Bram melangkah mendekati Caca, bahkan sangat dekat, sampai keduanya bisa merasakan helaan nafas masing masing. Bram memandang Caca dengan tatapan yang sulit diartikan.
Caca bisa melihat mata hazel milik bram, hidung yang mancung, lentik bulu matanya, hingga Caca tidak mengalihkan pandangannya untuk bibir Bram yang nampak sangat menggoda.
Bram mengecup sekilas Caca.
Caca hanya bisa menahan erangan akibat kecupan sensual yang Bram berikan.
Bram bisa mengetahui kondisi Caca hanya dengan melihat gesture Caca serta tatapan Caca yang berubah "keluarkan, keluarkan suara desahanmu, tidak perlu ditahan, ini bukan yang pertama kita lakukan."
Seketip pipi Caca semakin memerah, mendengar perkataan Bram, Caca merasa ia sangat m
Ketika dia melihat Caca di kamar mandi, dia segera berhenti dan tercengang. Caca menyandarkan kepalanya ke bak mandi dan benar-benar tertidur. Tubuhnya masih terendam air dingin, tubuhnya bergerak bersamaan dengan nafasnya. Caca benar-benar lelah, syuting di siang hari dan kemudian pergi ke July Flower di malam hari, dan pekerjaan July Flower menghasilkan banyak uang, tetapi juga sangat melelahkan. Sekarang, bahkan jika tubuhnya terendam air, dia bisa tidur. Bram sebenarnya merasakan sedikit kesusahan Caca. Dia baru saja akan menarik Caca keluar dari air ketika Caca bangun. “Yah kenapa aku tertidur”
Wajah Yezline tiba-tiba berubah dan langsung berdiri, “Bagaimana bisa?” “Saya melihat kotak perhiasan dan tidak menemukannya” MIra tampak cemas. Yezline dan MIra kembali ke kamar tidur bersama-sama, dan mereka berdua menggeledah lemari di dalam dan di luar, tetapi hasilnya masih belum ada tanda-tanda kalung itu. Kerumunan tidak punya keinginan untuk makan dan berkumpul di kamar tidur bersama. “Yezline, cari lagi, apa kamu meletakkannya di suatu tempat dan melupakannya.” Fanny memperingatkan dengan hati-hati. MIra segera menggelengkan kepalanya, “Tidak, kalung itu adalah pemberian tuan muda Levan kepada nona yezline. nona yezline sangat menyukainya, dan dia takut kehilangan kalung itu, maka dari itu ia mene
Tentu saja Caca tidak akan pergi. Jika dia pergi ke polisi, dia tidak akan bisa mengembalikkan nama baiknya. Dalam pekerjaan mereka, reputasi sangat penting. Caca ingat seorang aktris baru bernama bunga, dia populer karena memerankan sebuah film. Dia membuat filmnya hits, dan dibayar seperti bintang top, tetapi terungkap bahwa dia telah mencuri sesuatu ketika dia masih kuliah, dan reputasinya tiba-tiba hancur, tidak pernah terlihat lagi. "Aku bilang itu bukan aku," Caca meronta. Bagaimanapun, dia tidak bisa mengakuinya, karena memang Caca benar benar tidak mencuri kalung itu. Tapi di dalam hati Caca, dia tau bahwa kalung itu sengaja di curi dan di masukkan pada kopernya, secara tidak langsung Caca sengaja di jebak, entah
Dia melihat sekeliling, "apa kamu baru saja berbicara denganku?" "Saiapa lagi? apa ada orang lain di ruangan ini? “Caca mengembalikan koper itu ke lemari. "Apa yang kamu bicarakan, aku dapat apa? " Susan menatap ponselnya gusar. “Jangan berpura-pura, hanya kita berdua di ruangan ini dan hanya kamu yang memiliki kesempatan untuk memasukkan kalung itu ke dalam koperku, aku hanya ingin tahu, apa yang diberikan Yezline untuk menjebakku, uang? Jabatan? Ketenaran?" Caca sangat tenang. Susan kehilangan kata-kata, "Itu hanya pemikiranmu, sudahlah aku mau tidur." Setelah mengatakan itu, dia hanya berbaring di tempat tidur memunggungi Caca.
Gaun pengantin. Di dalam ruangan itu ada sebuah manekin dengan sebuah gaun pengantin yang nampak belum rampung. Itu adalah bagian setengah jadi, tidak cukup dikerjakan di banyak tempat, dengan peniti sederhana, perlengkapan menjahit di sebelahnya, dan gambar desain. Jendelanya terbuka sedikit, dan angin sepoi-sepoi bertiup melaluinya, dan kain tile tipis yang dijadikan gorden diterbangkan seperti mimpi seorang gadis, ringan dan tanpa beban. Mata Caca berkaca kaca melihat itu. Tidak tahu apa yang terjadi Bram menoleh untuk melihat Caca, "Sepertinya adikmu memiliki gadis pujaan…" Dia tidak menyelesaikan kalimatnya karena dia melihat mata Caca berkaca kaca.
Bram tidak perlu khawatir, karena dia adalah adik Caca, memperkenalkan diri mungkin lebih baik. Baru saja Bram akan mengulurkan tangannya untuk berkenalan. Caca sudah lebih dulu memperkenalkan dirinya "ell, ini saudara iparmu." Bram menoleh untuk melihat Caca dengan heran, Caca mencubit pinggangnya "Bukankah kamu selalu ingin melihat saudara iparmu El?" Elang juga agak bingung, dan ketika dia mendengar Caca mengatakan itu, dia segera tersenyum, "hallo Kakak ipar!!" Sapa elang dengan semangat. “Ah halo" Meskipun, Bram sendiri tahu bahwa dia memang saudara iparnya. "Kenapa kamu kembali hari ini, bukankah hari ini
“Tetapi bukankah penyakit jantung bawaan dapat diobati jika ditemukan sedini mungkin, jadi Kenapa…" Bram tidak mengerti banyak tentang obat-obatan. Tapi dia menyadari bahwa penyakit itu dapat diobati dengan pembedahan, dan setidaknya dapat memperpanjang hidup, dan jika ditemukan lebih awal pada saat kondisinya ringan, tidak akan bahaya. Caca dengan lembut menyeka air mata dari wajahnya dengan telapak tangannya. “Dia tidak seharusnya datang ke dunia ini.” Caca tertawa getir, lalu menyambar botol Bram dan meneguk anggur lagi. Mendengar ini, Bram tampak sedikit tersentuh, dan dia tertawa pahit pelan. "Di mana ada yang harus atau tidak boleh." Dia sendiri bukanlah orang yang seharusnya ada di dunia ini.
Bram menahan senyumnya ketika melihat ekspresi khawatir di wajah Caca. “Kenapa, kamu takut aku akan memintamu tidur denganku lagi?" Caca menatapnya dengan curiga dan mengalihkan pandangannya tanpa berbicara. Wajah Bram mendekat ke Caca, “apa kamu berharap aku akan memberimu syarat seperti itu? Maaf mengecewakanmu." Bram berkata dengan mimik sedih yang di buat buat. Perkataan Bram mampu membuat Caca bersemu merah. Bagaimana pria ini bisa berkata segamblang itu. "Diamlah!" Caca kesal. " Apa kau kesal?" Bram mengacak rambut Caca gemas. Caca memutar matanya jengah, sulit bicara dengan pria ini.