Share

7. Amarah Dibalas Desah

Author: Nhaya_Khania
last update Huling Na-update: 2025-09-14 22:58:14

“Semua mata tertuju padamu,” bisik Damian di telinga Joanna ketika mereka tiba di sebuah ballroom hotel tempat di mana pesta dilangsungkan.

Joanna berdiri di samping Damian, tubuhnya terbalut gaun hitam elegan yang jatuh sempurna mengikuti lekuk tubuhnya.

Rambutnya digelung rapi, hanya beberapa helai dibiarkan terurai untuk membingkai wajahnya. Riasannya sederhana, namun cukup untuk memancarkan aura memikat.

Para tamu menoleh. Beberapa bahkan berbisik di belakang punggungnya. Ada kekaguman yang jelas terpancar dari mata mereka.

Joanna bisa merasakan sorot itu—sorot yang dulu tak pernah ia dapatkan ketika masih bersama Thomas.

Jangan terjebak. Ingat, ini hanya sandiwara,’ batinnya menegur diri sendiri.

“Aku harus menemui temanku dulu. Makan atau minumlah yang kau inginkan, Joanna,” ucap Damian sebelum melangkah meninggalkan Joanna yang berdiri terpaku di sana.

Baru saja Joanna hendak mengambil minuman, suara langkah kaki menghentak datang menghampirinya.

Thomas dan Angel.

Kedua orang itu berdiri tak jauh, dengan setelan abu-abu yang pas di tubuhnya. Di sampingnya, Angel—sahabat yang pernah dia percaya sepenuh hati—tampak menawan dalam gaun merah menyala.

Tatapan mereka bertemu, dan sekejap dunia Joanna runtuh lagi. Thomas tampak terkejut, tapi Angel justru tersenyum miring, penuh kesombongan.

“Oh, lihat siapa yang datang,” suara Angel terdengar jelas meski mereka berjarak beberapa langkah.

Dia sengaja menaikkan volume bicaranya agar tamu sekitar ikut mendengar. “Joanna, kau terlihat berbeda. Aku hampir tak mengenalimu. Ternyata kau bisa juga tampil seperti manusia kelas atas, ya?”

Beberapa tamu menahan tawa kecil mendengarnya. Sementara Joanna menegang dan jemarinya menggenggam erat clutch di tangannya.

Thomas melirik Joanna sekilas lalu berkata dengan nada datar, “Aku kira setelah semua yang terjadi, kau akan menghilang dari lingkaran ini.”

Angel menyikut Thomas dengan manja. “Oh, biarkan saja dia, Sayang. Mungkin dia sedang mencoba naik kelas lewat jalan pintas.”

Angel menatap Joanna dari atas hingga bawah. “Dengan siapa kau kemari, Joanna? Tidak mungkin kalau bukan dengan pria biasa saja, sementara kau bisa datang kemari,” tanyanya dengan selipan hinaan yang membuat Joanna rasanya ingin menampar wajah Angel.

“Kalau kau tahu dengan siapa aku datang, aku tidak yakin kau masih berdiri di sini dengan anggun, Angel. Bisa jadi kau pingsan!” ucapnya lalu melirik ke arah Damian yang terlihat masuk ke ruang VIP, meninggalkan kerumunan.

Joanna menatap pintu yang baru saja tertutup di belakangnya. Tanpa berpikir panjang, dia pun mengejarnya.

“Hei! Mau ke mana kau? Aku belum selesai bertanya!” pekik Angel merasa kesal oleh Joanna.

“Sial! Dengan siapa datang kemari? Kenapa dia bicara begitu? Apakah pria itu seseorang yang kukenal?” gerutunya kesal.

Sementara Thomas tampak mengepalkan tangannya. Dia tidak menyangka bahwa Joanna sudah menemukan tambatan hati padahal baru beberapa hari mereka berpisah.

**

Pintu VIP terbuka tanpa permisi. Joanna masuk dengan napas tersengal. Damian berdiri di dekat meja lalu menuang anggur ke dalam gelas kristal.

Dia lalu menoleh dengan alis sedikit terangkat. “Kau tampak marah,” ujarnya tenang, seolah bisa membaca perasaannya.

Joanna menghela napas kasar. “Mereka … mereka menghinaku. Di depan semua orang. Angel—sahabatku sendiri—berani bicara seperti itu. Dan Thomas, dia bahkan tidak merasa bersalah sedikit pun!”

Damian mengamati wajah Joanna yang memerah karena amarah. Ia tidak menimpali, hanya menyerahkan gelas anggur padanya.

Joanna menepis. “Aku tidak butuh itu!” serunya. “Aku butuh jawaban, Damian. Kenapa semua ini harus menimpaku?!”

Damian meletakkan gelasnya di meja, lalu berjalan mendekat. “Mungkin karena mereka tahu kau rapuh. Dan rapuh selalu mudah diinjak.”

Kalimat itu membuat Joanna terdiam. Matanya membara dan bibirnya bergetar. “Jadi menurutmu aku lemah?”

Damian berdiri tepat di hadapannya hingga jarak di antara mereka nyaris hilang.

“Bukan. Aku tahu kau kuat. Tapi kau membiarkan luka itu membuatmu goyah. Kau ingin melawan mereka? Maka berhenti menangis dan gunakan amarahmu.”

Joanna mendengkus kesal. “Aku benci mereka,” bisiknya lirih. “Aku benci Thomas, aku benci Angel, dan aku ....” Dia terhenti lalu menatap Damian dengan tatapan penuh konflik. “Aku bahkan benci diriku sendiri.”

Damian mengangkat tangannya dan ibu jarinya mengusapi sisian wajah Joanna dengan lembut.

“Kalau kau butuh tempat melampiaskan semua kebencian itu, padaku saja. Aku siap menjadi tamengmu, Joanna.”

Joanna membeku dan hanya menelan ludahnya. Sentuhan itu mengirimkan kejutan listrik ke seluruh tubuhnya.

Ia tahu harus menjauh, harus menolak. Tapi rasa sakit yang membuncah membuatnya ingin hancur di pelukan seseorang.

Tanpa sadar, dia menarik kerah jas Damian dan menghantamkan bibirnya.

Ciuman itu kasar, penuh emosi—amarah, sakit hati, sekaligus hasrat yang tak terbendung.

Damian merespons dengan segera. Dia menggenggam pinggangnya dan menarik tubuh Joanna lebih dekat.

“Kau ingin mengulangi kejadian malam itu lagi, Baby Girl?” bisik Damian di sela ciuman panas itu.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Godaan Hasrat Terlarang Ayah Temanku   10. Bisa Kehilangan Kendali

    Damian kembali dari keramaian pesta menuju ruang VIP. Lampu redup berwarna kuning keemasan menyoroti meja bundar dengan botol anggur yang masih penuh.Joanna, yang sedari tadi duduk sambil menggenggam gelas, langsung menoleh ketika pintu terbuka dan Damian masuk dengan langkah santai namun penuh wibawa.Joanna menegakkan tubuhnya. Tatapannya waspada, namun juga dipenuhi rasa ingin tahu.“Untuk apa Angel memanggilmu tadi?” tanyanya langsung tanpa basa-basi.Damian hanya tersenyum tipis. Senyum yang sama sekali tidak memberi jawaban, malah menimbulkan seribu tanda tanya di kepala Joanna.Laki-laki itu melepas jasnya, meletakkannya di sandaran kursi, lalu berjalan mendekat ke arah gadis itu.“Jawab pertanyaanku, Damian,” desak Joanna lagi, kali ini dengan nada yang lebih tegas.Bukannya menjawab, Damian justru duduk di sebelahnya.Dekat sekali. Begitu dekat hingga Joanna bisa merasakan aroma cologne maskulin yang khas menusuk hingga ke relung dadanya.Tangannya bergerak santai saat merai

  • Godaan Hasrat Terlarang Ayah Temanku   9. Aku sudah Punya Kekasih!

    Bab 9:Angel melangkah dengan penuh percaya diri di antara para tamu.Gaun merahnya yang membalut tubuh ramping mencuri perhatian beberapa pria, namun matanya hanya terpaku pada satu sosok: Damian—sang ayah yang berdiri elegan di dekat meja minuman dan dikelilingi beberapa rekan bisnis di sana.Tatapannya dingin, auranya berwibawa hingga membuat beberapa orang enggan mendekat terlalu lama.Angel tahu, ayahnya selalu menjaga jarak dengan wanita. Sejak bercerai dari ibunya, Damian tak pernah terlihat mesra dengan siapa pun.Tidak ada rumor kedekatan, tidak ada gosip asmara dengan pria itu.Itulah yang membuat Angel yakin malam ini akan jadi malam yang berbeda.Ia sudah menyiapkan sesuatu—seorang wanita cantik yang bisa memikat siapa pun, bahkan lelaki setangguh Damian.“Papa?” Angel mendekat dengan suara manis dan pura-pura lembut.Damian mengalihkan pandangan sejenak lalu menatap Angel dengan ekspresi datar.“Apa yang kau inginkan, Angel?” tanyanya singkat.Angel tersenyum kecil, pura-

  • Godaan Hasrat Terlarang Ayah Temanku   8. Alasan Joanna yang Lucu

    “Aku ….”Tanpa menunggu lanjutan dari ucapan Joanna, Damian kembali meraup bibir Joanna.Tubuh Joanna langsung terhimpit di antara punggungnya dan dinding yang dingin. Napasnya tercekat, bibir Damian sudah menubruk dengan brutal, mencuri habis oksigen dari paru-parunya.Ciumannya liar—keras, menuntut, tanpa memberi ruang untuk menolak. Giginya menyeret bibir bawah Joanna, lalu menghisapnya dalam ritme rakus.Lidahnya menembus, mendominasi mulutnya, menjelajah setiap sudut hingga Joanna mengerang tertahan.“Eungh ….”Suara itu justru membuatnya semakin gila, menekan lebih dalam, dan mencumbunya seolah ingin melumat habis dirinya.Tangannya tak tinggal diam. Satu menahan rahang Joanna agar tak bisa berpaling, sementara yang lain meluncur ke pinggang, meremas keras seolah ingin meninggalkan bekas.Jari-jarinya bergerak liar, menyusuri garis tubuhnya, dan menarik paksa kain tipis gaunnya agar naik, hingga kulit paha halus Joanna tersentuh.Joanna mendesah dan tubuhnya menegang di antara d

  • Godaan Hasrat Terlarang Ayah Temanku   7. Amarah Dibalas Desah

    “Semua mata tertuju padamu,” bisik Damian di telinga Joanna ketika mereka tiba di sebuah ballroom hotel tempat di mana pesta dilangsungkan.Joanna berdiri di samping Damian, tubuhnya terbalut gaun hitam elegan yang jatuh sempurna mengikuti lekuk tubuhnya.Rambutnya digelung rapi, hanya beberapa helai dibiarkan terurai untuk membingkai wajahnya. Riasannya sederhana, namun cukup untuk memancarkan aura memikat.Para tamu menoleh. Beberapa bahkan berbisik di belakang punggungnya. Ada kekaguman yang jelas terpancar dari mata mereka.Joanna bisa merasakan sorot itu—sorot yang dulu tak pernah ia dapatkan ketika masih bersama Thomas.‘Jangan terjebak. Ingat, ini hanya sandiwara,’ batinnya menegur diri sendiri.“Aku harus menemui temanku dulu. Makan atau minumlah yang kau inginkan, Joanna,” ucap Damian sebelum melangkah meninggalkan Joanna yang berdiri terpaku di sana.Baru saja Joanna hendak mengambil minuman, suara langkah kaki menghentak datang menghampirinya.Thomas dan Angel.Kedua orang

  • Godaan Hasrat Terlarang Ayah Temanku   6. Jadi Pendampingnya di Pesta

    “Baiklah. Aku menerimanya.” Joanna menghela napas berat, seberat jawaban yang baru saja dia keluarkan untuk Damian.“Good! Pilihan yang cerdas,” ucapnya lalu menutup dokumen tersebut.“Mulai besok, kau resmi bekerja di perusahaanku juga kekasihku. Jangan coba-coba menyangkal, Joanna. Kau sudah jadi milikku sekarang!”Joanna menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya lalu beranjak dari duduknya, keluar dari ruangan yang cukup mengeluarkan hawa panas itu.“Sial!” bisiknya. “Kenapa hidupku berubah jadi neraka seperti ini?”Namun dia tahu, dia tidak punya pilihan. Jadi, dengan hati yang penuh kebencian, Joanna akhirnya menerima permainan busuk itu.**Hari pertamanya di perusahaan terasa aneh. Joanna diperlakukan istimewa., terlihat dari ruangannya yang lebih nyaman dibanding staf lain.Ia jarang diberi tugas berat. Semua orang memandangnya dengan hormat—atau mungkin dengan kecurigaan.Dan Damian, dia selalu datang tiba-tiba. Entah muncul di depan meja kerjanya dengan alasan sepele,

  • Godaan Hasrat Terlarang Ayah Temanku   5. Tawaran Gila

    “Apa?! Apa kau bercanda, Paman? Kekasihmu? Apa kau gila?!” Mata Joana langsung membelalak mendengarnya.“Aku tidak sedang bercanda,” Damian melanjutkan.“Kau seorang wanita cerdas, cantik, dan penuh emosi yang nyata. Dan aku tertarik untuk membantumu balas dendam. Lagi pula, aku tidak terlalu dekat dengan anakku. Dia keras kepala, persis ibunya, mantan istriku.”Joanna terperangah. Dadanya bergetar antara marah dan malu. “Kekasihmu?” Dia pun tertawa hambar lalu geleng-geleng dengan pelan.“Apa kau pikir aku mainan, Paman Damian? Kau tidur denganku semalam—ketika aku mabuk—dan sekarang kau seenaknya menawarkan ini?!”Damian tetap tenang, nyaris tidak terguncang oleh ledakannya. “Aku hanya menawarkan kesempatan. Kau bisa menolaknya jika mau.”Joanna berdiri, kursinya bergeser dengan suara berderit. “Tentu saja aku menolaknya! Kau … maaf, terlalu tua untukku.”Mengingat usianya yang baru dua puluh empat tahun, sementara Damian sudah empat puluh lima tahun. Tentu menjadikan pertimbangan k

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status