Share

BAB VI

Malam ini tepat bulan purnama penuh. Langit yang cerah dan bintang yang gemerlap menambah indah nya malam ini. Lucky benar-benar menikmati malam ini meskipun ia menikmati nya sendiri tanpa kekasih atau pun kedua orang tua nya. Ia tatap binatang yang paling besar itu dalam-dalam.

"Tuhan, aku rindu sekali dengan kedua orang tua dan juga saudara laki-laki ku". bisik nya dalam hati. tidak terasa setetes air mata nya pun jatuh membasahi pipi namun segera di usap nya.

"Tidak, kau tidak boleh selemah ini Lucky. Kau harus lebih kuat."

Lucky memberikan nasihat kepada diri nya sendiri. Jika di ingat-ingat ke belakang beberapa tahun yang lalu. Ingin rasa nya ia menolak dan  protes. Bahkan mungkin akan menangis di depan kedua orangtua dan kakak nya. Agar di izinkan ikut besama mereka.

Namun apa daya nasi telah menjadi bubur. Dan kini ia telah terbiasa menjadi kuat dengan segala upaya dan kerja keras nya selama ini. Mungkin kedua orangtua nya berpikir bahwa suatu saat nanti Lucky akan melebihi semua ekspetasi kedua orangtua nya di kemudian hari. 

Taman Bugenfil malam ini terlihat ramai pengunjung. Banyak pasangan muda-mudi sedang duduk  bercengkrama di sana. Ada yang sambil memakan es krim atau makanan-makanan ringan lain nya. taman Bugenfil memiliki area yang cukup luas.

Di lengkapi dengan beberapa kursi dan meja yang terbuat dari kayu. Berbagai jenis tanaman hias seperti : mawar, anggrek, lavender, kertas dan masih banyak berbagai jenis bunga lain nya. Lampu taman yang terang benderang pun menambah suasana hidup di taman Bugenfil ini.

Para pengunjung pun juga tidak akan kelaparan atau pun kehausan karena di sekitar taman juga terdapat beberapa pedagang asongan yang terkadang berkeliling menawarkan barang nya kepada para pengunjung. karena taman ini di kelola sendiri oleh masyarakat sekitar taman Bugenfil nyaris tidak ada sampah setiap pagi nya. disalah satu meja taman bugenfil, sudah duduk seorang pria muda nyentrik,kece dan tentu nya tampan. Es capucino yang telah di pesan nya sedari tadi sudah tinggal setengah gelas, namun orang yang di tunggu nya belum juga muncul. ia mulai gelisah, itu terlihat dari tatapan mata nya yang selalu menatap jam tangan nya setiap beberapa menit sekali. "hhhhh, mungkin kah Leni sudah mendapatkan kontak Heri," gumam Robert dalam hati. 

"Maaf, aku datang terlambat." tiba-tiba terdengar suara lembut megucapkan permintaan maaf yang tidak lain adalah Leni. "Hufft, ok baik lah. tidak apa, aku juga tidak terlalu sibuk malam ini." dengan senyum manis terukir di wajah Robert. "Aku pikir kamu tidak akan datang, dan telah mendapatkan kontak Heri." Sambil menyerahkan daftar menu kepada Leni. Leni hanya tersenyum mendengar apa yang di katakan Robert. Leni pun membaca daftar menu yang di berikan Robert tadi. Leni Memilih berapa menu makanan ringan, satu minuman dan memanggil penjual makanan agar segera di sediakan." Jadi mana kontak nya Heri," tanya Leni yang tidak sabaran untuk mendapatkan kontak Heri. "Sabar sedikit kenapa, lagian kamu juga baru datang sudah mau buru-buru pergi." Seru Robert,sambil menyeruput es capucino nya. "Ok, tapi awas kalau kamu berbohong kepada ku," ancam Leni tegas kepada Robert. "Tenang saja aku tidak akan membohongi mu, ini lihat." Robert mengarahkan ponsel pintar nya ke arah Leni, terlihat di layar itu sebuah kontak yang telah lama Leni dan Susi cari.Robert pun tersenyum penuh kemenangan."karena aku sudah memiliki kontak Heri, mau kah kau sedkit lebih lama menemaniku?" tanya Robert kepada Leni. Leni yang tidak berdaya pun hanya mampu mengangguk kan kepala pertanda setuju. tidak membutuhkan waktu lama bagi penjual itu untuk menyiapkan beberapa pesanan yang di minta Leni, kini pesanan itu sudah terhidang di meja Leni dan Robert. Leni pun segera menyeruput segelas es jeruk segar yang telah di pesan nya. sedikit ia mencuri pandang ke arah Robert. "Sebenar nya jika di perhatian lebih dekat dan lebih seksama kamu sangat tampan Robert",tapi sayang sikap arogan mu itu membuat ku tidak suka." Leni berkata di dalam hati nya. belum juga Leni memalingkan wajah nya, tiba-tiba Robert memandang nya dan tentu saja kedua mata Leni dan Robert saling ber adu pandang tanpa sepatah kata pun. dan kedua nya pun kini merasa canggung meskipun  untuk mengatakan beberapa patah kata saja. 

Sementara itu Lucky yang bosan berada di rumah, pergi jalan-jalan sebentar untuk mencari udara segar seorang diri.entah angin apa yang membawa nya sampai di taman Bugenfil, segera ia memesan satu gelas es teh dan beberapa potong kue kering. ia sengaja hanya membeli itu karena ia sadar, ia harus berhemat sebelum ia mendapatkan pekerjaan paruh waktu kembali. setelah ia membayar beberapa ribu kepada penjual makanan itu, ia bermaksud untuk segera meninggalkan taman itu. tetapi rupanya tuhan memiliki rencana lain. tiba-tiba Lucky menabrak seorang gadis yang sedang membawa semangkuk bakso untuk duduk di meja nya. sontak dalam sekejap mata, pppllllakkkkk. sebuah tamparan mendarat di pipi sebelah kanan Lucky.belum sempat ia meminta maaf  atau memberi klarifikasi kepada wanita itu dan ia sudah mendapat tamparan begitu saja. "Sial, wanita ini cantik sekali, mana mungkin tega aku membalas menampar nya." Gerutu Lucky dalam hati. Lucky yang mendapat perlakuan itu hanya diam saja, karena memang ia sadar bahwa, ia memang bersalah dalam kasus ini, karena ia terlalu buru-buru sehingga ia tidak memperhatikan lingkungan sekitar.

"Hei bangsat, kamu harus ganti sepuluh mangkuk bakso sekarang juga." Hardik gadis tadi kepada Lucky. "Hah, sepuluh mangkuk, bukan nya kamu tadi hanya membawa semangkuk bakso." Balas Lucky tidak kalah garang dengan gadis itu. " ha ha ha, memang yang aku bawa tadi hanyalah semangkuk bakso, tapi coba lihat aku. Baju,celana dan sepatu ku terkena tumpahan kuah bakso itu dan kamu harus mengganti nya. karena kamu terlihat dari keluarga biasa-biasa saja dan tidak akan mampu mengganti baju ku ini. maka cukup dengan mengganti sepuluh mangkuk bakso saja. Gadis itu menjelaskan panjang sekali. "aduh bagaimana ini, uang ku memang cukup untuk menggati rugi sebanyak sepuluh mangkuk bakso, tetapi besok aku tidak memiliki uang saku lagi dan aku pun belum mendapat pekerjaan sampingan lagi." pikiran Lucky tampak bingung, ingin rasa nya kabur begitu saja tetapi tidak bisa. 

Robert yang sedari tadi merasa penasaran dengan kerumunan ramai pun segera mendekat. sontak saja Robert kaget, pasal nya yang telah di buly adalah orang yang ia tabrak tadi pagi di depan gedung sekolah. dan pria itu tidak lain adalah Lucky. "Hei nona, kau tidak akan mendapatkan apa pun dari laki-laki gembel seperti dia." Ucap Robert memecah keheningan yang terjadi saat itu. "Lihat saja pakaian nya yang begitu kumal, dekil dan ia pun hanya membeli makanan yang murah, apa mampu membeli semangkuk bakso saja di tempat ini."  Robert menyilangkan tangan nya kedepan dada, ingin menunjukkan betapa gagah nya ia. "begini saja nona, bagaimana kalau kau ikut bergabung di meja ku dan aku akan mengganti sepuluh mangkuk bakso itu cash."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status