas dari wajah cantik Yessa yang terlelap di sebelahnya. Napas wanita itu teratur, begitu tenang, seolah seluruh beban hilang dalam tidurnya. Dalam tidur, Yessa tampak damai—dan bagi Isandro, itu adalah pemandangan paling berharga yang ingin selalu ia jaga. “Kaveer brengsek, meleceti tubuh indah kamu dengan tangan kotornya,” gumam Isandro, suaranya dingin dan menusuk. “Harusnya dia jaga kamu dengan baik, dia rawat kamu, dan dia lindungi kamu—bukan malah sebaliknya.” Drrtt. Ponsel Isandro yang terletak di dalam saku celananya berdering. Pria itu menoleh pada celananya yang berada di lantai, lalu meraihnya dengan malas. Nama Kaveer tertera di layar membuat Isandro mengkerutkan keningnya. Ia terdiam sejenak, sebelum menggeser simbol hijau di layar dan menempelkan benda pipih itu ke samping telinga. “Halo, Veer?” sapanya sambil menatap Yessa yang terlelap dengan posisi meringkuk. “Sa, aku ada di depan rumah kamu.” Kening Isandro mengkerut, “Ngapain kamu

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 22 | ERANGAN KENIKMATAN

    Gerakan Isandro kian menggila, hingga tubuh pria itu menegang sempurna. Rahangnya mengeras, napasnya memburu, lalu sebuah erangan kasar lolos dari bibirnya. “Arghhh—” Ia mencapai klimaksnya dengan sempurna, lalu menjatuhkan tubuh besarnya ke atas tubuh Yessa—memeluk wanita itu. “Mas!” Yessa menepuk tubuh besar Isandro, bukan hanya karena bobot pria itu melainkan karena Isandro mengeluarkan benihnya di dalam. “Mas Isa!” “Hm?” sahut Isandro, suaranya serak dan matanya terpejam efek sisa kenikmatannya. “Kamu keluarinnya di dalem!” panik Yessa yang tak sempat menikmati sisa berhubungannya dengan Isandro karena takut sampai hamil. Isandro menghela napas pendek, lalu menggulingkan tubuhnya ke sisi kanan Yessa. “Saya lupa, dan lagi, saya tidak pernah mengeluarkannya diluar. Saya juga tidak mau mengotori ranjang kamu. Tapi jangan khawatir, benih itu tidak langsung jadi dalam semalam,” balasnya tenang, suaranya lembut dan mampu menghipnotis Yessa yang polos. “Tapi kalau langsung jadi g

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 21 | GAIRAH SEMALAM

    “Mmh ... Mas!” Yessa mendorong dada Isandro dengan kuat hingga ciuman mereka terlepas. Napasnya terengah karena sejak ciuman itu terjadi, Isandro tidak memberikan kesempatan untuknya bernapas. Sementara Isandro hanya menyeringai tipis. Dengan gerakan santai, ia menjilat perlahan sudut bibirnya, membersihkan jejak saliva Yessa seakan itu bukan apa-apa. Tatapannya tetap terpasang tenang, dingin, namun justru membuat suasana semakin menegangkan. “Mas kenapa bisa ada di sini?” seru Yessa sambil melirik ke luar kamar, dimana pintu kamarnya tidak ditutup. “Mas ke sini sama Mas Kaveer, ya?” Wanita itu lantas berjalan menuju pintu kamar untuk memeriksa keadaan. Namun belum sempat melangkah jauh, Isandro menarik pinggang ramping Yessa dan menarik wanita itu ke sisinya. “Mas!” Yessa memberontak untuk menjauh dari Isandro. “Yessa ...,” suara Isandro tenang, namun terdengar nada ancaman. “Tidak ada Kaveer, hanya kita berdua di sini.” Yessa menatap pria itu sejenak, sebelum akhirnya tenang d

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 20 | CIUMAN LIAR

    “Sayang, lagi apa?” Jantung Yessa langsung berdetak sangat cepat begitu panggilan sayang disematkan Isandro padanya. Ia memegangi dadanya yang berdebar sambil menggigit bibir menahan senyum. “Sayang ...,” lagi, suara berat dan serak pria itu kembali mengisi ruang telepon. “Kamu lagi apa?” “Sa-saya ... saya lagi pasang salep yang kamu kasih waktu itu buat luka di tubuh saya, Mas,” balas Yessa cepat, tak ingin ketahuan kalau dirinya sempat grogi karena panggilan mesra itu. “Gimana, udah ada perubahan?” tanya Isandro pelan, suaranya tenang dan tegas. Yessa menghela napas pendek, masih menempelkan ponselnya di samping telinga. “Lumayan, Mas. Makasih ya buat salepnya. Saya bakal pakai rutin biar bekas lukanya hilang. Dan ... saya gak perlu malu lagi kalau di hadapan, Mas.” Ia tersenyum kecil setelahnya, meski Isandro tak dapat melihat. “Sayang ....” Tubuh Yessa kembali menegang mendengar panggilan itu, ia tak mengerti kenapa Isandro memanggilnya dengan panggilan mesra. Apa tujuannya

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 19 | PANGGILAN SAYANG ISANDRO

    “Isa?” Kaveer mengkerutkan keningnya bingung ketika mendapatkan Isandro datang ke rumahnya pada malam hari tanpa pemberitahuan. Pria itu berdiri tegap di hadapannya dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana. “Ada apa?” tanyanya penasaran. “Anak-anak yang lain pada sibuk kerja,” ujar Isandro dengan suara beratnya, tatapannya lurus pada Kaveer. “Terus?” Kaveer mengangkat sebelah alisnya. “Cuma kamu yang gak kerja,” balas Isandro, suaranya tenang. “Temenin aku ke klub, aku traktir.” Setelah mengatakan itu, Isandro berbalik badan meninggalkan Kaveer yang tersenyum lebar di belakangnya. Pria itu buru-buru menyusul Isandro menuju mobilnya yang diparkir di depan pagar rumahnya. Isandro menghentikan langkahnya dan menoleh pada Kaveer dengan dahi mengernyit bingung. “Kamu gak izin dulu sama istri kamu?” “Istri aku?” Kaveer melirik rumahnya sekilas, lalu tersenyum kecil. “Dia udah tidur jam segini, Sa. Kecapekan dia kerja dari pagi sampe sore, jam tujuh malem udah molor dia.”

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status