Share

Bab 209

Penulis: perdy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-06 21:59:53

Air mata mulai menggenang di mata Adrian. "Aku melakukan semua ini karena aku mencintaimu."

"Aku tahu," Alena menggenggam tangan Adrian. "Dan aku juga mencintaimu. Tapi cinta seharusnya tidak terasa seperti ini—mencekik, mengawasi, menakutkan."

"Apa kau tidak percaya padaku tentang Reno?" tanya Adrian, suaranya terdengar terluka.

Alena menarik napas dalam-dalam. "Aku ingin percaya. Tapi aku butuh bukti, Adrian. Kau bilang ada detektif, ada laporan, ada foto-foto. Tunjukkan padaku."

Adrian melepaskan tangannya dari genggaman Alena, mundur selangkah. Ekspresinya berubah menjadi campuran terkejut dan... sesuatu yang lain. Kemarahan? Kekecewaan?

"Kau tidak percaya padaku," katanya, lebih sebagai pernyataan daripada pertanyaan.

"Aku ingin percaya," ulang Alena. "Tapi aku juga perlu tahu bahwa semua ini nyata, bukan hanya... ketakutanmu yang berlebihan."

Adrian terdiam lama, menatap Alena dengan tatapan yang sulit dibaca. Akhirnya, ia

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 210

    Alena terdiam di tengah apartemennya, pikirannya masih berkecamuk tentang pilihan sulit yang harus ia hadapi. Di satu sisi, ada Reno dengan ancaman nyatanya yang telah terbukti—foto-foto yang mengintip ke sudut paling privat kehidupannya. Di sisi lain, ada Adrian dengan cintanya yang semakin lama semakin terasa mengekang. Menghela napas panjang, ia memutuskan untuk pergi ke kantor polisi sebelum memulai harinya.Di kantor polisi, Alena menceritakan semua yang terjadi—dari keributan yang dibuat Reno di depan apartemennya dua minggu lalu, hingga foto-foto mengerikan yang Adrian tunjukkan pagi ini. Petugas polisi wanita yang menangani laporannya, Inspektur Ratna, mendengarkan dengan penuh perhatian, sesekali mencatat detail penting."Jadi, Anda belum melihat laporan resmi tentang penyelidikan ini? Hanya foto-foto yang ditunjukkan oleh kekasih Anda?" tanya Inspektur Ratna, alisnya terangkat sedikit."Benar," jawab Alena. "Adrian bilang dia sudah melaporkan ini ke polisi dan mengontak dete

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-07
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 211

    Kantor desain grafis tempat Alena bekerja biasanya selalu dipenuhi energi kreatif dan tawa. Tapi hari ini, suasananya terasa berbeda begitu ia melangkah masuk. Beberapa rekan kerjanya melirik dengan tatapan penasaran, lalu berbisik-bisik. Alena berusaha mengabaikannya dan berjalan lurus menuju mejanya."Hei," sapa Dina yang sudah menunggunya di sana. "Kau baik-baik saja? Wajahmu pucat."Alena mengangguk lemah. "Sudah ke kantor polisi tadi.""Bagaimana?" tanya Dina, suaranya rendah agar tidak terdengar oleh yang lain."Mereka akan menyelidikinya. Tapi inspektur yang menangani kasusku mengatakan sesuatu yang membuatku berpikir..."Sebelum Alena bisa melanjutkan, ponselnya berdering. Pesan dari Adrian."Sudah sampai kantor?"Alena memutar matanya, kelelahan dengan rutinitas ini. "Ya, baru saja," balasnya singkat."Dina sudah di sana?"Alena mengernyitkan dahi membaca pesan itu. Bagaimana Adrian tahu Dina menunggunya?"Ya. Kenapa?" balasnya."Tidak apa-apa. Hanya bertanya. Jam makan siang

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-07
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 1: Kehidupan Damai Alena dan Reno

    Di pagi yang cerah, sinar matahari menyelinap melalui tirai tipis di dapur kecil mereka. Aroma kopi yang baru diseduh memenuhi ruangan, berpadu dengan suara gesekan spatula Alena yang sibuk memasak telur dadar untuk sarapan mereka. Reno, dengan rambut acak-acakan, duduk di meja makan sambil membaca koran usang yang ia dapatkan dari tetangga.“Makanannya hampir siap, ya,” kata Alena sambil menoleh ke arah Reno. Wajahnya yang berseri-seri adalah hal pertama yang membuat Reno merasa harinya akan baik-baik saja.“Kalau kamu yang masak, apa pun bakal terasa enak,” balas Reno sambil menyeringai, mencoba mencairkan suasana.Mereka duduk bersama di meja makan kecil itu, menikmati sarapan sambil berbicara tentang rencana sehari-hari. Reno berbagi tentang tugasnya di kantor, yang mulai terasa berat akibat tekanan dari atasannya. Alena mendengarkan dengan penuh perhatian, menggenggam tangan Reno untuk menenangkan kegelisahannya.Namun, ada sesuatu yang tak diucapkan Reno. Perusahaan tempat ia be

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 2: Perjuangan di Balik Kesederhanaan

    Pagi yang lain datang dengan ritme yang sama di rumah kecil Reno dan Alena. Reno, dengan kemeja biru pudar yang menjadi seragam kerjanya, bersiap untuk menghadapi hari yang penuh tantangan di pabrik. Sementara itu, Alena berdiri di ambang pintu, mengawasinya pergi sambil membawa bekal sederhana yang ia siapkan dengan cinta.“Semangat, ya. Jangan lupa makan siang,” ucap Alena sebelum Reno melangkah keluar.“Pasti. Kamu juga jangan terlalu capek,” jawab Reno sambil tersenyum tipis.Setelah Reno pergi, Alena kembali ke dalam rumah dan mulai mengatur jadwal harinya. Meski statusnya sebagai ibu rumah tangga sering kali dianggap sederhana, hari-hari Alena diisi dengan pekerjaan yang tak kalah melelahkan. Ia harus memastikan rumah mereka tetap rapi, makanan selalu tersedia, dan juga menyelesaikan kerajinan tangan yang menjadi sumber tambahan penghasilan mereka.Reno di PabrikDi pabr

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 3: Kedekatan yang Menguatkan

    Pagi itu, matahari menyinari rumah kecil Reno dan Alena, seolah mengingatkan mereka bahwa hari baru adalah kesempatan lain untuk saling mencintai. Suara burung berkicau di luar jendela menjadi latar belakang yang indah untuk kebiasaan pagi mereka. Reno, yang biasanya berangkat lebih awal, memutuskan untuk mengambil waktu ekstra bersama Alena sebelum memulai harinya.“Lena, hari ini aku pikir kita harus sarapan di luar, bagaimana kalau di taman belakang?” usul Reno sambil memegang dua cangkir kopi.Alena mengangguk sambil tersenyum. Mereka membawa sarapan sederhana ke meja kecil di taman belakang. Duduk berdampingan, mereka menikmati pemandangan kebun kecil yang dirawat Alena dengan penuh cinta. Kehijauan tanaman dan bunga yang bermekaran menjadi simbol perjuangan mereka, betapa usaha kecil yang konsisten dapat menghasilkan keindahan.“Aku suka pagi-pagi seperti ini,” ujar Alena sambil menyeruput kopinya. “Tidak banyak, tapi cukup membuatku merasa beruntung.”Reno tersenyum dan menjawa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 4: Awal Retakan Kecil

    Sore itu, suasana rumah yang biasanya hangat terasa sedikit berbeda. Reno pulang kerja lebih awal dari biasanya, wajahnya tampak tegang. Alena yang sedang mempersiapkan makan malam langsung menyadari perubahan itu.“Ren, kamu kenapa? Kelihatan capek sekali hari ini,” tanya Alena lembut, meletakkan piring di meja.Reno menghela napas panjang sebelum menjawab. “Aku hanya sedang memikirkan banyak hal, Lena. Tentang pekerjaan, tentang kita... tentang keuangan keluarga kita.”Alena berhenti sejenak, menatap suaminya dengan penuh perhatian. “Apa yang terjadi? Apa yang membuatmu begitu khawatir?”Reno duduk di kursi dengan tubuh yang tampak lebih berat dari biasanya. “Gaji dari pabrik semakin tidak cukup untuk menutupi kebutuhan kita. Harga-harga terus naik, dan tabungan kita mulai menipis. Aku tidak tahu sampai kapan kita bisa bertahan seperti ini.”Alena berjalan mendekat dan duduk di sebelah Reno, menggenggam tangannya dengan lembut. “Kita sudah menghadapi banyak hal bersama, Ren. Ini buk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 5: Kehilangan yang Mengguncang

    Pagi itu, Reno pulang lebih awal dari biasanya. Alena yang sedang membersihkan ruang tamu merasa heran ketika mendengar pintu depan terbuka sebelum waktunya. Ia menoleh ke arah Reno yang berdiri di ambang pintu dengan wajah kusut dan langkah gontai.“Ren, kenapa kamu pulang secepat ini? Apa kamu sakit?” tanya Alena, berjalan mendekat dengan nada cemas.Reno tidak langsung menjawab. Ia hanya menghela napas panjang dan duduk di sofa, mengusap wajahnya dengan tangan. Setelah beberapa saat hening, ia akhirnya berkata dengan suara rendah, “Pabrik tempatku kerja tutup, Lena. Mereka mengumumkannya pagi ini. Semua pekerja dirumahkan.”Berita itu membuat Alena terdiam. Ia mencoba mencerna apa yang baru saja dikatakan Reno. “Tutup? Maksudnya... kita tidak punya pemasukan lagi?” tanyanya pelan, meski ia sudah tahu jawabannya.Reno mengangguk pelan, menundukkan kepala. “Aku sudah berusaha bertanya apakah ada kemungkinan kami dipindahkan ke cabang lain atau diberi kompensasi. Tapi jawabannya tidak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 6: Perjuangan Alena

    Setelah malam penuh harapan itu, Alena menyadari bahwa ia perlu melakukan lebih banyak untuk membantu keluarga mereka. Dengan Reno yang sibuk bekerja sebagai teknisi lepas, Alena memutuskan untuk mencari pekerjaan tambahan di luar rumah. Namun, tanpa pengalaman kerja yang memadai dan hanya berbekal ijazah SMA, perjalanan Alena untuk mendapatkan pekerjaan tidaklah mudah.Pagi itu, Alena berpakaian rapi dengan blus sederhana dan rok panjang. Ia menggendong tas kecil yang berisi beberapa lembar fotokopi ijazah dan surat lamaran yang sudah ia tulis semalaman. Ia pergi dari satu toko ke toko lain di pusat kota, menanyakan apakah ada lowongan pekerjaan yang tersedia.Namun, jawaban yang ia terima hampir selalu sama. “Maaf, kami sudah penuh.” atau “Kami mencari seseorang dengan pengalaman minimal dua tahun.” Alena merasa kecewa, tetapi ia terus berjalan, mencoba lebih banyak tempat.Di sebuah kafe kecil, seorang manajer memberinya kesempatan untuk wawancara. Ia merasa lega, tetapi ketika dit

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26

Bab terbaru

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 211

    Kantor desain grafis tempat Alena bekerja biasanya selalu dipenuhi energi kreatif dan tawa. Tapi hari ini, suasananya terasa berbeda begitu ia melangkah masuk. Beberapa rekan kerjanya melirik dengan tatapan penasaran, lalu berbisik-bisik. Alena berusaha mengabaikannya dan berjalan lurus menuju mejanya."Hei," sapa Dina yang sudah menunggunya di sana. "Kau baik-baik saja? Wajahmu pucat."Alena mengangguk lemah. "Sudah ke kantor polisi tadi.""Bagaimana?" tanya Dina, suaranya rendah agar tidak terdengar oleh yang lain."Mereka akan menyelidikinya. Tapi inspektur yang menangani kasusku mengatakan sesuatu yang membuatku berpikir..."Sebelum Alena bisa melanjutkan, ponselnya berdering. Pesan dari Adrian."Sudah sampai kantor?"Alena memutar matanya, kelelahan dengan rutinitas ini. "Ya, baru saja," balasnya singkat."Dina sudah di sana?"Alena mengernyitkan dahi membaca pesan itu. Bagaimana Adrian tahu Dina menunggunya?"Ya. Kenapa?" balasnya."Tidak apa-apa. Hanya bertanya. Jam makan siang

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 210

    Alena terdiam di tengah apartemennya, pikirannya masih berkecamuk tentang pilihan sulit yang harus ia hadapi. Di satu sisi, ada Reno dengan ancaman nyatanya yang telah terbukti—foto-foto yang mengintip ke sudut paling privat kehidupannya. Di sisi lain, ada Adrian dengan cintanya yang semakin lama semakin terasa mengekang. Menghela napas panjang, ia memutuskan untuk pergi ke kantor polisi sebelum memulai harinya.Di kantor polisi, Alena menceritakan semua yang terjadi—dari keributan yang dibuat Reno di depan apartemennya dua minggu lalu, hingga foto-foto mengerikan yang Adrian tunjukkan pagi ini. Petugas polisi wanita yang menangani laporannya, Inspektur Ratna, mendengarkan dengan penuh perhatian, sesekali mencatat detail penting."Jadi, Anda belum melihat laporan resmi tentang penyelidikan ini? Hanya foto-foto yang ditunjukkan oleh kekasih Anda?" tanya Inspektur Ratna, alisnya terangkat sedikit."Benar," jawab Alena. "Adrian bilang dia sudah melaporkan ini ke polisi dan mengontak dete

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 209

    Air mata mulai menggenang di mata Adrian. "Aku melakukan semua ini karena aku mencintaimu.""Aku tahu," Alena menggenggam tangan Adrian. "Dan aku juga mencintaimu. Tapi cinta seharusnya tidak terasa seperti ini—mencekik, mengawasi, menakutkan.""Apa kau tidak percaya padaku tentang Reno?" tanya Adrian, suaranya terdengar terluka.Alena menarik napas dalam-dalam. "Aku ingin percaya. Tapi aku butuh bukti, Adrian. Kau bilang ada detektif, ada laporan, ada foto-foto. Tunjukkan padaku."Adrian melepaskan tangannya dari genggaman Alena, mundur selangkah. Ekspresinya berubah menjadi campuran terkejut dan... sesuatu yang lain. Kemarahan? Kekecewaan?"Kau tidak percaya padaku," katanya, lebih sebagai pernyataan daripada pertanyaan."Aku ingin percaya," ulang Alena. "Tapi aku juga perlu tahu bahwa semua ini nyata, bukan hanya... ketakutanmu yang berlebihan."Adrian terdiam lama, menatap Alena dengan tatapan yang sulit dibaca. Akhirnya, ia

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 208

    "Berjanjilah kau akan selalu berhati-hati," bisik Adrian di telinganya."Aku janji," balas Alena, melepaskan diri dari pelukan itu dengan lembut. "Dan kau juga perlu berhati-hati, Adrian. Jangan biarkan ketakutan mengendalikanmu."Adrian menatapnya lama, seolah ingin mengatakan sesuatu tetapi mengurungkan niatnya. Akhirnya, ia hanya mengangguk pelan.Dalam perjalanan pulang, pikiran Alena dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan. Apakah Adrian mengatakan yang sebenarnya tentang Reno? Atau itu hanyalah taktik untuk membuatnya setuju pindah? Dan jika itu benar, seberapa besar bahaya yang mengancam mereka?Satu hal yang Alena yakini—hubungan mereka telah berubah. Dan keputusan yang ia buat selanjutnya akan menentukan arah perubahan itu, entah mengembalikan apa yang pernah mereka miliki, atau mendorong mereka ke jalur yang lebih gelap.Ketika taksi berhenti di depan gedung apartemennya, Alena menatap ke sekeliling dengan waspada, mencari tanda-tanda k

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 207

    "Siapa?" tanya Adrian ringan, meskipun Alena bisa mendengar nada penasaran di balik pertanyaan itu."Oh, hanya Dina. Menanyakan kabar."Adrian mengangguk pelan, meletakkan tiramisu di hadapan Alena. "Kau dan Dina sangat dekat.""Ya, dia sahabat terbaikku sejak kuliah.""Apa yang kalian bicarakan saat makan siang kemarin?"Pertanyaan itu terasa seperti pukulan mendadak bagi Alena. "Apa?"Adrian mengangkat bahu, mencoba terlihat acuh tak acuh meskipun matanya menatap tajam. "Aku hanya penasaran. Kalian terlihat serius saat berbicara di kafe itu."Alena merasakan darahnya mulai berdesir. "Kau... memata-mataiku?""Tidak, tentu saja tidak," Adrian cepat-cepat menyangkal. "Aku kebetulan lewat dan melihat kalian. Aku tidak ingin mengganggu, jadi aku tidak mampir."Alena tidak sepenuhnya yakin dengan penjelasan itu, tetapi ia memutuskan untuk tidak mempermasalahkannya. "Kami hanya mengobrol tentang hal-hal biasa. Pekerjaan, kehi

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 206

    "Kau tidak perlu melakukan ini," kata Alena pelan."Aku tahu. Tapi aku ingin." Adrian mengulurkan tangannya, dan setelah sedikit ragu, Alena menyambutnya. "Aku membawakanmu makan malam. Nasi goreng dari restoran favoritmu."Sentuhan hangat Adrian dan senyumnya yang tulus meluluhkan keraguan Alena. Mungkin ia memang terlalu sensitif. Mungkin ini hanyalah bentuk cinta Adrian yang berusaha melindunginya setelah kejadian traumatis.Ketika mereka masuk ke apartemen dan Adrian membantunya menata makan malam, Alena berusaha menyingkirkan kegelisahannya. Namun, ada satu pertanyaan yang terus menghantuinya: sampai kapan Adrian akan terus seperti ini? Dan yang lebih penting, bagaimana jika ini bukan hanya fase sementara, melainkan perubahan permanen dalam hubungan mereka?Saat mereka makan dalam keheningan yang nyaman, Alena mencuri pandang ke arah Adrian. Ada ketegangan samar di bahunya, seolah ia selalu siaga. Matanya sesekali melirik ke arah jendela dan pintu, s

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 205

    Setelah insiden dengan Reno, Adrian mulai berubah. Ia semakin sering menghubungi Alena, memastikan keberadaannya setiap saat. Awalnya, Alena menganggap ini sebagai bentuk perhatian, tetapi lama-kelamaan, ia merasa ada sesuatu yang berbeda.Pagi itu, Alena terbangun oleh suara notifikasi ponselnya. Seperti biasa, ada pesan dari Adrian yang masuk tepat pukul enam pagi. "Sudah bangun? Jangan lupa sarapan." Alena tersenyum kecil membaca pesan itu. Ini adalah hari ketujuh berturut-turut Adrian mengiriminya pesan pagi. Sementara ia bangkit dari tempat tidurnya yang nyaman, ponselnya kembali bergetar. Pesan lain dari Adrian."Hari ini jadwalmu apa saja? Beritahu aku ke mana kau akan pergi."Alena mengernyitkan dahinya. Pertanyaan ini juga menjadi rutinitas baru. Setiap pagi, Adrian selalu menanyakan jadwalnya dengan detail—ke mana ia akan pergi, dengan siapa, dan berapa lama. Pada awalnya, Alena merasa tersanjung. Setelah lima tahun bersama, Adrian masih memperhatikan detail-detail kecil dal

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 204

    "Seorang jurnalis dari Bisnis Metro meneleponku pagi ini. Mereka akan mempublikasikan artikelnya besok." Alena mengalihkan pandangannya ke danau. "Jadi, apapun yang ingin kau katakan, tolong pertimbangkan bahwa besok, seluruh Jakarta akan tahu tentang hubungan kita."Adrian mengusap wajahnya, ekspresinya berubah dari terkejut menjadi marah. "Aku akan menelepon pengacaraku sekarang juga. Kita bisa mengajukan gugatan pencemaran nama baik.""Dan membuat skandal ini semakin besar?" Alena menggelengkan kepalanya. "Bukan itu yang kuinginkan, Adrian.""Lalu apa yang kau inginkan, Lena?" Adrian menatapnya lekat. "Katakan padaku, dan aku akan melakukannya. Apapun."Alena menarik napas dalam-dalam, menyiapkan diri untuk kata-kata yang akan ia ucapkan. "Aku ingin mengundurkan diri dari Pratama Group.""Apa? Tidak, Lena. Itu tidak perlu—""Aku sudah memikirkannya semalaman, Adrian. Ini keputusan yang terbaik.""Tapi karirmu di sana—"

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   BAB 203

    Alena berjalan ke arah jendela, memandangi titik-titik hujan yang menghantam kaca dengan ritme acak. Bayangan Adrian yang menjauh di bawah guyuran hujan masih terlihat jelas di matanya. Tangannya bergetar saat ia mengambil ponsel dari saku dan membuka galeri foto. Di sana, foto pertama yang ia lihat adalah dirinya bersama Adrian di pantai Bali tiga minggu lalu—hari-hari bahagia yang kini terasa begitu jauh."Apa yang harus kulakukan?" bisiknya pada keheningan apartemen.Ponselnya berdering—sebuah pesan dari Reno."Maafkan aku soal tadi. Aku tidak bermaksud membuatmu sedih. Aku hanya ingin kau mengetahui faktanya sebelum terlalu jauh terlibat. Jika kau butuh teman bicara, aku selalu ada untukmu."Alena menatap pesan itu lama. Lima tahun bersama Reno telah memberinya keamanan dan stabilitas—meski tanpa gairah yang ia rasakan bersama Adrian. Reno adalah pilihan aman, pilihan yang akan disetujui keluarga dan teman-temannya.Tapi Adrian... Adrian adalah badai yang mengacaukan semua keterat

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status