Share

2 Ronde Permainan

Author: Otty A
last update Last Updated: 2025-04-19 02:00:50

Novi bergegas menggunakan pakaian miliknya dan membuka sedikit pintu kamarnya. Ia tak menyangka bahwa Rayhan, berdiri di depan kamar.

"Rayhan... kau... sedang apa di sini malam malam?" tanya Novi heran.

"Kenapa kau bertanya seperti itu? Aku kira kau akan senang melihatku di sini."

Novi bingung, karena di dalam kamarnya masih ada David.

"Tunggu sebentar, aku akan merapikan kamarku dulu. Aku tadi belum sempat membersihkannya, jadi sekarang sangat berantakan di dalam." Novi menutup pintu kamar.

David bertanya kepada Novi. "Siapa yang datang? Kenapa kau tampak begitu ketakutan?"

"Ini semua gara gara kau. Andai aku tak mengiyakan ide aneh mu ini." Novi agak kesal.

"Memangnya kenapa?" tanya David.

"Ada calon suamiku di luar. Dia ini seorang tempramen. Jika ia melihatmu di kamarku, dia akan menghilangkan nyawamu!"

"Apa? Sekarang bagaimana?" tanya David bingung sekaligus ketakutan.

Novi membuka salah s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Gendongan Sang Majikan

    "DRrrt!" Ponsel milik Johan bergetar, ada panggilan masuk dari Rayhan."Kita harus segera pergi sekarang! Pak Rayhan menelepon!" Johan melirik cepat ke arah istrinya."Tapi Mama masih ingin mendengarkan apa yang ingin diucapkan oleh Asih." Aurelia enggan mengalihkan pandanganya dari wajah si pembantu rumah tangga."Ma! Pernikahan Viko dan Ana bukanlah permainan anak TK! Keluarga besar kita, pasti juga sudah menunggu di sana!" Johan melotot, jemarinya yang lain menjawab telepon masuk."Halo Pak Johan, kenapa Viko lama sekali? Apa ada masalah?" "Tidak Pak Rayhan, kami segera datang. Kami sudah di jalan. Dan sekarang terjebak macet." Johan mengakhiri pembicaraan di telepon sembari menarik lengan istrinya."Kita tak punya banyak waktu!" ucap Johan.Viko melotot ke arah Asih. Tatapannya yang tajam, seakan memperingatkan Asih agar tidak berbuat macam macam. Perasaan Asih saat ini benar benar hancur. Bagaimana pun ju

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Hampir Terbongkar

    Saat Aurelia keluar dari kamar mandi, ia sudah tak melihat siapapun berada di dalam kamarnya. Namun matanya menatap tajam ke arah pecahan vas yang berhamburan di lantai kamar. "Vas bungaku tidak mungkin jatuh begitu saja! Pasti ada seseorang yang sudah menyelinap masuk ke sini!" Aurelia membuka pintu kamar. Tapi tak ada siapapun yang terlihat. "Asih! Cepat ke sini! Bersihkan vas bunga ini!" Asih meletakkan kotak perhiasan yang baru saja ia curi, di atas meja. Ia tergopoh gopoh berlari menghampiri Aurelia. "Iya Nyah. Ada apa?" "Apa kamu sudah tul*? Saya kan sudah bilang, bersihkan pecahan vas bunga itu!" Aurelia melotot. Viko mengira jika Asih sudah masuk ke dalam kamarnya. Jadi ia menyusul Asih ke kamar. Viko melihat ke arah kotak perhiasan yang tadi ditunjukkan oleh ibunya. "Kotak perhiasan ini, bukankah ini milik mama? Kenapa ada di sini?" Viko membuka kotak p

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Mahar Lebih Mahal

    Sebelum akad nikah dilaksanakan, Viko dan Asih duduk bersama untuk mendengar ceramah yang diberikan oleh pihak yang bertugas. Ceramah yang didengar oleh mereka, adalah bagaimana sebaiknya rumah tangga berjalan, agar kedua mempelai memiliki kehidupan pernikahan yang bahagia.Setelah ceramah selesai, kini tiba saatnya akad nikah. Viko bersalaman dengan wali hakim. Dalam satu helaan nafas, Viko berhasil mengucapkan janji pernikahan. Viko memberikan sebuah kalung emas, sebagai mahar."Sah!" Para tamu yang hadir, bicara kompak. Kini, Viko dan Asih telah menikah. Asih yang polos tidak tahu, jika Viko telah menduplikat semua data dirinya. Dan mereka hanya menikah di bawah tangan. Asih juga tidak tahu, jika tamu undangan yang hadir adalah orang orang yang dibayar oleh Viko. Bahkan imam yang memberikan ceramah, bukanlah imam yang sebenarnya."Kita harus pulang sekarang." Asih melihat ke arah jam dinding dengan gugup. Rasanya sudah terlalu lama,

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Pernikahan Rahasia

    Wajah Viko tak terlihat jelas, karena air mata yang terus mengalir. Asih tak percaya, jika Viko benar benar akan menikahinya."Dengarkan aku, sayang, besok pagi kau harus minta izin untuk pergi ke pasar. Aku akan menunggumu di depan pasar. Di sana, sudah ada asistenku yang akan pergi berbelanja." Viko menjelaskan secara perlahan."Aku tidak paham." Asih menggeleng."Sesampainya di pasar, berikan catatan belanjaanmu pada asistenku. Dan kita berdua akan pergi ke suatu tempat." "Kita akan pergi kemana?" "Ke tempat pernikahan kita. Ingat, jangan sampai ada yang mengetahui hal ini. Atau rencana kita akan gagal.""Jadi pernikahan kita tidak dihadiri oleh siapapun?" sahut Asih."Tentu saja ada tamu yang akan hadir. Tapi bukan dari keluarga kita. Asih, kau mau menikah denganku atau tidak?" Viko memegang erat kedua bahu Asih. Sorot matanya tajam, terasa menekan Asih secara emosional."Aku mau." Asih menjawab pelan.

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Calon Istri Pertama

    "Bagaimana sekarang!? Apa yang sebenarnya sedang dilakukan oleh Viko dan Asih. Kenapa mereka berdua sulit sekali diberitahu?!" Johan mengomel sambil mengejar istrinya."Ma! Tunggu Papa!" ucapnya.Aurelia terus mendengar suara Asih. Suara pembantu rumah tangganya ini, penuh dengan nada emosi dan kalimat kekecewaan."Asih sepertinya ada di lantai atas. Jangan jangan-." Aurelia berpraduga. Kaki jenjangnya berlari makin cepat menuju ke kamar anak lelakinya. Ia tanpa basa basi langsung membuka pintu kamar.Dan benar saja, Aurelia melihat Asih dan Viko sedang beradu argumen di sana. Aurelia mengerutkan dahi, sebelum akhirnya ia bertanya pada Asih, mengenai apa yang terjadi sebenarnya."Ma Mama." Viko gugup."Ada apa sebenarnya ini? Asih? Kenapa kau berada di dalam kamar anakku? Dan kenapa berteriak?" Aurelia memulai interograsinya.Asih menundukkan kepalanya. Ia tak berani menatap wajah majikannya."Asih! Kenapa hanya

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Teriakan di Malam Hari

    Ana dan Viko melihat banyak orang berkerumun di jalan raya. Mereka berdua pun memutuskan untuk turun dari mobil, untuk mencari informasi apa yang sedang terjadi.Viko bertanya pada salah seorang lelaki tua yang ikut berdiri di tengah kerumunan. Si lelaki mengatakan, jika baru saja terjadi kecelakaan."Ada kecelakaan, barusan." Viko memberitahu Ana. Mata Ana tertuju pada sepeda motor yang tergeletak di atas aspal.Sementara Viko yang penasaran, ikut melihat korban kecelakaan, yang ternyata adalah Andrew.Andrew ditabr4k oleh mobil yang melaju kencang dan kehilangan kendali. Untungnya tak ada luka serius di tubuhnya. Warga yang membantu, juga membawakan air minum untuk Andrew."Andrew! Apa kau baik baik saja?!" Viko bertanya dengan panik. Matanya melotot, keningnya juga mengkerut."Aku baik baik saja." Andrew menjawab dengan datar.Ana berdiri di samping Viko, ia menatap Andrew tanpa berkedip. Jantungnya dag dig dug, ia ingin menanyai Andrew tapi bibirnya mendadak kaku."Kau akan menga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status