Home / Fantasi / Geger Kahyangan / 674.Penasaran

Share

674.Penasaran

Author: Gibran
last update Last Updated: 2025-06-13 07:01:25

Sarasvati mengetuk Tanduk besar yang tengah dia duduki.

"Hei, apa yang kau pikirkan?" tanyanya membuat Bongol semakin gemetar ketakutan.

"Ampuni aku dewa...Aku tak akan melakukan kesalahan apa pun! Aku bersumpah!" kata Bongol membuat wanita yang berukuran kecil itu tersenyum sambil menoleh kearah Gandi.

"Kau selidiki Kerajaan Watu Ungu, apakah kau mau melakukannya untukku?" tanya Gandi.

"Baiklah. Aku juga bosan berada di dalam tubuhmu terus menerus. Aku anggap ini sebagai jalan-jalan," sahut Sarasvati membuat Gandi tersenyum. Awalnya dia berpikir wanita itu tidak akan mau. Meski jawabannya terdengar ketus, tapi sungguh diluar dugaan pemuda tersebut. Sarasvati ternyata menyanggupi permintaan darinya.

Dari arah bawah sana, datang Gayatri yang berlari pelan menuju kearah Gandi. Saat melihat sosok Bongol yang duduk bersandar pohon besar, wanita itu pun langsung bersikap waspada sambil menarik anak panah miliknya.

"Gayatri, hentikan!
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Geger Kahyangan   680.Nasehat Anak Muda

    Pukulan Tangan Dewa Mencengkram Matahari milik Ki Bayasena dan pukulan Naga Air Menelan Langit milik Gandi Wiratama saling bertemu di udara. Ledakan yang sangat dahsyat tercipta disana hingga menciptakan badai besar di desa tersebut. Namun anehnya, ledakan gelombang itu tidak menyebar sama sekali alias terkurung di dalam perisai tak terlihat.Yang harus menerima dampak dari ledakan itu malah justru Gandi dan Ki Bayasena sendiri. Gelombang ledakan yang luar biasa itu Menggulung tubuh mereka berdua hingga terangkat ke udara. Tubuh keduanya terhisap oleh arus badai yang mereka ciptakan sendiri. Bagi Ki Bayasena jelas itu hal yang tidak dia inginkan sama sekali. Namun bagi Gandi, itu bukanlah satu masalah. Dengan tenang dia menggerakkan tubuhnya meliuk-liuk di udara menghampiri pria tua tersebut.Dalam pusaran badai kekuatan, kedua orang tersebut sama-sama saling beradu serangan. Gandi bergerak lebih cepat karena dia sudah terbiasa mengalami keadaan sepe

  • Geger Kahyangan   679.Ki Bayasena

    Melihat tatapan mata Gandi yang tajam kearahnya, Ki Bayasena pun melangkah maju ke depan sambil menentang bumbung Tuak miliknya."Heh bocah, apakah betul kau telah melukai orang ini hanya karena masalah kursi?" tanya Ki Bayasena. Gandi tersenyum tipis."Jangan banyak bicara. Percuma bukan? Lebih baik langsung saja kau serang aku. Karena tujuan kalian datang kesini memang ingin menyerangku. Jadi, tak perlu basa-basi," kata Gandi membuat kedua mata Ki Bayasena mendelik marah."Bocah biadab tak tahu sopan santun! Kalau begitu, jangan salahkan aku yang bertindak kejam! Semuanya menyingkir dari tempat ini jika tidak mau mati!" teriak Ki Bayasena.Semua orang yang semula berada disana segera pergi menjauh karena mereka tahu, kekuatan Ki Bayasena sangatlah mengerikan dan bisa menghancurkan apa pun yang ada di sekitarnya."Meski dia berpikiran sempit dan mudah dihasut, tapi nuraninya masih baik. Dia tak ingin ada manusia fana terluka. Bagus,

  • Geger Kahyangan   678.Balas Dendam

    Setelah Gandi dan Gayatri menunggu cukup lama, akhirnya pria tua dengan tubuh terbungkuk itu datang membawa pesanan mereka berdua. Dia meletakkan nampan besar berisi makanan lezat yang menebar aroma menggugah selera."Ini Pitik Pendem yang dipesan oleh Nona," kata pria tua tersebut sambil meletakkan piring tanah besar di atas meja kemudian memindahkan bungkusan daun pisang yang terikat tali dari bambu."Dari aroma nya sudah membuatku merasa lapar. Rasa yang sudah lama hilang, akhirnya aku bisa merasakannya lagi..." batin Gandi.Pria tua itu meletakkan makanan yang lain seperti nasi, sambal dan juga lalapan. Setelah mempersilahkan, pria tua tersebut pamit undur diri. "Biarkan aku yang membukakannya untukmu," kata Gayatri sambil mengambil salah satu bungkusan daun pisang. Gandi mengangguk sambil memandang apa yang wanita itu lakukan.Gayatri membuka tali yang mengikat bungkusan daun pisang berisi ayam. Dari wujdu daun yang gosong Gandi men

  • Geger Kahyangan   677.Warung

    Gandi dan Gayatri berhenti di depan gapura desa yang terbuat dari kayu. Banyak orang lalu lalang dengan berbagai macam pekerjaan. Ada yang tengah memikul hasil panen, ada pula yang membawa pedati untuk mengangkut barang."Suasana di desa ini sungguh nyaman. Apakah di tempat ini tak pernah ada Iblis atau para penjahat?" batin Gandi lalu dia melangkah masuk ke dalam gapura.Saat langkah kakinya memasuki tempat tersebut, tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang membuat langkahnya terhenti. Gayatri yang ada di belakangnya merasa heran kenapa langkah Gandi terhenti dalam posisi kaki kanan masih terangkat."Kakang ada apa?" tanya wanita itu. Gandi menoleh lalu menggelengkan kepala."Apa itu tadi? sebuah penghalang? Tapi, bagaimana aku bisa masuk dengan mudah?" batin pemuda itu penasaran dengan apa yang dia rasakan sesaat tadi.Dia pun kembali melangkah memasuki desa tersebut masih dengan hati yang bertanya-tanya. Tanpa Gandi sadari, sesosok pria tu

  • Geger Kahyangan   676.Keinginan Bongol

    Bongol tercekat mendengar perintah dari Sarasvati yang meminta dia untuk memuntahkan mayat yang sebelumnya dia makan."Nona...Itu...Sangat menjijikkan..." ucapnya lirih."Kalian semua pada dasarnya adalah Makhluk rendah yang menjijikkan. Untuk apa kau merasa jijik dengan hal semacam itu? Kau sendiri memakan daging manusia tanpa berpikir hal yang sama bukan? Cepat lakukan atau aku akan membunuh mereka berdua dan kau yang akan menjadi tersangkanya," geram Sarasvati.Karena takut dengan ancaman tersebut, Bongol pun berusaha memuntahkan apa yang sebelumnya dia makan. Namun sayangnya itu tidak berhasil karena mayat manusia yang dia makan sudah tercerna di dalam perutnya."Bodoh! Berikan darah mu kepada mereka. Karena kau baru saja memakan manusia, di dalam darahmu ada kandungan darah manusia dan jiwa mereka. Kedua penjaga itu pasti tidak akan menyadarinya. Jika mereka masih tidak terima, aku akan langsung membunuhnya." kata Sarasvati.Akh

  • Geger Kahyangan   675.Terpesona

    Gayatri mengintip dari balik batu besar kearah dimana Gandi tengah membersihkan tubuhnya. Wajahnya bersemu merah melihat tubuh tegap dan berotot milik pemuda tersebut."Apa yang aku lakukan? Hm...Dia menyuruhku mengganti pakaian. Sejak kapan dia memiliki pakaian?" batin Gayatri sambil celingukan kearah batu yang ada di dekatnya.Kedua matanya terbelalak melihat pakaian biru yang tergeletak rapi di atas batu dekat dengan pakaian milik dia sebelumnya. Perlahan wanita itu mendekati batu tersebut dan mengambil pakaian biru yang Gandi berikan."Pakaian ini...Sangat mewah! Darimana dia pakaian sebagus ini? Apakah dia seseorang yang kaya raya? Tapi, aku sama sekali tidak melihat dia membawa buntalan apa pun." batin Gayatri.Dia menghirup pakaian itu sambil memejamkan matanya. Ada aroma wangi yang membuatnya terasa nyaman. Dengan segera dia mengenakan pakaian itu lalu beranjak dari sungai tersebut.Gayatri terlihat senyum-senyum sambil men

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status