Share

14. Cucu dari Isla?

Author: Strrose
last update Last Updated: 2025-10-24 13:59:59

Setelah kematian ibunya, Isla tak pernah lagi mengharapkan kasih sayang. Ia sudah terbiasa menyimpan jarak, karena sadar ayahnya selalu menghabiskan perhatian dan kasih sayangnya untuk selingkuhan serta anak tirinya.

Kenangan itu masih segar di pikirannya. Seminggu setelah ibunya dikebumikan, ayahnya menikah dengan Yuria dan membawa Ferania tinggal di rumah yang sama.

Dunia Isla terasa hancur, tidak ada satu pun yang benar-benar peduli padanya. Ia belajar untuk menahan diri, menelan kecewa, dan menganggap cinta atau perhatian hanyalah sebuah ilusi.

Namun, mendapat perlakuan yang luar biasa hangat dari mertuanya membuat Isla diam-diam terkejut. Setiap senyum, kata lembut, bahkan perhatian kecil seperti menanyakan preferensi pakaian, kebiasannya atau menyapanya dengan hangat, menembus tembok perlindungan yang selama ini ia bangun sendiri.

Isla merasa bingung, antara ingin percaya dan takut akan kecewa lagi. Ada bagian dirinya yang ingin menolak, tapi ada juga bagian lain yang ingin memb
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gelora Hasrat Pewaris Takhta Dhirendra   17. Terjerat (21+)

    “Ahh, Kak Kilan… pelan…” bisik Ferania dengan suara gemetar, seolah tubuhnya tak sanggup menahan intensitas dari sentuhan Kilan. Air matanya jatuh, namun bibirnya tetap melengkung samar, menutupi kepuasan licik yang ia rasakan.Kilan menggeram, menahan rahang hingga uratnya tampak menegang.“Ck… berhenti merintih, Ferania” desisnya kasar, jemarinya mencengkeram lengan halus gadis itu dengan kuat. “Kamu bahkan… nggak perawan.”Ferania terhenyak sepersekian detik, tubuhnya menegang, namun ia segera menutupinya dengan tangis kecil yang terdengar memilukan. Ia menatap Kilan dengan mata berkaca-kaca, membuat dirinya tampak rapuh, lemah, dan menyedihkan.“Jangan katakan begitu, Kak… kau menyakitiku…bagaimana bisa kakak mengatakannya saat kak Kilan adalah orang pertama yang menyentuhku” suaranya lirih, pecah seperti helaan napas yang patah. Tangannya menggenggam kemeja yang masih Kilan gunakan, menariknya lebih dekat, seolah mencari perlindungan. Padahal dalam hati, ia menyimpan senyum kemen

  • Gelora Hasrat Pewaris Takhta Dhirendra   16. Godaan Adik Ipar

    Kilan menekan pedal gas lebih dalam. Suara mesin mobil sportnya meraung keras, menggema di sepanjang jalanan kota yang basah oleh gerimis sisa hujan. Lampu-lampu kota memantul di kaca depan seperti serpihan cahaya yang menari cepat, tapi di matanya, semuanya kabur.Pikirannya hanya tertuju pada satu hal. Ferania.Nama itu bergema di kepalanya, mengalahkan dentuman musik dari radio yang belum sempat ia matikan. Ferania dengan suara bergetar, air mata yang bahkan lewat telepon terdengar tulus, dan cara dia menyebut “Kak Kilan…” dengan nada begitu lemah, seolah seluruh dunia sedang menindasnya.Tapi Kilan tahu wanita itu bukan tipe yang mudah hancur. Ia tahu persis bagaimana Ferania bisa memelintir emosi orang dengan ketepatan seperti senjata.Namun tetap saja, ada sesuatu di dirinya yang tidak bisa berpaling. Bukan hanya karena ia kasihan. Tapi karena setiap kali Ferania menangis, ada bagian dalam dirinya yang ingin menenangkan… dan bagian lain yang ingin menghancurkan.“Persetan…” guma

  • Gelora Hasrat Pewaris Takhta Dhirendra   15. Fantasi yang hancur (21+)

    Kilan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, mesin meraung keras di jalanan yang masih ramai sore itu. Jemarinya mengetuk setir mengikuti irama lagu EDM yang diputar kencang, seolah mencoba menutupi kekacauan di dalam kepalanya.Bangunan kaca berlampu neon biru-ungu mulai terlihat di ujung jalan, klub miliknya, Euphoria. Dari luar tampak megah, papan nama besar menyala bahkan sebelum matahari benar-benar tenggelam. Orang-orang yang melintas di trotoar berhenti sejenak hanya untuk menatap, seolah tempat itu adalah magnet malam yang tak bisa diabaikan. Tapi hanya Kilan yang tahu, gemerlap lampu itu tidak sebanding dengan isi brankasnya yang makin menipis.Ia memarkir mobil sport-nya di area khusus VIP, lalu turun tanpa menunggu staf keamanan membukakan pintu. Sepatu hitam menginjak lantai marmer yang berkilau oleh pantulan cahaya. Musik dari dalam klub menggema samar, bercampur dengan suara tawa dan denting gelas.“Bos datang,” ucap salah satu pen

  • Gelora Hasrat Pewaris Takhta Dhirendra   14. Cucu dari Isla?

    Setelah kematian ibunya, Isla tak pernah lagi mengharapkan kasih sayang. Ia sudah terbiasa menyimpan jarak, karena sadar ayahnya selalu menghabiskan perhatian dan kasih sayangnya untuk selingkuhan serta anak tirinya.Kenangan itu masih segar di pikirannya. Seminggu setelah ibunya dikebumikan, ayahnya menikah dengan Yuria dan membawa Ferania tinggal di rumah yang sama.Dunia Isla terasa hancur, tidak ada satu pun yang benar-benar peduli padanya. Ia belajar untuk menahan diri, menelan kecewa, dan menganggap cinta atau perhatian hanyalah sebuah ilusi.Namun, mendapat perlakuan yang luar biasa hangat dari mertuanya membuat Isla diam-diam terkejut. Setiap senyum, kata lembut, bahkan perhatian kecil seperti menanyakan preferensi pakaian, kebiasannya atau menyapanya dengan hangat, menembus tembok perlindungan yang selama ini ia bangun sendiri.Isla merasa bingung, antara ingin percaya dan takut akan kecewa lagi. Ada bagian dirinya yang ingin menolak, tapi ada juga bagian lain yang ingin memb

  • Gelora Hasrat Pewaris Takhta Dhirendra   13. Jangan mau dicoblos, Isla

    Dirinya dijual.Sederhana. Kasar. Menyakitkan.Semua potongan hidupnya seakan berjatuhan di depan mata. Setiap tatapan dingin Adnan, setiap kalimat tajam yang ia lontarkan dulu, setiap sikap tak peduli pada luka-luka kecil yang Isla kumpulkan sejak kecil, semua akhirnya masuk akal. Ia bukan putri yang disayang. Ia hanyalah barang dagangan yang kebetulan lahir sebagai anak kandung Adnan.Napas Isla tercekat. Saat ia mencoba menarik udara, yang masuk ke paru-parunya hanyalah rasa getir dan pengkhianatan. Kata-kata Joseph masih menggaung di telinganya, bercampur dengan suara Adnan di masa lalu, suara ayah yang selama ini ia pikir hanya pilih kasih, ternyata juga tega menukarnya dengan angka, dengan mahar.Yang membuat Isla tak habis pikir adalah ucapan Adnan yang menekankan jika keluarga Dhirendralah yang memaksakan pernikahan ini tiga tahun lalu. Padahal ayahnya sendiri yang menjualnya.“Isla sayang...” suara lembut itu terdengar dari arah ruang tengah.Langkah Isla terhenti. Kepalanya

  • Gelora Hasrat Pewaris Takhta Dhirendra   12. Dia yang dijual

    Suasana di ruang kerja Joseph, sang kepala keluarga Dhirendra begitu hening. Hanya suara jam antik di dinding yang berdetak pelan serta aroma tembakau yang samar masih tertinggal di udara, menambah berat atmosfer perbincangan itu.Netra coklat Isla menatap lurus pada sang kepala keluarga Dhirendra, sorot matanya tetap tenang, meski dalam dirinya bergolak perasaan yang sulit dijelaskan, antara rasa hormat, takut, dan lelah.Pria itu duduk di balik meja kayu jati besar, tubuhnya tegap meski usianya sudah melewati setengah abad. Setiap gerakannya penuh wibawa, bahkan ketika hanya menyandarkan tubuh pada kursi kulit hitamnya.“Isla…” suaranya rendah, bukan lagi nada tegas penuh kuasa yang biasa ia lontarkan.Isla menatapnya lekat, menanti kalimat apa yang akan keluar dari bibir pria paruh baya yang adalah mertuanya itu.“Aku meminta maaf padamu.”Isla tertegun. Bibirnya sedikit terbuka, tapi tak ada kata yang keluar.Permintaan maaf itu terasa janggal, bukan karena ia tak menginginkannya,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status