Share

Kejutan Mas

Penulis: Devidee17
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-27 22:53:16

Kejutan Mas

Aku mengedarkan pandangan ke sekitar, tidak ada orang yang mengawasi kami. Sopir yang tadi bersama nenek juga telah masuk duluan, jika pun hanya rekaman CCTV pasti tidak terlalu jelas.

Aku mengajak nenek ke tempat yang minim pencahayaan. Ternyata hak ku masih dipertahankan oleh nenek, sedangkan tante Ratu dan om Firman hanya mengelolanya saja.

"Untuk sekarang lebih baik kita sabar dulu, Nenek jangan bilang ya jika sudah bertemu aku kembali. jika Tante Ratu dan Om Firman tahu aku di sekitar mereka. Pasti aku akan dicelakai," ujarku. Mereka berdua tak segan menyingkirkanku.

"Yang penting kita ke notaris dulu, kamu harus menandatangani semua warisan yang telah diberikan oleh orang tuamu dan sah menjadi milikmu," ucap Nenek. Ya, di situ tertulis jika aku berusia 21 tahun maka warisan akan sepenuh menjadi milikku. Sedangkan usiaku sekaranv sudah, 25 tahun.

"Dua hari lagi kita bertemu. Nenek ada ponsel kan, aku akan memberikan nomorku untuk kita berkomunikasi."

Nenek mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya, kemudian aku mengetikkan nomorku dan memberikan dengan kontak "Nana" ini nek nama kontak ku bernama Nana, Nenek ingat ya.

"Iya Nenek ingat, walaupun nenek sudah tua tapi belum pikun," jawab Nenek.

Aku sangat bersyukur sekali.

"Apakah mereka baik pada, Nenek?" tanyaku.

"Sama sekali tidak, mereka itu jahat dan penuh tipu daya, Najwa. Belasan tahun Nenek hidup bersama mereka, rasanya seperti di dalam neraka dunia," sudut mata Nenek berembun. Seberapa dalam sakit yang mereka torehkan? Aku menghela nafas, seperti dugaanku Tante Ratu dan Om Firman hanya memikirkan diri mereka.

"Tapi seingatku, mereka itu tidak mempunyai anak dulu, Nek," tanyaku menelisik.

"Memang mereka tidak mempunyai anak, Delia itu adalah anak angkat. Mereka bertiga lah yang menikmati semua harta warisanmu, Najwa. Nenek sangat sakit hati melihat mereka, tapi tidak bisa melawan semua perbuatannya. Karena mereka mengancam akan mengusir Nenek dari rumah ini, ke mana lagi Nenek akan pergi di usia senja seperti ini," keluh nenek padaku.

Kami berdua telah disakiti.

"Besok setelah Najwa mengambil semuanya, kita yang akan mengusir mereka dari sini. Nenek Sabar ya, dan Najwa pulang dulu. Ingat rahasia kita tadi," ujarku.

Nenek tersenyum dan mengangguk.

"Nenek jaga kesehatan, Najwa akan kembali ke sini pada waktu yang tepat,"

"Hati-hati sayang," ucap Nenek.

Terenyuh dengan perkataannya, rasanya tak ingin berpisah. Tapi aku harus bersabar untuk saat inin.

Kemudian aku memilih pergi dari rumah itu terlebih dahulu. Percuma saja aku meminta cerai di depan Mas Beni tadi, pasti aku akan semakin diolok oleh mereka. Dedangkan Delua saja tidak peduli pada status Mas Beni.

Aku Kembali menuju mobil. Deperti benang merah aku kembali menemukan anggota keluarga, yang lama telah terpisah dariku. Selama ini aku kesulitan mencari, karena mereka saja sudah pindah ke rumah ini, dan beda kota.

Terdengar pintu dibuka. Aku sengaja tidak menutup nya.

"Najwa, kamu belum tidur?" tanya mas Beni menghampiriku yang duduk di sofa sendirian.

Mas Beni ingin menyentuhku, namun aku menepisnya.

"Kenapa? Kita masih suami istri bukan," ujarnya seperti tidak merasa bersalah.

"Aku ingin kita bercerai, aku akan menggugatmu!" ucapku.

"Baiklah, aku juga tidak akan menahanmu untuk menggugat perceraian kita. Aku sudah mencintai Delia dan tidak bisa lagi berpaling darinya," tutur Mas Beni yang merasa tidak keberatan.

"Karena dia kaya dan cantik," timpalku.

"Kenapa, kamu iri dengan Delia seorang pramugari cantik, kaya, sangat beda jauh denganmu!" ucapan itu keluar dari muluf Mas Beni diiringi tawa kecilnya yang jelas membandingkanku dengan wanita itu.

"Sama sekali aku tidak iri. Selamat ya kamu bisa mendapatkan wanita seperti dia, semoga saja dia tidak Jatuh miskin lantas kau akan meninggalkannya," selorohku.

"Jatuh Miskin? Tentu tidak dia itu kaya raya beda denganmu, kekayaannya tidak sebanding dengan yang kamu miliki Najwa. Apalagi dia itu pewaris tunggal tujuh turunan hartanya gak akan habis!" jawab Mas Beni angkuh membanggakan Delia.

Aku tersenyum getir menanggapi ucapan Mas Beni barusan

"Aku realistis Najwa, ya Jujur aku memang realistis sebagai pria. Aku tampan aku juga layak mendapatkan istri yang lebih baik darimu!" ujarnya kembali.

"Baiklah,,silahkan pergi dari rumahku!" ucapku tanpa ragu.

Mas Beni bangkit dari duduknya. Aku menarik koper kecil yang berada di dekatku sedari tadi telah ku persiapkan, dan melemparnya ke hadapan Mas Beni.

"Itu pakaianmu sudah ku kemasi, bawalah pergi karena kamu tidak mempunyai apapun untuk dibawa lagi kecuali pakaian itu," ujarku dan di sambut seringai dari Mas Beni.

"Selamat menikmati kesendirianmu Najwa, tidak ada yang sayang padamu. Siapa yang akan menyayangi wanita aku sepertimu!" dan menatapku remeh, sekali lagi mas Beni menghinaku.

Tak apa, aku masih menerimanya, ada saatnya nanti dia akan kalah telak. Aku menuju pintu keluar cukup membuatnya diam dan pergi dari rumah ini.

Semoga kamu tidak menyesali ucapanmu barusan Mas.

Mas Beni pergi meninggalkan rumahku, rencana baru akan kumulai untuk membalas.

Aku baru saja pulang joging dan ingin membuka pagar rumah ternyata ada ibu-ibu komplek sedang belanja sayur.

"Mbak Najwa, gak belanja?" tanya Mbak Anita padaku.

"Dia gak belanja di sini, tapi di supermarket! Padahal masak juga jarang." ujar Mbak Husna yang ada di sana.

"Hati-hati loh Mbak, kalau gak mau masak. Nanti suaminya cari yang lain, jangan sibuk berkarir aja!" timpal Ibu-ibu yang lain berambut ikal.

"Memang mereka telah berpisah, kasihan adik ipar saya gak betah punya istri kayak dia. Karena terlalu sombong!" timpal Mbak Husna kembali.

Aku menghampiri mereka yang mulai membicarakan diriku.

"Coba kalian lihat ini, pencuri masuk rumah saya. Perhatikan siapa mereka," ujarku sambil memperlihatkan rekaman cctv saat Mbak Husna dan Sania mencuri di kamarku.

"Ya ampun Mbak Husna, selama ini jelekin Najwa tapi mencuri di rumahnya!" ucap Mbak Tari yang lain ikut menatap tajam Mbak Husna yang ember itu.

"Mbak siap-siap aja, nanti di ciduk polisi!" ucapku dan pergi meninggalkan tempat itu.

Raut wajah Mbak Husna padam dan merasa malu di hadapan ibu-ibu komplek, sampai ia tak sanggup berkata-kata.

Biar saja Mbak Husna panas dingin karena gertakan ku.

Aku masih di kantor, panggilan masuk dari Mas Beni. Ku. reject panggilan nya. Kemudian pesan menyusul.

[Najwa..! Kau membuatku di pecat. Mari kita bertemu dan klarifikasi pada atasanku tentang video itu.]

Aku tidak akan mau klarifikasi apapun Mas, ini baru awal.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Hermansyah
ceritanya sih bagus sayang dalam mengetiknya banyak yang ketik.
goodnovel comment avatar
Zoeya Zunaira
cerita yang mengaduk emosi
goodnovel comment avatar
Isabella
kapaokmu kapan ..... ini cerita yg seru craft cret cret cret
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Grup WA Keluarga Suamiku   Ending Season 2

    Para pekerja di rumah Delia pergi, mereka mengemas pakaian tapi sebelum itu mereka mencoba mengecek kamar yang dulu tidak boleh dibuka oleh Marcel. Dan bensr saja yang dikatakan Silvi saat itu kamar itu penuh dengan barang yang sangat aneh, sepertinya memang Marcell itu melakukan pesugihan untuk menambah pundi-pundi kekayaannya, mereka semua bergidik ngeri menyaksikan semua itu. Padahal Marcel dan Delia seperti pasangan modern yang mungkin tidak akan percaya hal seperti itu, tapi buktinya kamar ini menunjukkan jika mereka telah berbuat cara kotor untuk mendapatkan uang.Marcell memang menerima aliran dana dari Pak Purnomo. Ia dulu adalah seorang pejabat dan dia melakukan korupsi besar-besaran, sehingga mengajak Marcell melakukan pencucian uang agar kekayaannya tidak terlacak tapi sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga, itulah peribahasa yang tepat untuk pak Purnomo Marcel dan Delia. Sebagian orang yang terlibat mereka diperiksa, dan akhirnya sekarang menjadi tersangk

  • Grup WA Keluarga Suamiku   Mulai Terungkap

    Jam 1 siang Merri baru pulang ke rumah. "Kenapa kamu pulang lagi kemari!" sinis Bu Laras ketika melihat menantunya itu masuk ke dalam rumah, dengan santainya. "Ada apa Bu? Kenapa Ibu marah?" tanya Meri. "Bagaimana Ibu tidak marah, apa yang kamu lakukan semalam?""Demalam aku menghadiri acara ulang tahun Melly, dan aku menginap di sana. Aku sudah memberitahu Mas Arkan," "Pandai sekali ya kamu berbohong pada kami, kamu sedang dugem bersama pria dan teman-temanmu itu!" "Apa maksud ibu, aku tidak paham," Merri masih tak mengakui. "Kamu tidak bisa lagi membohongi ibu, ibu sudah tahu bagaimana perilakumu di luar sana. Kamu berfoto mesra dengan pria lain tanpa memikirkan Arkan, semalam Ibu mengawatirkanmu tapi kamu sendiri, jahat sekali kamu Merri. Kamu telah menipu kami semua!" ucap Bu Laras. Merri syok. Bagaimana Ibu mertuanya tahu tentang foto semalam, apakah Arkan yang menunjukkan nya tapi dia telah memprivasi foto itu dari Arkan. Sania, ya ia baru ingat dia lupa mau memprivasi s

  • Grup WA Keluarga Suamiku   Sadar

    Arkan, antarkan Ibu berobat. Ibu tidak enak badan," ucap Bu Laras meminta Arkan untuk mengantarkannya berobat, kakinya sangat sakit apa lagi Bu Laras mempunyai riwayat asam urat. "Iya Bu," jawab Arkan. "Ya sudah kamu siapkan dulu mobilnya, ibu akan berganti pakaian!" "Kita tidak pergi menggunakan mobil, Bu.""Bukankah kamu tadi sudah mengambil mobil di rumah Sania?" ucap Bu Laras. "Tapi mobilnya dibawa sama Merri," "Dibawa Merri, ke mana istrimu malam-malam begini sudah jam sembilan malam dia keluar?" "Kata Merri, dia ada acara ulang tahun temannya, jadi kita naik motor aja ya Bu. Arkan antarkan Ibu ke klinik yang nggak jauh dari sini," "Ya sudahlah, gimana sih Merri dia pergi di malam seperti ini. Kaki Ibu aja sakit untuk berjalan saja ngilu, malah mobilnya dibawa!" gerutu Bu Laras.***Malam itu Merri menjemput teman-temannya, mereka berkumpul di rumah Melly sebenarnya Merri tidak menghadiri acara ulang tahun Melly yang ada mereka semua itu pergi ke diskotik."Wah mobil baru

  • Grup WA Keluarga Suamiku   Rencana Merri

    "Sania, aku minta kunci mobil!" ujar Arkan ketika tiba di rumah Sania pagi itu, dia diperintahkan oleh ibunya dan Merri untuk mengambil mobil yang dititipkan di rumah Sania. "Beni yang menyuruhku!" ucap Arkan. "Mampir dulu, Mas," tawar Raka."Sedang buru-buru!" jawab Arkan."Ya sudah saya permisi dulu ya Mas, mau berangkat ke sekolah," ucap Raka ia berlalu dengan putri sulung Sania yang bernama Salsa.Malam harinya jam 8 malam. Merri bersiap menggunakan make up dan dress di atas lutut berwarna cream, dandanan Merri malam itu sangat mencolok. "Kamu mau pergi kemana?" tanya Arkan yang merasa heran melihat Merri yang sudah berdandan maksimal. "Aku ada acara Mas, di rumah Melly, acara ulang tahun dia, nggak papa kan aku pergi?" ujar Merri dan menggunakan maskara."Enggak apa sih, tapi kenapa pakaianmu seperti itu terlalu minim, Mer. Coba kamu ganti pakaian yang lebih panjang lagi!" ucap Arkan. "Lebih panjang gimana, ini bagus tahu Mas. Udah deh enggak usah ngatur aku dalam hal berpak

  • Grup WA Keluarga Suamiku   Kebenaran

    season 2 Kebenaran TerungkapNathan menonton video yang ditunjukkan oleh Najwa. Dan menunjukkan pesan yang dikirim oleh tante Ratu. "Ternyata mereka itu bekerjasama dengan koruptor dan melakukan pencucian uang, pantas saja mereka itu kaya!" ucap Najwa. "Aku sudah bilang padamu Najwa, apa yang kita lihat itu belum tentu yang sebenarnya. Aku juga curiga pada Marcel. Karena dia mempunyai background bukan dari keluarga kaya raya. Tapi tiba-tiba dia bisa menjadi konglomerat hanya dalam waktu 3 tahun saja!" ujar Nathan."Apa profesi Marcel sebelum ia menjadi kaya, seperti ini?" tanya Najwa."Yang aku tahu dulu ia bekerja sebagai karyawan biasa, di sebuah buah dealer motor," Mendengar riwayat pekerjaan Marcel membuat Najwa tak heran, jika gosip itu memang benar tidak mungkin dia tiba-tiba kaya dan mempunyai uang milyaran. Mungkin ratusan miliar. "Apa yang akan kita lakukan dengan video ini mas, tidak bisa melaporkannya ke polisi?" tanya Najwa."Bisa, tapi jangan sampai identitas kita se

  • Grup WA Keluarga Suamiku   Kecurigaan

    season 2 Kecurigaan Pada MarcellMarcel dan Delia jadi membeli penthouses seharga 6 miliar, dan pastinya Delia tak lupa pamer dia memfoto penthouses itu.Delia juga memposting foto itu di berbagai sosial media, komentar netizen pun semakin liar. Mereka beberapa juga geram pada Delia seakan tidak peduli dengan gosip yang menerpa, dia justru semakin pamer di media sosial. Apalagi penthouses itu harganya mahal, di grup WA Mama kece, juga semakin ramai karena postingan Delia. Mereka semua mengucapkan selamat.[Kapan kita diajak ke sana?] seperti biasa Monica selalu antusias dengan harta milik Delia. Dia seakan ingin akrab dengan Delia. Anggota lain pun antusias ingin diajak ke sana.[Minggu depan aku akan mengadakan makan malam, dan mengundang kalian semua. Juga ada beberapa rekan bisnis suamiku.] balas Delia. [Pasti acaranya sangat formal, kita harus tampil maksimal.] balas Bu Vivi beliau adalah usianya yang paling tua di anggota grup itu, semua orang menghormati Bu Vivi ia seperti

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status