#9
"Aku mau bicara sama kamu," ucap Reno.Alma berusaha melepas jemari Reno yang saat ini tengah menggenggam pergelangan tangannya. Sayangnya tenaga Alma tak mampu membuat wanita itu terlepas dari cengkraman Reno.Reno menyeret Alma menjauh dari area gerbang dan mencari tempat sepi untuk berbicara empat mata dengan istrinya itu. Nampaknya, Reno mendatangi Alma untuk menyelesaikan masalah diantara mereka. Setelah melewati pertengkaran besar semalam, Reno sengaja mencari Alma untuk memperbaiki hubungan mereka kembali."Mau ngomong apa?" tanya Alma tanpa mau menatap wajah sang suami.Reno tak memedulikan sikap dingin yang ditunjukkan oleh Alma. Pria itu berusaha berbicara dengan suara lembut untuk membujuk istrinya itu."Alma, kamu masih marah sama aku?" tanya Reno dengan wajah memelas.Alma diam seribu bahasa. Wanita itu tak mengacuhkan suaminya sedikitpun.#10"Baju numpuk segini banyak nggak ada yang bantu cuciin! Piring kotor dari tadi nggak ada habisnya! Lantai baru aja selesai disapu, sekarang udah kotor lagi!"Bu Kamila sibuk menggerutu setelah putranya pulang. Wanita itu tak henti-hentinya mengeluhkan pekerjaan rumah yang ia urus sejak pagi. Niat hati ingin beristirahat setelah lelah bekerja seharian, Reno justru harus mendengarkan ocehan sang ibu yang membuat kepala pria itu makin pening."Udah capek nyuci, masih harus jemur baju, masih harus angkat jemuran, masih harus melipat baju. Belum lagi masih harus nyetrika juga!" Bu Kamila sengaja ingin putranya tahu betapa repotnya dirinya mengurus rumah seharian. "Udah capek gini, nggak ada yang mijitin," keluh Bu Kamila lagi.Reno makin muak mendengar omelan sang ibu. Bukan hanya Bu Kamila saja yang lelah dan pusing, tapi Reno saat ini juga tengah mengalami tekanan batin. Reno masih kesal pada istrinya yang menolak untuk rujuk. Pria itu makin sebal saat dirinya pulang dan disambut
#11Alma menghentikan langkahnya begitu wanita itu sampai di pekarangan rumah Bu Hasna. Wajah wanita itu terlihat lesu. Setelah berjumpa dengan Reno, suasana hati Alma pun kian memburuk."Ibu nggak boleh melihat muka aku yang kayak gini," gumam Alma.Wanita itu berdiri di depan pintu. Sebelum masuk ke dalam rumah, Alma harus mengurus ekspresi wajahnya terlebih dahulu. Wanita itu berusaha berlatih membuat wajah penuh senyum. Alma harus memperlihatkan senyuman terbaiknya agar Bu Hasna percaya kalau dirinya baik-baik saja. Bagaimanapun juga, Alma tidak boleh memperlihatkan wajah sedihnya di depan Bu Hasna."Ayo senyum, Alma! Kamu nggak boleh bikin Ibu khawatir!" seru Alma pada dirinya sendiri.Tak lama kemudian, wanita itu pun bergegas masuk ke dalam rumah. "Assalamualaikum!"Alma mengucap salam, kemudian disambut oleh putrinya yang datang membukakan pintu. "Waalaikumsalam, Mama!" jawab Lily.Lily tersenyum sumringah saat menyambut kepulangan sang ibu. Wajah gadis kecil itu terlihat sang
#12Tok, tok!Suara ketukan pintu menggema ke seluruh ruangan kediaman Bu Hasna. Malam sudah hampir larut, tapi mendadak ada tamu tak diundang yang berkunjung.Tok, tok! Berulang kali tamu tersebut menggedor pintu rumah Bu Hasna. Alma dan Bu Hasna yang belum terlelap, segera bangun untuk melihat siapa gerangan yang datang."Alma, kamu belum tidur?" tanya Bu Hasna begitu beliau keluar dari kamar dan melihat Hasna."Belum, Bu. Ibu juga kenapa belum tidur?" tanya Alma balik.Tok, tok! Suara ketukan pintu terdengar makin kencang. Alma dan Bu Hasna saling bertatapan satu sama lain sebelum membukakan pintu."Biar Alma aja yang buka pintunya, Bu," ujar Alma."Kita buka barengan aja, Alma. Sudah malam. Takutnya orang jahat yang datang," tukas Bu Hasna.Tidak ada satu pun laki-laki di kediaman Bu Hasna. Alma dan Bu Hasna harus waspada di malam hari dan tidak menerima
#13Sebelum Reno datang ke rumah Bu Hasna ...."Kapan kamu akan urus perceraian kamu sama Alma?" tanya Bu Kamila masih saja menodong Reno untuk segera menceraikan Alma.Reno melengos. Pria itu tidak mau lagi membahas mengenai perceraian."Kita bahas nanti lagi aja, Ma," timpal Reno.Pria itu melirik ke arah jam dinding. Malam belum terlalu larut. Reno pun kembali masuk ke dalam kamar, kemudian keluar dengan mengenakan jaket tebal."Kamu mau ke mana?" tanya Bu Kamila."Aku pergi sebentar ya, Ma? Ada janji sama teman," ujar Reno."Jangan lama-lama perginya!"Pria itu segera memacu motornya meninggalkan rumah sang ibu. Tak lama kemudian, Reno pun sampai di tempat di mana ia akan berkumpul bersama dengan teman-temannya.Sudah lama pria itu tidak meluangkan waktu untuk berkumpul bersama teman-temannya di malam hari. Setelah menikah, Reno sudah jarang
#14"Dari mana saja kamu, Reno?"Reno membuka pintu rumahnya, dan langsung disambut oleh omelan sang ibu yang sudah berdiri di depan pintu. Bu Kamila mengamati penampilan putranya dari ujung kaki hingga kepala. Rambut Reno terlihat acak-acakan dan pakaian pria itu juga sangat berantakan."Kenapa kamu baru pulang?" tanya Bu Kamila.Reno hanya diam. Mata pria itu nampak sayu. Reno masih belum sepenuhnya lepas dari pengaruh alkohol. "Aku ... capek, Ma," ucap Reno tanpa tenaga.Dengan langkah gontai, pria itu melangkah menuju ke kamarnya yang ada di lantai atas. Namun, Bu Kamila segera mengejar Reno dan menghadang pria itu."Jawab dulu pertanyaan Mama!" sentak Bu Kamila. "Kamu pergi ke mana aja semalam? Kenapa baru pulang sekarang?" Reno memijat kepalanya yang pening. "Nanyanya nanti aja, Ma. Aku pengen istirahat," sahut Reno.Bu Kamila langsung menjauh begitu wanita paruh baya itu mencium aroma alkohol dari tubuh Reno. "Reno, kamu habis minum, ya?" sungut Bu Kamila. "Kamu minum alkohol
#15"Lily mau ngapain habis ini?" tanya Alma usai wanita itu melahap makan siang bersama dengan putrinya.Karena Alma mengambil cuti, wanita itu dapat menemani putrinya bermain seharian. Meskipun mereka tidak pergi ke mana pun dan hanya menghabiskan waktu di rumah, tapi Lily terlihat senang bisa bermain dan belajar bersama dengan sang ibu sepanjang hari."Mama hari ini nggak kerja, kan?" tanya Lily."Nggak, Sayang. Mama hari ini di rumah. Mama akan nemenin Lily main sampai puas," ujar Alma dengan senyum lebar.Lily bersorak girang. Bocah itu pun menyeret Alma masuk ke dalam kamar dan mengambil buku gambar serta pensil warna miliknya. "Kalau gitu, temenin Lily menggambar ya, Ma?" pinta Lily."Boleh!" sahut Alma.Lily mengeluarkan semua pensil warnanya dan mulai sibuk mencoret-coret kertas gambar yang sudah ada di hadapannya. Lily terlihat serius menggambar dengan pensilnya, sementara Alma memperhatikan putri kecilnya itu membuat karya."Kata Bu Guru, gambar Lily bagus, Ma," ngucap Lily
#16Para tetangga yang melihat pertengkaran pertengkaran Alma dan Bu Kamila cukup terkejut saat melihat Bu Kamila mendapatkan tamparan keras dari Alma. Orang seperti Bu Kamila memang pantas dihajar. Sudah terlalu banyak kata-kata menyakitkan yang dilontarkan oleh wanita paruh baya itu pada Alma."Kamu berani nampar orang tua, hah? Setelah kamu tampar saya beberapa hari yang lalu, sekarang kamu nampar saya lagi!" geram Bu Kamila tak terima.Bu Kamila memegangi pipinya yang sudah memerah. Wanita itu benar-benar kesal pada Alma yang sudah berani melayangkan tamparan padanya untuk yang kesekian kalinya."Orang yang nggak bisa menjaga lisan seperti Mama memang pantas ditampar," tegas Alma. "Mama seharusnya ingat, saat ini Mama ada di rumah ibu saya. Apa begini kelakuan Mama saat bertamu ke rumah orang?"Keributan di rumah Bu Hasna makin memanas. Lily mendengar jelas teriakan ibu dan neneknya, tapi gadis kecil itu tak berani keluar dari kamar.Tetangga Alma yang menonton juga tak berani me
#17Selesai berbicara dengan para tetangga, Alma segera masuk kembali ke dalam rumah, kemudian menutup pintu rapat-rapat. Alma duduk sejenak di ruang tamu untuk menenangkan diri, kemudian wanita itu bergegas masuk ke kamar Lily untuk melihat keadaan Lily.Begitu membuka pintu, Alma melihat Lily yang meringkuk di sudut kamar. Bocah kecil itu menyembunyikan wajahnya di antara kedua lututnya. Di dalam ruangan itu, Lily menangis. Alma segera menghampiri putri kecilnya yang tengah berlinang air mata itu."Lily, kamu kenapa?" tanya Alma panik melihat Lily yang menangis sendirian di dalam kamar.Lily menangis bukan tanpa alasan. Gadis kecil itu mendengar semua hinaan dan cacian Bu Kamila pada ibunya. Wajar kalau Lily ikut sakit hati atas perlakuan neneknya pada ibu kesayangannya. Lily tidak terima melihat Alma diperlakukan seperti itu oleh Bu Kamila."Mama ...."Alma memeluk Lily dengan erat. "Kamu kenapa nangis, Nak? Kamu jatuh ya? Atau kamu digigit sesuatu?" tanya Alma dengan suara lembut.