Share

5. Hyper Boy!

Author: Gita Putri
last update Huling Na-update: 2025-10-02 10:49:35

Julian sangat menikmati kecantikan Ruby yang tak berhenti mendesah, menggigit bibir bahkan membuka mata dan kadang menutupnya dengan gerakan berulangkali.

"Kau sangat suka kan sayang? Kau menyukai apa yang sedang kita lakukan saat ini, hm?" Tanya Julian disela goyangannya itu.

Ruby mengangguk tanpa ragu seolah ia sedang membenarkan ucapan Julian. Ruby juga terlihat mengalungkan tangannya pada leher Julian.

Senyum merekah terbit dibibir Julian, ia makin suka saat Ruby berada dibawah kendalinya. Ruby yang tidak melakukan penolakan, bahkan seperti memuja ketampanan milik Julian adalah impian Julian saat ini.

Sudah sangat lama mereka tidak bersama, namun takdir mempertemukan mereka kembali dengan cara yang lebih gila dari sebelumnya. Cara brutal pada pertemuan pertama mereka setelah sekian lama berpisah.

"Sialnya kau benar-benar sangat cantik Ruby, aku menggila karena kecantikanmu. Sekarang aku kecanduan dan tak berniat menghentikan ini. Bagaimana sayang? Aku tidak mau lagi hubungan kita berakhir. Aku hanya ingin kita terus bersama, lupakan tentang masalah apapun dan teruslah disisiku sayang." Ucap Julian terus memompa Ruby yang tampak menikmati hal itu juga.

Ruby tampak tak bisa menjawab dengan benar ucapannya dikatakan oleh Julian, ia hanya berusaha untuk bisa mengatur napasnya yang sungguh sulit dikendalikan karena gerakan brutal Julian diatas tubuhnya.

"Ahhh Julian!" Pekik Ruby saat gelombang itu tiba.

Julian masih tetap menggoyangkan pinggulnya saat Ruby sudah bergetar hebat. Julian seolah-olah tidak mau berhenti, ia tak membiarkan Ruby berisitirahat walau hanya sebentar.

"Engghhh... Julian cukup, aku...aku lelah sekali." Ucap Ruby memohon saat miliknya mulai terasa perih.

Namun percayalah, Julian merasa kecanduan dengan milik Ruby yang memang hanya dimiliki olehnya untuk pertama kalinya.

Tentunya Julian merasa senang dan menang karena dirinya lah yang jadi pertama bagi Ruby, sekarang Ruby berstatus miliknya seutuhnya.

"Aku marah ketika kau pergi By, jadi sekarang aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi lagi. Sekali milikku maka akan tetap jadi milikku sampai kapanpun! Aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi dariku lagi, Aku bersumpah untuk itu By!" Ucap Julian begitu yakin.

Ruby hendak mendorong dada Julian tapi terhenti ketika Julian menenggelamkan miliknya lebih dalam pada milik Ruby. Easa sakit, perih dan nikmat bercampur disana.

Ruby dibuat pasrah bahkan tak bisa berucap apapun lagi, ketika ia berusaha menolak saja ia tak mampu. Ruby sungguh berada di bawah kendali Julian. Tidak bisa melakukan apapun selain menikmati.

Senyum merekah di bibir Julian, pandangan matanya hanya tertuju pada wajah Ruby yang terlihat benar-benar pasrah.

"By, kau cantik. Bisakah mulutmu terus mendesah dan memanggil namaku saja? Aku rindu dan gila karenamu. Kau yang lebih dulu pergi meninggalkanku tanpa alasan, maka sekarang bertanggung jawablah karena kau akan jadi milikku selamanya." Ucap Julian yang kemudian meniup wajah Ruby hingga mata perempuan itu terpejam sebentar.

"Shit! Ah!" Pekik Julian ketika miliknya kembali ingin melakukan hal serupa seperti tadinya.

"Ah." Desah Ruby saat milik Julian mulai bergerak lagi.

"Panggilah namaku, cantik. Aku sudah mengatakan padamu untuk terus memanggil namaku disela desahanmu itu. Aku suka By, sangat suka. Suaramu seksi dan membuatku candu." Ucap Julian terdengar tulus tapi menakutkan.

Julian benar-benar terlihat seperti pria gila yang menginginkan wanitanya begitu dalam. Julian terlalu over, ia tidak ingin menghentikan kegiatan mereka. Julian seakan ingin memakan habis subuh kekasihnya itu.

Ruby menggelengkan kepalanya tapi Julian sudah kembali bergerak memasukkan miliknya agar semakin dalam. Julian menekan Ruby agar tidak bisa melakukan penolakan.

"Julian, berhenti... Aku lelah. Sungguh aku sangat lelah sekali. Aku tidak kuat lagi, kumohon hentikanlah. Ini adalah yang pertama untukku, aku..."

Bibir Ruby dibungkam. Mulutnya tak bisa berucap apapun lagi ketika Julian melahap habis bibir itu, sedangkan pinggulnya bergerak lebih brutal dari sebelumnya.

"Hmmptt..." Ruby tak tahu lagi, ia tak bisa mengontrol dirinya sendiri.

Julian terlalu memabukan, kepala Ruby terasa ingin pecah saat tubuhnya tak lagi bisa dikendalikan. Semua pikirannya kacau. Ruby berusaha menolak tapi tubuhnya malah terlalu menginginkan dan menikmati apa yang dilakukan Julian atasnya.

"Damn! Gila! Kau cantik sekali Ruby, kau hanya boleh jadi milikku saja! Tidak ada pria lain yang boleh menginginkanmu apalagi memilikimu!" Tegas Julian saat melihat Ruby menggigit bibirnya dengan kuat bahkan membiarkan matanya sendiri terpejam.

Detik setelahnya milik Julian berkedut tanda kepunyaan nya siap mendapatkan pelepasan, pinggul Julian bergerak lebih cepat membuat Ruby kelimpungan menahan gerakan itu.

"Ah...Julian cukup, ah sakit. Aku..."

"Sebentar By, aku...ahhhh." Julian mendapatkan pelepasan lagi, tubuhnya langsung jatuh dengan miliknya yang masih tertanam di dalam Ruby.

Ruby tak bisa mengatur napasnya, tubuhnya tenggelam dalam pelukan erat Julian. Julian menimpa tubuh Ruby, tidak ada niat bagi pria itu untuk menjauh.

"Lelah. Aku lelah sekali. Cukup sampai disini Julian" Ucap Ruby.

Ruby dibuat tak menyangka, harusnya ia bekerja sebagai sekretaris tapi untuk pertama kalinya Ruby melakukan kegiatan terkutuk itu dengan mantan kekasihnya yang lama sekali sudah ia tinggalkan.

Julian menggelengkan kepalanya.

"Belum selesai, ini hukuman karena selama ini kau yang pergi dariku sayang. Sungguh masih banyak permainan yang kuinginkan. Bahkan kita bisa melakukan kegiatan ini saat berada di apartemenku. Kau milikku seorang By. Ruby miliknya Julian!" Tegas Julian berbisik membuat Ruby menggeleng lemah.

Ruby hendak menjauhkan Julian dari atasnya, tapi pria itu malah semakin menekan tubuhnya untuk tetap berada diatas tubuh Ruby.

Julian masih mengatur napasnya, tidak mau memberi jeda untuk posisi mereka yang masih menempel. Julian tak ada niatan melepaskan miliknya dibawah sana dari dalam Ruby.

"Julian, kau tahu? Ini gila! Tidak seharusnya kita melakukan hal ini. Terlebih ruangan ini adalah tempat kau bekerja." gumam Ruby dengan nada suara yang begitu lelah.

Julian perlahan mulai mengangkat kepalanya lalu menggeleng pelan, pandangan matanya tertuju pada wajah lelah milik Ruby. Tatapan pria itu sangat lembut tapi mampu melukai perasaan Ruby.

Mata Julian tampak berkaca-kaca, ada perasaan sakit di sana yang terlihat bahkan dada Ruby jadi terasa sesak.

"Kenapa kau pergi dariku, hm? Bukankah kita berdua saling mencintai selama ini? Kenapa kau pergi dariku tanpa memberi alasan apapun, Ruby?! Aku gila karena merindukanmu setiap hari! Aku sudah gila Ruby!" pekik Julian dengan posisi yang masih sama.

Ruby tidak ingin menatap wajah pria itu, ia menoleh ke samping.

"Aku mengantuk Julian, akhiri lah. Menjauh dariku." Balas Ruby mengganti topik pembicaraan.

Julian malah menyeringai detik setelahnya.

"Tak masalah, aku bahkan bisa melakukannya saat kau tertidur. Aku sudah mengatakan padamu kalau ini hukuman. Kau pantas untuk dihukum, sayangku." Bisik Julian lagi.

Bersambung...

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    24. Harley berulah

    ****Hari berlalu…Suasana ruang utama Mansion Harley terasa mencekam. Lampu gantung kristal berpendar redup, memberikan bayangan keras di dinding. Harley berdiri sendirian di tengah ruangan, kedua tangannya mengepal, napasnya berat seakan membakar dada.Di meja depannya, terbentang foto-foto Ruby yang diambil diam-diam oleh orang suruhan Harley. Ruby tampak keluar dari apartemen Julian, bekerja, duduk di kafe, bahkan menangis di tepi jalan setelah pertengkaran besar antara Julian dan Harley sebelumnya.Harley membanting foto itu ke lantai.“Cukup!” serunya keras.Seorang tangan kanan, pria paruh baya bernama Marek, mendekat hati-hati.“Tuan Harley, apakah Anda yakin ingin melanjutkan rencana ini? Jika Tuan muda Julian mengetahuinya…”“Biarkan dia tahu!” Harley membentak. “Bagaimana bisa dia terlena sampai melawan Daddy nya sendiri hanya demi putri dari wanita yang paling aku sesali?” Marah Harley.Marek menunduk, tahu amarah tuannya tak bisa diganggu.Harley berjalan mondar-mandir

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    23. Konflik tak mudah berakhir

    ****Suara pecahan kaca terdengar sangat keras di ruang kerja Harley. Julian mendorong pintu hingga terbuka lebar, napasnya terengah, wajahnya gelap penuh amarah. Di belakangnya, dua penjaga yang tadi mencoba menahannya kini tergeletak setelah sempat didorong keras oleh Julian.Harley berdiri di belakang meja kerjanya, matanya menyipit dingin melihat putranya kembali datang dengan amarah yang tak kunjung padam.“Sudah berapa kali aku bilang padamu, Julian.” suara Harley tenang, namun penuh ancaman di balik suaranya, “…lepaskan perempuan itu sebelum hidupmu berakhir sia-sia.”Julian melangkah ke depan, menghantam meja Harley dengan kedua tangannya.“Dan sudah berapa kali juga aku bilang, jangan sentuh Ruby. Jangan dekati Ruby. Dan jangan pernah coba merusak hidupnya lagi.” marah Julian membalas.Harley tertawa kecil, sebuah tawa yang menyinggung dan meremehkan.“Kau berbicara seperti pria yang kehilangan akal karena seorang perempuan.” ucap Harley.“Karena aku memang kehilangan akal!

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    22. Kegilaan lagi

    ****Malam itu.Di dalam apartemen Julian, Ruby duduk di sofa dengan tubuh gemetar halus.Ia baru saja membaca artikel baru tentang dirinya, ditulis seolah ia adalah wanita berbahaya yang memanfaatkan pria kaya demi keuntungan pribadi.Sementara itu, Julian berdiri di belakangnya, kedua tangannya menggenggam kursi hingga buku jarinya memutih.“Aku bersumpah aku akan membuat mereka berhenti,” desis Julian dengan suara rendah.Ruby terkejut dan langsung berucap. “Julian kau tidak perlu…”“Kau pikir aku akan membiarkan siapapun menyentuhmu? Menginjakmu seperti ini?” marah Julian.Julian berjongkok di hadapannya, memegang wajah Ruby dengan kedua tangannya, memaksa perempuan itu menatapnya.“Aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi, Ruby.” ucap Julian.Ruby menggigit bibir, hatinya kacau.“Aku takut kau akan melakukan sesuatu yang membahayakan dirimu sendiri.” balas Ruby.Julian tersenyum tipis, senyum yang tidak tenang, senyum milik seseorang yang siap membakar dunia demi seseorang.

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    21. Kebencian yang mendalam

    ****Malam selanjutnya. Di balik dinding kaca besar ruang kerjanya, Harley berdiri menatap panorama kota.Namun di balik ketenangan itu, di dalam dirinya, badai baru saja dimulai.Ia masih bisa mendengar dengan jelas kata-kata Julian yang terngiang di kepalanya."Aku tidak akan menyerah, bahkan jika aku harus melawan darahku sendiri." Ucapan Julian mengganggu pikiran Harley.Harley mengatupkan rahangnya. Wajahnya yang tegas kini terlihat semakin dingin, hampir tanpa ekspresi. Tangannya menggenggam gelas kristal berisi whiskey, sementara matanya memantulkan cahaya kota dengan sorot penuh amarah dan kekecewaan.“Dia bahkan berani menantangku demi perempuan itu,” gumamnya lirih. “Perempuan yang seharusnya tidak pernah muncul di kehidupan kami lagi. Anak dari wanita sialan itu!” marah Harley.Pintu ruangan terbuka. Seorang pria paruh baya dengan setelan gelap melangkah masuk. Ia adalah Roberto, asisten pribadi sekaligus orang kepercayaan Harley selama lebih dari dua dekade.“Tuan, Anda

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    20. Cinta yang besar

    ****Pagi itu.Julian berdiri di depan jendela ruang kerjanya, menatap ke arah jalan dengan kedua tangan di saku celana. Wajahnya kaku, tatapannya dingin, dan matanya tak lagi memantulkan ketenangan. Ia tahu, sejak semalam Harley telah melangkah terlalu jauh. Menyentuh Ruby berarti menantang dirinya, bukan sebagai putra, tapi sebagai pria yang memiliki tekad untuk mempertahankan cintanya dengan segala cara.“Dia milikku Dad, kau bahkan tidak berhak memisahkan dia dariku apalagi meminta dia untuk pergi meninggalkanku!” Ucap Julian bergumam kecil.Ruby baru saja bangun dari tidurnya yang tidak tenang. Ia berdiri di ambang pintu, rambutnya terurai acak, wajahnya masih menunjukkan lelah. “Julian.” panggilnya pelan.Julian menoleh sedikit. Suaranya datar. “Kau sudah makan?” tanya Julian langsung.Ruby menggeleng. “Tidak. Tapi aku, ingin bicara denganmu tentang kejadian semalam.” ucap Ruby.Julian berbalik sepenuhnya, menatap Ruby tajam. “Tidak ada yang perlu dibicarakan. Mereka datan

  • Godaan Liar Mantan Kekasih    19. Obsesi Gelap

    ***Hujan turun tipis membasahi kota Roma malam itu, menimbulkan pantulan cahaya lampu jalan di aspal basah yang berkilau seperti kaca. Dari jendela apartemen lantai tujuh, Julian menatap ke bawah tanpa suara. Ia tidak tidur semalaman, mata tajamnya terus mengamati setiap gerak di jalan.“Tak akan pernah ada yang bisa mengusik milikku, bahkan sampai dunia berakhir. Satu-satunya pria yang akan memiliki Ruby hanyalah aku! Aku tidak peduli dengan rintangan apapun karena aku bersumpah akan melawannya.” Gumam Julian bersama suaranya yang terdengar pelan. Ruby masih terlelap di kamar, wajahnya tenang meski sesekali menggeliat gelisah dalam tidur. Julian sempat menatapnya lama sebelum pergi ke ruang tamu, memastikan pintu dan kamera keamanan terkunci dengan baik.Ia sudah tahu. Mereka akan datang malam ini.Bukan karena firasat, tapi karena Julian sendiri telah menerima pesan anonim yang jelas-jelas berasal dari Harley.[Kau pikir kau bisa bersembunyi dariku, Julian? Aku akan mengambil ke

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status