Bab 35Cinta gelisah, karena hampir jam tujuh malam. Tapi, suaminya belum juga menunjukkan batang hidungnya.Cinta mondar mandir di depan kamar nya sambil meremas ponsel. Ia berfikir untuk menghubungi suaminya, tapi, Cinta takut Daniel akan menganggap kalau Ia mencintainya.Akhirnya Cinta kembali masuk ke ruang kerja dan mempelajari pekerjaannya.Satu jam berlalu, namun, Daniel belum juga kembali."Kayaknya aku harus mengesampingkan gengsiku. Aku harus nelpon Daniel," gumam Cinta didalam hati dan mulai menelpon lelaki yang telah jadi suaminya itu.Namun, jawaban di seberang sana membuat Cinta terlihat kalut."Kok ponselnya gak aktiv, sih?" gerutu Cinta.Berkali-kali Cinta menelpon Daniel, namun jawaban tetap sama. Hanya Veronika yang berbicara."Kamu kemana, sih?" ujar Cinta terlihat cemas.Cinta berfikir untuk menyusul suaminya kerumah ustadz. Namun, tiba-tiba pintu Apartemen terbuka. Daniel muncul dibalik pintu.Melihat suaminya datang. Cinta yang sedang kalut berhambur ke pelukan D
Bab 36Kecupan pembiasaanCinta membelalakkan matanya mendengar perkataan Daniel."Oo ... jadi kamu mau tidur ditempat nyaman?" tanya Cinta tersenyum."Iya, Sayang, aku tidur disini, ya?" jawab Daniel mengedipkan matanya."Baiklah, tidurlah di tempat yang menurutmu nyaman. Aku akan tidur di luar," ujar Cinta mendorong Daniel ke tempat tidur dan berjalan ke luar kamar."Sayang, sayang ... Oke, aku akan tidur diluar," ujar Daniel menghadang langkah istrinya itu."bukankah kamu bilang tidak nyaman?"sahut Cinta."Iya, tapi aku tidak ingin istriku tidur dengan tidak nyaman," ujar Daniel memegang tangan istrinya.Daniel lalu mencium kening Cinta, mengecup kedua kelopak mata, dan ujung hidungnya. Lalu wajahnya semakin turun dan mengecup bibir Cinta. Daniel memeluk erat tubuh istrinya itu,memperdalam ciuman, dan berbisik."I love u"Daniel mengurai pelukannya dan mengusap wajah Cinta. "Mulai sekarang, ini adalah ritual kita sebelum tidur, kamu harus terbiasa," ujar Daniel tersenyum meninggalk
Bab 37"Lalu, apa masalahnya kalau kamu biasa bangun Pagi seperti itu?" tanya Daniel mengerutkan keningnya"A- aku ..." Cinta tidak tau harus berkata apa"Apa karena aku tidak membangunkanmu dengan ritual wajib ku?" tanya Daniel menatap Cinta dengan senyuman"Gila! ya nggak, lah!" jawab Cinta memalingkan wajahnya yang memerah karena Daniel bisa menebak pikirannya."Aku minta maaf. Aku tidak tau kamu akan tetap bangun sebelum adzan subuh. Aku pikir, kamu akan bermalas-malasan karena tidak sholat subuh. Jadi, aku berniat untuk melakukan ritual wajibku setelah aku sholat subuh. Tapii ... ya ... kamu udah bangun duluan," ujar Daniel mengusap lembut wajah Cinta."Siapa juga yang ngambek karena bangun tanpa ritual?" tanya Cinta mencoba bangun, namun Daniel menahan pergerakannya."Maaf ... maaf membuat moodmu pagi ini rusak," ujar Daniel menatap Cinta.Seperdetik berikutnya Daniel mengecup bibir Cinta. Menyesapnya dengan penuh kasih sayang. Cinta memejamkan matanya, setitik air mata jatuh di
Bab 38Merasa kehilangan"Kamu adalah perempuan pertama dan terakhir yang masuk ke kamar rahasia ini. bahkan Andi juga tidak mengetahui tentang kamar ini," sahut Daniel menopang dagunya di pundak Cinta lalu menunjuk kearah layar CCTV"Dari sini aku bisa memantau luar ruangan jadi kalau aku mau keluar aku melihat situasi dimana tidak ada orang diluar atau pun dalam ruangan kerja ku," ujar Daniel mempererat pelukannya."Lalu, apa sekretarismu yang dulu sering meninggalkan ruang kerja?" tanya Cinta menoleh Daniel."Sekretarisku yang dulu, tidak berada satu ruangan denganku. Dan aku pun tidak mengizinkannya masuk tanpa mengetok pintu dan mendengar kupersilahkan masuk," jelas Daniel tersenyum kepada Cinta. Mendengar penjelasan Daniel, cinta pun tersenyum."Senyummu manis," bisik Daniel di telinga cinta.Cinta membalikkan badannya menghadap Daniel. Tanpa mengulur waktu Daniel mengecup bibir Cinta dengan lembut. Menyesap bibir tersebut sehingga Cinta memejamkan matanya."I love u," bisik Da
Bab 39"Sayang ... jangan khawatir, mama nggak akan jatuh cinta pada siapapun," hibur Cinta pada putri semata wayangnya tersebut. Ia menyusul Carisa ke dalam kamar."Carisa juga gak mau, Bos mama itu sampai jatuh cinta sama mama," teriak Carisa kesal."Itu tidak akan pernah terjadi, Sayang," ujar Cinta mengusap rambut putrinya."Janji ya, Ma," pinta Carisa."Iya, Sayang," jawab Cinta tersenyum.Cinta lalu membacakan dongeng sebelum tidur sampai Carisa terlelap.***Cinta kembali ke kamarnya dan mengecek ponselnya. Ternyata ada beberapa chat dari Daniel.Cinta mulai mengetik untuk membalas chat tersebut, tapi, gerakan tersebut terhenti ketika Cinta mengingat ucapan putrinya tadi.Cinta berbaring diranjang. Perasaan Cinta tidak nyaman. Perlahan, ritual wajib sebelum tidur terbayang terus dipikirannya.Cinta memejamkan mata, mencoba melupakan ritual itu. Namun, semakin memejamkan mata, bayangan itu semakin nyata.Bayangan di saat Daniel mengecup mesra keningnya, mengecup kedua kelopak ma
Bab 40Desakan Daniel***Minggu sore,Cinta mengemasi barang yang akan dibawanya ke Apartemen.drettt...ponsel Cinta bergetar.Cinta mengusap layar ponselnya dan tertera chat dari Daniel.[Sayang, hari ini aku gak ikut jemput kamu. Aku ada meeting penting dengan klien,][Bukannya hari ini libur?][Iya sayang, tapi ini klienku dari bangkok][Ya sudah, gak apa-apa][Maaf ya, Sayang]Cinta menarik nafas pendek. Entah mengapa sesak yang dirasakan Cinta. Ia merasa sangat merindukan suaminya.Pukul 16.30 wib, Cinta berangkat dari perbatasan kota. Cinta melambaikan tangan kepada Carisa ketika mobil mulai bergerak melaju."Bos tidak bisa ikut menjemput, karena malam ini ada meeting dengan klien dari Bangkok" ucap Andi kepada istri majikannya itu."Iya, saya sudah tahu. Nggak apa-apa,"sahut Cinta menekan tombol tirai dan memasang alarm di ponselnya. Karena Cinta terbiasa tidur sepanjang perjalanan dan selalu digendong Daniel sampai ke kamar Apartemen.***Alarm di ponsel Cinta berdering. Ci
Bab 41Kumandang suara adzan membangunkan Cinta dari tidurnya. Cinta terkejut saat terbangun dan mendapati dirinya berada dalam pelukan Daniel. Namun, Ia tidak marah atau memukul Daniel seperti beberapa saat yang lalu.Cinta menatap wajah Daniel dengan seksama. Senyum terkulum dibibirnya. Menatap wajah suaminya dengan jarak sedekat itu, disaat sang empunya wajah sedang tertidur, tidak pernah dilakukan Cinta sebelumnya.Cinta mengamati wajah Daniel sedetailnya. Wajah ciptaan Tuhan yang terpahat sempurna. Mata yang tajam namun meneduhkan, hidung yang mancung, kulit yang putih mulus namun tetap memperlihatkan kharisma, dan bibir yang berwarna merah muda.Jika kebanyakan lelaki berkulit sawo matang dan bibir yang coklat atau malah hitam. Daniel justru memiliki kulit putih dan bibir berwarna merah muda. Itu karena Daniel tidak pernah merokok, ngopi, ataupun meminum minuman beralkohol."Belum puas menatapnya?"Cinta tersentak kaget ketika tiba-tiba Daniel berbicara dan memeluk tubuh Cinta d
Bab 42Kehadiran orang KetigaCinta mendapati Daniel sedang memotong sosis dan bakso ketika kembali ke dapur setelah selesai menerima telepon dari putrinya."Biar aku saja!" Ujar Cinta mengambil pisau yang dipegang oleh Daniel. Tanpa bicara, Daniel menyerahkan pisau tersebut kepada Cinta. Lalu duduk di kursi dengan diam. Cinta melirik Daniel sekilas, tidak biasanya suaminya tidak mengganggu pekerjaannya.Cinta merasa tidak nyaman dengan sikap Daniel yang diam seribu bahasa. Karena Ia terbiasa dengan larangan atau pun kemauan Daniel yang aneh-aneh , namun Cinta suka."Nasi gorengnya sudah siap." Cinta meletakkan nasi goreng tersebut dihadapan Daniel. Lalu menyiapkan segelas air putih. Daniel menerima nasi goreng dan melahapnya tanpa memandang Cinta sedikitpun. Mereka makan dalam diam, tanpa ada canda , atau pun sikap genit Daniel seperti biasanya.Setelah sarapan, Cinta membereskan meja makan dan membawa piring kotor kewastapel dan mencucinya. Sedangkan Daniel langsung berlalu meningga