Share

Bab 64

"Kalian kok jadi ngomelin Aku, sih?" Iman balik melotot. Piringnya yang sudah kosong ia letakkan di meja. Ia langsung menyalakan rokok, menyalakan lalu menghisapnya dengan nikmat.

"Bos sama istri jangan begitu, dong." Cepot seperti tidak peduli akan pelototan Iman. Catur, Anda dan Yasa mengangguk. Mereka memang merasakan sikap Iman yang sedikit keterlaluan pada Nisa.

"Cuma ke Bandung, Bos! Bukan ke Bali!"

Cuma pulang ke Bandung saja seperti sesuatu yang sangat berat dikerjakan. Padahal tidak harus menyeberangi pulau juga.

Catur ingin menambah ketupat dan ayamnya tapi ia takut dinyinyiri Iman lagi. Ia mendekati meja dan duduk di sampingnya.

'Biar gampang.' hatinya tertawa.

"Masa' Bos keberatan beli bensinnya, sih?"

"Udah jangan kebanyakan ngomong!" Iman cemberut. Ia tidak ingin melayani ucapan anak - anak buahnya itu.

'Anak - anak kemarin sore emang tau apa?' gerutu hatinya. Ia berjalan keluar dan duduk di dekat papan.

'Ini kesempatan.' Catur segera menambah ketupat dan opornya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status