Home / Rumah Tangga / Gajiku untuk Pernikahan Suamiku / Gajiku untuk Pernikahan Suamiku

Share

Gajiku untuk Pernikahan Suamiku

Author: TintaMerah
last update Last Updated: 2025-09-05 12:10:39

"Dina! Kamu di mana?!" Mas Danu berseru dari luar.

Aku buru-buru mengelap wajah dan masuk ke kamar mandi. Aku tidak mau dia melihat kondisiku yang berantakan, bisa saja nanti dia curiga kalau aku sudah mengetahui kelakuan busuknya.

Tok-tok-tok!

"Sayang, kamu di dalam ya? Aku lanjut pergi kerja ya." Pintu kamar mandi diketuknya.

"Iya, Mas! Hati-hati," seruku.

Biasanya aku selalu menyalami tangannya saat dia pergi bekerja. Mas Danu juga akan mencium keningku dengan senyum yang terus terukir di wajahnya. Hari ini, bahkan bekal yang selalu aku siapkan tidak dia pertanyakan lagi.

"Mas, apa ada yang masih kurang dariku?" Aku terduduk di lantai, perlahan tubuhku merosot begitu saja dan badanku kini sudah rebahan di lantai kamar mandi yang masih basah.

Berpacaran selama dua tahun dengannya bukanlah waktu yang sebentar. Kami sudah saling mengenal satu sama lain, bahkan aku sering kerumah orang tuanya.

Aku pikir dengan hubungan yang terjalin hangat akan membuat kebahagiaan berpihak padaku, nyatanya air susu dibalas air tuba itu ada dan nyatanya terjadi padaku.

Aku sering membawa adiknya berbelanja, tidak jarang membawakan makanan dan membeli pakaian untuk ibunya. Semuanya aku lakukan agar kelak bisa diterima dengan baik di lingkungan keluarga mereka.

Namun, setelah menikah aku malah diusir dari rumah itu. Dengan alasan aku tidak mau membagi gaji Mas Danu pada ibunya, aku diusir dan sampai sekarang tidak pernah kembali ke rumah mewah mereka.

Untung saja Mas Danu kala itu berpihak padaku, mau tinggal di rumah mendiang ibuku yang dihuni Bapak dan juga Sinta serta ibunya.

Rasa sakit itu kembali datang, aku harus merelakan gaji Mas Danu untuk keperluan rumah. Bahkan Bapak yang semula bekerja kini hanya tinggal goyang-goyang kaki, begitu juga dengan Sinta dan ibunya.

"Dina! Ibu mau pergi arisan ini, mana uang buat ibu?!" Teriak Reni, ibu tiriku.

Pintu kamar terdengar dipukul kasar, aku abaikan saja dan memilih berdiam diri di kamar mandi.

"Dina! Keluar kamu, uang ibu tidak ada lagi. Cepetan! Yang lain sudah pergi itu!" Teriaknya lagi.

"Aku tidak ada uang lagi, Bu! Ibunya Mas Danu tadi datang minta lagi. Kalau ibu berani minta, ya minta sama dia saja!" Balasku sambil berteriak.

Kalau ada keperluan pasti aku terus yang dijadikan pelampiasan, padahal Sinta juga sudah bekerja di pabrik dan bahkan dia bekerja di bagian kantornya. Gajinya sudah hampir lima juta sebulan, mungkin sekarang lebih sebab baru saja pergantian tahun dan gaji karyawan akan naik setiap pertambahan tahun.

Aku menarik napas dalam-dalam dan membuangnya kasar. Rasanya lelah sekali dengan drama uang ini, tapi sekarang, bukan hal itu yang paling penting. Selama ini keluarga ku tidak tahu tentang tabungan itu, setelah menikah dengan Mas Danu dia menjadi orang pertama yang tahu tentang uangku.

Niatnya agar dia bisa menambahi, nyatanya dia yang menghabiskan dan bahkan mengatakan pada ibu. Mungkin karena tabungan itu juga lah dia merasa di atas awan, dia pikir uang istri itu uang suami juga. Sampai kapan pun aku tidak akan ikhlas dengan uang yang dia pakai itu, hasil jerih payahku sendiri dia pakai.

Seharusnya, akulah yang memakai hasil jerih payahnya sebagai bentuk tanggung jawabnya padaku. Selama ini aku rela mengeluarkan uang demi meringankan bebannya, tapi apa yang aku dapat dari pengorbanan itu? Cinta berbalas air mata. Pria seperti itu tidak pantas disebut pria, rasa malunya sudah hilang sampai bisa berlaku seperti itu pada istrinya sendiri.

Aku juga bodoh, selama ini terlalu yakin dengan sikap romantis yang dia berikan. Tapi, sampai hari ini saja, Mas, besok dan seterusnya kita bukanlah suami istri lagi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gajiku untuk Pernikahan Suamiku    Sidang Pertama

    Aku mendapatkan kabar bahwa dari pihak mas Danu tidak bisa datang karena alasan sakit, aku tau mereka hanya menghindari sidang ini saja. Mereka pikir saat mereka tidak datang semuanya akan berlalu begitu saja, tidak akan. Aku pastikan jika sidang ke tiga mereka tidak datang, maka kepolisian yang akan datang ke tempat mereka. "Kenapa murung terus sih? Coba cerita dikit." Aku hanya tersenyum sedikit menanggapi Rara yang dari tadi berusaha untuk menghibur ku, sudah hampir sebulan setelah bercerai dengan mas Danu dan selama itu juga aku merasa hidupku tidak ada kebahagiaan lagi. "Kamu yang sudah jadi manajer di restoran ini saja masih sering galau, gimana sama anak-anak di bawah kamu, kayak aku ini. Udah lah Dina, semuanya akan berakhir baik nanti. Jangan pikirkan apa yang membuat kamu merasakan sakit hati, jalan kita masih panjang dan seharusnya kamu buktikan pada mereka kalau kamu bisa berkembang dengan baik." Penjelasan dari Rara hanya aku angguki pelan, apa yang dia kataka

  • Gajiku untuk Pernikahan Suamiku    Sengketa

    "Sudah disini kamu rupanya, mana sertifikat rumah itu hah?! Enak saja kamu main ambil dan jual rumah itu. Rumah itu masih ada hak milik Sinta disitu." Suara ibunya Sinta memberhentikan pembicaraan ku dan istri barunya ayah, aku berdiri dan mendekat ke arah ibu Reni yang berdiri angkuh di depan warung. Di belakangnya terlihat mas Danu dan juga Sinta mendekat, Sinta memasang wajah angkuhnya sedang mas Danu terlihat tertekan. Tidak ada raut kebahagiaan di wajah mantan suamiku itu, mungkin dia sudah mulai mendapatkan karma nya sendiri. "Ayah saja yang sebagai istri dari ibu ku tidak memiliki hak disitu, apalagi anakmu itu. Lagian kalau mau sertifikat nya minta sama kepala desa, sertifikat nya sudah ada di tangannya," tegasku. "Kamu pikir dengan keangkuhan kamu itu aku bakalan takut?! nggak akan. Selama ini kamu juga sudah memakan uang ku, dan semua itu tidak akan pernah aku maafkan," lanjutku membuat ibunya Sinta langsung terkekeh kecil. "Jangan terlalu kejam kak, ingat, karma

  • Gajiku untuk Pernikahan Suamiku    Ayah Selingkuh?

    "Kamu pulang dulu, ibu dan ayah akan berpisah. Ayah ketahuan selingkuh sama janda anak tiga." Pesan dari Santi aku baca dalam hati, pantas saja akhir-akhir ini ayah dan ibu sering adu mulut. Entah apa yang ada di dalam pikiran ayah sampai harus melakukan itu, padahal umurnya sudah tua dan tidak akan kuat lagi bekerja. Sinta mengirimkan lokasi mereka, tida terlalu jauh dari apartemen yang aku sewa. Setelah pulang bekerja aku langsung menuju ke lokasi yang Sinta katakan, belum sempat turun dari ojek aku melihat ayah yang sedang bermain dengan seorang anak kecil berumur sekitar delapan tahun. Aku berhenti, mendekat ke arah mereka yang sedang bermain di depan sebuah rumah makan kecil. Saat ada pelanggan yang datang, ayah langsung buru-buru menggendong anak itu lantas membuat kan pesanan pada pelanggan yang datang. "Doni duduk yang manis dulu ya, ayah siapkan makanan dulu. Jangan bandel, nanti ayah nggak akan mau main lagi kalau Doni bandel," ujar ayah dengan senyum tercetak je

  • Gajiku untuk Pernikahan Suamiku    Hilang dan Berganti 2

    "Kalau bukan karena kemanusiaan, akan aku penjarakan kamu mas! Enak saja setelah kamu tipu aku dan khianati aku kamu masih bisa hidup dengan baik," gerutuku sambil naik ke lantai dua restoran. Bruk! "Aduh! Hati-hati kalau jalan!" Seruku saat aku menabrak satu pria yang berjalan di depanku. Padahal salahku karena berjalan terlalu cepat sampai menyenggol tubuh tingginya. Pria itu hanya diam, menatap jasnya lantas beralih padaku. Mata dengan manik coklat itu menajam, aku cuek saja dan memilih langsung pergi. "Hei! Mau kemana kamu hah?!" Teriak pria itu dari belakang. Aku berhenti dan berbalik, menatapnya dengan kekesalan. Pria itu mendekat, tatapan kami beradu. "Kenapa? Aku sedang sibuk dan tidak ada waktu melayani anda." "Apa ini sikap pelayan pada pembelinya? Sepertinya kamu perlu di laporkan pada atasan kamu, melihat sikap kamu yang tidak baik dan juga tidak profesional," dia memperhatikan aku dari atas sampai bawah. Aku diam terpaku mendengar apa yang dia katakan, m

  • Gajiku untuk Pernikahan Suamiku    Hilang dan Berganti

    "Semoga, semoga semuanya akan lebih baik." Aku menarik nafas dalam-dalam, hari pertama bekerja kembali setelah seminggu aku libur. "Jangan banyak pikiran, nanti pak Edward marah loh. Nggak takut apa kalau itu pria tiba-tiba sudah ada di depan matamu dan melotot tajam?!" Ketus Rara dari samping ku. Aku hanya tersenyum samar menanggapi guyonannya, apa yang dia katakan memang benar. Kepala manajer kami itu tidak pandang bulu, aku yang sebagai manajer satu saja sering dia tegur gara-gara terlalu sibuk bekerja. Padahal yang aku lakukan baik dan tidak merugikan restoran, tapi bagi pak Edward bekerja berlebihan itu tidak bagus. "Dina! ke ruangan saya sekarang," baru saja di omongin orangnya sudah muncul. Aku mengekor di belakang pak Edward dan masuk ke dalam ruangannya. "Apa ada masalah pak?" Tanyaku setelah beliau duduk di bangkunya, aku berdiri di depan mejanya dengan perasaan tidak enak. "Tidak ada masalah, hanya saja suami kamu menelpon saya tadi. Apa ada masalah sampai kam

  • Gajiku untuk Pernikahan Suamiku    Pesta atau Petaka?

    "Ini adik kamu itu, jauh cantikan kamu Dina. Dia sudah kayak tante-tante tau, ih! Kalau aku jadi kamu, aku bakalan langsung lapor ke polisi saja mereka ini," cerocos Rara. Wanita yang sudah menjadi sahabatku selama bekerja di restoran itu terlihat begitu marah. Wajar saja dia marah, aku menunjukkan gambar kemesraan Sinta dan mas Danu saat berada di sebuah hotel. Gambar itu aku ambil dari handphone milik Sinta, semua bukti sudah terkumpul dan tinggal menunggu waktu eksekusi."Mereka sudah dekat sejak SMA, aku saja yang bodoh sebab tidak mencari tau bagaimana pertemanan mas Danu selama berpacaran. Sinta itu cinta pertama mas Danu Ra, kamu tau kan kalau cinta pertama itu susah buat di lupakan," jelasku."Nggak masuk itungan kalau udah mantan Dina! Otak mantan suami kamu itu juga yang nggak waras. Terus adik tiri kamu itu, apa dia nggak kasihan sama kamu?! Selama ini kamu yang biayain dia biar bisa kuliah. Kamu rela lembur dan ngambil pekerjaan tambahan, itu wanita kurang ajar banget," s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status