"Tin!" Suara klakson mobil milik Arya terdengar. Mobil berwarna hitam itu keluar dari rumah.
Rayhan mengira jika Arya menyetir seorang diri, jadi ia nekad pergi ke rumah Arya untuk menemui Sandra lagi."Pak Rayhan lagi, dia ini memang biang masalahnya!" ucap Pak Aldi.Rayhan turun dari mobil dan meminta Pak Aldi untuk membuka pagar. "Buka pagarnya, aku ingin bertemu istriku!""Istri? Istri siapa maksudnya? Istri Pak Arya?" Aldi mengejek."Hai asal kalian tahu, Sandra adalah istriku dan dia akan menjadi istriku selama lamanya!" seru Rayhan."Tidak ada! Mereka berdua baru saja pergi bulan madu! Jangan membuat kerusuhan di sini!" bentak Pak Aldi.Mendengar penjelasan Pak Aldi, Rayhan dengan buru buru masuk ke dalam mobilnya. Ia menginjak pedal gas dan mengejar mobil milik Arya yang sudah sangat jauh berada di depannya."Dimana mobil mereka! Aku tidak akan membiarkan mereka pergi berduaan saja!" Rayhan mengebut. Mat"Aku mohon jangan lakukan itu." Bibir Novi tampak bergetar. Tapi petugas tak mempedulikan ucapan Novi. Ia terus berjalan mendekati Novi.Memagut bibir lembut wanita itu penuh n4fsu. "Lepaskan pakaianmu, atau aku akan mempersulit jalanmu keluar dari sini, meski Chandra atau orang kaya lainnya yang meminta."Ancaman itu membuat Novi harus mengikuti apapun yang diinginkan oleh lelaki di depannya. Ia pun membuka pakaiannya. Tubuhnya kini mengalami sedikit perubahan. Terutama di bagian depan. Melihat ranumnya puncak gunung yang bergelantungan, petugas tak tahan lagi. Suasana terasa panas. Petugas men3rkam Novi penuh h4srat.Peluh keduanya mengalir. Nafas petugas terengah tapi ia tak membiarkan bagian sensitifnya berhenti memompa meski sejenak."Besar juga milik lelaki ini." Novi bermonolog dalam hati.Tangan kekar si petugas memegang dua benda bulat dengan erat, sambil berbisik, "aku akan keluar."Si petugas mencapai puncak
Ayunda meminta Bi Inah untuk mengeluarkan kunci cadangan, tapi ternyata Bi Inah tak memiliki kunci cadangan. "Bi Inah...!" seru Ayunda. "Ya Nyah. Ada apa?" ucap Bi Inah sembari berjalan tergopoh gopoh ke arah Ayunda. "Nah! Carikan kunci cadangan! Sejak tadi saya memanggil Rayhan, ketuk pintu dan segala macam tapi tidak ada jawaban dari dalam. Saya jadi khawatir," ucap Ayunda. "Maaf Nyah, kunci cadangan kamar Tuan, dibawa sama Non Sandra." "Sandra? Kenapa bisa dibawa oleh wanita kampungan itu?" "Maaf, apakah Nyonya lupa jika Non Sandra pernah tinggal di rumah ini dan jadi istrinya Tuan?" "Tapi sekarang mereka sudah bercerai! Kenapa dia tidak mengembalikan kunci cadangan kamar anak saya?" ucap Ayunda dengan suara meninggi. "Saya tidak tahu Nyah. Mungkin Non Sandra lupa." Bi Inah menunduk. Suara perbincangan Ayunda dan Bi Inah, membuat Rayhan terbangun.
Kali ini di rumah besar Lantana tidak ada siapapun, kecuali Ayunda dan beberapa asisten rumah tangga yang bekerja untuk Ayunda.Ayunda segera membawa paket yang ia terima. Ia memutar kaset itu. Wajahnya tampak kecewa karena tayangan yang tersaji di depan matanya, masih sama.Hanya layar gelap dengan suara desahan perempuan serta suara lelaki yang bernafas berat seperti pemburu."Film ini lagi! Sebenarnya film apa ini!" Ayunda mematikan layar TV nya sambil membanting remote.Ia membuka amplop coklat dengan cepat. Kali ini, amplop coklat berisikan foto foto syur."Novi? Ini kan Novi?" Ayunda menatap dengan tidak percaya. Foto di depannya menunjukkan kemolekan tubuh Novi tanpa bus4na."Dengan siapa Novi tidur?" Mata Ayunda melotot. Berusaha untuk mengenali, siapa lelaki yang ada di samping Novi."Siapa lelaki ini? Jelas bukan Rayhan." Ayunda menggelengkan kepalanya. "Memang dasar kurang ajar! Novi berusaha untuk menip*ku! Selain tidur dengan anakku, dia juga tidur dengan pria lain!" Ayu
Pemilik kedai berusaha untuk menghalau pria mabuk, tapi tidak berhasil. Melihat tak ada bantuan yang kunjung datang untuk Sandra, Rayhan akhirnya memberanikan diri. Ia dengan cepat memukul punggung lelaki tersebut."BRaakkk!!"PlaaaKkk!"Rayhan memukuli pria itu tanpa berhenti."Berani sekali kau ganggu istriku!" teriak Rayhan dengan nafas tersengal.Rayhan memukul pipi pria tersebut dan meninj* bagian perutnya."Ampun Pak!" teriak pria mabuk tersebut.Orang orang di sekitar yang melihat kejadian tersebut berusaha melepaskan si pria mabuk dari amukan Rayhan.Situasi berangsur-angsur membaik, pria mabuk yang biasa mengganggu di kawasan tersebut sudah disingkirkan oleh warga.Sandra merasa heran dengan kehadiran Rayhan yang tiba tiba."Kau ada di sini?" Sandra mengerutkan keningnya. Ia tak percaya melihat Rayhan berdiri di depannya."Hm ya," ucap Rayhan sembari merapikan rambutnya yang s
"Dimana tissue toiletnya?" Novi menatap ruangan 1 x 1 meter tempatnya sedang melakukan kegiatan pribadi.Semenjak ditahan, Novi tak lagi bisa menggunakan air dengan mudah. Selesai buang air besar ataupun kecil, hanya tissue yang tersedia di dalam kamar mandinya yang sempit."Si4l sekali hidupku! Benar benar si4l!" Novi merutuki dirinya sendiri."BRak!" Teman sekamarnya mengetuk pintu agak kencang. "Buka pintunya! Aku juga butuh kamar mandi!" Novi menggertakkan giginya. Ia menahan amarah. Novi berdiri tanpa membersihkan bagian pribadinya lebih dulu. "Kau ini lama sekali!" Teman sekamarnya memukul bahunya agak kencang. Novi hanya diam saja. Ia hanya melihat tajam ke arah wanita berambut ikal dengan codet di wajahnya itu."Aku benar benar tak tahan lagi tinggal di sini." Novi menghela nafas panjang. ****Rayhan berjalan perlahan mengikuti Sandra dari belakang. Sandra berdiri di pinggir jalan. Ia memanggil taksi
Ayunda memainkan sendok dan garpu yang ada di tangannya. Nafsu makannya yang besar mendadak hilang, ketika ia mengingat wajah Dina yang memarahinya, siang tadi."Kenapa Ma? Mama sedang memikirkan apa?" Dani melihat istrinya lebih banyak melamun daripada mengunyah makanan."Tidak Pa." Ayunda enggan menceritakan apa yang ia alami. Ia memasukkan sendok berisi makanan ke mulutnya. Berharap agar makanan enak yang ia kunyah, dapat menghibur kegundahan hatinya."Ma, Papa tadi siang pergi ke toko perhiasan. Papa membelikan gelang untuk Sandra. Bentuknya mungil dan manis. Pasti akan terlihat cantik, jika Sandra menggunakannya."Ayunda menoleh dengan tatapan sinis. "Kenapa selalu Sandra yang Papa bicarakan? Mama bosan sekali mendengar nama Sandra!" "Mama mau tahu kenapa Papa selalu memikirkan Sandra?" Dani bicara dengan mata yang terbuka lebar.Ayunda melengos marah tak menjawab pertanyaan suaminya."Ayunda... andai kau tahu, jas