Share

Bab 11

Setelah Attar memasang pendengarannya, dia menangkap suara isak tangis dari dua bocah sekolah yang duduk di sofa dan tidak begitu jauh dari tempatnya berdiri. Attar terdiam sesaat. Dalam hatinya ingin sekali memisahkan mereka berdua. Enak sekali berpelukan di rumah orang lain meskipun sedang bersedih.

“Ra. Kenapa kamu nggak pernah sekalipun keliatan sedih meskipun udah ditinggal pergi oleh orang tuamu?” Rendra bertanya dengan lirih. Kemudian melepas pelukan mereka berdua. Rendra menatap Ayra dengan berlinangan air mata yang masih membasahi pipinya.

“Bukan gitu, Ren. Aku cuma nyembunyiin kesedihanku dari dunia. Aku nggak mau orang-orang memandangku kasihan. Aku nggak suka nunjukkin diriku di saat aku lemah.” Ayra menjelaskan dengan suara paraunya. Tangannya mengusap air mata Rendra, begitu pula sebaliknya dengan yang Rendra lakukan.

“Ternyata dibalik sifatmu yang nyebelin, kamu cewek yang kuat, Ra.” Tatapan Rendra menelisik wajah Ayra sampai pandangannya bergulir ke belakang Ayra dan me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status