Semua Bab Grup WA Keluarga Suamiku: Bab 1 - Bab 10
76 Bab
Grup WA
Bab 1Grup WA Keluarga Suamiku[Istrimu itu kapan kirim Ibu duit?] pesan dari Ibu mertuaku.[Nanti ya Bu, aku minta pada Najwa] balas Mas Beni.[Kak, aku juga mau belanja ke Mall. Mintain 2 juta ya!] pesan dari Sania adik Mas Beni.Ternyata di grup keluarga, ini yang mereka bahas. Untung saja Kak Marwah, Kakak sulung Mas Beni peduli padaku. Ia menscreenshot semua percakapan ini dan mengirimnya padaku. Sebuah pesan masuk lagi. Kini Ibu mengirim foto wanita cantik, menggunakan hijab putih dan gamis berwarna Lilac.[Ben, ini namanya Ririn. Dia mau taaruf denganmu, Ibu udah cerita tentang kerjaan dan gajimu.] tulis Ibu di pesan terbaru. Ibu ternyata juga sibuk menjodohkan Mas Beni, dengan wanita lain.[MasyaAllah cantiknya...] balas Sania memuji foto wanita bernama Ririn.[Kapan kita ke rumahnya, Bu?] Mas Beni kembali membalas.[Insyaallah dua hari lagi. Kamu suka tidak?] balas Ibu.[Suka Bu, sangat elok parasnya. Cantik dan tampaknya berakhlak baik] balas Mas Deni memuji wanita itu.
Baca selengkapnya
Manis Di Depan
Bab 2Manis Didepan Tapi Busuk DibelakangPikiranku kacau karena kejadian tadi, berusaha tetap profesional saat bekerja. Kini aku kembali ke ruangan kerja, setelah makan siang. Tring..! Kembali gawaiku berbunyi. Pesan dari Kak Marwah pasti ada hal mengejutkan lagi, screenshot status WA Mas Beni. Dia memposting foto wanita berhijab putih tadi dengan caption "Bidadari dunia".[Main tenang, jangan gegabah.] pesan baru dari Kak Marwah.Aku mencoba mengehela nafas dan menghembuskan perlahan. Iya aku harus tenang, aku akan memberi pelajaran Mas Beni di waktu yang tepat. Bisa saja wanita itu menjadi juga korban Mas Beni.Mungkin saja, ia tidak tahu Mas Beni sudah menikah. Kasihan juga kan, cantik-cantik di bohongi.Kembali Kak Marwah mengirim pesan story terbaru Mas Beni, berupa rekaman layar video. Pada video itu, Mas Beni mengaji dengan suara yang lumayan merdu. Wajah tampan nya tampak sesekali melirik kamera.Jelas sekali, dia pasti sudah sekontak dengan wanita itu. Dan sekarang, sed
Baca selengkapnya
Pesan Delia
Bab 3Pesan Delia"Gak ada, Mbak!" ucapku lantang tanpa berbasa-basi."Masa gak ada sih, cuma lima ratus ribu. Kamu itu kaya tapi pelitnya!" cerca Mbak Husna padaku sambil menatapku menandakan ketidak sukaannya pada penolakanku barusan. Biasanya mereka memang datang padaku saat butuh uang, dan aku selalu memberi pinjaman. Tapi sekarang setelah tahu kebusukannya, jangan harap aku berbaik hati."Tega sekali pada keponakan sendiri!" ujarnya menatap tajam."Boleh aku ke rumah, Mbak?" tanyaku."Untuk apa!" ketusnya."Mau lihat keadaan Airin. Katanya sakit, nanti aku bantu bawa ke klinik untuk periksa," jawabku. "Enggak usah, sama aja kamu gak percaya sama, Mbak!" Kemudian Mbak Husna berlalu pergi sambil ngedumel. "Tidak punya hati, pantas suaminya gak betah!" ucapannya yang masih bisa ku dengar.Pasti dia berbohong dengan alasan Airin sakit. Apalagi suaminya Mbak Husna itu kan sekarang pengangguran, karena kena PHK saat pengurangan karyawan. Aku kembali masuk kedalam rumah. Terdengar s
Baca selengkapnya
Nafkah Dari Beni
Bab 4 "Najwa..!" terdengar seperti suara teriakan Ibu mertuaku menggema di dalam rumah. Aku yang baru saja usai menata kembali barang yang di curi Mbak Husna ke dalam kulkas. Ibu dan Mbak Husana muncul masuk ke dapur. "Eh Najwa! Kenapa kamu mencuri di rumahku!" cecar Mbak Husna berkacak pinggang."Apa maksud Mbak!" sahutku berdiri dan balas menatapnya tak takut sama sekali dengan ipar munafik seperti dia. Mbak Husna berjalan menuju kulkas milikku dan membuka nya. "Benar kan Bu, di ambil oleh Najwa!" tunjuk Mbak Husna dan ingin kembali mengambil kembali.Aku mendekat dengan cepat menutup pintu kulkas."Sadar diri dong Mbak! Kamu yang mencuri, isi kulkasku." ujarku dengan dada yang bergemuruh menahan emosi. Sungguh tidak tahu diri."Beni yang memberikannya padaku dan sudah ku ambil, sekarang menjadi hakku! Lagian yang belanja pakai uang Beni bukan kamu!" jawab Mbak Husna bagiku sangat lancang."Mas Beni tak pernah sepersen pun mengeluarkan uang untuk membeli kebutuhan ini. Jadi se
Baca selengkapnya
Kau Membuat Aku Terluka, Akan Kubalas
Bab 5Terkirim, aku mengedarkan pandangan kemudian membuka pintu kamar. Masih gelap mungkin Ibu dan Sania belum berhasil atau takut menaikkan saklar. "Aku takut Mas, gak bisa caranya!" terdengar suara Sania sedang berbicara dengan Mas Beni. Mereka baru saja kembali masuk ke dalam rumah. Aku kembali meletakkan ponsel itu di atas meja, dengan posisi semula. Kembali mengambil posisi sembunyi, sembari menikmati raut wajah mereka. Terutama Mas Beni, bagaimana ya jika dia tahu uang seratus juta berhasil masuk ke dalam rekeningku. "Mas, aku belum jadi transfer loh tadi. Mas aja deh yang transferin!" ucap Sania.Mas Beni mengambil ponsel. Drrrt... Ponselku bergetar ternyata ada pesan masuk dari Kak Marwah. Ternyata screenshot chat dari WhatsApp Grup keluarga mereka.[Om Beni, jangan lupa bagian Airin ya besok untuk beli tas sekolah baru. Cukup 5 juta aja!] pesan dari Mbak Husna. Emang gak tahu malu ini orang, di WhatsApp masih ngemis duit pada suamiku. Tahu aja, dia sedang dapat bonus kat
Baca selengkapnya
Memori Masa Lalu
Bab 6 Memori Masa LaluPoV Najwa NatasiyaMas Beni kembali, aku memasukkan ponsel ke dalam saku piyama yang kukenakan. Setelah tadi ku pasti kan menyimpan video rekaman itu."Najwa, kita ke kamar," ajak Mas Beni.Aku menuruti ucapannya. Kami berdua masuk ke dalam kamar, ia memintaku untuk duduk di tepian ranjang. Mas Beni menepuk tempat di sebelahnya, agar aku duduk.Aku mengikuti kemauan Mas Beni dan menatap ke depan. Rasanya enggan, untuk menoleh padanya. "Najwa, Mas mohon banget! Tolong kamu kembalikan uang itu, karena uang itu mau Mas pakai modal untuk-" "Untuk kawin lagi!" selaku. Mas Beni belum mengetahui jika aku sudah tahu semua rencananya, dan berniat menikah lagi."Apa yang kamu katakan sih, Najwa!" tukas Mas Beni menatapku suaranya menjadi kesal."Terus, untuk modal apa?" tanyaku masih pura-pura belum tahu rencana Mas Beni. Rahang Mas Beni mengeras, dan menaikan sebelah alisnya. "Untuk modal usaha, jangan banyak tanya. Kamu juga akan tahu," ujar Mas Beni."Aku tidak mau
Baca selengkapnya
Kembali Bertemu
Kembali BertemuAku tiba di rumah, sepertinya ada seseorang. Apa Mas Beni? Pintu kamar terbuka sedikit, di saat aku membukanya ada Mbak Husna dan Sania sedang membuka lemari pakaianku dan beberapa pakaian sudah mereka keluarkan, berserak di atas kasur. "Sedang apa kalian!" suaraku sukses membuat Mbak Husna dan Sania kaget dan menoleh padaku. "Kami cuman-" Sania seperti gugup.Aku merebut gamis yang di pegang Mbak Husna. Dan juga merebut dari Sania. Mereka seperti nya sedang menjajah lemari pakaianku, karena gamisku banyak dan bagus. "Kita cuma pinjam untuk acara nanti malam!" ujar Mbak Husna kemudian ia menjadi salah tingkah dan menutup mulutnya menggunakan telapak, tangan."Memangnya ada acara apa nanti malam?" tanyaku.Sania menatap tajam kearah Mbak Husna seperti memberi isyarat untuk diam."Mau kondangan!" ucap Sania padaku."Apa kalian tidak mempunyai gamis yang bagus, sehingga mencuri gamisku seperti ini!" cercaku pada mereka."Kita juga gak sudi pakai gamismu ini!" tunjuk Mb
Baca selengkapnya
Kejutan Mas
Kejutan MasAku mengedarkan pandangan ke sekitar, tidak ada orang yang mengawasi kami. Sopir yang tadi bersama nenek juga telah masuk duluan, jika pun hanya rekaman CCTV pasti tidak terlalu jelas.Aku mengajak nenek ke tempat yang minim pencahayaan. Ternyata hak ku masih dipertahankan oleh nenek, sedangkan tante Ratu dan om Firman hanya mengelolanya saja."Untuk sekarang lebih baik kita sabar dulu, Nenek jangan bilang ya jika sudah bertemu aku kembali. jika Tante Ratu dan Om Firman tahu aku di sekitar mereka. Pasti aku akan dicelakai," ujarku. Mereka berdua tak segan menyingkirkanku. "Yang penting kita ke notaris dulu, kamu harus menandatangani semua warisan yang telah diberikan oleh orang tuamu dan sah menjadi milikmu," ucap Nenek. Ya, di situ tertulis jika aku berusia 21 tahun maka warisan akan sepenuh menjadi milikku. Sedangkan usiaku sekaranv sudah, 25 tahun."Dua hari lagi kita bertemu. Nenek ada ponsel kan, aku akan memberikan nomorku untuk kita berkomunikasi." Nenek mengeluark
Baca selengkapnya
Hinaan Delia
Hinaan DeliaPonselku berdering lagi masih Mas Beni yang menelpon, juga ada beberapa notif pesan masuk dari mereka yang penasaran dengan apa yang terjadi padaku.Wajar sih mereka mempertanyakan apa yang sedang terjadi di antara kita, karena aku memposting video itu di sosial media milikku dan kini sudah viral. Kelakuan Ibu mertuaku dan Mas Beni yang menyiksa diriku, membuat netizen geram dan menghujat mereka di kolom komentar. Mungkin video itu juga sudah sampai di lingkup kantor mas Beni, hingga ke atasannya yang membuat dirinya dipecat. Apa yang mereka lakukan memang telah diluar batas, apalagi Ibu yang sempat menamparku. Jelas itu adalah kekerasan.Ponsel ku matikan. Biarkan saja mas Beni kalang kabut dengan kejadian ini. Dia tengah panik, aku yakin itu. Kenaikan jabatan gagal Mas."Najwa, apa yang terjadi itu benar?" Amelia masuk ke ruangan pantry, aku sedang membuat kopi."Ya, itulah yang terjadi," jawabku. "Sabar ya Najwa," ujar Amelia.Aku menyeduh kopi yang sedang kubuat tad
Baca selengkapnya
Kamu Terlambat Ratu
PoV NajwaAku men*mpar pipi Delia karena ucapannya barusan sangat menyakitkan, setelah itu aku pergi meninggalkannya. Pasti ia geram karena tidak sempat membalasku.~~~~Sebelum tidur, aku menyempatkan mengirim pesan pada Nenek. Aku mengajaknya besok untuk pergi ke notaris. Besok pagi aku harus melakukan ini dengan cepat, sebelum diketahui oleh Tante Ratu. Mumpung dia tidak curiga dengan kehadiranku lagi, akan kubalas kesombongan Delia. Membalas semua perlakuan mereka. Aku menunggu nenek di dekat Jalan yang sudah kami janjikan, dengan menggunakan taksi nenek menyusulku."Najwa, cepatlah kita ke rumah Oktavian, Nenek sudah tidak sabar!" ujar Nenek. "Tidak sabar apa, Nek? tanyaku.Nenek yang baru saja masuk ke dalam mobilku, berucap antusias. "Tidak sabar untuk kamu segera mengambil harta orang tuamu, dan menyingkirkan mereka manusia jah*t! Nenek sudah tidak tahan lagi dengan perbuatan mereka yang dzolim!" papar Nenek."Tentu, aku juga tidak tahan dengan mereka kita basmi mereka, sek
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
DMCA.com Protection Status