Share

Bab 216

Author: perdy
last update Last Updated: 2025-05-10 21:59:51

"Memang," Dina menatap Alena dengan serius. "Itulah mengapa kita perlu memastikan keselamatanmu. Setelah bertemu Reno, kita langsung ke kantor polisi untuk melaporkan Adrian."

Alena mengangguk, meski dalam hatinya ia masih sulit menerima bahwa Adrian—pria yang telah mencintainya selama lima tahun—kini menjadi seseorang yang harus ia takuti dan laporkan ke polisi.

"Apa kita perlu sarapan dulu?" tanya Dina, mencoba mengalihkan pembicaraan ke hal yang lebih ringan.

"Boleh," jawab Alena, menyadari bahwa ia memang lapar. "Tapi... bisakah kita makan di sini saja? Aku belum siap keluar."

"Tentu. Aku akan pesan room service." Dina meraih gagang telepon di samping tempat tidur.

Sementara Dina memesan sarapan, Alena kembali menatap ke luar jendela. Cahaya matahari kini lebih terang, menerangi gedung-gedung pencakar langit Jakarta. Di suatu tempat di luar sana, Adrian sedang mencarinya. Dan di tempat lain, Reno sedang menunggunya, siap membongkar

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 218

    Ipda Sari mengangguk, wajahnya menunjukkan pemahaman. "Dan Anda memiliki bukti bahwa Saudara Adrian melakukan kebohongan tentang keberadaan Anda untuk mengontrol Saudari Alena?""Ya," Reno mengeluarkan flash drive dan dokumen-dokumen lainnya. "Semua ada di sini, termasuk bukti bahwa saya berada di Bali saat Adrian mengklaim saya menguntit Alena di Jakarta."Ipda Sari menerima bukti tersebut dan memeriksanya secara singkat. "Saya mengerti situasinya sekarang. Ini kasus yang serius, dan kami akan menanganinya dengan segera." Ia menatap Alena dengan lembut. "Saudari Alena, apakah Anda tinggal bersama Saudara Adrian?""Tidak, kami tinggal terpisah," jawab Alena. "Tapi... dia memiliki kunci cadangan apartemen saya.""Anda perlu mengganti kunci apartemen segera," saran Ipda Sari. "Dan untuk sementara, mungkin lebih baik jika Anda tinggal di tempat lain yang tidak diketahui Saudara Adrian.""Dia sudah melakukannya," kata Dina. "Kami menginap di hotel sema

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 217

    Ketiga pasang mata secara refleks menyapu ruangan kafe, mencari sosok Adrian di antara para pengunjung. Kafe itu cukup ramai, dipenuhi pengunjung mall yang menikmati minuman pagi atau brunch. Alena merasakan jantungnya berdebar kencang."Dia bisa berada di mana saja," bisik Reno, wajahnya tegang. "Mungkin di kafe seberang, atau di lantai atas mall.""Kita perlu pergi dari sini," kata Dina dengan suara rendah tapi tegas. "Sekarang."Alena mengangguk, ketakutan membuat tangannya gemetar hebat saat ia mengumpulkan dokumen-dokumen yang Reno berikan. "Menurutmu apakah dia benar-benar melihat kita atau hanya menggertak?""Jangan ambil risiko," Reno menyerahkan tasnya pada Alena. "Simpan semua bukti ini. Aku akan keluar lebih dulu dan memastikan tidak ada Adrian di sekitar pintu keluar utama.""Bagaimana jika dia melihatmu?" tanya Alena, kekhawatiran terpancar di matanya."Aku sudah menghadapinya selama bertahun-tahun," jawab Reno dengan senyum tip

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 216

    "Memang," Dina menatap Alena dengan serius. "Itulah mengapa kita perlu memastikan keselamatanmu. Setelah bertemu Reno, kita langsung ke kantor polisi untuk melaporkan Adrian."Alena mengangguk, meski dalam hatinya ia masih sulit menerima bahwa Adrian—pria yang telah mencintainya selama lima tahun—kini menjadi seseorang yang harus ia takuti dan laporkan ke polisi."Apa kita perlu sarapan dulu?" tanya Dina, mencoba mengalihkan pembicaraan ke hal yang lebih ringan."Boleh," jawab Alena, menyadari bahwa ia memang lapar. "Tapi... bisakah kita makan di sini saja? Aku belum siap keluar.""Tentu. Aku akan pesan room service." Dina meraih gagang telepon di samping tempat tidur.Sementara Dina memesan sarapan, Alena kembali menatap ke luar jendela. Cahaya matahari kini lebih terang, menerangi gedung-gedung pencakar langit Jakarta. Di suatu tempat di luar sana, Adrian sedang mencarinya. Dan di tempat lain, Reno sedang menunggunya, siap membongkar

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 215

    "Pergilah, Adrian," Dina akhirnya bersuara, berdiri di depan pintu yang masih terkunci. "Alena tidak ingin bicara denganmu sekarang.""Kau tidak mengerti," Adrian terdengar frustasi. "Reno sangat berbahaya. Dia memanipulasi Alena, seperti dia memanipulasiku dulu. Aku hanya ingin melindunginya!""Alena bisa menjaga dirinya sendiri," jawab Dina tegas. "Dan jika kau tidak pergi sekarang, aku akan memanggil keamanan."Hening sejenak. Lalu, suara Adrian terdengar berbeda—dingin dan mengancam. "Ini belum berakhir. Sampaikan pada Alena bahwa aku akan selalu menemukannya. Dia milikku."Langkah kaki Adrian yang menjauh terdengar di koridor. Dina mengintip lewat lubang pintu sekali lagi untuk memastikan ia benar-benar pergi, sebelum berbalik menghadap Alena yang gemetar di sofa."Kita perlu pergi sekarang," kata Dina dengan urgensi dalam suaranya. "Kemas barangmu. Kita langsung ke hotel."Alena mengangguk lemah, masih syok mendengar nada ancaman dalam suara Adrian. Pria yang ia pikir mencintain

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 214

    "Dia datang ke sini," kata Alena, suaranya nyaris tidak terdengar. "Apa yang harus kulakukan?""Kita perlu pergi sekarang," tegas Dina. "Ambil tasmu, kita keluar lewat pintu belakang.""Tapi pekerjaanku—""Aku akan bicara dengan Pak Dirga. Keselamatanmu lebih penting." Dina sudah mulai mengumpulkan barang-barang Alena. "Ayo, sebelum dia masuk ke gedung."Dengan terburu-buru, mereka mengemas barang Alena. Dina menghampiri supervisor mereka dan berbicara singkat. Dari kejauhan, Alena melihat Pak Dirga mengangguk serius, sesekali melirik ke arahnya dengan wajah prihatin."Pak Dirga setuju kau butuh istirahat. Dia juga akan memastikan satpam tidak mengizinkan Adrian masuk," kata Dina setelah kembali ke meja Alena. "Ayo, lewat sini."Mereka bergegas menuju lift yang mengarah ke tempat parkir bawah tanah, bukan ke lobi utama. Jantung Alena berdebar kencang sepanjang perjalanan turun. Lift berdenting terbuka, dan mereka setengah berlari menuju mobil Dina."Kau akan tinggal di tempatku malam

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 213

    "Tidak," jawab Alena jujur. "Aku tidak baik-baik saja.""Apa yang terjadi?" Dina duduk di kursi sebelah Alena, memegang tangannya yang dingin.Alena menceritakan segalanya—telepon dari Reno, klaim bahwa ia berada di Bali selama dua minggu terakhir, tuduhan bahwa Adrian lah yang sebenarnya menguntit dan mengontrol, dan penemuan aplikasi pelacak di ponselnya.Dina mendengarkan dengan mata melebar, terkejut tapi tidak sepenuhnya kaget. "Aku selalu merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan Adrian akhir-akhir ini," katanya perlahan. "Tapi ini... ini di luar dugaanku.""Bagaimana jika Reno yang berbohong?" Alena menatap Dina, mencari jawaban. "Bagaimana jika ini hanya taktiknya untuk memisahkan aku dari Adrian?""Mungkin," Dina mengakui. "Tapi Alena, aplikasi pelacak di ponselmu itu nyata. Dan kau sendiri yang mengatakan bahwa perilaku Adrian telah berubah drastis belakangan ini. Lebih posesif, lebih mengontrol." Dina meremas tangan Alena lembut. "Coba ingat, kapan tepatnya perubahan itu t

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 212

    "Bagaimana kau mendapatkan nomorku?" tanya Alena dengan suara tegang, jantungnya berdebar kencang. Ia melirik sekeliling kantor, memastikan tidak ada yang memperhatikannya."Dari direktori kantor desainmu. Maaf menelepon tiba-tiba, tapi ini penting," jawab Reno. Suaranya tidak terdengar mengancam atau terobsesi seperti yang Adrian gambarkan. Malah, ia terdengar... khawatir?"Apa maumu?" tanya Alena, berusaha terdengar tegas meskipun dalam hati ia ketakutan."Dengar, aku tahu kau mungkin takut dan bingung sekarang. Adrian pasti sudah menceritakan banyak hal tentangku—kebanyakan tidak benar." Reno terdiam sejenak sebelum melanjutkan. "Aku baru kembali dari Bali kemarin dan mendapati namaku disebut dalam laporan polisi—tuduhan menguntit dan melecehkan. Aku bahkan tidak tahu di mana apartemenmu, Alena."Alena merasa seperti tercekik. "Kau tidak membuat keributan di depan apartemenku dua minggu lalu?""Dua minggu lalu aku berada di Bali untu

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 211

    Kantor desain grafis tempat Alena bekerja biasanya selalu dipenuhi energi kreatif dan tawa. Tapi hari ini, suasananya terasa berbeda begitu ia melangkah masuk. Beberapa rekan kerjanya melirik dengan tatapan penasaran, lalu berbisik-bisik. Alena berusaha mengabaikannya dan berjalan lurus menuju mejanya."Hei," sapa Dina yang sudah menunggunya di sana. "Kau baik-baik saja? Wajahmu pucat."Alena mengangguk lemah. "Sudah ke kantor polisi tadi.""Bagaimana?" tanya Dina, suaranya rendah agar tidak terdengar oleh yang lain."Mereka akan menyelidikinya. Tapi inspektur yang menangani kasusku mengatakan sesuatu yang membuatku berpikir..."Sebelum Alena bisa melanjutkan, ponselnya berdering. Pesan dari Adrian."Sudah sampai kantor?"Alena memutar matanya, kelelahan dengan rutinitas ini. "Ya, baru saja," balasnya singkat."Dina sudah di sana?"Alena mengernyitkan dahi membaca pesan itu. Bagaimana Adrian tahu Dina menunggunya?"Ya. Kenapa?" balasnya."Tidak apa-apa. Hanya bertanya. Jam makan siang

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 210

    Alena terdiam di tengah apartemennya, pikirannya masih berkecamuk tentang pilihan sulit yang harus ia hadapi. Di satu sisi, ada Reno dengan ancaman nyatanya yang telah terbukti—foto-foto yang mengintip ke sudut paling privat kehidupannya. Di sisi lain, ada Adrian dengan cintanya yang semakin lama semakin terasa mengekang. Menghela napas panjang, ia memutuskan untuk pergi ke kantor polisi sebelum memulai harinya.Di kantor polisi, Alena menceritakan semua yang terjadi—dari keributan yang dibuat Reno di depan apartemennya dua minggu lalu, hingga foto-foto mengerikan yang Adrian tunjukkan pagi ini. Petugas polisi wanita yang menangani laporannya, Inspektur Ratna, mendengarkan dengan penuh perhatian, sesekali mencatat detail penting."Jadi, Anda belum melihat laporan resmi tentang penyelidikan ini? Hanya foto-foto yang ditunjukkan oleh kekasih Anda?" tanya Inspektur Ratna, alisnya terangkat sedikit."Benar," jawab Alena. "Adrian bilang dia sudah melaporkan ini ke polisi dan mengontak dete

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status