Share

BAB VIII

Sejak dari MOS pertama di sekolah Trianggel, ada beberaapa no telepon tidak di kenal iseng mengerjai Lucky. ada yang hanya sekedar iseng cumi, atau mengirim pesan singkat untuk mengajak berkenalan dengan Lucky. Karena sikap dingin dan cuek nya Lucky terhadap wanita ia pun tidak begitu merespon nya.

Sampai-sampai suatu hari Lucky benar-benar mematikan telepon genggam nya hanya untuk menghindari teror yang terus menguntit seperti hantu mati penasaran.

"Sebenar nya ini nomor siapa sih ? dari malam tadi sibuk menelpon. Tapi ketika di angkat malah dimatikan". Gumam nya lirih.

"Hhhmmmzzz atau di sekolah Trianggel ada yang diam-diam ngefans sama aku." fFikiran Lucky mulai terbang kemana -mana membayangkan ia di kelilingi wanita cantik,bohay dan kaya raya.

Lucky pun tersenyum-senyum sendiri entah apa wanita seperti apa yang ia lamunkan nya. Ternyata di balik sikap dingin nya itu. Lucky masih juga memiliki nafsu kepada wanita. Hal ini terbuksi saat ini. Saat ia membayangkan beberapa wanita sedang mengelilingin, bahkan memijat beberapa anggota tubuh Lucky.

"Lucky". Teriak papan didit ketika ia sudah pulang kerja dan memasuki rumah. Tetapi yang di panggil malah tidak mendengar, malah tersenyum sendiri seperti orang yang tidak waras.

"Heh.Bangun." Paman didit menggoyangkan badan Lucky untuk membangunkan Lucky dari dunia hayalan nya yang liar itu.

"eh, Paman. Sudah  pulang ya ?" tanya Lucky sembarang melempar pertanyaan asal untuk paman nya.

"Sudah dari lima belas menit yang lalu. dan paman memanggil mu, tetapi kamu malah diam saja sambil senyum-senyum sendiri." Jawab paman Didit seraya pergi ke dapur mengambil secangkir kopi. 

Lucky yang mendengar perkataan paman didit pun hanya mampu tersipu malu. Sebenar nya Lucky juga sedikit kesal. pasal nya belum lama Lucky membayangkan gadis-gadis bohay itu paman nya sudah menyadarkan dari lamunan nya.

Lucky pun segera menyusul paman nya kedapur. Sambil mencuci piring Lucky bertanya kepada paman nya. "Bibi belum pulang kah paman ?"

Tanya Lucky kepada paman nya yang sedang duduk menikmati secankir kopi nya.

"Mungkin sebentar lagi dia pulang." Jawaba paman didit singkat. Sebenar nya paman Didit saat ini sedang menahan rasa sakit di dadanya yang telah ia derita sangat lama sekali. Namun akhir-akhir ini rasa sakit itu kerap datang kembali. Tetapi sejauh ini paman masih bisa menahan nya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status