Share

Gairah Terlarang Sepupuku
Gairah Terlarang Sepupuku
Penulis: Zizara Geoveldy

Part 1

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-15 15:28:47

"Pake kondomnya, Mas.” Sky mengingatkan sebelum Jagad menyatukan diri dengannya.

Jagad terlihat enggan. “Sekali ini nggak usah, oke? Nggak enak.”

“Lebih nggak enak mana aku hamil atau kamu tetap pake kondom?”

“Ayolah, Sky, kali ini aja.” Jagad terus membujuk agar Sky setuju dengannya.

Suaranya penuh rayuan dan juga desakan.

Sky mengesah pelan. Usianya memang baru dua puluh tiga tahun, tapi pikirannya jauh lebih matang dari gadis seusianya. Ia terbiasa berpikir panjang dan mempertimbangkan risiko, meski pada akhirnya tetap selalu jatuh ke dalam godaan lelaki di hadapannya.

“Nggak, Mas. Aku nggak mau ambil risiko,” tegasnya sambil menatap tajam. “Aku tahu kamu sayang sama aku, tapi ada hal-hal yang nggak bisa kita abaikan.”

Jagad menarik napas panjang lalu menyetujui dengan malas. “Oke, oke. Aku pakenya nanti aja, kalau udah mau keluar.”

Sky langsung memelototinya. “Kalau nanti telat, gimana?”

“Aku janji bakal hati-hati. Nggak bakal telat.”

Gadis itu akhirnya hanya bisa mengembuskan napas. Hatinya bimbang, otaknya penuh peringatan. Namun, tubuhnya tidak lagi bisa berbohong.

Jagad mengecup kening Sky sebelum turun ke pipi, hidung, lalu akhirnya menemukan bibir sensual gadis itu yang sudah menunggu. Ciumannya dalam, intens, dan penuh hasrat.

Tangannya membuka paha Sky lebih lebar, jemarinya menelusup masuk, menggoda lipatan feminin yang sudah basah. Sky mendesah tertahan, jemarinya mengait kuat pada helaian rambut lelaki itu.

“Uughh...” Satu lenguhan lagi mencuri keluar dari mulutnya.

Jagad menjawab dengan isapan di puncak dada Sky. Kepala gadis itu terdongak, tubuhnya melengkung, membuat payudaranya semakin membusung masuk ke dalam dekapan mulut Jagad. Sementara jemari lelaki itu terus bergerilya di bawah sana, mengaduk pusat kenikmatan yang membuat Sky semakin liar dalam desahannya.

Satu-satunya yang mereka inginkan saat ini hanyalah melepaskan panas yang membakar segenap tubuh.

Jagad menarik jarinya, membuat Sky melenguh kehilangan. Tangannya mencengkeram pundak lelaki itu, tubuhnya bergetar tidak sabar.

Lelaki itu sedikit menekuk lutut, kemudian menyusup, mencari celah. Sedikit demi sedikit miliknya terisap masuk. Sky menahan napas, lalu terpekik lirih ketika Jagad berhasil memasukinya. Ia memenuhinya, menyesakkannya tanpa sisa.

Gerakan itu segera menemukan ritmenya. Keras, cepat, dan mendesak. Desahan dan erangan mereka berlomba memecah keheningan kamar, membuat atmosfer di sekitar mereka semakin panas oleh aroma percintaan yang menggelora.

Sky ingin membenci dirinya. Ingin menolak. Tapi tubuhnya sudah tidak lagi mau mendengar. Setiap hentakan Jagad membuatnya mabuk. Setiap belaian lelaki itu membuatnya kian larut.

Di tengah-tengah keintiman itu, Sky masih sempat meraih dompet kulit milik Jagad yang tergeletak di sisi tempat tidur. Ia mengeluarkan selembar kondom tipis dan menempelkannya ke dada Jagad.

"Pake ini, Mas."

Jagad mengumpat pelan, tapi menurut. Ia berhenti sebentar, mengenakannya, lalu kembali masuk dengan lebih beringas. Sky menjerit kecil, kepalanya terhentak ke bantal, sementara tangannya mencari-cari pegangan pada bahu bidang lelaki itu.

Tubuh mereka melebur menjadi satu bersama peluh yang membasuh.

Gelombang demi gelombang kenikmatan menelan mereka. Sampai klimaks itu tiba melambungkan mereka berdua. Tubuh mereka mengejang seiring dengan napas mereka yang tersengal.

Hening.

Yang tersisa hanyalah napas mereka yang terengah, peluh yang menempel dan detak jantung yang masih berlari kencang.

Jagad merebahkan kepala di dada Sky. Gadis itu mengusap punggungnya dengan gerakan lambat, penuh sayang, dan sarat akan rasa bersalah.

“Mas, yang kita lakukan ini salah.” Suara Sky terdengar lirih. Masih tersisa sisa-sisa getaran klimaks di tubuhnya.

Jagad tidak segera menjawab. Ia menutup mata, mencium aroma kulit gadis itu. Ia tidak ingin berpikir tentang apa pun selain momen ini.

"Jika mencintaimu adalah kesalahan…” Ia berhenti sebentar, menekan bibirnya ke kulit mulus Sky. "…biarkan aku salah selamanya."

Sky menggigit bibir, matanya mengembun. Bagian terdalam dari dirinya ingin percaya pada kata-kata itu, tapi akalnya terus berteriak bahwa kebersamaan mereka tidak akan pernah diterima.

Sunyi kembali merebak. Sesekali terdengar bunyi klakson samar dari jalan raya di luar jendela hotel. Tapi di dalam kamar hanya ada mereka berdua, terjerat cinta yang tidak seharusnya.

Hingga akhirnya suara ponsel Jagad menginterupsi kebersamaan mereka.

“Shit!” Lelaki itu mengumpat kesal, menyayangkan kenapa tadi tidak mematikan saja benda itu agar tidak seorang pun bisa mengganggunya.

“Dijawab aja, Mas," suruh Sky. “Siapa tahu penting.”

“Nggak ada yang lebih penting daripada kamu, Sky.”

Ucapan lelaki itu membuat pipi Sky merona.

Benda itu terus berbunyi, memaksa pemiliknya untuk menjawab.

"Mas, dijawab aja." Sky membantu Jagad mengambil ponsel dari dalam saku celana lelaki itu yang tergeletak di sebelahnya. "Tante Elma," beritahunya setelah melihat nama yang tertera layar.

Lagi-lagi Jagad berdecak. Penelepon itu adalah mamanya yang saat ini pasti sedang kehilangan dirinya.

Lantaran kekasih hatinya terus memaksa, dengan berat Jagad menjawab panggilan yang tidak ingin ia terima.

“Halo, Ma,” sapanya malas, masih dari atas Sky tanpa melepas penyatuan dengannya.

“Gad, kamu di mana? Dari tadi Mama nyariin kamu. Sky ada sama kamu nggak? Acaranya mau dimulai." Suara di seberang terdengar cemas dan terburu-buru.

Jagad mengatupkan rahang, matanya terpejam sesaat menahan rasa sebal. "Aku lagi ada urusan, Ma. Nanti aku nyusul, Sky nggak lagi sama aku. Mungkin sama temannya."

"Urusan apa? Tamu udah banyak yang datang. Tolong cari Sky."

Sky telan salivanya yang terasa pahit. Tubuhnya menegang. Ia bisa mendengar dengan jelas suara tantenya yang tegas dan penuh dengan tekanan, seakan menarik paksa Jagad keluar dari dunia mereka yang penuh dosa.

"Kamu dengar nggak sih Mama ngomong?" Nada suara di seberang telepon meningkat beberapa oktaf.

"Iya, Ma, dengar. Sebentar lagi aku ke sana," janji Jagad malas.

"Jangan sebentar lagi. Sekarang!"

"Iya, Ma."

Lalu Jagad mematikan panggilan sebelum mamanya mengoceh lagi.

"Mas, aku harus pergi sekarang," putus Sky lirih pada lelaki yang berada di atas tubuhnya.

Lelaki berusia tiga puluh lima tahun itu menatapnya lama, tidak rela berpisah dengannya.

"Mas, aku udah ditunggu," ucap Sky sekali lagi sembari tangannya mengusap punggung Jagad yang basah oleh peluh akibat percintaan panas mereka barusan.

Dengan berat hati Jagad memisahkan penyatuan mereka. Dikecupnya kening Sky sebelum mengangkat tubuh dari atasnya lalu berguling ke samping.

Sky buru-buru mengenakan gaunnya. Dari atas tempat tidur tempatnya berbaring, Jagad hanya bisa memandangi dengan tatapan sendu.

Setelah gaun putih gading yang cantik membalut tubuhnya dengan begitu sempurna, Sky kembali ke tempat tidur. Jagad merengkuh tubuhnya. Dikecupnya kening Sky dengan lembut.

"Jangan sedih ya. Jalani aja dulu. Itu cuma sementara. Jagad dan Sky lebih lama dari selamanya,” ucapnya lembut.

Seulas senyum tipis yang getir membingkai bibir Sky.

"Aku pergi ya, Mas," pamit Sky berat hati.

"Nanti aku nyusul."

Rongga dada Sky mendadak sesak meninggalkan lelaki yang dicintainya hingga dirinya menghilang di balik pintu.

Beberapa saat yang lalu Sky baru saja bercinta dengan sepupunya sendiri, lalu kini dirinya akan bertunangan dengan lelaki lain.

Dan Jagad juga akan hadir di sana.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Gairah Terlarang Sepupuku   Part 5

    Sky masih berada di pelukan Jagad. Tangisnya sudah berhenti, tapi ketakutannya belum reda. Leo benar-benar membuatnya trauma.Sebelum ditunangkan dengan lelaki itu, Sky sudah mengenal Leo sebelumnya. Dan Sky tidak menyukainya. Ada sesuatu dalam sorot matanya yang selalu membuat Sky waspada. Sesuatu yang membuat hatinya menolak bahkan sebelum Leo sempat mendekat. Dan sekarang semua intuisi itu terbukti benar. Beberapa kali Sky mengatakan pada ibunya bahwa Leo bukanlah lelaki yang baik. Tapi sang ibu tidak percaya. Ia lebih mementingkan dirinya, perusahaan dan bisnisnya, tanpa peduli pada perasaan Sky. Itu karena kamu belum kenal dekat dengan Leo, itu yang selalu dikatakan ibunya.Setelah Sky terlihat lebih tenang, Jagad melepaskan dari pelukannya. Ia menyalakan lampu kamar dan memberi gadis itu air minum."Udah lebih baik?" tanya lelaki itu yang kini duduk di sebelah Sky. Gadis itu mengangguk lemah."Sebentar ya, kita selesaikan masalah ini dulu."Sekali lagi Sky anggukkan kepalanya.

  • Gairah Terlarang Sepupuku   Part 4

    “Aku mau keluar. Lepasin! Leo, kamu gila!" Sky mencoba menggeliat. Lututnya menghantam paha Leo, tapi pria itu hanya menggeram kasar dan menahan lebih kuat.“Kamu pikir bisa kabur dari aku, hmm? Kamu tunangan aku, Sky. Sebentar lagi jadi istriku. Jadi apa bedanya kalau kita mulai dari sekarang?” Pria itu tertawa terbahak-bahak dan tampak begitu puas melihat wajah Sky yang ketakutan. Air mata mulai jatuh di sudut mata Sky. Ia berusaha menoleh ke samping, mencari sesuatu yang bisa dijadikan pegangan. Meja kecil di sebelah ranjang begitu dekat jaraknya. Dengan sisa tenaga, ia menarik tangannya yang dicengkeram Leo kuat-kuat. Sebelah tangannya berhasil bebas. Sky mencoba meraih apa pun di atas meja itu.Tangannya menyentuh kaki lampu meja.“Jangan sentuh apa-apa!” bentak Leo. Ditekannya pergelangan tangan Sky dengan kasar. Tapi karena panik, Sky justru menarik lampu itu.PRANG!Lampu jatuh dan pecah berhamburan di lantai. Seketika ruangan dikuasai kegelapan. Hanya cahaya samar dari luar

  • Gairah Terlarang Sepupuku   Part 3

    Pesta pertunangan Sky dan Leo belum berakhir dan masih berlangsung hingga larut. Hanya saja semakin malam mereka semakin bebas. Suasana ballroom yang tadi terang benderang kini berganti temaram. Lampu-lampu besar berganti dengan sinar redup. Alunan musik romantis sengaja diputar agar suasana menjadi semakin syahdu. Para orang tua dan seusianya sudah menyingkir sejak tadi, menyisakan para generasi muda yang berpesta-pora. Gelas-gelas minuman saling berdenting saat beradu dengan sesamanya. Di sebuah meja, Leo serta teman-teman laki-lakinya tampak berkumpul. Mereka mengolok-olok Leo yang akan melalui pernikahan tidak lama lagi. Dan ironisnya, Jagad juga ada di sana. Mereka memang sudah saling mengenal, bahkan lebih. Keduanya berteman, circle mereka pun sama."Jadi tanggal pastinya kapan, Le?" tanya Nino pada Leo. "Apanya?" Leo balas bertanya. Segelas anggur berada di genggamannya."Lo nikah sama Sky."Leo meneguk anggurnya sebelum menjawab. Matanya mulai merah dan sedikit berair, per

  • Gairah Terlarang Sepupuku   Part 2

    "Sky!" Mamanya melambaikan tangan begitu melihat Sky muncul di ballroom.Sky menarik langkah berat mendekat, sama dengan hatinya yang juga berat.Pertunangan ini adalah perjodohan bisnis. Sky sama sekali tidak menghendakinya. Sky setuju ditunangkan dengan Leo semata-mata atas paksaan Ayana, sang ibu.Sejak awal Sky menolak, tapi suara penolakannya selalu kalah oleh suara ibunya. Sky menggigit bibir. Ia tahu takdirnya sudah diseret jauh sejak ayahnya meninggal ketika ia masih berusia empat tahun. Sejak itu, hanya ada ibunya yang berjuang sendirian mengurus dirinya sekaligus mempertahankan perusahaan peninggalan sang suami.Sky hanya memiliki Ayana, seorang ibu yang keras dan ambisius. Ayana memang menyayanginya, tapi cintanya selalu disalurkan dalam bentuk aturan, disiplin, dan tuntutan. Tidak ada kelembutan yang bisa menjadi tempat Sky bersandar saat lelah. Tidak ada figur laki-laki yang menenangkan saat dirinya ketakutan.Kekosongan itu terus terbawa hingga ia dewasa. Ia merindukan

  • Gairah Terlarang Sepupuku   Part 1

    "Pake kondomnya, Mas.” Sky mengingatkan sebelum Jagad menyatukan diri dengannya.Jagad terlihat enggan. “Sekali ini nggak usah, oke? Nggak enak.”“Lebih nggak enak mana aku hamil atau kamu tetap pake kondom?”“Ayolah, Sky, kali ini aja.” Jagad terus membujuk agar Sky setuju dengannya.Suaranya penuh rayuan dan juga desakan.Sky mengesah pelan. Usianya memang baru dua puluh tiga tahun, tapi pikirannya jauh lebih matang dari gadis seusianya. Ia terbiasa berpikir panjang dan mempertimbangkan risiko, meski pada akhirnya tetap selalu jatuh ke dalam godaan lelaki di hadapannya.“Nggak, Mas. Aku nggak mau ambil risiko,” tegasnya sambil menatap tajam. “Aku tahu kamu sayang sama aku, tapi ada hal-hal yang nggak bisa kita abaikan.”Jagad menarik napas panjang lalu menyetujui dengan malas. “Oke, oke. Aku pakenya nanti aja, kalau udah mau keluar.”Sky langsung memelototinya. “Kalau nanti telat, gimana?”“Aku janji bakal hati-hati. Nggak bakal telat.”Gadis itu akhirnya hanya bisa mengembuskan na

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status