Beranda / Romansa / Gelora Hasrat si Kembar Smith / 178. Dansa Pertama dan Terakhir

Share

178. Dansa Pertama dan Terakhir

Penulis: VERARI
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-07 19:51:40
Collin benar-benar merasakan debaran aneh ketika berdansa dengan Angela. Waktu seakan berhenti berputar ketika dia menikmati momen mereka bersama. Dia bahkan tak menyadari keributan kecil di sebelahnya, antara Duke dan Lana.

“Ini sudah cukup,” gumam Collin bahagia.

Setelah dansa pertama dan terakhir dengan Angela, Collin akan mengabaikan debaran itu. Dia yakin jika perasaannya hanya sementara, karena iri dengan Claus.

“Oh, kau sudah lelah?”

Angela menghentikan gerakannya.

Collin pun ikut berhenti. Waktu kembali berputar. Suara gaduh yang teredam debaran jantungnya kembali terdengar.

Collin kecewa karena Angela tampaknya ingin segera kembali kepada Claus. Dia tersenyum, melepaskan tangan halusnya.

“Terima kasih, Angela.”

Angela membalas dengan senyuman, lalu berbalik pada suaminya. Dia sudah menahan diri dengan ketidaknyamanan ketika bersama Collin dan menginginkan pujian dari suaminya.

Sebaik apa pun sikap Collin, pria itu belum pernah minta maaf dengan tulus padanya. Angela bukannya
VERARI

Kasihan sekali wanita itu kalau jadi menikah dengan Collin, sedangkan Collin masih punya perasaan rumit pada dua wanita lain :’)

| 3
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yu Mi
habis ini kamu jangan nakal lagi y Collin,daripada dititipin ke penitipan mantan penjahat hihihi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   195. Jangan Vino!

    Collin tak bisa membantah ucapan ayahnya. Dia mematikan sambungan telepon, ingin melempar ponsel, tapi berhasil menahan diri, lalu membuka kancing kemeja dengan gerakan kasar sambil masuk ke dalam.Nadine sudah kembali tidur meringkuk. Dua bantal besar dan tiga bantal sofa menjadi penyekat di tengah ranjang.“Ck! Ini semua gara-gara kau!”Pada akhirnya, Collin tidur di ranjang yang sama dengan Nadine, dengan posisi membelakanginya. Dia tak akan bisa tidur di sofa atau di lantai.‘Apa aku menyerahkan diri dan dipenjara saja?’ Collin gelisah sepanjang malam. Hidupnya berada dalam genggaman ayahnya. Hak merasakan kebebasan telah direnggut paksa.Namun, semua memang dimulai karena kesalahannya …Ketika Collin membuka mata pagi harinya, Nadine sudah tak ada di kamar. Sisi ranjang sebelahnya sudah dirapikan. Bantal pemisah pun sudah ditata di ujung atas ranjang.Collin berkedip-kedip sambil menyeka mata. Dia sedikit pusing karena tidur terbangun-bangun, memastikan Nadine tak mencuri kesemp

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   194. Aturan Rumah Tangga Rahasia

    Tak seperti dugaan Collin. Vino hanya menyuruh Nadine memilihkan hadiah untuk ibunya. Dia memperlihatkan beberapa foto barang di galeri ponsel.Nadine dengan cepat memilih salah satu barang. Dia ingin segera keluar dari mobil agar masih bisa disaksikan Collin yang seharusnya melintas, untuk mengurangi kesalahpahaman.Dia bergegas ke halte bus, sementara Vino masuk ke hotel tempatnya menginap.Sampai rumah, Nadine langsung menyiapkan makan malam. Dia menunggu Collin cukup lama. Namun, Collin pun tak memberi kabar. Alhasil, dia hanya meninggalkan makan malam di meja ruang makan, lalu istirahat agar besok pagi tidak terlambat.Nadine juga kaget waktu melihat kamarnya. Dia mendapat pesan di aplikasi obrolan dari Asher setelahnya, lalu tidur di kamar Collin yang sekarang jadi kamarnya.Saat Nadine terlelap, tiba-tiba dia merasakan guncangan keras di ranjang.BUK!!Collin menendang tepi ranjang dengan kasar. “Bangun!!”Jantung Nadine berdebar cepat oleh bentakan Collin. Dia sontak bangun t

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   193. Ke Hotel

    ‘Murahan.’Nadine tahu alasan Collin mencacinya. Dia adalah wanita bersuami, tapi malah berkeliaran bersama pria lain.Dia segera berpaling ke depan. Badannya sedikit gemetar. Teringat kata yang sama diucapkan pengusaha yang menipu ayahnya.‘Kalau kau tidak bisa membayar hutangmu, lebih baik kau berikan anak murahanmu itu! Aku akan merawatnya dengan baik!’Ada juga teman-teman sekolahnya dulu yang mengatakan hal yang sama.‘Apa kau tahu kalau gadis murahan ini bekerja di tempat hiburan malam?’Waktu itu, Nadine bekerja paruh waktu sebagai petugas kebersihan di kelab malam. Meski ditawari gaji yang lebih banyak, Nadine tak mau mengambil pekerjaan yang mereka tawarkan—jelas akan berakhir seperti apa.Nadine selalu mendengar kata hinaan itu. Dia sakit hati oleh segala penilaian buruk orang-orang yang tak mengenal dirinya. Ucapan orang lain masih bisa dia tahan. Namun, Collin adalah suami sahnya, bagaimanapun perjanjian di antara mereka.Apakah Collin sebenci itu padanya? Apa sebenarnya

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   192. Pasangan Serasi

    Collin jelas tak tertarik dengan pengumuman Asher. Pergi liburan hanya akan buang-buang waktu.Dia dulu jadi yang pertama bersemangat saat ada liburan panjang. Artinya, dia bisa pergi bersama Jolie, menghabiskan waktu sepanjang hari melihat tawa wanita itu.Setelah hubungan mereka berubah … Collin tak menginginkan apa pun lagi.“Liburan? Konyol sekali …”Collin melanjutkan pekerjaan. Seorang karyawan wanita mengetuk pintu ruangannya yang sedikit terbuka, lalu masuk ke dalam.“Tuan Collin, satu jam lagi ada pertemuan dengan Tuan Victor,” ucap karyawan itu mengingatkan.“Hm. Terima kasih,” balas Collin datar.Wanita itu sedikit memiringkan kepala selagi keluar. Akhir-akhir ini, dia dan karyawan lain hampir tak pernah melihat Collin tersenyum. Justru Claus yang selalu tertawa lebar di mana-mana.Kepribadian si kembar seperti tertukar dari sudut pandang orang lain.Collin bergegas menyelesaikan pekerjaan, lalu menuju lokasi pertemuan bersama Helen, sekretarisnya.Victor sudah menanti Col

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   191. Terlambat

    “Dia benar-benar pergi …,” lirih Nadine, menatap nanar mobil Collin yang menjauh dengan cepat.Selama tinggal di negara asing ini, Nadine dan temannya selalu pergi diantar James atau anak buah Volker lainnya. Dia belum hafal jalanan di area ibu kota, apalagi jalan yang menuju gedung perusahaan Smith Group.Sambil menyusuri trotoar, dia mencari lokasi perusahaan Smith Group di internet. Kemudian menuju halte bus yang tak jauh dari lokasinya.Untungnya, Nadine menyimpan uang saku dari Billy. Asher memang mengambil alih semua biaya pengobatan ibu dan keluarganya, namun dia hanya diberikan fasilitas, dan Collin akan menjadi orang yang bertanggung jawab memberi uang bulanan padanya.Nadine akhirnya terlambat lima menit sampai di kantor. Sesampainya di lantai ruang kerjanya, waktu pun telah berjalan lebih dari sepuluh menit. Dia berjalan cepat menuju ruangannya, melewati Collin yang sedang bicara dengan karyawan di dekat pintu, dan tak menyapa. Lebih tepatnya, Nadine sengaja mengabaikan Co

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   190. Ditinggalkan

    Meski hanya pernikahan yang entah kapan dapat berakhir, Nadine tetap gugup menjalaninya. Hanna memandu Nadine ke arah Collin.Asher segera diam begitu melihat menantunya. “Apa kau sudah siap?”Nadine mengangguk. “Iya, Tuan.”Tidak! Dia tidak akan pernah siap!“Jangan memanggilku tuan kalau hanya ada kita. Kau sudah jadi menantuku sekarang. Panggil aku dan istriku dengan papa dan mama.”“Tsk! Jangan kebanyakan drama! Cepat selesaikan ini!” sergah Collin.Collin bahkan tak melirik pada Nadine. Sengaja tak mau memandangnya.Namun, setelah mereka melakukan ritual pernikahan sakral dan menandatangani dokumen pengesahan, Collin terpaksa menatap wanita itu.Collin sedikit terkejut. Nadine begitu mirip dengan Angela yang berdansa dengannya waktu itu!Apakah dari matanya? Bibirnya? Atau hanya karena riasan dan gaun pengantin yang dipakainya?Manik biru Collin naik turun memeriksa wajah cantik Nadine. Namun, setelah sadar, dia kini melihat jelas bahwa wanita di hadapannya bukan sosok wanita yan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status