Share

4. Bermain Lama!

Author: Gita Putri
last update Last Updated: 2025-10-02 10:31:29

Julian menarik lalu mendorong miliknya dengan gerakan pelan, namun pusaka itu tidak dimasukan secara keseluruhan ke dalam milik Ruby.

"Jangan, kumohon jangan lakukan itu!" Pinta Ruby berusaha menolak tapi pinggangnya sesekali bergerak seakan menginginkan hal itu walau tidak dengan mulutnya yang ingin mengakhiri segalanya.

Ruby bergerak saat satu jari Julian menyapa permukaan miliknya, bahkan dengan pinggul Julian tak berhenti mendorong pelan.

"Bukankah ini sangat nikmat, hm? Aku tahu kalau kau suka dengan ini, bagaimana kalau aku memasukan semuanya saja ke dalam milikmu? Aku yakin kalau ini akan terasa lebih nikmat lagi." Ucap Julian membuat Ruby segera menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Jangan lakukan itu! Menjauhlah dariku Julian, kita tidak boleh melakukan hal ini! Kumohon. Tolong jangan melakukan terlalu jauh, kita tidak boleh melakukan hal gila ini Julian. Ini salah!" Ucap Ruby yang mulai berusaha memohon dari ucapannya itu.

Senyum Julian terbit, mungkin lebih tepatnya semua terlalu tanggung kalau tidak dilakukan saat itu juga. Kepala Julian saja sudah berdenyut menginginkan dirinya untuk bisa memasuki Ruby dan ia ingin memiliki Ruby bahkan dapat merasakan betapa indahnya bercinta.

"By, aku masukin lebih dalam oke?" Sekali lagi Julian bertanya.

Ruby tetap pada pendiriannya, ia terus menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ia sungguh menolak ajakan gila itu.

"Aku mohon jangan, aku benar-benar..."

Tak habis dengan banyak akalnya, Julian mulai bergerak lagi. Pinggulnya menekan tapi tidak untuk menerobos dinding kaca gadis yang tampak sempit itu.

"Akh, sakit. Julian cukup. Kumohon hentikanlah." Ruby menggila dengan goyangan dan gesekan yang diberikan oleh Julian.

Julian akan membuat Ruby meminta hal itu padanya dengan mulutnya sendiri. Julian sungguh tidak ingin melepaskan Ruby lagi, ia bersumpah akan menjerat Ruby dengan cara apapun.

Julian tidak mau kehilangan Ruby, ia menginginkan kegadisan Ruby jadi miliknya saja. Hanya milik Julian seorang.

"Julian...aku..."

"Ah.." Ruby mendadak kecewa ketika Julian berhenti bergerak saat dirinya hampir sampai dan mengeluarkan cairan berikutnya.

Perlahan Julian menarik dirinya dari Ruby hingga milik Julian tak lagi berada di dalam Ruby. Tatapan Ruby menyimpan rasa kecewa. Kenapa harus dicabut saat Ruby sudah hampir sampai?

Raut wajah kekecewaan itu terlihat jelas di wajah Ruby, sedangkan senyum miring Julian jadi terbit.

"Kenapa By? Bukankah kau sendiri yang ingin aku berhenti, hm?" Tanya Julian mengangkat alisnya.

Ruby masih dalam kondisi yang sama, kedua pahanya masih terbuka lebar. Miliknya yang merona benar-benar menguji akal sehat Julian yang sudah hilang sejak awal ketika melihat kedatangan Ruby dalam ruangannya itu.

Ruby ingin menutup kedua pahanya yang terus-terusan ditatap oleh Julian tapi tangan Julian segera menahan kedua paha itu untuk tetap terus terbuka.

"Aku suka, tetaplah dalam posisi ini By. Kalau kau mau aku bisa membantumu keluar seperti sebelumnya. Tapi katakanlah kalau kau memohon untuk dipuaskan olehku." Ucap Julian.

Ruby menggeleng, ia tidak mau. Lupakan saja tentang kepuasan.

"Tidak! Aku tidak butuh bantuanmu sama sekali, lebih baik kau menyingkir saja dari hadapanku! Itu adalah hal yang paling baik!" Ucap Ruby hendak bangkit berdiri dari posisinya yang saat itu terlentang di atas meja kerja Julian.

Namun di saat itulah Julian kembali mendekatkan dirinya pada Ruby lalu kembali memasukkan miliknya ke dalam inti Ruby lagi.

"Ah!" Sekali hentakan milik Julian masuk seperti sebelumnya, tidak untuk menerobos dinding kaca Ruby.

"Aku tidak...ah...ah ah." Ruby menggila, ia ingin bicara untuk menolak tapi tak bisa ketika Julian kembali menggesek dengan gerakan yang sama seperti sebelumnya.

Ruby hilang akal, dia sudah sangat menginginkan hal itu bahkan pinggulnya ikut bergoyang pelan saat Julian menjeda gerakannya.

"Kau suka, sayang?" Tanya Julian masih saja bertanya pada gadis normal.

Ruby tanpa ragu mengangguk pelan, bahkan tak ada wajah malu lagi ketika Ruby menganggukkan kepalanya seperti itu. Percayalah kalau Ruby sudah merasa gila sekaligus bodoh karena terperangkap masuk ke dalam permainan Julian.

"Tolong bergeraklah! Selesaikan ini, Julian." Ucap Ruby bersama matanya yang terbuka lalu tertutup dengan gerakan yang sama berulang kali.

Ruby hampir sampai lagi, tapi setelahnya Julian berhenti ketika miliknya yang berada dibawah terasa begitu dijepit kuat oleh milik Ruby.

"Kalau kau ingin kita melakukannya terus menerus dan tak berhenti, maka izinkan aku untuk memasuki lebih dalam By. Kau milikku, kita akan melakukannya terus-terusan, tanpa henti sampai kau merasa lelah." Ucap Julian perlahan bergerak tanpa ada kecepatan sama sekali.

Pria itu memang sengaja untuk membuat Ruby frustasi. Membuat gadis itu memohon dan berharap Julian memuaskannya lebih dalam lagi.

"Kalau kau tak mau maka aku akan menyiksamu dalam gairah ini, aku akan terus-terusan mengulangi hal yang sama agar kau merasa frustasi. Tak masalah untukku ikut frustasi By. Aku bisa senang melihat raut wajahmu yang terlihat putus asa." Ucap Julian bersama senyum miliknya yang membuat pria itu semakin tampan.

Ruby bahkan tak pernah lupa tentang ketampanan milik mantan kekasihnya itu. Tidak ada yang berubah, bahkan wajah Julian malah semakin tampan ketika mereka sudah sangat lama tidak bertemu.

"Julian jangan begini, bergeraklah. Aku mohon." Pinta Ruby akhirnya putus asa.

Julian langsung mengganggu menyanggupi perkataan Ruby.

"Izinkan aku memasukimu, izinkan aku membuat milikmu berdarah agat aku lah yang mengambil milikmu untuk pertama kalinya By. Ayo katakan kalau kau mengizinkanku untuk memilikimu hari ini." Ucap Julian cukup mendesak dengan ucapannya.

Ruby akhirnya mengangguk pelan, ia sudah tak bisa menahan dirinya lagi. Atau bisa dibilang Ruby tak kuat menahan godaan gairah yang ditimbulkan oleh Julian.

Setelah mendapatkan persetujuan dari Ruby, terlihat Julian kembali menusukan pusakanya disana, bahkan mendorongnya pelan hingga ada penghalang didalam sana.

"Akhh! Sakith.." Ruby meringis.

Sakitnya terasa luar biasa, terlebih Julian adalah orang pertama yang memasukinya.

Julian mengalihkan rasa sakit itu dengan menyentuh dua gunung kembar Ruby.

Kini Ruby mendesah bersamaan ringisan itu mulai terdengar.

Jlep!

"Akhhh! Sakit!" Ucap Ruby menangis, air matanya jatuh sedangkan Julian mendiamkan miliknya di dalam sana. Ada rasa panas membasahi pusaka besar Julian di dalam Ruby.

"Sakit, Julian." Isak Ruby dnegan air mata yang menetes perlahan.

"Selanjutnya akan nikmat, aku pastikan kalau sakit ini adalah yang pertama dan terakhir By." Bisik Julian yang detik berikutnya langsung menempelkan mulutnya di dua bukit kembar milik Ruby.

Merasa Ruby berhenti terisak, saat itulah Julian perlahan menggerakkan bokongnya. Rasa sakit itu perlahan digantikan oleh rasa nikmat tiada tara.

"Ah...ahh Julian." Gumam Ruby mendapatkan kenikmatan itu.

Julian merasa bangga, dan lega. Gerakannya semakin brutal saat Ruby merasa terbang karena perbuatan gila Julian.

Bersambung...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    24. Harley berulah

    ****Hari berlalu…Suasana ruang utama Mansion Harley terasa mencekam. Lampu gantung kristal berpendar redup, memberikan bayangan keras di dinding. Harley berdiri sendirian di tengah ruangan, kedua tangannya mengepal, napasnya berat seakan membakar dada.Di meja depannya, terbentang foto-foto Ruby yang diambil diam-diam oleh orang suruhan Harley. Ruby tampak keluar dari apartemen Julian, bekerja, duduk di kafe, bahkan menangis di tepi jalan setelah pertengkaran besar antara Julian dan Harley sebelumnya.Harley membanting foto itu ke lantai.“Cukup!” serunya keras.Seorang tangan kanan, pria paruh baya bernama Marek, mendekat hati-hati.“Tuan Harley, apakah Anda yakin ingin melanjutkan rencana ini? Jika Tuan muda Julian mengetahuinya…”“Biarkan dia tahu!” Harley membentak. “Bagaimana bisa dia terlena sampai melawan Daddy nya sendiri hanya demi putri dari wanita yang paling aku sesali?” Marah Harley.Marek menunduk, tahu amarah tuannya tak bisa diganggu.Harley berjalan mondar-mandir

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    23. Konflik tak mudah berakhir

    ****Suara pecahan kaca terdengar sangat keras di ruang kerja Harley. Julian mendorong pintu hingga terbuka lebar, napasnya terengah, wajahnya gelap penuh amarah. Di belakangnya, dua penjaga yang tadi mencoba menahannya kini tergeletak setelah sempat didorong keras oleh Julian.Harley berdiri di belakang meja kerjanya, matanya menyipit dingin melihat putranya kembali datang dengan amarah yang tak kunjung padam.“Sudah berapa kali aku bilang padamu, Julian.” suara Harley tenang, namun penuh ancaman di balik suaranya, “…lepaskan perempuan itu sebelum hidupmu berakhir sia-sia.”Julian melangkah ke depan, menghantam meja Harley dengan kedua tangannya.“Dan sudah berapa kali juga aku bilang, jangan sentuh Ruby. Jangan dekati Ruby. Dan jangan pernah coba merusak hidupnya lagi.” marah Julian membalas.Harley tertawa kecil, sebuah tawa yang menyinggung dan meremehkan.“Kau berbicara seperti pria yang kehilangan akal karena seorang perempuan.” ucap Harley.“Karena aku memang kehilangan akal!

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    22. Kegilaan lagi

    ****Malam itu.Di dalam apartemen Julian, Ruby duduk di sofa dengan tubuh gemetar halus.Ia baru saja membaca artikel baru tentang dirinya, ditulis seolah ia adalah wanita berbahaya yang memanfaatkan pria kaya demi keuntungan pribadi.Sementara itu, Julian berdiri di belakangnya, kedua tangannya menggenggam kursi hingga buku jarinya memutih.“Aku bersumpah aku akan membuat mereka berhenti,” desis Julian dengan suara rendah.Ruby terkejut dan langsung berucap. “Julian kau tidak perlu…”“Kau pikir aku akan membiarkan siapapun menyentuhmu? Menginjakmu seperti ini?” marah Julian.Julian berjongkok di hadapannya, memegang wajah Ruby dengan kedua tangannya, memaksa perempuan itu menatapnya.“Aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi, Ruby.” ucap Julian.Ruby menggigit bibir, hatinya kacau.“Aku takut kau akan melakukan sesuatu yang membahayakan dirimu sendiri.” balas Ruby.Julian tersenyum tipis, senyum yang tidak tenang, senyum milik seseorang yang siap membakar dunia demi seseorang.

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    21. Kebencian yang mendalam

    ****Malam selanjutnya. Di balik dinding kaca besar ruang kerjanya, Harley berdiri menatap panorama kota.Namun di balik ketenangan itu, di dalam dirinya, badai baru saja dimulai.Ia masih bisa mendengar dengan jelas kata-kata Julian yang terngiang di kepalanya."Aku tidak akan menyerah, bahkan jika aku harus melawan darahku sendiri." Ucapan Julian mengganggu pikiran Harley.Harley mengatupkan rahangnya. Wajahnya yang tegas kini terlihat semakin dingin, hampir tanpa ekspresi. Tangannya menggenggam gelas kristal berisi whiskey, sementara matanya memantulkan cahaya kota dengan sorot penuh amarah dan kekecewaan.“Dia bahkan berani menantangku demi perempuan itu,” gumamnya lirih. “Perempuan yang seharusnya tidak pernah muncul di kehidupan kami lagi. Anak dari wanita sialan itu!” marah Harley.Pintu ruangan terbuka. Seorang pria paruh baya dengan setelan gelap melangkah masuk. Ia adalah Roberto, asisten pribadi sekaligus orang kepercayaan Harley selama lebih dari dua dekade.“Tuan, Anda

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    20. Cinta yang besar

    ****Pagi itu.Julian berdiri di depan jendela ruang kerjanya, menatap ke arah jalan dengan kedua tangan di saku celana. Wajahnya kaku, tatapannya dingin, dan matanya tak lagi memantulkan ketenangan. Ia tahu, sejak semalam Harley telah melangkah terlalu jauh. Menyentuh Ruby berarti menantang dirinya, bukan sebagai putra, tapi sebagai pria yang memiliki tekad untuk mempertahankan cintanya dengan segala cara.“Dia milikku Dad, kau bahkan tidak berhak memisahkan dia dariku apalagi meminta dia untuk pergi meninggalkanku!” Ucap Julian bergumam kecil.Ruby baru saja bangun dari tidurnya yang tidak tenang. Ia berdiri di ambang pintu, rambutnya terurai acak, wajahnya masih menunjukkan lelah. “Julian.” panggilnya pelan.Julian menoleh sedikit. Suaranya datar. “Kau sudah makan?” tanya Julian langsung.Ruby menggeleng. “Tidak. Tapi aku, ingin bicara denganmu tentang kejadian semalam.” ucap Ruby.Julian berbalik sepenuhnya, menatap Ruby tajam. “Tidak ada yang perlu dibicarakan. Mereka datan

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    19. Obsesi Gelap

    ***Hujan turun tipis membasahi kota Roma malam itu, menimbulkan pantulan cahaya lampu jalan di aspal basah yang berkilau seperti kaca. Dari jendela apartemen lantai tujuh, Julian menatap ke bawah tanpa suara. Ia tidak tidur semalaman, mata tajamnya terus mengamati setiap gerak di jalan.“Tak akan pernah ada yang bisa mengusik milikku, bahkan sampai dunia berakhir. Satu-satunya pria yang akan memiliki Ruby hanyalah aku! Aku tidak peduli dengan rintangan apapun karena aku bersumpah akan melawannya.” Gumam Julian bersama suaranya yang terdengar pelan. Ruby masih terlelap di kamar, wajahnya tenang meski sesekali menggeliat gelisah dalam tidur. Julian sempat menatapnya lama sebelum pergi ke ruang tamu, memastikan pintu dan kamera keamanan terkunci dengan baik.Ia sudah tahu. Mereka akan datang malam ini.Bukan karena firasat, tapi karena Julian sendiri telah menerima pesan anonim yang jelas-jelas berasal dari Harley.[Kau pikir kau bisa bersembunyi dariku, Julian? Aku akan mengambil ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status