Share

(167) Reaksi kehamilan

Penulis: SyasaRanni
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-17 23:11:25

Bruk!

Lemas.

Kecewa.

Marah.

Perasaan yang sudah kacau, pikiran yang sudah berantakan, harus ditambah dari melihat hal menjijikkan yang menyakitkan, yang menusuk relung hati terdalam, menyayat semua luka yang belum kering karena banyak hal, dan menyiksa segala yang sudah lelah untuk sekadar hidup. Kaki tidak lagi mampu untuk menopang badan, pikiran tak lagi mampu untuk menahan beban, dan diri yang sudah lelah untuk sekadar tetap bernapas.

Terengah napas wanita hamil itu menyaksikan segala yang tak pernah terbesit dalam pikiran wanita normal mana pun, menyesakkan dada, dan seolah mematikan fungsi otak. Sensasi setrum dan membekukan menjalar ke seluruh badan, berhenti dan berpusat di perut, sampai sekadar napas dengan perut pun sulit dan menyakitkan. Air mata tidak mampu menetes meski sudah menggenang di pelupuknya, menyakitkan kepala dan menciptakan penglihatan kabur dalam pandangan.

Istri mana yang tidak hancur perasaannya, melihat suami berada di atas wanita lain tanpa sehelai benang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (168) Rumah Jessica

    "Ya, sekarang aku tanya. Apa tanggung jawab kalian? Kalian bisa berbuat apa?" tukas seorang wanita bersetelan semi formal dengan blazer berwarna lilac, warna yang terlihat indah dan cocok berpadu bersama kulit putih bersihnya. Suara penuh penekanan yang sangat mengatakan betapa besar emosi ditahan, wajah memerah dan mata yang menatap tajam kian menegaskan situasi kini. Dua pihak berwajib yang mendampingi hanya terdiam, seraya tetap memegang tangan dari seorang pria dan seorang wanita yang kini tertunduk.Bergerak netra cokelat indah milik si wanita bersetelan semi formal itu, gerakan yang terhenti di perut membesar dari wanita yang ditahan polisi, "kehamilan yang tercipta di atas tangis seorang istri sah, kehamilan yang dibuat bersama hubungan hina, dan kehamilan yang aku harapkan segera tiada, agar bayi itu tidak lahir untuk jadi anak dari orang tua busuk seperti kalian," pungkasnya menatap tajam wanita lain yang terlihat merengut hendak menjawab, tapi terlihat enggan seorang pria be

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (167) Reaksi kehamilan

    Bruk!Lemas.Kecewa.Marah.Perasaan yang sudah kacau, pikiran yang sudah berantakan, harus ditambah dari melihat hal menjijikkan yang menyakitkan, yang menusuk relung hati terdalam, menyayat semua luka yang belum kering karena banyak hal, dan menyiksa segala yang sudah lelah untuk sekadar hidup. Kaki tidak lagi mampu untuk menopang badan, pikiran tak lagi mampu untuk menahan beban, dan diri yang sudah lelah untuk sekadar tetap bernapas.Terengah napas wanita hamil itu menyaksikan segala yang tak pernah terbesit dalam pikiran wanita normal mana pun, menyesakkan dada, dan seolah mematikan fungsi otak. Sensasi setrum dan membekukan menjalar ke seluruh badan, berhenti dan berpusat di perut, sampai sekadar napas dengan perut pun sulit dan menyakitkan. Air mata tidak mampu menetes meski sudah menggenang di pelupuknya, menyakitkan kepala dan menciptakan penglihatan kabur dalam pandangan.Istri mana yang tidak hancur perasaannya, melihat suami berada di atas wanita lain tanpa sehelai benang

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (166) Ruang makan

    Bergerak cepat Kalil keluar dari mobil dan mengamankannya ala kadar, karena sedikit-banyak percaya pada keamanan perumahan yang harus melewati tiga gapura pemeriksaan. Belum ada satu menit kaki itu berdiri di ambang pintu utama yang besar dan tinggi, sudah terdengar teriakan dari Jessica yang seperti melawan, "itu rumah tanggaku! Enggak usah ikut campur.""Ini nyawaku, berhak aku bertahan hidup dari suamimu yang memang punya rencana buat membunuhku!""Terus harus buat aku cerai dari suamiku? Lagi pula kamu masih hidup, enggak usah lebai," balas Jessica bersuara tinggi yang cepat membuat Kalil berlari masuk, mencari sumber suara yang kian tidak terkendali, "jangan jahat jadi manusia, bisa-bisanya berencana memisahkan bayi yang baru lahir dari ayahnya," lanjutnya penuh penekanan seraya mengelus perut."Kak," panggil Kalil di ambang batas ruang keluarga, "Rana terancam dan Rana enggak mau ada kejadian yang terulang, wajar dia begitu.""Justru kamu yang enggak wajar, Kak. Membiarkan orang

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (165) Teriakan Jessica

    Terkatup rapat bibir Rana sembari meletakkan ponsel di meja makan dan menekan tanda pengeras, membiarkan suaminya mendengar segala percakapan nantinya. "Halo, Kirana," sambut suara yang cukup Rana kenal."Iya, kenapa, Pak?""Saya baru saja dapat laporan dari pihak berwajib, bahwa sore nanti terduga pelaku Tomi Uraga akan dibebaskan sambil menunggu proses ke meja hijau, mengingat masa penahanannya sudah melewati batas," ujar kuasa hukum itu tentu membuat Rana sontak menggertakkan gigi dengan kesal. "Dan saya juga dapat info tentang proses hukum, saudari Jessica malam tadi menarik laporannya untuk terduga pelaku Tomi Uraga, menyertai keterangan bahwa semua bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan.""Kekeluargaan?" tukas Rana terkejut.Kekeluargaan macam apa yang dimaksud Jessica? Setelah mendengar semua celoteh Tomi yang hampir menghabisi nyawa Rana, setelah melihat betapa besar dan panjangnya senjata tajam yang akan digunakan Tomi untuk menghabisi Rana, dan setelah semua perilaku Tom

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (164) Menarik laporan

    Satu malam berlalu cukup lambat, membawa para penghuni bumi untuk melewati banyak hal dengan beragam perasaan. Ada yang harus bangun beberapa kali dari tidurnya yang tak tenang, ada yang terlelap begitu nyaman usai menjalani hari memuakkan, ada yang harus memaki diri sendiri kala rasa kantuk tak kunjung datang meski lelah fisik sudah menyiksa, ada yang menghabiskan malam dengan tangis maupun tawa, ada yang menuntaskan malam dengan kesadaran ala kadar, dan tentu ada pula yang harus menjalani malam dengan kesadaran penuh demi memenuhi tuntutan pekerjaan.Setiap manusia punya caranya sendiri untuk bertahan, dari berbagai masalah dan kekuatan mental yang berbeda. Terlepas dari semua yang telah dilalui, dan kejadian yang mungkin serupa, pada dasarnya manusia tetaplah makhluk yang kompleks dengan banyak perbedaan tak terhingga.Cahaya pagi meringsak masuk ke setiap ruang yang tertutup hingga yang tersembunyi, menyadarkan para penghuni bumi untuk kembali beraktivitas atau sekadar memberitahu

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (163) Rana dan Alkohol

    "Ran," panggil Kalil lagi dengan kosongnya pandangan, terlihat jelas bahwa pria ini masih berada di bawah pengaruh alkohol. "Mohon ampun untuk masa laluku. Pantas enggak sih kalau aku mau tetap bersamamu setelah ini? Aku takut kehilanganmu."Musik bergema keras, teriakan banyak orang yang asyik dengan sajian musik dan gemerlap malam, tempat yang sebenarnya hanyalah tempat dengan musik, aneka minuman, dan permainan lampu yang tidak bisa dikatakan sangat spesial. Namun, tempat ini memiliki kebebasan dalam banyak hal yang sangat dirindukan banyak orang, kebebasan untuk berteriak, menangis, memaki, membuang tenaga dengan tarian, meluapkan perasaan maupun pikiran tanpa rasa malu, dan bebas untuk menjadi diri sendiri tanpa perlu khawatir pada tanggapan orang lain. Bukan berarti tempat ini berisikan semua yang dikenal atau sebaliknya, tapi tempat ini adalah tempat berkumpulnya orang-orang yang jadi diri sendiri, dan lelah dengan dunia tapi enggan untuk mati."Aku enggak pernah peduli dengan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status