ホーム / Romansa / Gelora Cinta Sang Mafia / Antara Kejujuran dan Kebohongan.

共有

Antara Kejujuran dan Kebohongan.

作者: Embun Senja
last update 最終更新日: 2025-07-26 22:43:33

Agnesia menatap layar ponselnya dengan kesal. Sudah dua belas kali ia mencoba menghubungi nomor Dimas, tapi tidak satu pun yang tersambung. Bahkan pesan-pesan yang ia kirim hanya centang satu, menandakan bahwa lelaki itu benar-benar menghilang entah ke mana.

“Bangsat kau, Dimas! Saat dibutuhkan kau tidak bisa dihubungi,” geramnya sambil melempar vape ke lantai hingga pecah berkeping-keping. Kepulan asap terakhir mengepul di udara, menggambarkan amarah yang mendidih dalam dadanya.

Langkah kakinya mondar-mandir di dalam kamar tamu rumah keluarga Anggana. Ia tak bisa duduk tenang. Gagal membuat Raka membenci Adelia, gagal pula menjatuhkan wanita itu dengan cara halus. Kini satu-satunya penghalang justru datang dari dalam rumah, Antoni.

“Jika dia masih berkeliaran di sini, rencanaku akan hancur sebelum dimulai. Aku tidak boleh membiarkan Adelia bahagia. Tidak selama aku masih bernapas,” gumam Agnesia, rahangnya mengeras, matanya menyipit seperti ular yang bersiap menggigit.

Sementara
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • Gelora Cinta Sang Mafia    Kejahatan Yang Nyata

    "Tidak perlu percaya pada pembohong itu!"Suara Adelia menggema tajam di ruang tamu, menusuk telinga Raka hingga ke dadanya yang sesak. Ia menatap wanita yang ia cintai itu, yang kini berdiri dengan wajah penuh luka dan mata yang basah. Bukan karena Dimas, tapi karena dirinya. Karena suaminya sendiri telah membiarkan keraguan meracuni hatinya."Aku tidak peduli apa yang Dimas katakan," lanjut Adelia, suaranya gemetar menahan isak. "Tapi saat kau menatapku tadi aku tahu. Kau percaya padanya meskipun hanya sesaat."Tanpa menunggu jawaban, Adelia berbalik dan melangkah menuju kamar. Langkahnya cepat, nyaris seperti melarikan diri dari kenyataan. Ia tak sanggup melihat mata Raka lebih lama, karena ia tahu… di sana ada luka yang tak pantas ia tanggung.Raka berdiri diam. Mulutnya terbuka, tapi tak ada satu kata pun keluar. Ia ingin berteriak bahwa ia tidak percaya pada Dimas. Tapi sayangnya... ia sempat ragu. Dan keraguan itu telah menggoreskan luka yang dalam, tak hanya di hati Adelia, ta

  • Gelora Cinta Sang Mafia    Senyum Diatas Luka

    Hari itu, Raka merasakan sesuatu yang belum pernah ia alami sebelumnya menjadi seorang ayah. Delara menangis pelan di pelukannya, mungil, rapuh, dan begitu hangat. Ia mengayun-ayunkan tubuh bayi itu dengan lembut, seakan seluruh dunia hanya milik mereka bertiga Raka, Adelia, dan Delara. Tak ada luka. Tak ada masa lalu. Hanya cinta yang membungkus mereka seperti pagi yang baru saja lahir. "Papa tampan nih," gumamnya sambil mencium kening Delara. Adelia menatap dari balik pintu, diam-diam mengusap air mata. Air mata bahagia dan takut. Karena ia tahu, kebahagiaan mereka tak akan bertahan lama. Tiba-tiba terdengar suara ketukan di jendela dapur. Pelan, namun cukup membuat Adelia menoleh dengan tubuh menegang. Ia melangkah ke sana perlahan. Tapi tidak ada siapa-siapa. Yang ia temukan hanyalah kertas kecil berwarna abu yang tertempel di sisi luar jendela. Tangannya gemetar saat membuka lipatan itu. Dan di sana, tertulis dengan tinta hitam yang terasa dingin: “Tanyakan pada

  • Gelora Cinta Sang Mafia    Salah Paham Yang Menyakinkan

    Setelah meninggalkan Singapura, seluruh isi kepala Raka hanya satu, Adelia. Bukan pekerjaannya, bukan rumah besar miliknya, bukan kehidupan nyaman yang dijanjikan Agnesia. Tapi Adelia. Wanita yang wajahnya terus menghantui setiap mimpi buruknya. Wanita yang kini perlahan kembali ke dalam ingatannya jelas dan menyakitkan. Selama penerbangan, Raka bahkan tak sempat memejamkan mata. Tangannya mengepal, kakinya gelisah, dan pikirannya terus dipenuhi dengan pertanyaan yang sama. "Kenapa aku melupakannya begitu lama?" Suara itu menggema di kepalanya, berulang-ulang, menekan dadanya dengan rasa bersalah yang tidak bisa diredam. Ia merasa seperti pria paling kejam di dunia. Meninggalkan wanita yang ia cintai. Melupakan semuanya. Dan membiarkan Adelia hidup sendiri, terluka, dan hancur. Sementara itu di Singapura, di rumah yang mewah, Agnesia menatap koper-koper yang tadi pagi ia siapkan dengan harapan tinggi. Semuanya kini tak berguna. Swiss hanya tinggal mimpi yang hancur dalam sekejap.

  • Gelora Cinta Sang Mafia    Segalanya Kembali

    Bandara Changi pagi itu dipenuhi lalu lalang penumpang. Di antara keramaian, Raka dan Agnesia berjalan beriringan dengan koper kecil di tangan. Mereka terlihat seperti pasangan yang sedang bersiap liburan, tapi di balik senyum Agnesia, ada kecemasan yang tak bisa disembunyikan.Perjalanan ke Swiss sudah direncanakan sejak beberapa hari lalu. Agnesia memilih negara itu bukan karena ingin berlibur, tapi karena ingin Raka benar-benar menjauh dari masa lalunya dari Jakarta, dari semua kenangan tentang seorang perempuan bernama Adelia.Namun pagi itu, ada yang berbeda dari tatapan Raka. Diam. Kosong. Dingin.Ia sudah seperti itu sejak semalam.Agnesia menyadarinya, tapi berusaha menyangkal dalam hati. Mungkin Raka hanya lelah. Mungkin ini hanya perasaan berlebihan. Tapi perasaan itu tak kunjung hilang, malah semakin kuat setiap menit berlalu.“Aku ke toilet sebentar,” ujar Raka tiba-tiba, saat mereka duduk menunggu panggilan boarding.“Jangan lama-lama ya, sebentar lagi masuk gate,” ucap A

  • Gelora Cinta Sang Mafia    Pertemuan yang Tak Diinginkan

    Suara tawa kecil mengisi ruang tengah rumah besar itu.Delara duduk bersila di atas karpet, dikelilingi boneka kelinci dan panda yang sudah diberi nama sesuai versinya sendiri. “Ini Paman Toni Kelinci dan ini Mama Panda!” katanya riang, sambil menunjuk satu-satu ke arah Antoni yang duduk bersandar di sofa.Antoni hanya tersenyum, sesekali ikut menyusun balok dan berpura-pura ikut bermain. Tapi sebenarnya pikirannya jauh ia terus memikirkan situasi yang baru saja ia lalui semalam.Damares. Gudang. Dimas.Semua itu membekas kuat. Tapi demi Adelia dan Delara, ia harus tetap bersikap seolah semuanya baik-baik saja.Dari dapur, terdengar suara sendok yang beradu dengan panci. Adelia sedang menyiapkan bubur untuk Delara dan juga untuk Antoni, yang tiba-tiba datang pagi ini membawa roti dan mainan baru.Di antara aroma kaldu dan suara tawa Delara, suasana terasa nyaman untuk sesaat.Sampai bel rumah berbunyi.Delara spontan menoleh ke arah pintu. “Ada tamu lagi?”Antoni bangkit berdiri, mend

  • Gelora Cinta Sang Mafia    Senyuman Yang Belum Pernah Ada

    Adelia duduk di ambang pintu ruang tengah, memperhatikan Delara yang sedang berlarian kecil sambil tertawa riang. Gadis kecil itu mengenakan baju overall kuning dengan pita kecil di rambutnya. Tangan mungilnya memeluk boneka usang yang selalu ia bawa ke mana pun.“Ayo kejar aku, Mamaaa!” teriak Delara dengan suara cempreng menggemaskan. Delara memanggil Adelia meskipun kata yang terucap dari bibirnya belum jelas.Adelia tersenyum tipis dan bangkit dari duduknya, pura-pura mengejar putrinya. “Aduh, Mama kalah cepat nih, kamu main sendiri dulu ya sayang.”Tawa kecil Delara mengisi rumah itu, tawa polos yang menjadi satu-satunya alasan Adelia masih kuat berdiri.Meski hatinya remuk, ia tak pernah ingin membiarkan Delara tumbuh dalam kesedihan. Setidaknya, tidak seperti yang ia rasakan setiap malam saat dunia menjadi terlalu sunyi dan pikirannya menolak diam.Ia tak tahu bahwa di luar sana, seseorang dari masa lalu yang selama ini mengaku sahabat Damares telah menyusun rencana busuk. Ia t

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status