Share

Bab 55

"Suara apa itu, Mbak?" Nisa keluar dari kamarnya. Padahal ia ingin tidur setelah sholat Isya tadi. Tapi suara musik itu terlalu bising.

"Siapa yang nyetel musik sampai kayak gitu, sih?" suara sound system yang keras itu begitu menghentakkan dadanya.

Nisa mengusap dadanya yang terasa sakit.

"Ada rombongan pangamen, Bu. Pak Mumu yang ngundang."

"Pengamen sampai pakai sound system begitu? Hebat banget." mulut Nisa memuji meski hatinya tidak menyukai ini.

Si Mbak mengangguk.

"Pak Mumu yang ngundang. Jadi Dia yang bayar." Oh..

Iman masuk dan melihat Nisa Duduk di warung. Tangannya terulur.

"Mah, minta 50 ribu." tentu saja itu membuat dahi Nisa berkerut.

"50 ribu? Buat apa?"

"Patungan buat bayar dangdut itu." Nisa nenatap suaminya. Ia bingung. Katanya Bang Mumu yang bayar?

"Bukannya Bang Mumu yang ngundang, ya?"

"Iya. Bang Mumu cuma ngundang doang. Kita yang di suruh patungan."

"Kok begitu?"

"Udah cepetan dong, Mah. Yang lain udah ngasih, tinggal Kita." Nisa menghela nafas.

"Kitanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status