Share

2~Malaikat Penolong

Langit gelap dan sedang turun hujan deras yang awet. Rindu sudah cukup lama menunggu hujan reda namun tidak juga kunjung berhenti. Ia terlambat pulang hari ini hingga larut malam, karena ia terkunci di dalam toilet. Ia dikerjai lagi oleh teman-teman sekolahnya. Untungnya penjaga sekolah mendengar teriakannya dan akhirnya ia bisa keluar.

Kini ia sedang berdiri di halte depan sekolah menunggu hujan reda agar ia bisa pulang. Namun sepertinya hujan tidak akan berhenti. Ia sudah cukup lama menunggu. Ia pun memutuskan untuk pulang. Rumahnya lumayan jauh dari sekolah. Ia tidak naik bus, ia tidak memiliki cukup uang untuk menaiki kendaran umum itu. Ia berjalan kaki saja seperti sebelum-sebelumnya.

Rindu berjalan memberantas hujan dan seragamnya pun basah. Ia selalu lupa membawa payung. Padahal sudah diperingatkan Pamannya untuk selalu sedia payung karena di bulan ini sudah memasuki musim hujan. Tapi ia tetap saja tidak mendengarkan perkataan pamannya itu. Sehingga kejadiannya seperti sekarang ini. Ia harus pulang dalam keadaan basah.

Sambil berjalan, Rindu memeluk dirinya sendiri karena kedinginan. Sudah cukup jauh ia berjalan hingga sampailah ia pada tempat yang sunyi. Tempat yang selalu membuatnya merasa takut jika ia melewatinya saat malam hari. Namun ia harus tetap melewati jalan itu. Tidak ada jalan lain, ia hanya bisa melewati tempat itu untuk sampai di rumahnya. Ia mau tidak mau melewati gang sempit dan sunyi itu. Jauh dari keramaian dan juga sangat membahayakan keselamatannya. Namun ia harus melewatinya jika tidak ia tidak akan sampai di rumah.

Langkah Rindu terhenti.

Rasa takut muncul pada Rindu ketika ia melihat seseorang yang tiba-tiba muncul dari arah depan. Entah darimana seseorang itu tiba-tiba saja terlihat di depannya dengan jarak tak jauh darinya. Pikirannya langsung menduga seseorang itu akan berbuat jahat padanya. Seseorang itu terus melangkah mendekat. Rindu menyadari ia dalam bahaya besar.

Tanpa pikir panjang lagi Rindu langsung ingin lari namun tangannya dicekal. Tangannya ditarik dengan paksa oleh orang asing itu yang diduganya adalah penjahat yang ingin berniat buruk padanya.

"Lepas!" ucap Rindu setengah berteriak kepada seseorang pria yang memegangi tangannya saat ini. Ia tidak bisa melihat jelas wajah seseorang itu.

"Tenang Sayang, tenang." Pria jahat itupun kini membekap tubuh Rindu di dalam pelukannya agar Rindu tidak bisa melarikan diri.

Rindu pun menangis, berteriak, namun tak ada yang datang membantunya. Orang asing itu kini mulai berani menyentuh tubuhnya. Rindu terus berusaha ingin melepaskan diri. Tetapi, tenaganya tak sebanding dengan orang itu.

"Tenang cantik, aku tidak akan menyakitimu. Aku akan bermain dengan perlahan. Kau tidak perlu takut," ucap Sang penjahat sembari membelai wajah gadis yang kini berderai air mata karena ketakutan. Sudah lama dia mengincar gadis ini. Namun baru kali ini dia berhasil mendapatkannya.

"Tolong! Tolong!" teriak Rindu sembari menangis. Ia sangat ketakutan.

"Sssttt.... Percuma kamu berteriak, Sayang. Gak akan ada yang datang menolong kamu. Ha ha ha."

Perlahan, penjahat itu mulai membuka paksa pakaian Rindu. Dia membukannya dengan kasar hingga robek. Rindu tahu apa yang diinginkan orang jahat itu. Pria jahat itu menginginkan tubuhnya.

Rindu meronta-ronta ingin melarikan diri. Ia menangis sejadi-jadinya. Ia juga menjerit minta tolong. Kini ia berderai air mata. Wajahnya basah bercampur dengan rintikan hujan yang semakin deras saja. Ia terus berdoa dalam hati meminta keajaiban datang. Ia tidak mau mahkotanya direbut oleh orang asing itu. Ia tidak mau kesuciannya hilang dan masa depannya hancur. Ia takut sekali, ia sangat ketakutan.

Adakah yang akan datang membantunya? Atau ia akan berakhir di sini?

"Tolong ... Hiks ..."

Rindu memukul-mukul dada pria yang terus saja menjamah tubuhnya dengan membabi-buta. Ia terus beronta-ronta ingin melepaskan diri. Namun pria jahat itu langsung memegangi tangannya dengan kasar dan membentaknya.

"Diam!!!" bentak pria bertopi hitam itu.

Rindu tersentak ketakutan. Ia terdiam dan hanya mampu menitikkan air matanya. Ia pun memejamkan mata saat pria jahat bertopi hitam itu ingin mencium wajahnya. Rindu tidak bisa memberikan perlawanan lagi. Ia sudah tidak bisa bergerak. Kedua tangannya sudah dipegang dengan erat dan tubuhnya sudah dikekang oleh tubuh kekar yang dimiliki penjahat itu. Rindu hanya bisa pasrah sekarang. Ia hanya bisa menangis dengan mata yang tertutup rapat. Ia sungguh ketakutan.

Beberapa saat kemudian.

Entah kenapa Rindu tidak merasakan pergerakan sang penjahat. Ia hanya mendengar suara seperti ada orang yang sedang berkelahi. Namun Rindu tak berani membuka mata. Ia takut dan memilih tetap menutup matanya rapat-rapat. Namun beberapa saat kemudian tiba-tiba saja ada yang menarik tubuhnya lalu ia dipeluk. Awalnya ia mengira penjahat itu melakukannya. Ia pun meronta ingin melepaskan diri, namun saat seseorang itu membisikkan sesuatu padanya. Ia langsung menangis dan memeluk seseorang itu. Ia tidak lagi berpikir dengan yang dilakukannya. Ia tidak peduli lagi siapa yang ia peluk. Yang terpenting baginya saat ini ialah ia telah terselamatkan dan ia sangat berterima kasih kepada seseorang yang menolongnya itu.

"Jangan takut. Kamu aman sekarang," bisik pria yang memeluk Rindu sambil mengusap kepala gadis yang telah diselamatkannya ini. Pria itu Rindu yakini bukan si penjahat namun malaikat yang datang untuk menolongnya.

Rindu belum tahu pasti siapa yang memeluknya saat ini. Ia hanya meyakini pria itu adalah malaikat yang dikirim Tuhan untuk menyelamatkannya. Perlahan Rindu melepaskan pelukannya. Lalu ia mengangkat kepala-melihat siapa seseorang yang telah menyelamatkan hidupnya itu. Gelap, wajah pria itu tak terlihat jelas. Ia belum bisa memastikan siapa orang yang menolong dirinya.

"Siapa dia?" tanya Rindu dalam hati. Ia sangat penasaran ingin melihat wajah penolongnya. Berkat pria itulah ia terselamatkan. Jika tidak pasti hidupnya akan hancur.

Pria itu merogoh sakunya. Mengambil handphonenya dan menyalakan senter dan menyinari wajah gadis yang telah diselamatkannya. "Kamu gapapa?" tanyanya.

Rindu menggeleng.

Pria yang telah menyematkan Rindu ini pun mengarahkan senter HP-nya ke arah samping. Agar wajahnya dan wajah gadis di hadapannya bisa melihatnya dan begitupun sebaliknya.

"Aku Bintang. Lain kali jangan pulang sendirian lagi. Tempat ini bahaya. Aku juga gak bisa menolong kamu terus. Kali ini hanya kebetulan aja aku lewat sini," ucap pemuda bernama Bintang ini.

Rindu tersenyum kecil saja. Ia masih syok karena kejadian tadi. Belum bisa menyapa dan memperkenalkan diri serta mengucapkan rasa terima kasih kepada Bintang karena telah menyelamatkannya. Pria yang telah menolongnya itu tidak ia kenali. Namun cowok itu serasa tak asing baginya.

Bintang memegang pundak gadis yang telah ia selamatkan. Rindu pun melirik tangan Bintang yang mendarat di pundaknya. Rindu kemudian mendongak melihat wajah Bintang. Pria itu berpostur tubuh tinggi, dan membuatnya harus melihat lebih ke atas.

"Aku sudah mengusir si penjahat, kamu aman sekarang. Maaf ya udah peluk kamu. Aku khawatir banget, aku takut kamu diapa-apain sama penjahat sialan itu. Tapi untungnya aku berhasil menyelamatkan kamu." Bintang tersenyum memandangi cewek yang berhasil ia selamatkan. Untungnya ia mendengar suara terikan cewek itu. Jika tidak, ia tidak tahu lagi apa yang akan terjadi dengan cewek itu.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status