Share

Bagian 32

Degh!

Mataku menangkap sebentuk cincin kawin sederhana melingkar di jari manis Icha. Dengan kasar kuraih tangannya. "Cincin kawin?" hanya itu yang bisa keluar dari mulutku. Aku menatapnya tajam menunggu jawaban. Aku sangat berharap ia menjawab itu hanya cincin biasa.

"Haidar melamarku."

Seketika langitku runtuh. Aku seolah digulung awan hitam menuju dasar bumi. Dihempaskan tanpa ampun. Berkali-kali gerahamku mengerat kuat untuk menekan rasa sakit yang berdenyut di dada kiriku. Kutarik napas dalam, berusaha menetralkan aliran darah yang berdesakan menuju jantung. Hentakan katubnya yang berdentum terdengar jelas di telingaku.

Air mataku sudah berkumpul di sudut mataku, sedikit lagi mereka siap membobol pertahananku. Aku laki-laki yang tidak boleh menangis, sesakit apapun!

Kini segala rasa bercampur aduk menyesakkan dada. Rasa marah pada kebodohan di masa laluku. Terselip pula rasa marah pada Umi yang karena sikapnya menyebabkan Icha pergi meninggalkanku. Kenan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status