Home / Fantasi / Geger Kahyangan / 4.Uji Kemampuan

Share

4.Uji Kemampuan

Author: Gibran
last update Last Updated: 2024-09-28 08:55:03

Dewi Utari. Umbara Wisnu dan Suci Geni benar-benar dibuat terkejut dengan kecepatan Bara Sena menghindari serangan cepat putri Batara Geni dengan Dewi Utari tersebut.

"Bagaimana kau bisa bergerak secepat itu!?" seru Suci tak percaya dengan apa yang baru saja dia alami.

Bara tersenyum tipis.

"Kau pikir aku lebih lambat darimu? Kau belum tahu siapa aku, gadis kecil..." ucap Bara sambil mengerahkan kekuatan angin di kedua kakinya dan bersiap untuk melesat. namun rupanya Suci lebih dulu menyerangnya karena rasa penasaran pada pemuda tersebut. Dia ingin tahu apakah tadi hanya kebetulan atau memang pria itu sangat cepat sampai bisa menghindari serangannya.

Wuut!

Tubuh Suci bagaikan sekelebatan bayangan yang tak bisa dilihat dengan mata telanjang. Mereka yang ingin melihat kecepatan gadis itu harus menggunakan kekuatan mata agar mampu mengikuti gerakan cepatnya. Orang-orang yang sebelumnya lalu lalang berjalan menikmati indahnya kota Probo Lintang berdamai-ramai menonton pertarungan Bara Sena melawan Suci Geni yang tentu saja bukan pertarungan resmi alias tanpa ijin dari Kerajaan tersebut.

Kedua mata Bara sempat mengeluarkan cahaya putih karena dia mengerahkan kekuatan angin sebelum akhirnya tubuhnya kembali bergerak menghindari serangan. Kali ini dia tidak menjauh untuk menghindari serangan cepat Suci. Dia hanya berkelit dengan cepat dan masih berdiri di tempat yang sama. Serangan kembali gagal, akhirnya Suci pun menghujani Bara Sena dengan serangan-serangga cepatnya. Umbara sama sekali tak menyangka ada orang yang mampu menghindari serangan Suci dengan mudah.

"Dia sudah menyiapkan kekuatan yang meningkatkan kecepatannya untuk melawan Kojiro, tapi malah ketemu lawan yang lebih sulit dilawan seperti ini..." batin Umbara. Dia sendiri tak mampu melawan adiknya dalam urusan kecepatan. Di tambah sang adik itu menggunakan kecepatan untuk meningkatkan daya serangan dan kerusakan yang sangat mematikan jika sampai mengenai lawannya. Dan semua serangan cepat Suci berhasil dihindari dengan mudah oleh Bara Sena.

Setelah melayangkan hampir seribu serangan, Suci dengan terengah-engah melompat mundur. Keringat membasahi wajahnya yang cantik.

"Tak bisa dipercaya...Semua serangan ku tak ada yang menyentuh tubuhnya sama sekali!" ucap gadis itu dengan napas terengah. Seribu pukulan lebih dua layangkan dengan mengeluarkan tenaga dalam yang tidak sedikit tentu sangat menguras tenaganya. Namun semua itu hanyalah sia-sia saja karena tak ada satupun serangan yang mengenai tubuh si Pendekar Golok Iblis.

Dewi Utari dan Umbara sempat menahan napas melihat Suci yang menyerang Bara begitu cepat dan singkat namun langsung mundur begitu saja setelah semua serangannya gagal.

"Ada apa dengan Suci? Kenapa dia tidak bisa menyentuh tubuh anak Bima sama sekali? Latihannya selama ini menjadi sia-sia..." kata Dewi Utari sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Suci belum selesai Ibu. Aku yakin dia belum menyerang secara penuh. Karena dia ragu..." kata Umbara.

"Apa yang dia ragukan?" tanya Dewi Utari sambil mengernyitkan kening.

Umbara tersenyum kecil.

"Ibu ini seperti gadis belia saja, apakah ibu tak bisa menebak perasaan Suci? Dia bertarung dengan perasan ragu dan setengah-setengah. Aku bisa mengetahuinya karena aku sering duel melawan dia saat latihan. Harusnya, Suci lebih dari ini..."kata Umbara.

Dewi Utari terdiam mendengar ucapan anaknya tersebut. Dia tak menyangka bahwa Suci adalah gadis yang bisa saja tertarik dengan lawan jenisnya. Apalagi pemuda yang dia lawan memiliki paras tampan dan menawan. Hal itu menjadikan dia teringat dengan masa lalu saat dia merawat Jaka Geni yang hampir saja mati di tangan musuh.

"Jatu cinta...? Anak Gadis ku sudah mulai mengenal perasaan suka terhadap lawan jenis...Hal ini akan menjadi kabar gembira di keluarga kami. Tapi, Bara Sena sudah menjadi kekasih orang lain. Apakah Suci merasa baik-baik saja jika benar dia menyukai bocah itu?" batin Dewi Utari.

Suci segera mengatur napasnya untuk kembali memulihkan aliran darahnya yang sempat kacau karena menggunakan kekuatan besar tanpa henti untuk menyerang Bara Sena. Kakak dan ibunya tidak tahu bahwa dia sejak awal sudah menyerang Bara dengan bersungguh-sungguh. Dia melakukan itu setelah serangan pertama gagal mengenai Bara Sena. Awalnya dia memang menyerang dengan ragu dan tidak bersungguh-sungguh. Dan setelah dia serius pun hasilnya tetap saja sama.

"Apakah kau sudah selesai?" tanya Bara sambil menatap tajam dengan mata yang berkilat putih pertanda dia tengah siap dengan kekuatan angin miliknya.

"Aku baru saja akan memulai. Tadi itu hanya pemanasan..." sahut Suci yang mulai merasa kesal karena pertanyaan Bara tadi terdengar meremehkan dirinya.

"Hahaha! Baik! Kalau begitu, aku akan menguji kemampuan Ras Kristal Jiwa...Bersiaplah!" ucap Bara lalu tiba-tiba tubuhnya menghilang dari pandangan begitu saja.

Terkejut semua orang melihat tubuh Bara Sena yang menghilang dari pandangan mata mereka. Namun Suci masih bisa melihat gerakan Bara yang sangat cepat tersebut meski masih saja samar karena saking cepatnya. Dan dalam waktu sekejap mata saja, pemuda itu sudah berada di depan Suci.

Dengan cepat gadis itu membuat gerakan jungkir balik ke belakang sambil melancarkan tendangan kearah dagu Bara Sena. Untungnya pemuda itu segera menarik kepala ke belakang sehingga kaki gadis itu lewat tepat didepan matanya. Setelah jungkir balik dan kedua kakinya menapak di lantai, tubuh Suci langsung bergerak menyerang denga sangat cepat.

Tak!

Bara menahan serangan tersebut menggunakan tangannya. Saat itulah pemuda tersebut melenguh keras. Dia merasakan tangan kanannya tersebut menjadi mati rasa. Dengan cepat dia menarik kembali tangnany kemudian kaki kirinya bergerak menyapu kearah pinggang si gadis. Sadar adanya serangan yang berbahaya, Suci segera melompat di udara lalu jungkir balik sekali ke belakang dan mendarat di lantai dengan sempurna.

Sementara itu, Bara Sena segera melompat mundur dan memeriksa tangan kanannya yang terasa mati rasa. Sejurus kemudian tangan kanannya tersebut mulai merasakan sakit yang begitu mengerikan. Bara Sena sempat hampir berteriak setelah dia terkejut dengan rasa sakit yang tiba-tiba muncul dan terasa menghisap jiwanya.

"Suci langsung menggunakan Pukulan Mentari Pagi Tahap Sembilan milik Ibu. Mampus bocah itu!" batin Umbara yang melihat Bara Sena tengah kesakitan.

Tangan kanan pemuda itu terlihat membiru. Suci yang melihat keadaan Bara langsung merasa khawatir dan segera berlari kearah pemuda tersebut berniat untuk menolongnya. Namun tiba-tiba dari dalam tubuh pemuda itu keluar gelombang api yang sangat kuat hingga membuat semua orang disana panik dan berlarian menghindari api tersebut.

Suci pun tertahan oleh gelombang api tersebut hingga akhirnya dia melompat di udara untuk menghindarinya.

"Gila...! Dia memiliki Api Tingkat Neraka!?" seru gadis itu dalam hati.

Sosok Bara Sena yang awalnya adalah pemuda tampan itu kini berubah menjadi sosok Iblis Neraka dengan wujud yang hampir sempurna. Kobaran api merah dan panas membara itu membuat orang-orang menjauh dari sana karena ketakutan.

"Ada Iblis disini!" teriak mereka panik.

Aliran lahar yang memercik ke tanah nampak menyala seperti berdenyut mengaliri tangan kanan Bara Sena yang sebelumnya membiru.

"Hampir saja kau membuat aku buntung...Apa jadinya jika aku tak bisa menggunakan tangan kanannya untuk meremas-remas...Pasti akan menyebalkan bukan, gadis cantik?" kata Bara dengan suara yang sama sekali berbeda. Suaranya berubah menjadi lebih besar dan berat.

"Iblis Neraka...? Bagaimana bisa dia memiliki kekuatan iblis yang ada dalam cerita itu?" batin Dewi Utari dengan wajah pucat karena takut terjadi sesuatu terhadap anak gadisnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Geger Kahyangan   637 Rahasia Kitab Nagapala

    Raja Naga Bumi Bratajaya menatap belasan pengikutnya yang sudah tak berdaya. Hatinya terasa perih melihat keadaan mereka."Baiklah, aku akan kembali sendiri ke Kerajaan Naga Bumi. Kalian bertahanlah disini menjaga kekuatan Batu Jiwa Naga yang sudah kita tanam bersama Gunung ini. Selama kekuatan batu jiwa Naga masih ada, ras kita masih ada harapan untuk kembali berjaya di masa yang akan datang. Nama kalian akan aku ukir di prasasti sebagai pahlawan untuk Kerajaan kita." kata Bratajaya dengan suara serak."Terimakasih Yang Mulia. Sebelum kami melepas jiwa, kami masih bisa membantu Yang Mulia membuat kunci untuk kembali kesini. Dengan kunci itulah, yang akan menjadi satu-satunya cara untuk bisa membuka kembali tempat ini. Hanya saja, tidak sembarang orang bisa melakukanya jika dia tak berjodoh. Yang Mulia harus memilih satu orang saja untuk mendapatkan kemuliaan dari Ras kita." kata salah satu Naga yang masih memiliki semangat meski napasnya sudah putus-putus.

  • Geger Kahyangan   636 Kitab Nagapala

    Dewi Nagini menatap kearah langit saat dia merasakan ada sesuatu yang jatuh dari atas sana. Dia segera bangkit berdiri lalu menangkap gulungan bambu yang diikat dengan tali emas tersebut. Saat itulah kekasih Gandi tersebut juga merasakan apa yang Raja Naga Air rasakan."Ini...Segel Jiwa...? Ada apa di dalam Kitab ini?" batin Nagini.Dia pun membuka tali yang mengikat gulungan bambu tersebut. Akan tetapi, tiba-tiba tangan Nagini berhenti bergerak. "Segel Jiwa yang sangat kuat!" Nagini segera menyalurkan kekuatan jiwa miliknya ke dalam Kitab Nagapala. Dan apa yang terjadi sungguh diluar dugaan. Dari dalam gulungan kitab tersebut, muncul aura hijau kekuningan yang melayang di udara. Lalu tiba-tiba aura tersebut melesat masuk ke dalam kening Dewi Nagini.Slep!Wanita itu tak bisa mengelak saat aura tersebut masuk ke dalam kepalanya. Setelah aura itu masuk ke dalam kening, kitab Nagapala di tangannya pun bergetar dan memberontak mem

  • Geger Kahyangan   635 Tubuh Brahmastra

    Keadaan di dalam Arena Darah Naga pun secara perlahan mulai kembali seperti semula. Kini terlihat apa yang terjadi di depan sana. Luo Bao nampak terdiam terpaku dengan tinju yang masih mengarah ke depan. Sementara itu, di depannya terlihat sosok Sukma Geni dengan wujud yang berbeda.Wujud Sukma Geni telah berubah menjadi sosok wanita dengan delapan tangan di tubuhnya. Di bagian kening wanita tersebut terlihat tanda Dewa berwarna merah yang menyala-nyala. "Dewi Seribu Tangan...? Dia sudah bisa membentuk tubuh sejati Dewi itu dan menggabungkannya dengan tubuh aslinya. Tak hanya itu, Tubuh Brahmastra yang sebelumnya hanya terlihat seperti zirah emas kini benar-benar telah berubah menjadi wujud aslinya...Gila...Benar-benar gila..." batin Luo Bao sambil menarik tangannya. Terlihat asap merah mengepul dari tinju pria tersebut.Kedua matanya melirik kearah tubuh Sukma Geni yang masih berdiri di hadapannya dengan tegap. Sekilas dia melihat ada bekas tinju di

  • Geger Kahyangan   634.Tinju Penghancur Semesta

    Dewa Perang Luo Bao tertegun setelah melihat dan merasakan sendiri kehebatan Tubuh Brahmastra milik Sukma Geni. Pukulan Kuat yang dia lancarkan benar-benar tak berpengaruh sama sekali di hadapan pertahanan mutlak tersebut."Kakek, apakah kau sudah puas?" tanya Suka Geni yang melihat Luo Bao terdiam cukup lama. Sontak hal itu membuat wajah Dewa Perang tersebut memerah dan segera menjaga sikap. Dia tarik kembali tangannya dan berdiri dengan tegap."Huh, aku belum mengerahkan semua kekuatan sejati milikku. Aku belum puas kalau belum menggunakan Pukulan yang kuat!" sahut Luo Bao lalu dia pun melompat ke atas dan melayang di atas sana.Tangan kanan pria itu terangkat ke atas lalu dari dalam tubuhnya muncul sinar merah yang bergerak ke arah tinjunya. Aura merah itu pun bersinar terang di tinju sang Dewa Perang. Melihat hal itu Lei Gong sang Dewa Petir bangkit berdiri dengan mata melotot."Orang tua ini! Apakah dia akan menggunakan Pukulan itu kepad

  • Geger Kahyangan   633.Menguji

    Setelah sambutan terakhir dari Batara Geni selesai, ada beberapa dewa yang usul kepada Mahadewa tersebut untuk menguji kemampuan baru Sukma Geni. Mereka ingin melihat, sekuat apa Tubuh Brahmastra tersebut sehingga membuat Batara Geni memberikan juara itu kepada Gandi hanya karena membangkitkan Tubuh Brahmastra.Mendengar hal itu, Sukma Geni tidak menolak sama sekali dan malah terlihat senang. Batara Geni pun memberikan ijin bagi siapa pun yang ingin mencoba untuk menjajal Tubuh Brahmastra milik putrinya tersebut.Beberapa dewa yang ingin menguji kemampuan Sukma Geni tentu saja bukanlah Dewa sembarangan. Karena Dewa biasa sudah tahu bahwa kekuatan wanita itu setara dengan Dewa Pelindung. Hal itu yang membuat mereka men jadi tidak berani ambil resiko meski sebenarnya mati di dalam Kerajaan Jiwa Batara Geni bukan berarti mati yang sesungguhnya.Sosok pertama yang muncul untuk menguji kemampuan adalah Dewa Perang Luo Bao. Sebagai seorang Dewa Perang sekal

  • Geger Kahyangan   632.Sambutan Terakhir

    Gandi yang baru saja diobati oleh Batara Geni saat itu juga kembali pulih dan terlihat segar. Dia tak menyangka, Ilmu Agni Maya milik sang Batara yang juga di miliki olehnya itu ternyata lebih hangat dan lebih cepat dalam menyembuhkan semua luka yang ada di tubuhnya. Karena saat ini dia tengah menggunakan raga sukma, ilmu tersebut pun tetap bisa dengan sangat cepat menyembuhkan jiwanya yang sudah terluka berat karena memaksakan diri menerobos ke Ranah Alam Semesta menggunakan kekuatan dari Dewi Nagini."Terimakasih ayah mertua..." ucap Gandi sambil membungkuk hormat setelah dirinya kembali berdiri. Batara Geni mengangguk sambil mengelus dagu."Kau sungguh luar biasa bocah. Bisa-bisanya kau menerobos ke Ranah Alam Semesta dengan tingkatanmu yang sekarang. Jika itu orang lain, tubuhnya akan hancur dan tentunya sangat sulit untuk di sembuhkan. Dan juga, ternyata ada kekuatan tersembunyi di dalam tubuhmu yang cukup mengejutkan." ujar Batara Geni membuat Gandi tert

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status