Julian sangat menikmati kecantikan Ruby yang tak berhenti mendesah, menggigit bibir bahkan membuka mata dan kadang menutupnya dengan gerakan berulangkali.
"Kau sangat suka kan sayang? Kau menyukai apa yang sedang kita lakukan saat ini, hm?" Tanya Julian disela goyangannya itu. Ruby mengangguk tanpa ragu seolah ia sedang membenarkan ucapan Julian. Ruby juga terlihat mengalungkan tangannya pada leher Julian. Senyum merekah terbit dibibir Julian, ia makin suka saat Ruby berada dibawah kendalinya. Ruby yang tidak melakukan penolakan, bahkan seperti memuja ketampanan milik Julian adalah impian Julian saat ini. Sudah sangat lama mereka tidak bersama, namun takdir mempertemukan mereka kembali dengan cara yang lebih gila dari sebelumnya. Cara brutal pada pertemuan pertama mereka setelah sekian lama berpisah. "Sialnya kau benar-benar sangat cantik Ruby, aku menggila karena kecantikanmu. Sekarang aku kecanduan dan tak berniat menghentikan ini. Bagaimana sayang? Aku tidak mau lagi hubungan kita berakhir. Aku hanya ingin kita terus bersama, lupakan tentang masalah apapun dan teruslah disisiku sayang." Ucap Julian terus memompa Ruby yang tampak menikmati hal itu juga. Ruby tampak tak bisa menjawab dengan benar ucapannya dikatakan oleh Julian, ia hanya berusaha untuk bisa mengatur napasnya yang sungguh sulit dikendalikan karena gerakan brutal Julian diatas tubuhnya. "Ahhh Julian!" Pekik Ruby saat gelombang itu tiba. Julian masih tetap menggoyangkan pinggulnya saat Ruby sudah bergetar hebat. Julian seolah-olah tidak mau berhenti, ia tak membiarkan Ruby berisitirahat walau hanya sebentar. "Engghhh... Julian cukup, aku...aku lelah sekali." Ucap Ruby memohon saat miliknya mulai terasa perih. Namun percayalah, Julian merasa kecanduan dengan milik Ruby yang memang hanya dimiliki olehnya untuk pertama kalinya. Tentunya Julian merasa senang dan menang karena dirinya lah yang jadi pertama bagi Ruby, sekarang Ruby berstatus miliknya seutuhnya. "Aku marah ketika kau pergi By, jadi sekarang aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi lagi. Sekali milikku maka akan tetap jadi milikku sampai kapanpun! Aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi dariku lagi, Aku bersumpah untuk itu By!" Ucap Julian begitu yakin. Ruby hendak mendorong dada Julian tapi terhenti ketika Julian menenggelamkan miliknya lebih dalam pada milik Ruby. Easa sakit, perih dan nikmat bercampur disana. Ruby dibuat pasrah bahkan tak bisa berucap apapun lagi, ketika ia berusaha menolak saja ia tak mampu. Ruby sungguh berada di bawah kendali Julian. Tidak bisa melakukan apapun selain menikmati. Senyum merekah di bibir Julian, pandangan matanya hanya tertuju pada wajah Ruby yang terlihat benar-benar pasrah. "By, kau cantik. Bisakah mulutmu terus mendesah dan memanggil namaku saja? Aku rindu dan gila karenamu. Kau yang lebih dulu pergi meninggalkanku tanpa alasan, maka sekarang bertanggung jawablah karena kau akan jadi milikku selamanya." Ucap Julian yang kemudian meniup wajah Ruby hingga mata perempuan itu terpejam sebentar. "Shit! Ah!" Pekik Julian ketika miliknya kembali ingin melakukan hal serupa seperti tadinya. "Ah." Desah Ruby saat milik Julian mulai bergerak lagi. "Panggilah namaku, cantik. Aku sudah mengatakan padamu untuk terus memanggil namaku disela desahanmu itu. Aku suka By, sangat suka. Suaramu seksi dan membuatku candu." Ucap Julian terdengar tulus tapi menakutkan. Julian benar-benar terlihat seperti pria gila yang menginginkan wanitanya begitu dalam. Julian terlalu over, ia tidak ingin menghentikan kegiatan mereka. Julian seakan ingin memakan habis subuh kekasihnya itu. Ruby menggelengkan kepalanya tapi Julian sudah kembali bergerak memasukkan miliknya agar semakin dalam. Julian menekan Ruby agar tidak bisa melakukan penolakan. "Julian, berhenti... Aku lelah. Sungguh aku sangat lelah sekali. Aku tidak kuat lagi, kumohon hentikanlah. Ini adalah yang pertama untukku, aku..." Bibir Ruby dibungkam. Mulutnya tak bisa berucap apapun lagi ketika Julian melahap habis bibir itu, sedangkan pinggulnya bergerak lebih brutal dari sebelumnya. "Hmmptt..." Ruby tak tahu lagi, ia tak bisa mengontrol dirinya sendiri. Julian terlalu memabukan, kepala Ruby terasa ingin pecah saat tubuhnya tak lagi bisa dikendalikan. Semua pikirannya kacau. Ruby berusaha menolak tapi tubuhnya malah terlalu menginginkan dan menikmati apa yang dilakukan Julian atasnya. "Damn! Gila! Kau cantik sekali Ruby, kau hanya boleh jadi milikku saja! Tidak ada pria lain yang boleh menginginkanmu apalagi memilikimu!" Tegas Julian saat melihat Ruby menggigit bibirnya dengan kuat bahkan membiarkan matanya sendiri terpejam. Detik setelahnya milik Julian berkedut tanda kepunyaan nya siap mendapatkan pelepasan, pinggul Julian bergerak lebih cepat membuat Ruby kelimpungan menahan gerakan itu. "Ah...Julian cukup, ah sakit. Aku..." "Sebentar By, aku...ahhhh." Julian mendapatkan pelepasan lagi, tubuhnya langsung jatuh dengan miliknya yang masih tertanam di dalam Ruby. Ruby tak bisa mengatur napasnya, tubuhnya tenggelam dalam pelukan erat Julian. Julian menimpa tubuh Ruby, tidak ada niat bagi pria itu untuk menjauh. "Lelah. Aku lelah sekali. Cukup sampai disini Julian" Ucap Ruby. Ruby dibuat tak menyangka, harusnya ia bekerja sebagai sekretaris tapi untuk pertama kalinya Ruby melakukan kegiatan terkutuk itu dengan mantan kekasihnya yang lama sekali sudah ia tinggalkan. Julian menggelengkan kepalanya. "Belum selesai, ini hukuman karena selama ini kau yang pergi dariku sayang. Sungguh masih banyak permainan yang kuinginkan. Bahkan kita bisa melakukan kegiatan ini saat berada di apartemenku. Kau milikku seorang By. Ruby miliknya Julian!" Tegas Julian berbisik membuat Ruby menggeleng lemah. Ruby hendak menjauhkan Julian dari atasnya, tapi pria itu malah semakin menekan tubuhnya untuk tetap berada diatas tubuh Ruby. Julian masih mengatur napasnya, tidak mau memberi jeda untuk posisi mereka yang masih menempel. Julian tak ada niatan melepaskan miliknya dibawah sana dari dalam Ruby. "Julian, kau tahu? Ini gila! Tidak seharusnya kita melakukan hal ini. Terlebih ruangan ini adalah tempat kau bekerja." gumam Ruby dengan nada suara yang begitu lelah. Julian perlahan mulai mengangkat kepalanya lalu menggeleng pelan, pandangan matanya tertuju pada wajah lelah milik Ruby. Tatapan pria itu sangat lembut tapi mampu melukai perasaan Ruby. Mata Julian tampak berkaca-kaca, ada perasaan sakit di sana yang terlihat bahkan dada Ruby jadi terasa sesak. "Kenapa kau pergi dariku, hm? Bukankah kita berdua saling mencintai selama ini? Kenapa kau pergi dariku tanpa memberi alasan apapun, Ruby?! Aku gila karena merindukanmu setiap hari! Aku sudah gila Ruby!" pekik Julian dengan posisi yang masih sama. Ruby tidak ingin menatap wajah pria itu, ia menoleh ke samping. "Aku mengantuk Julian, akhiri lah. Menjauh dariku." Balas Ruby mengganti topik pembicaraan. Julian malah menyeringai detik setelahnya. "Tak masalah, aku bahkan bisa melakukannya saat kau tertidur. Aku sudah mengatakan padamu kalau ini hukuman. Kau pantas untuk dihukum, sayangku." Bisik Julian lagi. Bersambung...Julian seolah tak ingin berhenti saat berada di atas tubuh Ruby, gerakannya pun semakin hebat dan brutal ketika Ruby berusaha untuk menjauhkan Julian dari atas tubuhnya. "Cukup Julian, aku sudah tak kuat. Aku lelah sekali." Ucap Ruby berharap Julian mau berhenti tapi lelaki itu benar-benar semakin brutal di atas tubuhnya. Julian terlalu candu atas tubuh kekasihnya itu, kekasih yang sudah lama menghilang darinya kini malah muncul kembali menjadi calon karyawannya.Jangan salahkan Julian, selama ini Ruby sendiri yang menghilang dari Julian. Entah apa alasan Gadis itu pergi meninggalkannya, karena nyatanya Julian begitu menghormati dan menjaga Ruby yang tiba-tiba pergi darinya itu. "Aku ingin kau setiap hari, Ruby. Kau milikku dan aku tidak akan pernah melepaskanmu sampai kapan!" Bisik Julian dengan tegas di sisi telinga Ruby.Ruby masih terengah, napasnya benar-benar tak bisa diatur dengan baik. Sekalipun bicara, Julian masih bisa memompa di bawah sana hingga Ruby merasa kewalahan de
Julian sangat menikmati kecantikan Ruby yang tak berhenti mendesah, menggigit bibir bahkan membuka mata dan kadang menutupnya dengan gerakan berulangkali."Kau sangat suka kan sayang? Kau menyukai apa yang sedang kita lakukan saat ini, hm?" Tanya Julian disela goyangannya itu.Ruby mengangguk tanpa ragu seolah ia sedang membenarkan ucapan Julian. Ruby juga terlihat mengalungkan tangannya pada leher Julian.Senyum merekah terbit dibibir Julian, ia makin suka saat Ruby berada dibawah kendalinya. Ruby yang tidak melakukan penolakan, bahkan seperti memuja ketampanan milik Julian adalah impian Julian saat ini.Sudah sangat lama mereka tidak bersama, namun takdir mempertemukan mereka kembali dengan cara yang lebih gila dari sebelumnya. Cara brutal pada pertemuan pertama mereka setelah sekian lama berpisah."Sialnya kau benar-benar sangat cantik Ruby, aku menggila karena kecantikanmu. Sekarang aku kecanduan dan tak berniat menghentikan ini. Bagaimana sayang? Aku tidak mau lagi hubungan kita
Julian menarik lalu mendorong miliknya dengan gerakan pelan, namun pusaka itu tidak dimasukan secara keseluruhan ke dalam milik Ruby."Jangan, kumohon jangan lakukan itu!" Pinta Ruby berusaha menolak tapi pinggangnya sesekali bergerak seakan menginginkan hal itu walau tidak dengan mulutnya yang ingin mengakhiri segalanya.Ruby bergerak saat satu jari Julian menyapa permukaan miliknya, bahkan dengan pinggul Julian tak berhenti mendorong pelan."Bukankah ini sangat nikmat, hm? Aku tahu kalau kau suka dengan ini, bagaimana kalau aku memasukan semuanya saja ke dalam milikmu? Aku yakin kalau ini akan terasa lebih nikmat lagi." Ucap Julian membuat Ruby segera menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Jangan lakukan itu! Menjauhlah dariku Julian, kita tidak boleh melakukan hal ini! Kumohon. Tolong jangan melakukan terlalu jauh, kita tidak boleh melakukan hal gila ini Julian. Ini salah!" Ucap Ruby yang mulai berusaha memohon dari ucapannya itu.Senyum Julian terbit, mungkin lebih tepatnya semua
Ruby sudah berusaha keras untuk menjauhkan Julian dari atas tubuhnya, tapi pria itu tetap saja menahannya dan menghimpitnya di tempat yang sama. Ruby akhirnya dibuat hilang akal dengan posisi seperti itu, sedangkan jari Julian tak berhenti bergerak lewat belakang. Ini kegiatan paling gila yang pernah mereka lakukan setelah putus dari hubungan sebagai sepasang kekasih. "Julian...singkirkan jarimu, aku mohon. Ak-aku... ahh..." Ruby sungguh terbata-bata hanya ingin mengatakan penolakannya itu.Mulutnya tak bisa berucap dengan benar untuk menolak keberadaan Julian di tubuhnya.Rasa sakit tapi nikmat, namun semuanya itu adalah hal gila karena Julian memperlakukannya seperti perempuan rendahan hingga menyentuhnya sampai di bagian intinya yang terlarang itu.Julian semakin puas, ia gila dan sikap gila itu ditunjukkannya langsung pada Ruby tanpa ada keraguan sama sekali. "Ya By, aku suka kau memanggilku dengan sebutan seperti itu. Harusnya kita berdua memang terus saling mencintai, kau tid
Julian tak berhenti mengobrak-abrik bagian inti Ruby hanya dengan jarinya, bahkan desahan Ruby jadi semakin nyata karena ulah Julian.Dunia Ruby makin kacau akibat Boss yang ia hadapi adalah mantannya sendiri. Kalau Ruby bisa memilih, ia enggan menjadi bawahan dari pria itu mengingat sahabatnya lah yang merekomendasikan Ruby untuk bekerja di perusahaan itu.Ruby terengah-engah akibat sodokan yang diciptakan oleh Julian, pria yang berada diatasnya itu terlihat amat santai seolah tak ada yang terjadi diantara mereka padahal tangan pria itu sudah habis-habisan membuat Ruby mendesah gila-gilaan."Kumohon...ah...jauhkan tangan lo, jangan seperti ini Julian." Ruby memohon dengan sangat terbata.Julian malah menyeringai puas menatap apa yang terjadi pada Ruby. Keadaan gadis itu jauh dari kata baik-baik saja."Aku tahu kalau kau suka dengan ini Ruby, panggil lah namaku dan berhenti menolaku, By. Kau hanya cukup mendesah dan teriakan namaku sekeras yang kau bisa." Bisik Julian yang tampak meni
Pov : Julian.Nama aku Julian, bagi aku Ruby itu segalanya buatku. Termasuk tubuhnya. Selama ini aku selalu menjaga Ruby saat status kami menjadi kekasih.Pandanganku selalu tertuju pada tubuh Ruby yang sangat indah, ibaratnya Ruby itu tak ada kekurangan sama sekali tapi sayangnya hubungan kami kandas begitu saja. Aku tidak pernah berpikir kalau hubungan yang kami miliki akhirnya berakhir begitu saja.Sampai akhirnya aku udah dewasa dan aku jadi pewaris tunggal perusahaan milik orang tuaku, namun segalanya tak berarti apa-apa saat gadis yang kucintai tidak ada di sisiku. Konyolnya tidak akan ada yang menyangka kalau pada akhirnya Ruby yang dulu berstatus sebagai anak orang kaya kini tiba-tiba saja menjadi sekretaris milikku sendiri. Ruby sendiri datang padaku sebagai seseorang yang melamar pekerjaan.Sosok cantik yang kini berhadapan di depanku adalah gadis yang tak pernah berhenti aku cintai. bahkan saat kami kembali bertemu lagi Ya, namanya Ruby. Ada banyak pria yang menginginka