Home / Romansa / Gara-Gara Parfum / CHAPTER 5: PERCOBAAN

Share

CHAPTER 5: PERCOBAAN

Author: TARIN
last update Last Updated: 2022-03-24 16:39:19

Ha Na dan Mi Do membuka hampa mulut mereka kompak mendengar ceritaku tentang kejadian kemarin. Ha Na menggeleng kecil kembali mencerna ceritaku barusan

"jadi kemarin kau tidur dengan seseorang yang tidak kau kenal, dan sekarang kau bilang dia adalah atasanmu di De Roz?" tanyanya memastikan.

Aku menghembuskan nafas panjang lalu mengangguk lesu, Mi Do pun melambai cepat dengan mata tertuju lurus pada layar ponselnya "hey... hey... lihat ini!" desaknya membuat kami penasaran. Wajah Ni El terpajang memenuhi layar ponsel Mi Do, berbagai artikel tentang kesuksesannya tersebar di internet. Semua berita menceritakan kesuksesannya di usia muda dan tidak ada satupun berita buruk tentangnya tertulis di internet, aku dan kedua temanku langsung saling menatap dengan mulut terbuka hampa kehabisan kata - kata. Mi Do pun meletakkan ponselnya ke atas meja lalu menegak bir di gelasnya anggun

"lalu apa yang terjadi setelah itu?" tanyanya ingin tahu,

aku pun memutar mataku kembali mengingat apa yang terjadi di ruang rapat siang tadi.

000

Ni El melepas kancing jasnya lalu duduk di tengah - tengah meja sambil mengamati setiap karyawan baru yang menunduk canggung di hadapannya. Eugene pun mendekat ke arah Ni El lalu berbisik kecil di telinganya

"ada apa denganmu? Apa kau tidak sibuk?" tanyanya mengusir.

Ni El hanya melirik Eugene tajam membuat Eugene langsung memutar matanya berpaling dari Ni El cepat. Beberapa karyawan baru sudah menandatangani kontrak kerja mereka secepat mungkin, membuatku semakin terdesak oleh situasi hidup matiku. Aku tidak mungkin tidak menandatangani kontrak ini, tapi aku juga tidak ingin identitasku di ketahui. Aku menunduk dalam dengan nafas besar terhembus di mulutku membuat Eugene mendekatiku cepat

"Sophie ada apa? Apa yang membuatmu ragu?" bisiknya bertanya.

Aku pun mengangkat pandanganku cepat lalu memecahkan tawa canggung singkat "aah... tidak, tidak apa" tepisku menyembunyikan rasa bimbangku.

Eugene pun menggerakkan dagunya kecil "kalau tidak ada apa - apa tanda tanganilah!" perintahnya tenang dengan senyum miring yang meluluhkan hatiku.

Aku melirik kecil ke arah Ni El yang sejak tapi duduk mengamati kami lurus - lurus, saat mata kami bertemu aku pun langsung memutar mataku menghindari tatapan tajam itu. Aku memaksakan diri menggerakkan tanganku, meraih bolpen di atas meja dan menandatangani kontrak kerja di hadapanku. Nafas besar kembali terhembus dari mulutku 'selamat datang di neraka' ucapku dalam hati mengutuk diriku sendiri.

000

Aku memejamkan mataku lalu menopang sikuku ke atas meja memijat kecil dahiku "aku tidak punya pilihan" tutupku pasrah. Ha Na menyandarkan tubuhnya santai sambil melipat tangannya di depan dada mendengar akhir ceritaku

"kau tidak punya pilihan, tapi kau punya cara untuk mencari tahunya" timpalnya memberikan harapan padaku.

Mataku dan Mi Do langsung tertuju lurus pada Ha Na, ia pun mencondongkan tubuhnya cepat mendekat ke arah kami "kau bisa mengujinya, apa dia mengenalimu atau tidak" bisiknya licik. Aku hanya memiringkan kepalaku bingung akan apa yang di maksudnya itu sementara Ha Na menaikkan alisnya dengan senyum lebar yang terlihat sangat licik.

000

Aku berdiri di depan pintu utama DeRoz, nafas besar terhembus singkat dari mulutku dan aku kembali teringat akan ide yang Ha Na sampaikan semalam

"coba kau pancing ingatannya dengan baju yang kau kenakan hari itu, nesok pakailah baju itu ke kantor" perintahnya yakin.

Aku menunduk melihat terusan hitam yang aku kenakan ke club hari itu, aku menggigit bibir bawahku meyakinkan diriku lalu mengangguk kecil sebelum akhirnya melangkah masuk memulai hari pertamaku.

Aku berjalan di halaman utama membuat semua mata tertuju padaku, aku yang merasakan tatapan aneh semua orang itu berusaha tidak peduli dan tetap melangkahkan kakiku cepat. Kakiku tidak perlu berlama - lama membawaku menanggung rasa malu ini, dalam hitungan detik aku telah berhadapan dengan Ni El.

Mata kami bertemu dan perlahan kerutan dalam terlihat di kening Ni El, aku berhenti sejenak menunduk memberi hormat sopan padanya lalu kembali melangkahkan kakiku hendak pergi meninggalkannya. Ni El menatapku sinis lalu membuka mulutnya tegas

"tunggu!" tahannya.

Kami sama - sama berbalik saling menatap satu sama lain, namun tatapan Ni El yang menakutkan membuat nyaliku menciut. Aku mengepalkan tanganku menaunggunya mengatakan sesuatu sambil menahan rasa cemas yang sejak tadi mengelitik hatiku. Ni El menatapku dari atas ke bawah beberapa kali lalu menunjukku lurus

"apa kau tidak mengikuti pelatihan kerja perusahaan?" tanyanya kesal.

Mataku melebar bingung mendengar pertanyaan itu "ne?" tanyaku begitu saja, aku mengedipkan mataku beberapa kali lalu mengangguk cepat "sa- saya mengikutinya Hong Daepyo(CEO)" jawabnku gugup.

Ni El memutar matanya kesal mendengar jawabanku lalu menghembuskan nafas berat sambil memijat keningnya kesal "LALU KENAPA?? KAU-" teriaknys kesal terhenti.

Ni El melihat sekeliling yang sudah memusatka perhatian mereka pada kami, ia menghembuskan nafas besar lalu "ikut ke ruanganku!" perintahnya cepat lalu melewatiku kembali ke Ruang Kerjanya. Matanya melirik kecil saat melewatiku, hidungnya kembali menagkap aroma tubuh yang berbeda dan tidak dapat ia lupakan. Aroma tubuh wanita misterius yang memikat hatinya malam itu.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 136: DIAM

    Langkahku terhenti menatap mobil yang tampak aku kenali berhenti di depan tangga menuju Rumahku, si pemilik mobil yang menyadari kedatanganku turun dari mobilnya, dia menatapku lurus. Aku menghela nafas dalam sebelum kembali melanjutkan langkahku pelan, berhenti tak jauh dari pria yang sudah menungguku entah sejak kapan. "Dimana kau tidur semalam?" "Rumah Mi Do, sejak kapanSunbae(Senior) menungguku?" Timpalku balik bertanya. Eugene melepaskan nafas panjang sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, ia mengangguk pelan "lupakan, apa kau baik - baik saja?" Tepisnya mengalihkan topik. Aku mengarahkan pandanganku menatap Eugene lurus - lurus, aku pun langsung menyadari bahwa ia menyembunyikan sesuatu dariku saat ini. Aku menganggukkan kepalaku pelan "hmm, aku baik - baik saja,Sunbae(Senior) sendiri?" Tanyaku canggung. Eugene ikut mengangguk kecil "aku baik," timpalnya cepat. Nafa

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 135: ANGIN LALU

    Aku berguling gelisah memikirkan masalah yang menimpaku ini, aku tidak mungkin hidupa dalam persembunyian terus seperti ini. Aku juga merasa bahwa ini masalahku, jadi aku harus menyelesaikannya sendiri.Aku bangun dari tidurku cepat, meraih ponselku di samping tempat tidur. Jariku bergerak sibuk mencari tahu berita terbaru tentang kasusuku ini, membuat keningku mulai berkerut. Aku membenarkan posisi duduku, menggerakkan jariku semakin cepat, mencari lebih teliti."Apa yang terjadi?" Tanyaku sendiri.Aku menurunkan ponselku dengan nafas besar terhembus begitu saja dari mulutku, kepalaku mulai berpikir keras tentang kejadian aneh ini. Aku pun kembali mengangkat ponselku, memastikan apa yang aku lihat ini benar. Aku tidak percaya akan apa yang aku lihat."Kenapa semuanya menghilang begitu saja?" Tanyaku bingung.Aku membuka selimutku turun dari tempat tidur cepat, menghampiri Ha Na yang tidur di sofa depan. Aku menggoyang tubuh Ha Na cepat membangunka

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 134: RASA BERSALAH

    Aku terdiam menatap ponselku lurus, rasa cemas dalam hatiku semakin menghantuiku seiring usahaku untuk menahannya. Ponselku yang tiba - tiba bergetar, membuat mataku melebar dan harapanku bangkit. Aku langsung menatap ponselku lurus - lurus, namun harpan itu terasa hancur dalam hitungan detik.[Apa kau baik - baik saja?]Pesan itu terlihat hangat, hanya saja pesan itu datang bukan dari orang yang aku harapkan saat ini. Aku terdiam menatap nama Eugene sebagai pengirim pesan itu, aku pun menghembuskan nafas pelan "apa yang kau harapkan Sophie," keluhku tersadar.Aku menggerakkan jariku cepat, membalas pesan itu lalu mengirimkannya dengan rasa kecewa di hatiku. Aku menyisir rambutku ke belakang, menunduk dalam berusaha menenangkan diriku sendiri. Mi Do dan Ha Na yang melihat kegelisahanku pun menghembuskan nafas besra kompak, Ha Na menutup ponselnya cepat sambil membuka mulutnya"sebaiknya kau tidak berusaha untuk mencari tahu keadaan di luar sana lebih dulu

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 133: KESEPAKATAN

    Eugene duduk menatap Eun Kyung yang tersenyum penuh kemenangan tajam. Wanita di hadapanya terdiam menatapnya lurus dengan tangan terlipat di depan dada anguh, sambil menyandarkan tubuhnya nyaman di kursi."Aku tahu cepat atau lambat kau akan mencariku," buka Eun Kyung percaya diri.Eugene memalingkan wajahnya dengan air muka kesal, sambil menghembuskan nafas besar dari mulutnya keras. Ia menelan berat air liurnya sebelum akhirnya membuka mulutnya"kau yang melakukan semua ini bukan?" Tanyanya menuduh.Eun Kyung melepaskan tawa keras mendengar nada kesal Eugene yang semakin memuaskan hatinya, wanita itu melepaskan nafas lega berusaha mengendalikan tawanya "aku tidak menyangka membuatmu marah akan semudah ini, sangat menarik..." timpalnya.Eugene mengepalkan tangannya perlahan mendengar perkataan Eun Kyung itu, ia menunduk sambil menjilat kecil bibirnya berusaha menahan emosinya yang semakin mendidih. Matanya berputar tajam menatap Eun Kyung lurus, m

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 132: OPINI

    Kerutan terlihat samar di keningku saat aku mengetahui ponselku yang mati sejak tadi, aku meghembuskan nafas teringat bahwa aku belum sempat menyalakan ponselku sejak dari Bandara tadi.Mataku melebar kecil merasakan getaran berturut - turut dari ponselku, pemberitahuan pesan masuk bergantian, nomor - nomor yang tidak di kenal pun terlihat menghubungiku. Keningku langsung berkerut dalam seiring rasa curiga yang memenuhi hatiku. Aku langsung menggerakkan jariku cepat mengetuk layar ponselku, membuka ruang obrolanku dengan teman - temanku yang meninggalkan banyak pemberitahuan.[Hey, Sophie dimana kau? Kau sudah melihat berita ini?][Sophie, apa kau baik - baik saja?][Hey, kau membuat kami takut... hubungi kami secepatnya!]Aku pun mengetuk tautan yang Mi Do kirimkan, membaca semua isi berita yang terpajang di layar ponselku cepat, mataku mulai melebar dan aku membekap mulutku yang terbuka hampa kaget melihat berita itu. Aku tidak percaya apa

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 131: MEMBALIKAN BADAN

    Mobil Ni El yang melanju cepat menuyusi jalan raya membuatku cemas akan keselamatan kami, aku menoleh kesal sambil terus menggenggam erat sabuk pengamanku."Hey, pelan - pelan saja! Kita bisa celaka kalau begini terus!" Protesku kesal.Ni El menginjak gasnya semakin dalam, mengabaikan perkataanku hanyut dalam emosinya sendiri. Aku yang semakin kesal dengan sikap itu pun kembali membuka mulutku "HEY!" Teriakku. Ni El langsung memutar roda kemudinya, menepikan mobil yang kami tumpangi, memindahkan kakinya cepat, menginjak dalam rem mobilnya.Tubuhku yang terbanting keras ke sandaran kursi membuat amarahku semakin tersulut, aku menyampirkan poniku yang berantakan, menatap Ni El sinis "HEY! APA KAU SUDAH GILA?" Amukku kesal."KAU SENDIRI APA MASIH WARAS?" Bentaknya menatapku dengan maa melotot kesal.Ni El memalingkan wajahnya sambil melepaskan nafas besar, berusaha mengendalikan emosinya. Ia kembali menoleh menatapku lurus, membuatku mencengkram sabuk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status