Home / Romansa / Gelora Hasrat Sugar Daddy / Melayani sugar daddy

Share

Gelora Hasrat Sugar Daddy
Gelora Hasrat Sugar Daddy
Author: Malhotra

Melayani sugar daddy

Author: Malhotra
last update Last Updated: 2025-09-23 16:14:01

"Buka bajumu!" Ucap Leon dengan suara beratnya kepada wanita muda yang sangat cantik di depannya.

Natasya menggigit bibir bawahnya dan akhirnya membuka perlahan kancing bajunya. Leon hanya bisa memandanginya dan melihat bagaimana cara gadis di depannya yang akan menyenangkannya.

"Kemarilah!" Leon meminta Tasya untuk mendekat ketika dia sudah melepas bajunya dan hanya menyisakan bra dan kain segitiganya saja.

Sebagai pria normal tentu saja Leon mengagumi tubuh Tasya yang ternyata sangat mulus dan indah.

Namun sayangnya Tasya hanya diam saja yang membuat Leon menghela nafas panjangnya.

"Pakai lagi bajumu dan pergi dari sini. Aku tidak suka dengan patung sepertimu." Leon benar-benar kehabisan kesabaran karena sedari tadi Tasya hanya diam dan bahkan menunggu disuruh olehnya sampai dua atau tiga kali.

"T-tidak, Tuan! Maafkan aku. Ini pertama kalinya bagiku, aku benar-benar sangat gugup. Tolong maafkan aku. Berikan aku kesempatan lagi." Tasya mendadak panik karena pria matang di depannya malah mengusirnya, dia akhirnya memohon untuk tidak diusir dan diberikan kesempatan untuknya melayani pria tampan dan matang di depannya.

Leon hanya diam saja, sesungguhnya ini juga pertama kali baginya saat dia sudah hampir dua tahun menduda,

Setelah dua tahun ini, akhirnya dia menerima saran temannya dan mengenalkannya dengan wanita muda dan dijadikannya sebagi Sugar Babby-nya untuk menyenangkannya.

Entah kenapa Leon menjadi tertarik dan ingin mencobanya mengingat dia juga membutuhkan teman karena sudah dua tahun ini merasa kesepian. Dia tidak bisa menikah lagi karena anaknya yang tidak setuju jika dirinya menikah kembali dengan wanita lain, terlebih memang selama ini belum ada yang membuat dia tertarik untuk melabuhkan hatinya lagi dengan wanita, untuk itu cara untuk mengusir kesepiannya adalah dengan memiliki simpanan yaitu Sugar Babby-nya ini.

Leon yang masih diam saja hanya memandangi Tasya yang memang terlihat sangat gugup ketika mendekat ke arahnya dan duduk perlahan di pangkuannya.

Leon akhirnya memejamkan matanya ketika Tasya sudah berani mencium lehernya.

Dia yang merasa terpancing akhirnya menarik pelan tengkuk leher Tasya dan meraih bibirnya untuk dimainkan olehnya.

Tasya yang sempat terkejut namun akhirnya membalasnya sesuai dengan instingnya, ini bukan yang pertama kalinya Tasya berciuman, dia dulu pernah memiliki kekasih namun akhirnya kandas karena ternyata kekasihnya berselingkuh darinya.

Dia baru tau jika tubuh Sugar Daddy-nya ini sangat wangi, bahkan dia bisa merasakan tubuhnya yang berotot padahal dia masih memakai pakaian yang lengkap, dia juga sangat tau jika pria yang ada di depannya adalah pria yang sudah berusia 40 tahun, namun menurut Tasya wajahnya seperti umur 30 tahunan, dia sangat tampan dan memiliki wajah yang sempurna, dia benar-benar awet muda, meskipun menurutnya Leon sangat dingin dan terlihat seperti cuek ketika pertama kali bertemu dengannya. Entah kenapa dia memilihnya sebagai Sugar Babby-nya, namun Natasya tidak memperdulikan itu karena dia hanya membutuhkan uangnya untuk biaya pengobatan adiknya.

"Aku harap kau tidak berbohong dengan mengatakan jika ini pertama kalinya." Leon memastikan lagi perkataan Tasya yang mengatakan jika dirinya masih gadis.

Tanya menggelengkan kepalanya pelan karena perkataan Leon. "Ini memang pertama kalinya," Tasya meyakinkan pria matang di depannya ini agar tidak goyah dengannya dan takut jika dia akan membatalkannya.

"Kalau begitu aku harus merasakannya sendiri, jika ternyata kau sudah tidak gadis lagi, aku tidak akan mau bertemu lagi denganmu dan tidak akan memberimu uang sepeserpun." Tasya hanya bisa mengangguk dengan ancaman Leon kepadanya, namun dia tidak takut sama sekali karena memang dia masih gadis dan belum pernah melakukannya dengan siapapun.

Tasya terkejut dan semakin gugup ketika Leon membuka pengait bra-nya.

"Berapa umurmu?" Tanya Leon tanpa menghentikan aktifitasnya.

"25 tahun." Tasya menjawabnya sambil menggigit bibir bawahnya karena tangan Leon sudah mulai nakal memijat buah bongkahan kenyalnya.

Leon tidak bertanya lagi dan memilih dengan aktifitasnya, entah kenapa biasanya dia tidak bernafsu dengan wanita sembarangan, tapi dengan Natasya, dia menjadi tertarik semenjak pertama kali temannya memberikan foto Natasya kepadanya, dia semakin penasaran saat bertemu dengannya secara langsung karena memang Natasya benar-benar cantik dan memiliki tubuh bagus di matanya.

"Aaah! Tuan—

*****

"Bagaimana keadaan adik-ku, Dok?" Natasya sangat panik saat mendapatkan kabar jika adiknya masuk ke rumah sakit, dia bahkan tadi berlarian di sepanjang lorong rumah sakit agar tau keadaan adiknya.

"Aku sudah mengatakan sebelumnya, Sya. Jika adikmu harus segera di operasi, terapi dan dirawat saja tidak cukup untuk menghilangkan penyakitnya." Ucap Radit, dokter dari adik Natasya. Dia sudah berkali-kali mengatakan kepadanya bahwa adiknya membutuhkan operasi secepatnya karena takut nyawanya akan menjadi taruhannya ketika terlambat mendapatkan perawatan yang lebih lanjut.

Natasya menggigit bibir bawahnya sekilas karena merasa bingung.

"Beri aku waktu satu bulan, apakah cukup? Aku akan mengumpulkan uangnya dulu." Natasya tidak ada pilihan lain untuk kembali menundanya karena jumlah biaya operasi adiknya sangat besar dan dia benar-benar tidak memiliki uang sebanyak itu.

Radit menghela nafas panjangnya dan akhirnya mengangguk dengan perkataan Natasya,

"Aku harap kau bisa mendapatkannya secepatnya, maafkan aku. Bukan aku membuatmu akhirnya terburu-buru, tapi ini demi adikmu. Dia benar-benar membutuhkan perawatan lebih lanjut secepatnya." Radit sebenarnya cukup prihatin dan kasihan dengan Natasya karena tau bagaimana masalah ekonominya, namun dia juga tidak bisa melakukan apapun karena kebijakn rumah sakit dan mendesak Natasya untuk segera mendapatkan uangnya.

Natasya mengangguk mengerti karena memang adiknya harus segera melakukan operasi.

"Aku mengerti, Dok! Terima kasih."

Dokter pamit pergi dari sana yang membuat Natasya langsung masuk ke dalam ruangan adiknya.

Di sana dia melihat adiknya yang masih tertidur dengan oksigen di hidungnya.

"Sya, kau sudah pulang." Ucap Thresa, tante dari Tasya yang memang bertugas menjaga Noah, adik dari Natasya.

"Kenapa dengan kakimu, Sya? Jalanmu sepertti berbeda." Sambungnya yang membuat Natasya sedikit panik namun berusaha untuk tenang.

"Tadi aku berlari saat datang ke sini, jadi aku tersandung dan terjatuh. Sepertinya sedikit terkilir." Nastasya beralasan denga asal karena tidak mau membuat Tantenya curiga kepadanya. Dia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya jika dirinya seperti ini karena kehilangan kegadisannya

"Hati-hati, Sya. Apa kau tidak ingin di periksa dokter?" Sang Tante tentu saja khawatir karena jalan terlihat jika Tasya sesikit tidak nyaman dan merasakan sakit.

Nastasya sendiri langsung menggeleng dengan perkataan Tantenya yang ingin memanggilkan dokter untuknya "Tidak perlu, Tante. Besok mungkin sudah sembuh, tidak terlalu sakit. Mungkin sedikit terkilir, nanti aku akan mengkompresnya dengan es batu."

"Jaga kesehatanmu juga. Sya" Ucap Thresa yang disenyumi oleh Natasya dan di angguki olehnya.

"Maaf sudah merepotkanmu, Tante." Tasya merasa tidak enak karena selama ini adiknya dijaga oleh Tantenya, sedangkan dia pergi bekerja setiap harinya karena memang hanya dia tulang punggung di keluarganya.

Thresa sendiri terswnyum dan memegang tangan keponakannya. "Tidak masalah, Sya, kau dan Noah sudah seperti anak Tante sendiri, hanya Tante yang kalian punya, bukan. Anggap Tante sebagai ibu kalian." Perkataan Thresa membuat Natasya benar-benar terharu dan akhirnya memeluknya.

"Apa kata dokter?" Tanya Thresa yang membuat Natasya menghela nafasnya.

"Dia harus segera di operasi, Tan. Aku akan mengajukan pinjaman kepada bos-ku yang mungkin dia bisa membantu." Natasya terpaksa berbohong namun di angguki oleh Thresa.

Setelah mengobrol sebentar, Natasya meminta Tantenya untuk pulang agar dia bisa istirahat dan giliran dia yang menjaganya.

Dia menghela nafas panjangnya dan mengirimkan pesan kepada Leon karena dia tadi meninggalkannya dalam keadaan Leon masih tertidur.

"Entah ini salah atau tidak, tapi setidaknya aku tidak bermain dengan suami orang bukan." Gumamnya yang menjadi sedikit gelisah akibat apa yang sudah dia lakukan dengan Leon tadi. Namun dia meyakinkan dirinya jika ini tidak salah karena dia tidak menjalin hubungan dengan suami orang.

Natasya Grey, wanita cantik ini terpaksa menerima saran temannya yang memperkenalkannya dengan pria matang, namun menurutmya bisa dibilang sangat terpaut lumayan jauh dengannya, di mana dia masih berusia 25 tahun. Sedangkan pria yang dikenalkan olehnya berusia 40 tahun, mereka terpaut 15 tahunan.

Natasya mendengar cerita temannya di mana dia memiliki Sugar Daddy yang selalu memenuhi kebutuhannya, hanya saja dia harus selalu menemaninya, katakanlah saja dia mungkin menjual dirinya, hanya saja dia hanya melayani sugar Daddy-nya, bukan dengan banyak pria. Untuk itu dia melakukannya asal bukan suami orang, dan keberulan yang di kenalkan temannya adalah pria yang tidak beristri dan dia mencari wanita yang masih gadis.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 7

    Leon benar-benar berada nyaman saat berada di dekat Tasya, entah dia sudah gila atau bagaimana karena dia benar-benar menjalin hubungan dan bahkan sudah dua kali berhubungan dengan Tasya, di mana dia adalah wanita yang muda dan terpaut jauh dengan umurnya. "Apa kau baik-baik saja?" Tasya mengelus pelan helaian rambut Leon karena sepertinya Leon memang seperti sedang kesal. Leon hanya menanggapinya dengan deheman namun masih berada di posisi yang sama. "Bisakah kita berangkat sekarang? Aku akan membuatmu melupakan kekesalanmu nanti." Tasya membujuk Leon agar dia mau segera menyalakan mobilnya agar bisa keluar dari sini. Leon menanggapinya dengan senyuman miring, "Aku akan menghukummu jika kau tidak menepati perkataanmu." Leon mengancam Tasya yang di tanggapinya dengan gelengan, Tasya juga tersenyum manis dan mencium sekilas bibirnya yang membuat Leon mengerang dan meremas bongkahan padat belakangnya. Leon sudah benar-benar dibuat candu oleh tubuh Tasya, selain dia bisa menyen

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 6

    Keesokkan paginya, Tasya benar-benar terpaksa bersiap untuk pergi bersama Leon, padahal dia tadinya ingin mengantarkan adiknya untuk kontrol rutin di rumah sakit. "Kakak benar-benar minta maaf karena tidak bisa menemanimu untuk cek kesehatan rutin," Tasya menjadi merasa bersalah karena seharusnya ini bisa menjadi kesempatan untuknya mengantar adiknya karena biasanya dia selalu lembur di pekerjaannya, namun dia malah tidak bisa menemani adiknya karena Sugar Daddy-nya. "Jangan pikirkan itu, Kak. Aku tidak apa. Ada Tante yang menemaniku." Noah tentu saja tidak mempermasalahkannya karena selain mengerti kesibukan kakaknya, dia juga sudah terbiasa pergi dengan tantenya. "Jika urusan Kakak sudah selesai, kakak janji akan pulang cepat." Janjinya meskipun Tasya sendiri tidak yakin jika Leon akan membiarkannya pulang dengan cepat. "Jangan terburu-buru, Tasya, selesaikan saja pekerjaanmu, ada Tante yang mengurus adikmu. Jangan khawatirkan dia," Thresa menenangkan kekhawatiran Tasya kare

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Penyatuan kembali

    "A-apa? Tapi bukankah umurmu masih 40 tahun? A-ku berumur 25 tahun, jika kau memiliki putra, itu artinya kau memiliki anak saat usia 15 tahun?" Tanyanya yang masih terkejut. Dia memang mengira jika Leon pasti memiliki anak, tapi tidak mengira jika anaknya seumuran dengannya. Leon tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan, dia menggendong Tasya ke kamar namun dibiarkan olehnya. "Umur putriku 22 tahun." Leon menjelaskan lalu duduk di sofa, hanya saja kini mereka berganti di sofa kamarnya. "Saat remaja, aku memang menghamili seorang wanita, ibu dari putriku yang sekrang, waktu itu aku masih berusia 17 tahun." Lanjutnya yang membuat Tasya sedikit shock. "Astaga! Kau nakal sekali." Tasya tanpa sadar terkekeh dengan cerita Leon namun lalu menghentikan tawanya saat menydarinya "Maaf, aku hanya bercanda, aku tidak berniat mencibirmu." Tasya menjadi takut jika Leon tersinggung dengan perkataannya dan bahkan dia menertawakannya. "Tidak apa, aku menyukainya." Leon tersenyum dan seben

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 4

    Malam harinya, Tasya bersiap sedangkan Liora sudah masuk ke dalam rumahnya untuk menjemput Tasya. "Selamat malam, Tante." Sapa Liora kepada Thresa yang ditanggapi Thresa dengan senyuman. "Hai, Noah." Sapanya juga kepada Noah yang sedang duduk membaca buku. "Hai, Kak. Kalian ingin pergi?" Noah menebak jika kakaknya akan pergi bersama sahabatnya ini. Dan perkataan Noah di angguki oleh Liora. "Aku ingin meminjam kakak-mu sebentar," Liora terkekeh yang membuat Noah tersenyum mengangguk mengerti. "Eeh! sejak kapan kau datang?" Tasya terkejut saat keluar dari kamar dan melihat Liora ternyata sudah ada di dalam rumahnya. "Sedari tadi, kau sangat lama, sudah ayo." Ajaknya. "Tante, aku nitip Noah ya, " Tasya pamit kepada Tantenya yang di senyumi oleh Thresa "Jangan khawatirkan Noah, dia aman bersama Tante." Thresa tentu saja membiarkan Tasya keluar agar tidak terlalu memikirkan pekerjaannya. Dia juga pasti membutuhkan refreshing dan bersenang-senang. Setelah pamit, Mereka akh

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Ajakan kembali bermalam

    Setelah menebus obat dan membawa pulang adiknya, Tasya pamit untuk bekerja dan meninggalkan Noah dengan Thresa sang Tante. Jika pagi sampai sore, Tasya bekerja di restoran sebagai pelayan karena memang dia hanya lulusan sekolah menengah atas. "Tasya!" Sapa wanita cantik yang mengunjungi Tasya sebelum dia berangkat kuliah. "Kau ada kelas pagi, ya? Karena tidak biasanya kau bangun pagi dan sudah rajin seperti ini. Liora!" Tasya sengaja menyindir Liora karena kebiasaannya namun malah membuat dia terkekeh. "Dari perkataanmu seperti mengataiku wanita pemalas." Liora berlagak tidak terima sambil menyilangkan tangannya di dadanya. "Memang iya, bukan?" Perkataan Tasya akhirnya tidak bisa ditahan oleh Liora dan membuat dia tertawa. "Aku mengunjungimu, sekaligus ingin sarapan, nanti malam ayo ke club, kemaren kau membatalkannya, menyebalkan." Liora memang sedikit kesal karena Tasya membatalkan perjanjian mereka semalam padahal Liora sangat kesepian. "Semalam adikku masuk ke rumah

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Meminta uang

    "Hai, bagaimana perasaanmu, Noah?" Natasya tersenyum dan menghampiri adiknya ketika melihat dia sudah sadar. "Aku sudah lebih baik, Kak. Maaf sudah membuatmu khawatir."Noah menjadi merasa bersalah karena dia sudah bolak-balik ke rumah sakit dan sudah pasti menghabiskan uang kakaknya dan membuatnya khawatir. "Tidak apa, sebentar lagi kau akan sembuh dan tidak akan pernah bolak-balik ke rumah sakit lagi. Jadi sabar sebentar lagi, ya." Tanya mencoba menenangkan adiknya karena dia tau jika adiknya merasa bersalah karena dirinya kembali masuk rumah sakit. "Aku akan operasi?" Tebak Noah yang di angguki oleh kakaknya. Namun anggukannya malah membuat Noah terkejut. "Itu membutuhkan biaya sangat besar, Kak!" Bukannya senang, namun Noah malah khawatir dari mana kakaknya akan mendapatkan uang sebanyak itu. "Tidak begitu besar, jika pun besar, tidak menjadi masalah asal kau bisa sembuh dan tidak meraskan sakit lagi." Perkataan kakaknya membuat dia merasa benar-benar terharu. "Saat suda

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status