Share

Bab 18 Mertua Julid

"Assalamualaikum"

Kulirik arah pintu, rupanya sang ibu mertua yang datang.

"Waalaikumsalam. Lah ada Ibu, sini mari masuk, Bu."

Bilna menghambur memeluk Ibu mertua. Ih lebay nya.

"Ibu apa kabar? Bilna sudah sangat rindu. Kenapa Ibu kok jarang main kemari?"

Bilna menggandeng tangan ibu. Sambil matanya melirik ke arahku. Dia pikir aku akan iri melihat kebersamaan mereka, tidak Bilna.

"Iya Ibu juga sangat merindukan kalian apa kabarnya si calon cucu ibu sehat-sehat saja kan?" Sambil tangan ibu mengelus perut Bilna.

Mendengar pertanyaan ini Bilna melirik ke arahku, santai sajalah. Aku tidak akan membuka rahasiamu sekarang Bilna. Ini belum saatnya dan lagi pula perceraian dengan Habib belum resmi. Aku tidak mau rencana perceraian ini bubar hanya karena gara-gara Habib mengetahui kenyataan bahwa dia yang mandul, bukan Aku.

Karena jika dia tahu bahwa janin didalam perut Bunda bukan anaknya kemungkinan besar dia akan meninggalkan wanita tersebut
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status