Share

Bab 65

Nisa sungguh kesal. Iman selalu ingin bersikap seenaknya dalam segala hal.

Masa' mereka harus berdebat dulu hanya gara - gara asbak?

"Kenapa sih, kalau buang abu itu di dalam asbak? Capek, ya?

"Bukan capenya, ribetnya. Kalau langsung begini 'kan enak." Iman yang duduk di samping jendela mengetukkan abunya keluar.

"Begini juga enak." Nisa menyorongkan asbak itu di depan Iman.

Iman hanya menjebikkan bibirnya. Itu karena Ia yang tidak perduli akan pentingnya kebersihan bagi mama Wida. Tidak ambil pusing akan pentingnya asbak untuk perokok seperti dirinya.

"Aawh!" Iman menjerit tertahan. Ia mengusap lengannya yang menjadi sasaran kekesalan Nisa. Gigi Nisa beradu karena menahan kesal.

"Kok Mamah nyubit Papah, sih?" bibir Iman mengerucut.

"Gemes! Mau lagi?" Iman cepat - cepat menggeleng. Ia tidak ingin membuat masalah di rumah mertuanya.

'Awas Kamu nanti kalau sudah di rumah." ancamnya dalam hati.

Begitulah Iman, ia menurut bukan karena mengerti, tapi takut mendapat teguran dari mer
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status