Di bawah perencanaan Andrew dan Direktur Elafy Entertaiment Company, film Jelsyne pun mulai proses syuting. Jeslyne yang tidak pernah menjadi pemeran wanita utama pun menjadi sibuk.
“Jeslyne, tengah malam gini mengapa tidak beristirahat?” Sudah tengah malam pukul dua belas, Andrew datang ke kamar Jeslyne dan menyadari lampu Jeslyne masih ternyala.
Saat ini Jeslyne memakai baju tidur yang longgar. Melihat Andrew yang langsung masuk kamar, ia pun langsung menutupi tubuhnya. Meskipun mereka sudah menjadi sepasang suami istri, tapi mereka sama sekali belum pernah melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan sebagai sepasang suami istri.
Status Andrew sudah berbeda sekarang. Ia ingin berhubungan intim bersama Jeslyne merupakan hal yang mudah. Tapi ia sama sekali tidak ingin melakukan itu. Meskipun ia sudah membantu Jeslyne mendapat pemeran wanita utama, tapi itu juga dikarenakan Jeslyne yang memberinya sejumlah uang untuk mengobati penyakit Ibunya.“Andrew, apakah kamu sedang bercanda? Aku sungguh curiga kalau kamu sekarang ada gangguan mental!” Saat John melihat cek yang diletakkan meja oleh Andrew, ia pun menjadi salah tingkah, bahkan wajahnya yang berisi juga ikut gemetar. Dalam bayangan John, Andrew hanyalah menantu yang menikah ke pihak keluarga wanita. “Haha, kamu tidak percaya? Cek ini bisa dipakai di cabang dalam negeri manapun. Kalau tidak percaya, kamu boleh pergi mencobanya!” Andrew sudah tahu bahwa John akan bereaksi seperti itu. Ten sebenarnya sudah mengalami banyak hal. Meskipun anak muda yang berada di hadapannya ini membuatnya tercengang, tapi ia bisa kembali sadar dalam waktu singkat. “Jojo, belikan Paman sebungkus rokok.” John baru saja bersiap untuk mengatakan sesuatu, tetapi Ten langsung memberhentikannya. Awalnya John masih ingin mengatakan beberapa kata lagi, tapi melihat Ten yang tampangnya serius. Ia pun menelan kembali kata-katanya, lalu pergi membe
“Untuk apa kamu menangis? Paling tidak kita hanya perlu mencari sutradara baru. Jangan nangis lagi, istriku. Hmm?” Setelah tiba di rumah, air mata Jeslyne pun terus mengalir tanpa henti. Ia sendiri pun tidak mengerti mengapa dirinya menangis. Andrew tahu tingkah lakunya kali ini pasti membuat dirinya rugi banyak. Jelsyne sangat terharu, ada seorang pria yang sepertinya melindungi dirinya. Jeslyne merasa ini merupakan pemberian dari Tuhan untuknya. Tapi setelah mengingat peran wanita utamanya yang mau melayang, Jeslyne semakin sakit hati, hingga tidak dapat bernafas. Meskipun Andrew berkata seperti itu, tapi tangisan Jeslyne masih saja belum berhenti. Andrew hanya bisa mengelus rambut halusnya memberi hiburan kepadanya. Hari kedua, Andrew pagi-pagi sudah tiba di kantor, dan Budi sudah menunggu kedatangannya sejak pagi. “Pak Andrew, untuk masalah kemarin itu masih bisa dapat ditolong kembali. Begini saja, aku hubungi Dejun, dan aku meminta maaf kepadany
"Andrew, apakah kamu mempunyai waktu luang?" Ten adalah orang pertama yang menghubungi Andrew. "Katakanlah apa yang ingin kamu katakan, paman," kini, Andrew tengah berada di kantor sembari menonton video Dejun. "Bukankah sebelumnya aku menerima Cek darimu? Aku berpikir tidak pantas. Begini saja, datanglah ke hotel yang sebelumnya kita datangi, aku akan mengembalikan uang kepadamu," jika sebelumnya nada bicara Ten disebutkan sebagai menghormati, kini adalah menjilat terhadap Andrew. "Mengapa? Apakah paman tidak ingin kami mengiklankan Nadi?" Andrew terkekeh sembari bertanya. "Bagaimana mungkin? Aku sudah mengetahui dirimu bukan orang biasa, aku mempercayai kamu akan meningkatkan Elafy Entertainment Company dalam jangka waktu singkat, oleh karena itu aku ingin Jeslyne mengiklankan produk kita. Tidak perlu khawatir, aku tidak akan memberikan biaya iklan yang kurang." Sebelumnya Ten sudah mengetahui masalah Andrew serta Dejun, namun
Pagi hari, Andrew sudah tiba di Coffee Shop 127, ia tiba satu jam sebelum waktu janjian. Andrew sudah tidak bertemu dengan Venny selama setengah bulan, ia juga benar-benar ingin mengucapkan terima kasih kepada Venny secara langsung. Tidak lama, Andrew melihat mobil Rolls-Royce milik Venny, ia melihat Venny tengah mengenakan setelan jas karyawan formal berwarna hitam, pakaian yang tengah ia kenakan benar-benar memperlihatkan tubuhnya yang sempurna. Butuh diakui, meskipun Venny bukanlah artis terkenal, namun gaya ia jauh lebih baik dibanding artis terkenal. "Apakah kamu menunggu lama? Kamu benar-benar berubah dalam beberapa hari ini, dan aku sudah mendengar masalahmu," Venny selalu bersikap dingin terhadap seluruh orang, tapi berbeda dengan Andrew. Meskipun mereka tidak bertemu dalam jangka waktu panjang, namun bagaimana pun mereka memiliki hubungan darah. Andrew tersenyum canggung, "Kak, apakah kakak merasa aku salah dalam bertindak?" "Tentunya
Saat Andrew mengira dirinya akan kehilangan akal sehat, mendadak Christine menghentikan aksinya. Sejujurnya, dalam lubuk hati Andrew merasakan sedikit kecewa. "Christine? Christine?" Andrew memanggil wanita yang tengah berada di dekapannya dengan lembut, namun ia menyadari Christine sudah tertidur pulas. Meskipun Christine sudah menikah bertahun-tahun, namun ia sering bekerja di perusahaan, oleh karena itu ia selalu merawati tubuh serta wajahnya dengan baik. Meskipun ia sudah bercerai atau tidak bercerai, Chriatine adalah para impian pria. Andrew berubah sedikit tergoda karena ulah Christine, bahkan Andrew benar-benar ingin terjadi sesuatu dengan Christine. "Andrew, ada wanita cantik yang berada di hadapanmu, dirimu justru tidak ingin. Kamu benar-benar bukan seorang laki-laki." "Kamu mempunyai istri, kamu tidak boleh tergoda." "Istri? Sejak kapan Jeslyne memberikan izin kepadamu untuk menyentuhnya? Tolong lepaskan tangan
"Haih, aku akan menandatangani," Andrew menghela napas setelah sekian lama, lalu ia pun segera menandatangani kontrak tersebut. Harus menunggu kedatangan Jongin setelah menandatangani kontrak tersebut. Sepertinya Jongin mengetahui mereka tengah menunggu di luar rumahnya, oleh karena itu ia menunggu hingga sepuluh malam untuk kembali ke tempat tinggalnya. Tidak berjumpa dalam jangka waktu panjang, Jongin tetap tidak berubah. Ia tengah mengenakan T-shirt berwarna putih, jeans robek, sepatu canvas murah, serta menggunakan headset. Jongin benar-benar tidak terlihat seperti seorang selebritis. Mimik wajah Jongin benar-benar berubah saat melihat adegan tersebut. "Aku ingin istirahat, silahkan kalian pergi." Jongin tidak mudah marah, beberapa hari ini ia selalu berusaha menghindar dari perusahaan manajemen, oleh karena itu ia selalu pulang di malam hari. Meskipun seperti itu, pria botak serta yang lain terus menunggu di luar rumah Jongi
Di sisi lain, Andrew juga memikirkan hubungannya dengan Jeslyne. Pada awalnya, ia memilih untuk menandatangani kontrak pernikahan dengan Jeslyne untuk menyelamatkan ibunya. Sekarang sudah hampir dua tahun, Langkah selanjutnya adalah mengakhiri pernikahan ini. Masalah ini seharusnya layak untuk dirayakan, tapi Andrew merasa sedikit tidak enak. Sesuatu yang seharusnya datang akan selalu datang, dan hari itu akhirnya pun tiba, hari ini adalah hari ketika Andrew dan Jeslyne menikah, dan mungkin sekarang akan menjadi hari perceraian mereka. "Hei, kamu dimana? Aku akan pulang malam ini, mari kita mengobrol." Andrew menghubungi Jeslyne, suaranya rendah dan kuat. "Em, oke." Jeslyne tidak banyak bicara. Dia juga tahu ini hari apa. Dia ingin menolak permintaan Andrew, namun ia sendiri yang membuat kontrak selama 2 tahun. Andrew telah merawat Jeslyne selama dua tahun, hari ini, Jeslyne ingin merawat Andrew sekali, jadi sebelum Andrew pulang, Jeslyn
Tak heran Christine menjadi manajer Adidassler, dia tinggal di tempat yang tidak biasa Dia tinggal di kediaman terkenal di Kota Azgard. Dengar – dengar, harga sebuah rumah disini mencapai puluhan miliyar. "Ini adalah beberapa set pakaian yang telah aku siapkan untukmu. Pilih saja yang mana yang ingin kamu pakai. Jangan khawatir, aku baru saja membelinya!" Christine mengenakan gaun panjang hitam, ia terlihat seksi dan dewasa. Andrew menggelengkan kepalanya, ia sudah mengenakan pakaian bagus. Meskipun tidak semewah yang Christine siapkan, namun di mata Andrew, pakaian yang dipakainya itu juga tidak murah. Melihat Andrew yang tidak menerimanya, Christine pun tidak memaksanya, Christine juga tidak suka sembarangan menerima hadiah orang lain. "Sungguh menyenangkan menjadi kaya. Aku tidak menyangka kamu tinggal di tempat ini." Andrew mengajak Christine mengobrol. “Kamu terlalu banyak berpikir, ini adalah rumah yang dibe