Home / Romansa / Godaan Liar Mantan Kekasih / 2. Mantan Yang Liar!

Share

2. Mantan Yang Liar!

Author: Gita Putri
last update Last Updated: 2025-10-02 02:45:18

Julian tak berhenti mengobrak-abrik bagian inti Ruby hanya dengan jarinya, bahkan desahan Ruby jadi semakin nyata karena ulah Julian.

Dunia Ruby makin kacau akibat Boss yang ia hadapi adalah mantannya sendiri. Kalau Ruby bisa memilih, ia enggan menjadi bawahan dari pria itu mengingat sahabatnya lah yang merekomendasikan Ruby untuk bekerja di perusahaan itu.

Ruby terengah-engah akibat sodokan yang diciptakan oleh Julian, pria yang berada diatasnya itu terlihat amat santai seolah tak ada yang terjadi diantara mereka padahal tangan pria itu sudah habis-habisan membuat Ruby mendesah gila-gilaan.

"Kumohon...ah...jauhkan tangan lo, jangan seperti ini Julian." Ruby memohon dengan sangat terbata.

Julian malah menyeringai puas menatap apa yang terjadi pada Ruby. Keadaan gadis itu jauh dari kata baik-baik saja.

"Aku tahu kalau kau suka dengan ini Ruby, panggil lah namaku dan berhenti menolaku, By. Kau hanya cukup mendesah dan teriakan namaku sekeras yang kau bisa." Bisik Julian yang tampak menikmati ekspresi yang ditunjukkan oleh Ruby saat itu.

Milik Ruby mulai berkedut, ada sesuatu yang siap meledak hanya karena gerakan jemari yang dibuat oleh Julian. Ditambah gerakan itu diciptakan dengan cukup brutal.

"Aku...ah...ah...aku mau..." Ruby semakin terbata, ia tak bisa bicara dengan jelas tapi Julian memahami apa yang saat itu dirasakan oleh Ruby.

Ruby merasa akal sehatnya sudah menghilang.

Dengan santainya Julian malah menarik tangannya dengan cepat ketika Ruby hampir sampai pada puncaknya.

Ruby tentu saja merasa putus asa dengan apa yang baru saja dilakukan oleh Julian. Matanya kembali terbuka seolah ia bertanya pada pria itu, apa yang baru saja Julian lakukan?

"Hahh!" Mata Ruby melotot sempurna saat Julian menjauhkan jari itu dari sana.

Tampak dua jari itu ditunjukan oleh Julian tepat didepan wajah Ruby, ada cairan bening dan mengkilap di jarinya.

"Wangi," gumam Julian memuji hal gila.

Ruby benar-benar dibuat frustasi oleh tingkah Julian yang sudah mengacaukan isi pikiran Ruby. Rasanya kepala Ruby sangatlah pusing.

"Apa yang kau lakukan sama Julian?Kenapa kau jadi..."

"By? Kau kecewa ya?" Tanya Julian masih saja menyeringai seperti sebelumnya.

"Katakan dengan benar karena aku tidak mengerti dengan bahasa tubuhmu, jadi bicaralah dengan benar. Kau suka atau tidak?" Tanya Julian yang sungguh mempermainkan Ruby hingga Ruby rasanya kacau.

Akal sehat Ruby mulai kembali. Tak masalah kalau tadi dirinya memang tidak mencapai yang namanya puncak kenikmatan hanya karena jari dari mantan kekasihnya itu.

"Menyingkir!" Kesal Ruby mendorong kasar tubuh Julian yang masih berada diatasnya itu.

Julian malah menantang kala mendengar perkataan Ruby yang terlihat mengusirnya itu, bahkan dorongan yang diberikan oleh Ruby sungguh kasar atas Julian.

"Kau adalah pria brengsek! Aku tidak butuh pekerjaan darimu!" Ungkap Ruby yang sangat menunjukkan kalau ia begitu tidak menyukai pria yang ada di hadapannya itu.

Entah apa alasan Ruby membenci Julian, karena nyatanya dari raut wajah Ruby terlihat jelas kalau Ruby begitu membenci Julian secara terang-terangan.

"Aku bilang menjauh!" Kesal Ruby sekali lagi dengan kasar mendorong tubuh Julian hingga tubuh itu benar-benar tak lagi berada diatas Ruby.

Decakan kecil Julian terdengar, jujur Julian tidak menyukai sikap yang ditunjukkan oleh Ruby padanya.

"Kau tampak begitu sangat membenciku ya, padahal aku merindukanmu melebihi apapun, By. Ini pertemuan kita setelah sekian lama kita berpisah, kita putus juga dengan alasan kau yang memutuskanku. Padahal kau tahu bahwa aku sangat mencintaimu, By. Aku..."

Ruby langsung menyela ucapan Julian.

"Omong kosong! Aku tidak pernah butuh kau lagi, Julian. Sampai kapanpun Aku tak akan mengingatmu sebagai mantan!" Begitu Ruby dengan tekadnya hendak meninggalkan ruang kerja milik Julian, tapi tangannya malah berakhir ditahan oleh Julian.

Tubuh Ruby dipeluk dari belakang dengan begitu erat.

"Jangan lari lagi, aku yang sangat membutuhkanmu Ruby. Bahkan sampai di detik ini yang aku cintai hanya kau saja, Ruby. Tidak ada perempuan lain selain kau." Bisik Julian sangat lembut sekali.

Air mata Ruby menetes, keadaannya sangat kacau bahkan bagian bawahnya terasa tak enak karena Julian sudah menyentuhnya hingga basah.

"Kau tidak pernah membutuhkan ku sejak awal! Aku sudah sadar itu sejak lama, Julian. Aku rasa aku cuma pelampiasan bagimu, omong kosong tentang cinta yang kau bilang ke aku selama ini. Basi, Julian!" Ucap Ruby mencoba melepaskan tangan Julian yang mengalung di perutnya itu.

"Lepasin! Aku tak sudi kerja di tempat ini!" Lagi Ruby berucap seperti itu sebagai penolakannya terhadap keberadaan Julian.

Julian tak terima akan hal itu, faktanya ia sudah terlalu bahagia ketika tahu bahwa yang akan menjadi calon sekretarisnya adalah mantan kekasihnya sendiri.

Dengan gerakan cepat Julian menghimpit tubuh Ruby ke sisi meja hingga Ruby tak bisa bergerak dengan posisi seperti itu.

"Apa yang kau lakukan sialan?!" Marah Ruby berontak.

"Sudah terlanjur, By. Kita lanjut saja." Gumam Julian membuka satu kaki Ruby hingga jarak kedua kaki Ruby jadi jauh.

Akses itu digunakan oleh Julian untuk kembali melakukan kegiatan yang hampir sama.

"Ah..."

Ruby tersentak saat tiga jari sudah tenggelam dibawah sana. Tubuh Ruby bergetar ketika Julian mendorong jari itu sedikit lebih dalam dari sebelumnya.

"Sa-kith..." Ucap Ruby terbata.

Julian memelankan gerakannya, senyumnya terbit saat tubuh Ruby lunglai di meja itu.

"Aku janji akan membuatmu merasa lebih nyaman, maaf By." Ucap Julian mengambil ponselnya lalu memotret Ruby dengan posisi seperti itu.

'Dengan begini, aku yakin kalau kau pasti mau bekerja denganku. Dengan foto ini aku akan memberikan ancaman agar kau tetap memilih untuk menjadi sekretarisku, By.' gumam Julian yang mulai menggerakkan jarinya.

Ruby hanya bisa berpegangan di sisi meja itu bersama desahannya yang sesekali terdengar.

'Kenapa Julian bisa seliar ini? Dia gila!' Ruby bergumam dalam hati, ia menggigit bibirnya sekuat tenaga untuk tidak mendesah.

Ruby ingin menolak tapi tubuhnya malah menikmati semua perlakuan Julian atas tubuhnya.

Ruby masih berusaha untuk bisa waras, ia berharap tubuhnya masih bisa dikendalikan oleh pikirannya. Ruby bahkan melakukan pemberontakan kecil dengan mendorong tubuh Julian yang terasa kekar itu.

"Aku mohon... tolong jangan begini. Ayo sudahi, aku..."

"Aku tak bisa berhenti, aku tak ingin kau pergi dariku lagi! Sampai kapanpun, kau adalah takdirku. Milikku!" ucap Julian semakin menikmati raut wajah yang ditunjukkan oleh Ruby.

Ruby benar-benar di bawah kendali Julian, pria itu semakin menyeringai penuh kemenangan seakan ia sudah berhasil memiliki Ruby seutuhnya.

Detik itu bibir Julian melumat habis bibir Ruby.

"Enghh! Jul..." lenguhan Ruby terdengar seksi sekali.

"Aku mencintaimu." bisik Julian tak menghentikan jarinya dibawah sana.

Bersambung...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    24. Harley berulah

    ****Hari berlalu…Suasana ruang utama Mansion Harley terasa mencekam. Lampu gantung kristal berpendar redup, memberikan bayangan keras di dinding. Harley berdiri sendirian di tengah ruangan, kedua tangannya mengepal, napasnya berat seakan membakar dada.Di meja depannya, terbentang foto-foto Ruby yang diambil diam-diam oleh orang suruhan Harley. Ruby tampak keluar dari apartemen Julian, bekerja, duduk di kafe, bahkan menangis di tepi jalan setelah pertengkaran besar antara Julian dan Harley sebelumnya.Harley membanting foto itu ke lantai.“Cukup!” serunya keras.Seorang tangan kanan, pria paruh baya bernama Marek, mendekat hati-hati.“Tuan Harley, apakah Anda yakin ingin melanjutkan rencana ini? Jika Tuan muda Julian mengetahuinya…”“Biarkan dia tahu!” Harley membentak. “Bagaimana bisa dia terlena sampai melawan Daddy nya sendiri hanya demi putri dari wanita yang paling aku sesali?” Marah Harley.Marek menunduk, tahu amarah tuannya tak bisa diganggu.Harley berjalan mondar-mandir

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    23. Konflik tak mudah berakhir

    ****Suara pecahan kaca terdengar sangat keras di ruang kerja Harley. Julian mendorong pintu hingga terbuka lebar, napasnya terengah, wajahnya gelap penuh amarah. Di belakangnya, dua penjaga yang tadi mencoba menahannya kini tergeletak setelah sempat didorong keras oleh Julian.Harley berdiri di belakang meja kerjanya, matanya menyipit dingin melihat putranya kembali datang dengan amarah yang tak kunjung padam.“Sudah berapa kali aku bilang padamu, Julian.” suara Harley tenang, namun penuh ancaman di balik suaranya, “…lepaskan perempuan itu sebelum hidupmu berakhir sia-sia.”Julian melangkah ke depan, menghantam meja Harley dengan kedua tangannya.“Dan sudah berapa kali juga aku bilang, jangan sentuh Ruby. Jangan dekati Ruby. Dan jangan pernah coba merusak hidupnya lagi.” marah Julian membalas.Harley tertawa kecil, sebuah tawa yang menyinggung dan meremehkan.“Kau berbicara seperti pria yang kehilangan akal karena seorang perempuan.” ucap Harley.“Karena aku memang kehilangan akal!

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    22. Kegilaan lagi

    ****Malam itu.Di dalam apartemen Julian, Ruby duduk di sofa dengan tubuh gemetar halus.Ia baru saja membaca artikel baru tentang dirinya, ditulis seolah ia adalah wanita berbahaya yang memanfaatkan pria kaya demi keuntungan pribadi.Sementara itu, Julian berdiri di belakangnya, kedua tangannya menggenggam kursi hingga buku jarinya memutih.“Aku bersumpah aku akan membuat mereka berhenti,” desis Julian dengan suara rendah.Ruby terkejut dan langsung berucap. “Julian kau tidak perlu…”“Kau pikir aku akan membiarkan siapapun menyentuhmu? Menginjakmu seperti ini?” marah Julian.Julian berjongkok di hadapannya, memegang wajah Ruby dengan kedua tangannya, memaksa perempuan itu menatapnya.“Aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi, Ruby.” ucap Julian.Ruby menggigit bibir, hatinya kacau.“Aku takut kau akan melakukan sesuatu yang membahayakan dirimu sendiri.” balas Ruby.Julian tersenyum tipis, senyum yang tidak tenang, senyum milik seseorang yang siap membakar dunia demi seseorang.

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    21. Kebencian yang mendalam

    ****Malam selanjutnya. Di balik dinding kaca besar ruang kerjanya, Harley berdiri menatap panorama kota.Namun di balik ketenangan itu, di dalam dirinya, badai baru saja dimulai.Ia masih bisa mendengar dengan jelas kata-kata Julian yang terngiang di kepalanya."Aku tidak akan menyerah, bahkan jika aku harus melawan darahku sendiri." Ucapan Julian mengganggu pikiran Harley.Harley mengatupkan rahangnya. Wajahnya yang tegas kini terlihat semakin dingin, hampir tanpa ekspresi. Tangannya menggenggam gelas kristal berisi whiskey, sementara matanya memantulkan cahaya kota dengan sorot penuh amarah dan kekecewaan.“Dia bahkan berani menantangku demi perempuan itu,” gumamnya lirih. “Perempuan yang seharusnya tidak pernah muncul di kehidupan kami lagi. Anak dari wanita sialan itu!” marah Harley.Pintu ruangan terbuka. Seorang pria paruh baya dengan setelan gelap melangkah masuk. Ia adalah Roberto, asisten pribadi sekaligus orang kepercayaan Harley selama lebih dari dua dekade.“Tuan, Anda

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    20. Cinta yang besar

    ****Pagi itu.Julian berdiri di depan jendela ruang kerjanya, menatap ke arah jalan dengan kedua tangan di saku celana. Wajahnya kaku, tatapannya dingin, dan matanya tak lagi memantulkan ketenangan. Ia tahu, sejak semalam Harley telah melangkah terlalu jauh. Menyentuh Ruby berarti menantang dirinya, bukan sebagai putra, tapi sebagai pria yang memiliki tekad untuk mempertahankan cintanya dengan segala cara.“Dia milikku Dad, kau bahkan tidak berhak memisahkan dia dariku apalagi meminta dia untuk pergi meninggalkanku!” Ucap Julian bergumam kecil.Ruby baru saja bangun dari tidurnya yang tidak tenang. Ia berdiri di ambang pintu, rambutnya terurai acak, wajahnya masih menunjukkan lelah. “Julian.” panggilnya pelan.Julian menoleh sedikit. Suaranya datar. “Kau sudah makan?” tanya Julian langsung.Ruby menggeleng. “Tidak. Tapi aku, ingin bicara denganmu tentang kejadian semalam.” ucap Ruby.Julian berbalik sepenuhnya, menatap Ruby tajam. “Tidak ada yang perlu dibicarakan. Mereka datan

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    19. Obsesi Gelap

    ***Hujan turun tipis membasahi kota Roma malam itu, menimbulkan pantulan cahaya lampu jalan di aspal basah yang berkilau seperti kaca. Dari jendela apartemen lantai tujuh, Julian menatap ke bawah tanpa suara. Ia tidak tidur semalaman, mata tajamnya terus mengamati setiap gerak di jalan.“Tak akan pernah ada yang bisa mengusik milikku, bahkan sampai dunia berakhir. Satu-satunya pria yang akan memiliki Ruby hanyalah aku! Aku tidak peduli dengan rintangan apapun karena aku bersumpah akan melawannya.” Gumam Julian bersama suaranya yang terdengar pelan. Ruby masih terlelap di kamar, wajahnya tenang meski sesekali menggeliat gelisah dalam tidur. Julian sempat menatapnya lama sebelum pergi ke ruang tamu, memastikan pintu dan kamera keamanan terkunci dengan baik.Ia sudah tahu. Mereka akan datang malam ini.Bukan karena firasat, tapi karena Julian sendiri telah menerima pesan anonim yang jelas-jelas berasal dari Harley.[Kau pikir kau bisa bersembunyi dariku, Julian? Aku akan mengambil ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status