Masuk"Single? oh ya? pasti banyak pria yang sudah anda buat patah hati." Ujar Peter. "Sebenarnya tidak, saya ehm cukup pemalu." Ujar Caroline sambil menunduk menatap makanan di piring. "Padahal kamu sangat cantik." "Aku akan segera pergi, maaf sudah merepotkan anda." "Tidak, saya tidak repot. Ayo segera dimakan." Caroline menyendok makanannya dan mengunyah perlahan. Rasa spagetinya kurang enak jadi Caroline hanya memakan sesuap. Peter makan sambil terus memperhatikan Caroline. "Baiklah, Pak Peter terima kasih. Maaf merepotkan anda." Caroline berdiri lalu pergi meninggalkan Peter sambil menenteng kardus paket salah kirim. ** "Gimana?" Tanya Cassandra begitu mereka berdua masuk kedalam mobil. "Kita tunggu saja, kail sudah di lempar. Apa benar ikannya sudah memakan umpan." "Huuh dasar dosen sastra. Ngomong selalu berbelit." Gerutu Cassandra."Ayo pulang, Cass kamu lapar? mau makan dulu?""Nggak, aku langsung pulang aja. Tolong antarkan aku.""Oke!"Caroline dan Jason mengantarkan Ca
Caroline berjalan memasuki sebuah gedung lalu menaiki lift dan menekan lantai 5. "Maaf kak, ini ada titipan untuk pak Peter." Ucap Caroline begitu sampai lantai 5 pada seorang resepsionis. "Baik, boleh di tinggal aja." Caroline pun meninggalkan paket itu di meja resepsionis lalu kembali ke lantai bawah. "Oke, sudah aku serahkan ke resepsionis, kita tunggu saja responnya." Caroline menjelaskan pada Jason dan Cassandra yang menunggu di dalam mobil. Meraka bertiga menunggu dengan harap - harap cemas. Selang kurang lebih 20 menit, sebuah pesan masuk di ponsel Caroline. [Maaf, sepertinya paket ini salah kirim. Saya Peter Parker bukan Peter Anderson. Gedung yang di maksud ada di lantai 3.] [Baik pak, mohon maaf nanti saya ambil kembali paketnya. Mungkin kurirnya salah baca alamat.] Balas Caroline. [Saya tunggu di lobi ya, ambil paketnya sekitar jam 1 siang] [Baik pak, terima kasih] Jam 1 siang kurang lebih sekitar 2 jam lagi jadi Caroline bergegas mengganti baju dan berdanda
"Aku ingin mandi biarkan aku bangun." "Oh baiklah." Jason melepaskan pelukannya dan Caroline berdiri menuju kamar mandi. Begitu masuk kamar mandi suara muntahan terdengar keras. "Miss?" tak ada jawaban. "Miss Caroline?!" Jason mengetuk - ngetuk pintu kamar mandi. Tetap tak ada jawaban. Jason segera menekan handle pintu dan menemukan Caroline terbaring pingsan. "MIIS." Jason menggendong tubuh lunglai Caroline lalu membaringkannya di tempat tidur. Jason keluar mencari sesuatu namun Caroline memanggilnya. "Jes, aku tidak apa - apa. Ambil kan saja air aku ingin minum." Jason menuangkan segelas air untuk Caroline. "Thanks, aku sudah merasa lebih baik." "Liine!" Suara Cassandra terdengar memanggil. "Aku di kamar masuk aja." Cassandra membuka pintu dan terkejut ada Jason di dalam kamar Caroline. "Ada Jason? looh kamu kenapa?" "Miss Caroline pingsan di kamar mandi." "Astaga, untung Jason datang. Kami berdua malah tidak tau." "Aku hanya pusing, kalian sudah mandi? ay
Nafas Caroline terdengar teratur, Jason melepaskan bibirnya. Saat itulah Caroline langsung jatuh tertidur di ranjang. Jason menepuk dahinya, rupanya Caroline bukan menerima ciumannya hanya karena di tertidur mangkanya tidak menolak saat Jason menciumnya. Segera Jason menyelimuti Caroline dan bergegas meninggalkan kamar, sebelum setan dalam dirinya meminta lebih. Di ruang tengah, Deborah di karpet tidur dengan posisi miring. Sedangkan Cassandra tengkurap dengan badan berselimutkan handuk. Ada apa sebenarnya dengan para ibu dosen ini? tak habis pikir tiba - tiba mabuk - mabukkan. Jason pun keluar dan pergi menuju Basecamp. Di basecamp Cavin asyik bermain Ps dan Adam sedang menyeduh kopi ketika Jason datang. "J mau kopi?" "Iya." "Oke." Adam langsung membuat satu lagi kopi untuk Jason. "J! liburan semester kemana?" Tanya Cavin pandangannya tidak lepas dari layar. "Belum kepikiran." "Manjat gunung yuk, pamanku punya Villa di gunung G." Ajak Cavin. "Hmm, nanti ku pi
"Khaamuuh Jason? Apaah hmmm." Caroline oleng Jason segera menangkap tubuh ya. "Apaa apaan kamu anak muda?" Pria bertattoo tadi tidak terima setelah Jason mendorongnya dengan keras. "Jangan, berani menyentuh wanitaku." Pria bertatoo itu menatap sekeliling Jason yang jangkung dan dia datang tidak hanya sendirian melainkan dengan banyak teman membuat pria itu mundur dan keluar dari bar. Di sudut lain Cassandra yang juga sudah mabuk berat di dorong kedinding oleh lelaki yang tadi berjoget dengannya. Namun beruntung sebelum dia di apa apain, Adam menariknya menjauh."Enyah lah kamu, jangan ganggu wanita ini." Bentak Adam.Sepertinya pria itu tak ingin buat keributan, jadi tanpa membalas bentakan Adam. Pria itu pergi meninggalkan bar."Cavin bantu Miss Deborah masuk ke mobil, aku akan membopong Miss Cassandra." Adam menarik Cassandra berdiri dan membantunya berjalan."Aku akan membantumu." Ujar Bobi pada Cavin yang kesulitan membawa Deborah yang bertubuh tambun."Ada apa sebenarnya deng
"Kamu mau pakai baju yang mana Ra?" Tanya Caroline pada Debora. "Aku, aku di rumah saja." "Ya sudah biar aku yang pilihkan." Caroline memandangi lemarinya yang penuh gaun, matanya kemudian tertuju pada gaun silver polos tanpa lengan sepanjang lutut. Gaun itu simpel namun tetap elegan. "Coba pakai ini." "Tidak akan muat." Tolak Debora. "Coba duluu." Caroline mendorong Debora untuk mencobanya. "Line, ini ketat banget." Tak lama Debora keluar dengan memakai gaun silver. Tubuhnya yang montok terbalut sempurna. "Bagus banget. Coba lepas bra, pasti terlihat lebih bagus." Tali bra bagian belakang Debora terlihat karena gaun silver itu sedikit terbuka di bagian punggung. "Kau beecanda ya?" "Aku serius, lepas saja bra nya." Caroline Melihat Debora ragu - ragu. Dengan cepat membantu Debora melepas branya. "Nah terlihat lebih bagus." "Line, aku baru pertama memakai gaun tanpa bra. Aku merasa merinding." "Nanti juga akan terbiasa. Sini aku akan memakaikanmu sedikit mak







