Home / Romansa / Godaan Liar Mantan Kekasih / 1. Tubuhmu Milikku!

Share

Godaan Liar Mantan Kekasih
Godaan Liar Mantan Kekasih
Author: Gita Putri

1. Tubuhmu Milikku!

Author: Gita Putri
last update Huling Na-update: 2025-10-01 15:37:22

Pov : Julian.

Nama aku Julian, bagi aku Ruby itu segalanya buatku. Termasuk tubuhnya. Selama ini aku selalu menjaga Ruby saat status kami menjadi kekasih.

Pandanganku selalu tertuju pada tubuh Ruby yang sangat indah, ibaratnya Ruby itu tak ada kekurangan sama sekali tapi sayangnya hubungan kami kandas begitu saja.

Aku tidak pernah berpikir kalau hubungan yang kami miliki akhirnya berakhir begitu saja.

Sampai akhirnya aku udah dewasa dan aku jadi pewaris tunggal perusahaan milik orang tuaku, namun segalanya tak berarti apa-apa saat gadis yang kucintai tidak ada di sisiku.

Konyolnya tidak akan ada yang menyangka kalau pada akhirnya Ruby yang dulu berstatus sebagai anak orang kaya kini tiba-tiba saja menjadi sekretaris milikku sendiri.

Ruby sendiri datang padaku sebagai seseorang yang melamar pekerjaan.

Sosok cantik yang kini berhadapan di depanku adalah gadis yang tak pernah berhenti aku cintai. bahkan saat kami kembali bertemu lagi

Ya, namanya Ruby. Ada banyak pria yang menginginkan Ruby, dan aku tahu itu.

Kini terlihat tatapan mataku hanya tertuju pada Ruby, gadis yang benar-benar sangat aku rindukan. Hanya dia yang ingin kupeluk setiap hari.

"Buka kakimu di hadapanku sekarang juga, kalau kau mau melakukannya maka aku akan menjamin kehidupanmu. Jadilah milikku seutuhnya dan patuh, hanya itu yang perlu kau lakukan untukku Ruby." Ucap Julian menatap wajah cantik gadis yang kini berdiri di hadapannya.

Ruby mengepalkan kedua tangannya mendengar ucapannya dikatakan oleh mantan kekasihnya itu. Bahkan kalau bisa memilih maka Ruby tak sudi berada di tempat yang sama dengan mantan kekasihnya itu.

"Tidak. Aku tidak mau!" tolak Ruby dengan kepala yang menggeleng.

Tentunya Julian tersenyum miring.

"Jadi kau merasa tak terima ya? Lagipula di dunia ini semua orang butuh uang, By. Apa kau sungguh mau menolak uang?" Tanya Julian tersenyum menatap sosok cantik yang tidak mengukir senyum sama sekali padanya itu.

Ruby tetap menggelengkan kepalanya, tanda kalau ia menolak permintaan pria gila di hadapannya itu.

"Ck! Padahal saat kita SMA, mana pernah kita melakukan sexx kan, sekarang kita sudah sama-sama dewasa. Melakukan hal seperti itu adalah hal yang lumrah. Aku bayar 5 kali lipat dari gaji kamu sebelumnya. Mau?" Julian kembali berucap seperti itu membuat Ruby merasa dianggap murahan oleh pria itu.

Tampaklah Julian bangkit dari posisinya, ia mulai melangkahkan kakinya ke dekat Ruby lalu menarik pinggang Ruby hingga menempel padanya dengan gerakan yang sangat cepat.

Ruby dengan berani mulai membalas ucapan Julian. Pandangan mata yang diberikan Ruby benar-benar sangat tajam.

"Kau jadi brengsek ya setelah jadi pemimpin perusahaan seperti ini, sudah berapa banyak yang wanita yang kau tiduri?" Tanya Ruby membuat senyum Julian tiba-tiba hilang dari wajahnya.

Karena kesal Julian langsung membawa Ruby ke sofa yang ada di ruangannya itu. Julian cukup kasar memperlakukan Ruby. Padahal jauh di hatinya ia begitu merindukan gadis itu.

Tubuh Ruby terbanting dengan posisi Julian yang ada diatasnya.

"Akh!" Ruby mengerang merasakan punggungnya terhentak kasar di sofa itu.

"Sorry, tadinya aku sama sekali tidak mau kasar tapi karena ucapanmu, aku jadi kesal By. Aku sudah pernah mengatakan padamu kalau aku tidak suka mulutmu bicara dengan nada menantang padahal kita ini kekasih, kita saling mencintai By." Ucap Julian tegas.

Julian dapat menghirup wangi yang sangat ia rindukan selama ini, ya, tubuh mantan kekasihnya itu sama seperti sebelumnya. Yang berbeda hanya satu, semuanya jadi tampak lebih berisi dari saat masa SMA dulu.

Bagian dada Ruby tampak menonjol, bahkan pinggangnya terasa lebih ramping dari sebelumnya. Hanya satu kata yang bisa mendeskripsikan kekasihnya itu, cantik.

Julian mengecup bibir Ruby tanpa ragu. Kecupan yang terasa lembut namun mengejutkan untuk Ruby.

Plak!

Ruby langsung menampar pipi Julian dengan kasar. Kecupan tiba-tiba itu benar-benar mengejutkan Ruby yang statusnya ingin melamar pekerjaan.

"Menyingkir dari atas tubuhku atau aku akan teriak!" Ancam Ruby.

Julian terkekeh, ancaman itu terdengar menggelikan di telinganya. Kenyataannya, tidak akan ada satupun orang yang akan mengusik kebahagiaan Julian. Dan saat itu kebahagiaan Julian adalah bertemu kembali dengan mantan kekasihnya yang sangat ia rindukan.

"Mau kau teriak sekuat apa juga tidak akan ada yang dengar, ruanganku kedap suara. Kau juga lucu, memangnya apa yang salah kalau aku cium, hm? Aku bahkan sudah berniat mengambil apa yang belum aku ambil sebelumnya." Ucap Julian dengan seringnya yang mulai muncul di bibirnya.

Julian mulai menggesekkan inti bawahnya dimiliki Ruby yang hanya menggunakan rok mini saat itu. Tentunya Ruby langsung dibuat terkejut dengan sikap gila Julian.

"Hangat banget, aku suka. Dulu kita pernah melakukan hal ini tapi punyaku belum pernah masuk ke dalam milikmu. Kau tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun kan, By?" Tanya Julian bersama tatapan mata yang terus terarah pada Ruby saja.

Ruby mulai berontak sebelum semuanya semakin jauh. Jelas ia tak berniat melakukan hal gila dengan mantan kekasihnya itu, tidak ada hubungan yang baik untuk mereka berdua. Begitulah Ruby berpikir.

Tapi yang terjadi tiba-tiba saja tangan Julian sudah berada di bawah inti perutnya.

"Kau mau apa sialan?!" Marah Ruby dengan mata yang sudah melotot sempurna.

Tak mau banyak bicara, Julian lebih memilih menyatukan bibirnya dengan bibir mantan kekasih pujaannya itu. Ia melumat habis bibir milik Ruby, menikmati apa yang sudah sangat ia rindukan sejak lama.

Bahkan selain itu, jari Julian sudah masuk ke lembah hangat di bawah sana, mata Ruby terbuka sempurna ketika merasakan jari besar itu memenuhi miliknya.

Sakit dan nyeri.

"Ah..." Satu desahan terdengar.

Julian menyeringai, desahan Gadis itu masih seperti dulu. Ya, mereka pernah melakukan hal yang sama tapi tidak terlalu jauh. Sampai akhirnya mereka dewasa dan Julian sudah sangat menginginkan mantan kekasihnya itu menjadi miliknya untuk selamanya.

Tidak hanya satu gerakan, melainkan beberapa kali gerakan Julian melakukan jarinya di bawah sana. Menggesek sampai Ruby tak bisa mengendalikan suaranya, bahkan sekalipun menahan maka Julian menambah kegilaannya itu.

"Ah...Lian...Jang..." Ruby tak bisa melanjutkan ucapannya.

Julian menyeringai penuh kemenangan, pandangan matanya hanya terarah pada wajah merah milik Ruby.

"Aku tau kau suka, By. Aku tahu kau menikmatinya." Gumam Julian begitu yakin bahkan menambah tempo kecepatan jarinya.

"Kau itu milikku, By. Hanya milikku saja! Aku bersumpah tidak akan pernah membiarkanmu pergi dariku lagi" Bisik Julian dengan napas yang panas menerpa wajah Ruby, tanpa menghentikan pergerakan jarinya di bawah sana, bibirnya sesekali menandai leher jenjang Ruby.

"Julian, hentikan!" pinta Ruby sangat memohon.

Bersambung...

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    24. Harley berulah

    ****Hari berlalu…Suasana ruang utama Mansion Harley terasa mencekam. Lampu gantung kristal berpendar redup, memberikan bayangan keras di dinding. Harley berdiri sendirian di tengah ruangan, kedua tangannya mengepal, napasnya berat seakan membakar dada.Di meja depannya, terbentang foto-foto Ruby yang diambil diam-diam oleh orang suruhan Harley. Ruby tampak keluar dari apartemen Julian, bekerja, duduk di kafe, bahkan menangis di tepi jalan setelah pertengkaran besar antara Julian dan Harley sebelumnya.Harley membanting foto itu ke lantai.“Cukup!” serunya keras.Seorang tangan kanan, pria paruh baya bernama Marek, mendekat hati-hati.“Tuan Harley, apakah Anda yakin ingin melanjutkan rencana ini? Jika Tuan muda Julian mengetahuinya…”“Biarkan dia tahu!” Harley membentak. “Bagaimana bisa dia terlena sampai melawan Daddy nya sendiri hanya demi putri dari wanita yang paling aku sesali?” Marah Harley.Marek menunduk, tahu amarah tuannya tak bisa diganggu.Harley berjalan mondar-mandir

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    23. Konflik tak mudah berakhir

    ****Suara pecahan kaca terdengar sangat keras di ruang kerja Harley. Julian mendorong pintu hingga terbuka lebar, napasnya terengah, wajahnya gelap penuh amarah. Di belakangnya, dua penjaga yang tadi mencoba menahannya kini tergeletak setelah sempat didorong keras oleh Julian.Harley berdiri di belakang meja kerjanya, matanya menyipit dingin melihat putranya kembali datang dengan amarah yang tak kunjung padam.“Sudah berapa kali aku bilang padamu, Julian.” suara Harley tenang, namun penuh ancaman di balik suaranya, “…lepaskan perempuan itu sebelum hidupmu berakhir sia-sia.”Julian melangkah ke depan, menghantam meja Harley dengan kedua tangannya.“Dan sudah berapa kali juga aku bilang, jangan sentuh Ruby. Jangan dekati Ruby. Dan jangan pernah coba merusak hidupnya lagi.” marah Julian membalas.Harley tertawa kecil, sebuah tawa yang menyinggung dan meremehkan.“Kau berbicara seperti pria yang kehilangan akal karena seorang perempuan.” ucap Harley.“Karena aku memang kehilangan akal!

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    22. Kegilaan lagi

    ****Malam itu.Di dalam apartemen Julian, Ruby duduk di sofa dengan tubuh gemetar halus.Ia baru saja membaca artikel baru tentang dirinya, ditulis seolah ia adalah wanita berbahaya yang memanfaatkan pria kaya demi keuntungan pribadi.Sementara itu, Julian berdiri di belakangnya, kedua tangannya menggenggam kursi hingga buku jarinya memutih.“Aku bersumpah aku akan membuat mereka berhenti,” desis Julian dengan suara rendah.Ruby terkejut dan langsung berucap. “Julian kau tidak perlu…”“Kau pikir aku akan membiarkan siapapun menyentuhmu? Menginjakmu seperti ini?” marah Julian.Julian berjongkok di hadapannya, memegang wajah Ruby dengan kedua tangannya, memaksa perempuan itu menatapnya.“Aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi, Ruby.” ucap Julian.Ruby menggigit bibir, hatinya kacau.“Aku takut kau akan melakukan sesuatu yang membahayakan dirimu sendiri.” balas Ruby.Julian tersenyum tipis, senyum yang tidak tenang, senyum milik seseorang yang siap membakar dunia demi seseorang.

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    21. Kebencian yang mendalam

    ****Malam selanjutnya. Di balik dinding kaca besar ruang kerjanya, Harley berdiri menatap panorama kota.Namun di balik ketenangan itu, di dalam dirinya, badai baru saja dimulai.Ia masih bisa mendengar dengan jelas kata-kata Julian yang terngiang di kepalanya."Aku tidak akan menyerah, bahkan jika aku harus melawan darahku sendiri." Ucapan Julian mengganggu pikiran Harley.Harley mengatupkan rahangnya. Wajahnya yang tegas kini terlihat semakin dingin, hampir tanpa ekspresi. Tangannya menggenggam gelas kristal berisi whiskey, sementara matanya memantulkan cahaya kota dengan sorot penuh amarah dan kekecewaan.“Dia bahkan berani menantangku demi perempuan itu,” gumamnya lirih. “Perempuan yang seharusnya tidak pernah muncul di kehidupan kami lagi. Anak dari wanita sialan itu!” marah Harley.Pintu ruangan terbuka. Seorang pria paruh baya dengan setelan gelap melangkah masuk. Ia adalah Roberto, asisten pribadi sekaligus orang kepercayaan Harley selama lebih dari dua dekade.“Tuan, Anda

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    20. Cinta yang besar

    ****Pagi itu.Julian berdiri di depan jendela ruang kerjanya, menatap ke arah jalan dengan kedua tangan di saku celana. Wajahnya kaku, tatapannya dingin, dan matanya tak lagi memantulkan ketenangan. Ia tahu, sejak semalam Harley telah melangkah terlalu jauh. Menyentuh Ruby berarti menantang dirinya, bukan sebagai putra, tapi sebagai pria yang memiliki tekad untuk mempertahankan cintanya dengan segala cara.“Dia milikku Dad, kau bahkan tidak berhak memisahkan dia dariku apalagi meminta dia untuk pergi meninggalkanku!” Ucap Julian bergumam kecil.Ruby baru saja bangun dari tidurnya yang tidak tenang. Ia berdiri di ambang pintu, rambutnya terurai acak, wajahnya masih menunjukkan lelah. “Julian.” panggilnya pelan.Julian menoleh sedikit. Suaranya datar. “Kau sudah makan?” tanya Julian langsung.Ruby menggeleng. “Tidak. Tapi aku, ingin bicara denganmu tentang kejadian semalam.” ucap Ruby.Julian berbalik sepenuhnya, menatap Ruby tajam. “Tidak ada yang perlu dibicarakan. Mereka datan

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    19. Obsesi Gelap

    ***Hujan turun tipis membasahi kota Roma malam itu, menimbulkan pantulan cahaya lampu jalan di aspal basah yang berkilau seperti kaca. Dari jendela apartemen lantai tujuh, Julian menatap ke bawah tanpa suara. Ia tidak tidur semalaman, mata tajamnya terus mengamati setiap gerak di jalan.“Tak akan pernah ada yang bisa mengusik milikku, bahkan sampai dunia berakhir. Satu-satunya pria yang akan memiliki Ruby hanyalah aku! Aku tidak peduli dengan rintangan apapun karena aku bersumpah akan melawannya.” Gumam Julian bersama suaranya yang terdengar pelan. Ruby masih terlelap di kamar, wajahnya tenang meski sesekali menggeliat gelisah dalam tidur. Julian sempat menatapnya lama sebelum pergi ke ruang tamu, memastikan pintu dan kamera keamanan terkunci dengan baik.Ia sudah tahu. Mereka akan datang malam ini.Bukan karena firasat, tapi karena Julian sendiri telah menerima pesan anonim yang jelas-jelas berasal dari Harley.[Kau pikir kau bisa bersembunyi dariku, Julian? Aku akan mengambil ke

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status