Share

Keributan dan Permintaan

Dalam kekalutan pikiran Zayen terpikir untuk menelpon Bu Indarti. Berkali-kali ia memencet tombol panggilan di handphonenya, berkali-kali pula jempolnya membatalkan. Zayen ragu dan malu jika harus meminta bantuan pada orang yang terlalu banyak membantunya. Tapi, kalau bukan Bu Indarti, siapa lagi? Akhirnya Zayen memutuskan untuk tetap menghubunginya.

"Asalamualaikum, Bu! Maaf menggangu, Saya ... saya ...memerlukan bantuan Ibu," ungkap Zayen terbata-bata.

"Ada apa, Zayen?"

"Bu ... Aira kecelakaan, dia belum sadar dan mengalami pendarahan di bagian kepala. Aira ...."

"Katakan di rumah sakit mana?" Potong Bu Indarti cepat.

Setelah menyebutkan rumah sakit tempat mereka berada, Zayen menutup sambungan teleponnya. Zayen terduduk lemas dan tak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan Aira.

Sekitar setengah jam kemudian, Bu Indarti tiba dan menghampiri Zayen dengan terburu-buru.

"Bagaimana keadaan Aira?"

"Masih ditindak, Bu," suara Zayen terdengar parau.

"Kenapa bisa jadi begini? Tadi Aira p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status